Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Pembahasan

BAB II. PEMBAHASAN

A. Makna kedaulatan rakyat

B. Sikap positif terhadap kedaulatan

C. Kedaulatan rakyat dalam konteks Negara hukum

D. Upaya perwujudan cita-cita dan nasional berdasarkan pancasila serta


Kedaulatan rakyat

dalam konteks Negara hukum

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mengenai kekuasaan tertinggi dalam penyelenggaran negara, Istilah
kedaulatan sendiri

seringkali dijumpai atau ditemukan dalam berbagai macam pengertian, dan


masing-masing

memiliki perbedaan yang prinsipil. Misalnya pengertian kedaulatan apabila


dimaknai dalam

perspektif hukum Internasional lebih sering dipandang dalam konteks


hubungan ekstern atau

hubungan antar negara, sedangkan dalam perspektif hukum Tata Negara,


pengertian dipandang

dalam konteks hubungan intern yaitu hubungan negara ke dalam.


Kedaulatan juga dipandang

sebagai konsep mengenai kekuasan tertinggi dalam penyelenggaraan negara.


Pemaknaan

kedaulatan seperti ini merupakan arti yang bersifat teknis ilmiah yaitu
dengan

mengidentikkannya dengan penyelanggaraan kegiatan bernegara. Ketika


membicarakan

mengenai kedaulatan dalam konteks penyelenggaraan negara maka


muncullah suatu pertanyaan

yaitu apa dan siapa yang memegang kekuasaan tertinggi dan membuat
keputusan akhir dalam

kegiatan kenegaraan atau dalam bentuk pertanyaan darimanakah kedaulatan


itu berasal atau

bersumber sehingga padanya melekat kekuasaan tertinggi tersebut. Dalam


kajian ilmu hukum
dan ilmu politik dikenal adanya lima teori kedaulatan, yaitu teori kedaulatan
Tuhan, teori

kedaulatan Raja, teori kedaulatan Rakyat, teori kedaulatan Negara, dan teori
kedaulatan Hukum.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Makna kedaulatan rakyat?

2. Bagaimanakah Sikap positif terhadap kedaulatan?

3. Bagaimanakah Kedaulatan rakyat dalam konteks Negara hukum?

4. Bagaimanakah Upaya perwujudan cita-cita dan nasional berdasarkan


pancasila serta

Kedaulatan rakyat dalam konteks Negara hukum?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk Mengetahui Makna kedaulatan rakyat

2. Untuk Mengetahui Sikap positif terhadap kedaulatan

3. Untuk Mengetahui Kedaulatan rakyat dalam konteks Negara hukum

4. Untuk Mengetahui Upaya perwujudan cita-cita dan nasional berdasarkan


pancasila serta

Kedaulatan rakyat dalam konteks Negara hukum

BAB II

PEMBAHASAN

A. Makna Kedaulatan Rakyat


Kedaulatan sangat terkait dengan keberadaan suatu negara. Kedaulatan
adalah kekuasaan
yang tertinggi dalam suatu negara. Kedaulatan merupakan salah satu syarat
berdirinya suatu

negara. Sebagaimana sudah disinggung di muka, kedaulatan rakyat berarti


kekuasaan rakyat.

Maksudnya, kekuasaan atas sesuatu berada di tangan rakyat. Dalam konteks


ini, kekuasaan atas

sesuatu merujuk pada kekuasaan atas negara. Dengan begitu, yang dimaksud
adalah kekuasaan

atas negara berada di tangan rakyat. Kedaulatan rakyat mengandung


konsekuensi bahwa rakyat

merupakan pihak pemegang kekuasaan tertinggi dalam kehidupan


bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara. Sistem yang kita kenal sebagai demokrasi tidak lain dijiwai
oleh kedaulatan

rakyat. Seperti sudah dibahas pada Bab IV, demokrasi hakikatnya


merupakan pemerintahan dari

rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Pelaksanaan kedaulatan rakyat dapat
dilakukan melalui

demokrasi langsung dan demokrasi tidak langsung. Kedaulatan rakyat di


Indonesia didasarkan

pada sumber-sumber hukum berikut ini:

a. Pancasila sila keempat.

b. Pembukaan UUD 1945 alinea keempat, dan

c. UUD 1945 Pasal 1 Ayat (2).

Kedaulatan disyaratkan harus memiliki empat sifat. Jika salah satu dari
keempat sifat tersebut
hilang, maka kedaulatan itu menjadi kurang bermakna. Keempat sifat
kedaulatan tersebut adalah

permanen, asli, bulat, dan tidak terbatas.

a. Permanen (tetap) mengandung pengertian kedaulatan itu tetap ada selama


negara itu

berdiri. Kedaulatan suatu negara akan hilang jika negaranya telah bubar.

b. Asli, memiliki makna bahwa kedaulatan itu tidak berasal dari kekuasaan
lain yang

lebih tinggi.

c. Bulat, mengandung pengertian bahwa kedaulatan itu tidak dapat dibagi-


bagi lagi.

