PENDAHULUAN
B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kinerja
Kinerja berasal dari pengertian Performance. Kinerja mempunyai makna yang lebih
luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan
berlangsung.
Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan
strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi pada ekonomi
(Armstrong dan Baron, 1998 :15). Dengan demikian, kinerja adalah tentang
melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah
tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja
dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi
yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak memperhatikan kecuali
sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak
mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga perusahaan / instansi
menghadapi krisis yang serius. Kesan kesan buruk organisasi yang mendalam
berakibat dan mengabaikan tanda tanda peringatan adanya kinerja yang merosot.
Batasan Kinerja :
Banyak terminologi kinerja. Dalam buku- buku teks istilah kinerja lebih
banyak menunjuk pada konteks manajemen personalia. Meskipun akhir-akhir ini
makin meluas pada bidang lain seperti hukum, sosial, politik dan pemerintahan.
Namun pembahasan hal-hal yang terakhir itu, pada akhirnya bermuara pada manusia
yang menjalankannya.Pengertian kinerja karyawan menunjuk pada kemampuan
karyawan dalam melaksanakan keseluruhan tugas-tugas yang menjadi
tanggungjawabnya. Tugas-tugas tersebut biasanya berdasarkan indikator-indikator
keberhasilan yang sudah ditetapkan. Sebagai hasilnya akan diketahui bahwa
seseorang karyawan masuk dalam tingkatan kinerja tertentu. Tingkatannya dapat
bermacam istilah. Kinerja karyawan dapat dikelompokkan ke dalam: tingkatan
kinerja tinggi, menengah atau rendah. Dapat juga dikelompokkan melampaui target,
sesuai target atau di bawah target. Berangkat dari hal-hal tersebut, kinerja dimaknai
sebagai keseluruhan unjuk kerja dari seorang karyawan.
Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada
pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan
dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak
positif dan negative dari suatu kebijakan operasional. Mink (1993 : 76)
mengemukakan pendapatnya bahwa individu yang memiliki kinerja yang tinggi
memiliki beberapa karakteristik, yaitu diantaranya: (a) berorientasi pada prestasi, (b)
memiliki percaya diri, (c) berperngendalian diri, (d) kompetensi.
Ada beberapa unsur yang dapat kita lihat dari kinerja seorang karyawan. Seorang
karyawan dapat dikelompokkan ke dalam tingkatan kinerja tertentu dengan melihat
aspek-aspeknya, seperti: tingkat efektivitas, efisiensi, keamanan dan kepuasan
pelanggan/fihak yang dilayani.
Mengingat fungsi ideal dari pelaksanaan tugas karyawan dalam unit kerja adalah
fungsi pelayanan, maka unsur penting dalam penilaian kinerja karyawan adalah
kepuasan pelanggan/fihak yang dilayani. Mengukur kepuasan pelanggan, merupakan
persoalan yang cukup pelik. Sehingga tidak jarang, unsur ini sering kali diabaikan
dan jarang dilakukan. Disebut pelik, karena pengukuran kepuasan pelanggan harus
memperhatikan validitas pengukuran, sehingga harus memperhatikan metode dan
instrumen yang tepat. Dalam pelaksanaan pekerjaan yang bersifat profit-oriented,
kepuasan pelanggan seringkali dihubungkan dengan tingkat keuntungan finansial
yang diperoleh. Dalam pelaksanaan pekerjaan yang social-oriented, kepuasan
pelanggan banyak dihubungkan dengan tingkat kunjungan ulang pelanggan.
Meskipun kenyataanya tidak selalu demikian, karena pelayanan yang sifatnya
monopolistik dapat meningkatkan keterpaksaan pelanggan untuk datang dan minta
dilayani. Mereka tidak memiliki pilihan.
Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja merupakan kegiatan lebih lanjut dari kegiatan pengukuran kinerja
dan pengembangan indikator kinerja; oleh karena itu dalam melakukan evaluasi
kinerja harus berpedoman pada ukuran-ukuran dan indikator yang telah disepakati
dan ditetapkan. Evaluasi kinerja juga merupakan suatu proses umpan balik atas
kinerja masa lalu yang berguna untuk meningkatkan produktivitas dimasa
mendatang. Sebagai suatu proses yang berkelanjutan, evaluasi kinerja menyediakan
informasi mengenai kinerja dalam hubungannya terhadap tujuan dan sasaran.
