Anda di halaman 1dari 1

APPRAISING THE LITERATURE ON BATHING PRACTICES AND CATHETER-

ASSOCIATED URINARY TRACT INFECTION

Latar Belakang
Setiap hari risiko infeksi terkait adanya pemasangan kateter meningkat 3 hingga 5%, dan
setiap kejadian ISK terkait kateter dapat memperlama masa rawat pasien. Komplikasi ISk terkait
dengan kateter termasuk diantaranya adalah ketidaknyamanan, cystitis, pyelonefritis dan
prostatitis. Hampir 13.000 angka kematian terjadi sebagai dampak langsung dari komplikasi
terkait ISK pada kateter pasien. Oleh karena itu, sesuai dengan NPSG nomor 7 yakni
mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, yang kemudian secara lebih spesifik
yaitu penggunaan pedoman yang telah terbukti untuk mencegah infeksi saluran kemih (ISK)
yang disebabkan oleh kateter, harus dilakukan tindakan pencegahan yang sesuai terutama pada
saat melakukan praktik kebersihan pada pasien seperti memandikan.

Objektif
Tujuan dari review ini adalah untuk mengevaluasi bukti-bukti terkait praktik
memandikan dan membersihkan pasien di pelayanan kesehatan serta dampaknya terhadap
pencegahan infeksi saluran kemih (ISK) terkait dengan pamasangan kateter.

Metode
Pencarian literatur menggunakan berbagai database yang kemudian dihubungkan untuk
menemukan artikel-artikel penelitian mengenai praktik memandikan dan membersihkan serta
pencegahan ISk terkait dengan kateter yang dipublikasikan diantara tahun 2000 dan 2014. Dari
pencarian awal ditemukan sebanyak 1926 artikel, yang kemudian 22 artikel terpilih untuk
dievaluasi pada review literatur ini.

Hasil
Beberapa studi mengungkapkan bahwa kontaminasi bakteri pada baskom mandi
merupakan penyebab paling umum dari terjadinya ISK dan pada akhirnya direkomendasikan
agar baskom mandi ini diganti dengan lap mandi saja. Mengelap dengan menggunakan
Chlorhexidine glukonat (CHG) sebagai antiseptik yang kemudian dicampurkan kedalam air
mandi memang tidak terbukti menurunkan insidensi kejadian ISK terkait kateter, namun hasilnya
terlihat pada kepuasan perawat yang lebih tinggi dan waktu yang diperlukan menjadi lebih
sedikit jika dibandingkan dengan menggunakan baskom mandi. Kemudian pada teknik
memandikan dengan lap sederhana, dimana teknik ini menggunakan lap sekali pakai yang
mengandung air murni, aloe dan vitamin E, jenis lap ini memang memiliki efek bakterisida yang
lebih rendah dibanding dengan lap yang menggunakan CHG namun lap jenis ini mengeliminasi
penggunaan baskom mandi serta kontaminasi bakteri yang dapat terjadi dari penggunaannya.
Penggunaan lap mandi sederhana ini juga terbukti menurunkan angka insidensi ISK terkait
pemasangan kateter pada pasien, Kesimpulannya, praktik memandikan dengan menggunakan
teknik lap sederhana berdampak pada turunnya insidensi kejadian ISK terkait kateter,
mengurangi waktu yang diperlukan untuk tindakan serta lebih menghemat biaya jika
dibandingkan dengan pratik memandikan dengan menggunakan baskom mandi dan CHG.

Anda mungkin juga menyukai