Kedaulatan itu hanya satu-satunya sebagai kekuasaan yang tertinggi.

d. Tidak terbatas, mengandung makna bahwa kedaulatan itu tidak ada yang
membatasi.

Jika terbatas, maka sifat tertinggi itu akan hilang.

B. Sikap Positif terhadap Kedaulatan Rakyat


1. Keanggotaan MPR yang terdiri atas DPR dan DPD, semuanya dipilih
secara langsung oleh

rakyat dalam pemilihan umum.

2. Undang-Undang No. 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik memberikan


kesempatan kepada

warga negara untuk memberikan apresiasi yang bebas untuk menentukan


aspirasi politiknya.

Dengan UU tersebut pula memungkinkan berdirinya partai politik secara


bebas.
3. UU No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum memberikan jaminan
kepada warga

negara untuk menyampaikan aspirasi politiknya dengan langsung, umum,


bebas, rahasia,

jujur dan adil.

4. Keanggotaan DPR dan DPRD dipilih secara langsung oleh rakyat, dan
peranan DPR dan

DPRD semakin dioptimalkan.

5. Presiden dan wakil presiden untuk pertama kalinya dipilih langsung oleh
rakyat merupakan

wujud kedaulatan rakyat secara penuh.

6. Menghindari sikap angkuh, mau menang sendiri, mementingkan diri dan


kelompok, adu

kekuatan, keras kepala, ekstrem, dan meremehkan orang lain/kelompok.


Contohnya, siapa

pun yang terpilih sebagai ketua kelas, harus kamu terima dengan lapang
dada karena

keputusan tersebut adalah hasil dari musyawarah kelas.

7. Membina dan membiasakan sikap perilaku demokratis, ke keluargaan,


musyawarah, saling

mengalah, toleransi, dan tenggang rasa. Contohnya, membiasakan diri untuk


selalu

membantu sesama.

8. Menggunakan hak pilih dan dipilih dalam pelaksanaan Pemilu.


Contohnya, ikut terlibat

langsung dalam pelaksanaan Pemilu.


9. Menjunjung dan menghormati hukum dan pemerintahan Republik
Indonesia. Contohnya

patuh terhadap kebijakan pemerintah yang tidak bertentangan dengan


kepentingan rakyat.

10. Menumbuhkan semangat nasionalisme, patriotisme, bela negara, dan


menghormati

kebebasan beragama. Contohnya, ikut terlibat dalam kegiatan yang dapat


menumbuhkan

semangat patriotisme, seperti upacara bendera dan pramuka.

C. Kedaulatan Rakyat dalam Konteks Negara Hukum

Penegasan kedaulatan rakyat dalam konteks negara hukum Indonesia


termaktub dalam Pasal

1 Ayat (2) dan (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, yang

berbunyi sebagai berikut: Kedaulatan berada di tangan rakyat dan


dilaksanakan menurut

Undang-Undang Dasar, Ayat (2) dan Negara Indonesia adalah negara


hukum, Ayat (3).

Dengan demikian, kedaulatan berada di tangan rakyat dan segala sikap


tindakan yang

dilakukan ataupun diputuskan oleh alat negara dan masyarakat haruslah


didasarkan pada aturan

hukum.

Dalam konteks negara hukum, kedaulatan rakyat Indonesia didelegasikan


melalui peran

lembaga perwakilan yang ada dalam hal ini adalah alat kelembagaan negara
dengan
menggunakan sistem perimbangan kekuasaan check and balances
antarbadan legislatif,

eksekutif, dan yudikatif. Khusus untuk kekuasaan membuat undang-undang


masih terdapat kerja

sama antara badan eksekutif dan legislatif. Adapun, bentuk pemisahan


kekuasaan dengan

menggunakan sistem perimbangan, dibagikan kepada alat-alat kelengkapan


negara yang terdiri

atas MPR, DPR dan DPD, Presiden, MA dan MK, serta BPK. MPR
memiliki kekuasaan untuk

menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. DPR dan

DPD memiliki

kekuasaan untuk membentuk undang-undang. Presiden memiliki

kekuasaan untuk menjalankan

undang-undang. MA dan MK memiliki kekuasaan dalam bidang peradilan.


BPK memiliki

kekuasaan dalam bidang pengawasan keuangan.

Dalam prinsip kesamaan dihadapan hukum equality before the law


perwujudan kedaulatan

rakyat diimplementasikan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945

Pasal 27Ayat (1) yang menyatakan Segala warga negara bersamaan


kedudukannya di dalam

hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan


itu dengan tidak ada

kecualinya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Negara Republik


Indonesia menjamin
adanya kesamaan dihadapan hukum dan pemerintahan terhadap warga
negara. Keberadaan

warga negara haruslah mendukung keberadaan hukum di Negara Republik


Indonesia serta

pemerintahan yang sedang menjalankan hukum tersebut.