Evaluasi kinerja berfungsi untuk : (a) mengetahui tingkat keberhasilan dan kegagalan
kinerja suatu organisasi; dan (b) memberikan masukan untuk mengatasi
permasalahan yang ada. Melalui evaluasi kinerja dapat diketahui apakah pencapaian
hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan misi dapat dinilai dan
dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan datang.
Sehubungan dengan itu, kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang
untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung
jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Jika dikaitkan
dengan performance sebagai kata benda (noun) di mana salah satu entrinya adalah
hasil dari sesuatu pekerjaan (thing done), pengertian performance atau kinerja adalah
hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseoarng atau kelompok orang dalam suatu
perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam
upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak
bertentangan dengan moral atau etika.
Kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri, tapi berhubungan dengan
kepuasan kerja dan tingkat imbalan, dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan dan
sifat-sifat individu. Oleh karena itu, menurut model partner-lawyer (Donnelly,
Gibson and Invancevich: 1994), kinerja individu pada dasarnya dipengaruhi oleh
faktor-faktor; (a) harapan mengenai imbalan; (b) dorongan; (c) kemampuan;
kebutuhan dan sifat; (d) persepsi terhadap tugas; (e) imbalan internal dan eksternal;
(f) persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja. Dengan demikian, kinerja
pada dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu: (1) kemampuan, (2) keinginan dan (3)
lingkungan.
Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang berinteraksi dan
mengoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu. Definisi ini memiliki tiga
komponen. Pertama, dibutuhkan dua orang atau lebih. Kedua, orang orang dalam
sebuah tim memiliki interaksi regular. Ketiga, orang orang dalam sebuah tim
memiliki tujuan kinerja yang sama.
KELOMPOK TIM
Tujuan kelompok dan organisasi sama Visi atau tujuan khusus tim
Hasil kerja individual
Hasil kerja kolektif
Mengadakan pertemuan pertemuan
efisien Pertemuan pertemuan mendorong
diskusi terbuka
Efektifitas secara tidak langsung diukur
oleh pengaruh bisnis Efektifitas secara langsung diukur
dengan menilai kerja kolektif
mendiskusikan, memutuskan,
mendelegasikan pekerjaan untuk para mendiskusikan, memutuskan, berbagi
individu pekerjaan
a. Tim Formal
Tim formal diciptakan oleh organisasi sebagai bagian dari struktur formal organisasi.
Dua jenis tim formal yang paling umum adalah tim vertikal dan tim horizontal.
b. Tim Vertikal
Tim vertikal terdiri dari seorang manajer dan para bawahannya dalam rantai komando
formal. Terkadang tim ini disebut tim fungsional atau tim komando. Setiap tim
diciptakan oleh organisasi untuk mencapai tujuan tujuan tertentu lewat aktifitas dan
interaksi bersama para anggota.
c. Tim Horizontal
Tim horizontal terdiri atas karyawan karyawan dari tingkat hierarkis yang hamper
sama, tetapi dari bidang keahlian yang berbeda. Dua jenis tim horizontal yang paling
umum adalah angkatan tugas dan komite.
Tim dengan tujuan khusus adalah tim yang diciptakan diluar organisasi formal untuk
mengerjakan proyek kepentingan atau kreatifitas khusus. Tim dengan tujuan khusus
masih merupakan bagian dari organisasi formal dan memiliki struktur laporannya
sendiri.
Tim yang dibentuk dalam satu departemen yang sama dan anggotanya adalah
karyawan untuk mendiskusikan cara-cara peningkatan kualitas, efisiensi dll.
Tim pemecahan masalah biasanya terdiri atas 5 sampai 12 karyawan per jam dari
departemen yang sama yang dengan sukarela bertemu untuk mendiskusikan cara
cara peningkatan kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja. Tim pemecahan masalah
biasanya merupakan langkah pertama dalam langkah perusahaan menuju partisipasi
karyawan yang lebih besar. Seiring dengan bertambah dewasanya perusahaan, tim
pemecahan masalah berangsur angsur berkembang menjadi tim dengan
kepemimpinan mandiri.