Selain itu, pengawasan oleh badan yudikatif dilakukan dalam rangka


memberikan

perlindungan hukum bagi warga negara terhadap sikap dan tindakan


pemerintah yang melanggar

hak asasi manusia. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam rangka
mewujudkan kedaulatan

rakyat tersebut, di antaranya adalah sebagai berikut.

1.

Efektivitas dan efisiensi peran lembaga-lembaga perwakilan rakyat.

2.

Pelaksanaan prinsip kesamaan di dalam hukum dan pemerintahan equality


before the law bagi

seluruh warga negara Indonesia.

3.

Adanya jaminan negara terhadap perlindungan HAM bagi warga negara


Indonesia.

4.

Adanya supremasi hukum dalam penyelenggraan kedaulatan rakyat.

5.
Penyelenggaran pemerintah sebagai amanat kedaulatan rakyat berdasarkan
Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan peraturan hukum yang
berlaku.

6.

Penyelenggaran proses peradilan administrasi yang bebas dan mandiri.

7.

Penyelenggaran Pemilu sebagai perwujudan demokrasi diselenggarakan


secara Luber

(Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia) dan Jurdil (Jujur dan Adil).

E. Upaya perwujudan cita-cita dan tujuan nasional berdasarkan pancasila


serta

berkedaulatan rakyat dalam konteks Negara hukum

Dalam rangka perwujudan cita-cita dan tujuan nasional tersebut, beberapa


upaya yang dapat

dilakukan negara, di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Memberikan kepastian dan perlidungan hukum terhadap semua warga


negara tanpa

diskriminatif.

b. Menyediakan fasilitas umum yang memadai yang berdampak pada


kesejahteraan

masyarakat.

c. Menyediakan sarana pendidikan yang memadai dan merata di seluruh


tanah air.
d. Memberikan biaya pendidikan gratis terhadap seluruh jenjang pendidikan
bagi seluruh

warga negara.

e. Menyediakan infrastruktur serta sarana transportasi yang memadai dan


menunjang

tingkat perekonomian rakyat.

f. Menyediakan lapangan kerja yang dapat menyerap jumlah angkatan kerja


dalam rangka

penghidupan yang layak bagi seluruh warga negara.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara ontologis, kekuasaan itu adalah kemampuan seseorang untuk
memaksakan

kehendaknya atas pihak lain. Dalam konteks negara hukum, sumber dan
batas-batas kekuasaan

ditentukan oleh hukum dan harus dipergunakan dalam koridor hukum. Dari
epistemologis,

supaya terhindar dari penumpukan kekuasaan yang dapat mengarah pada


tindakan

penyalahgunaan kekuasaan, maka dalam konsep negara hukum juga


disyaratkan adanya

pemisahan atau pembagian kekuasaan. Sedangkan secara aksiologis,


kekuasaan yang bersifat

menentukan tidak semata-mata karena diperoleh dengan cara menundukkan


pihak yang lemah
melalui kekuatan fisik, melainkan terletak dalam kekuasaan terhadap suara
hati nurani manusia.

Penegasan kedaulatan rakyat dalam konteks negara hukum Indonesia


termaktub dalam Pasal

1 Ayat (2) dan (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, yang berbunyi

sebagai berikut: Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan


menurut Undang-Undang

Dasar, Ayat (2) dan Negara Indonesia adalah negara hukum, Ayat (3).

Dengan demikian, kedaulatan berada di tangan rakyat dan segala sikap


tindakan yang

dilakukan ataupun diputuskan oleh alat negara dan masyarakat haruslah


didasarkan pada aturan

hukum. Dalam konteks negara hukum, kedaulatan rakyat Indonesia


didelegasikan melalui peran

lembaga perwakilan yang ada dalam hal ini adalah alat kelembagaan negara
dengan

menggunakan sistem perimbangan kekuasaan check and balances antar


badan legislatif,

eksekutif, dan yudikatif. Khusus untuk kekuasaan membuat undang-undang


masih terdapat kerja

sama antara badan eksekutif dan legislatif.

B. Kritik dan Saran


Itulah hasil pembahasan materi yang dapat kami tulis. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa

dalam makalah kami terdapat banyak kekurangan baik dari segi penulisan
dan materi. Kami
mengharapkan masukan dari pembaca agar kedepannya bisa menjadi lebih
baik lagi.

Sekian dari kami, kurang dan lebihnya mohon dimaafkan.

Wabillahi taufik wal hidayah, wassalamualaikum wr. wb.

Tugas PPKN
KEDAULATAN RAKYAT DALAM KONTEKS
NEGARA HUKUM

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

Andivira Anisa Putri


Dillah Rezki Adiani

Irta Irawati

Meisya Dwi Aulia

Risky Rahim

Anda mungkin juga menyukai