Kepemimpinan mandiri biasanya terdiri dari 5 sampai 20 pekerja dengan lebih dari
satu keterampilan yang menggilir pekerjaan untuk menghasilkan produk atau layanan
yang menyeluruh atau setidaknya satu aspek menyeluruh atau bagian dari sebuah
produk atau layanan. Ide pokoknya adalah bahwa tim tim itu sendiri, dan bukan
para manajer atau supervisor, bertanggung jawab atas pekerjaan mereka, membuat
keputusan, mengawasi kinerja mereka sendiri, dan mengubah perilaku kerja mereka
seperti yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, mencapai tujuan, dan
menyusuaikan diri terhadap kondisi kondisi yang berubah.
Tim dengan kepemimpinan mandiri merupakan tim permanen yang secara khusus
meliputi elemen elemen berikut ini :
Dua jenis tim yang semakin sering digunakan adalah tim virtual/maya dan tim global
1. Tim virtual terdiri atas anggota anggota yang tersebar secara geografis dan
organisasional yang terikat terutama oleh kemajuan teknologi informasi dan
telekomunikasi. Tim virtual sering meliputi para pekerja lepas, anggota organisasi
rekanan, pelanggan, pemasok, konsultan, atau pihak pihak luar lainnya. Salah satu
keuntungan utama tim virtual adalah kemampuan untuk dengan cepat mengumpulkan
kelompok orang yang paling tepat untuk menyelesaikan proyek yang kompleks,
memecahkan masalah tertentu, atau mengekploitasi peluang strategis tertentu.
2. Tim global adalah tim kerja lintas batas yang terbentuk dari anggota anggota
dengan kebangsaan yang berbeda yang aktifitasnya menjangkau banyak Negara. Tim
global dapat dibagi dalam dua kategori yaitu tim interkultiral yang para anggotanya
berasl dari berbagai negara atau budaya yang berbeda dan bertemu dengan
berhadapan secara langsung, dan tim global virtual yang para anggotanya tinggal di
lokasi yang terpisah di seluruh penjuru dunia dan melaksanakan pekerjaan mereka
dengan bantuan teknologi elektronik.
a. Ukuran
Secara umum, ketika ukuran tim meningkat, akan lebih sulit bagi setiap anggota
untuk dapat saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Ukuran kelompok
mengusulkan hal hal berikut ini :
b. Peran Anggota
Dalam tim tim yang sukses syarat kinerja tugas dan kepuasan social dipenuhi oleh
munculnya dua jenis peran yaitu spesialis tugas dan sosioemosional.
Orang orang yang memainkan peran spesialis tugas menghabiskan waktu dan
energi untuk membantu tim meraih tujuannya. Mereka sering memperlihatkan
perilaku perilaku berikut :
Memprakarsai ide
Memberikan opini
Mencari informasi
Meringkas
Memberi semangat
Mendorong
Berpadu
Mengurangi Ketegangan
Mengikuti
Berkompromi
c. Norma Tim
Norma tim adalah standar perilaku yang sama sama dimiliki oleh para anggota tim
dan membimbing perilaku mereka. Norma bersifat informal. Norma juga tidak
tertulis, seperti halnya peraturan dan prosedur.
1. Peristiwa penting. Peristiwa penting dalam sejarah tim membangun teladan yang
penting.
2. Keunggulan. Keunggulan berarti bahwa perilaku pertama yang muncul dalam tim
sering kali menentukan teladan untuk harapan harapan tim nantinya.
4. Pernyataan yang eksplisit. Dengan pernyataan yang eksplisit, para pemimpin atau
para anggota tim dapat memprakarsai normanorma dengan mengungkapkannya
pada tim.
Pertama : ikut serta dalam kegiatan tersebut tapi tidak terlibat dalam pengambilan
keputusan,
1. Menurut Heller, et. al., 1984, partisipasi sebagai sebuah proses dimana
individu mengambil bagian dalam pengambilan keputusan dalam sebuah
institusi, program, dan lingkungan yang mempengaruhi mereka.
2. Menurut Zimmerman dan Rappaport (1988, dalam Duffy and Wong, 1996)
mendefinisikan partisipasi sebagai keterlibatan dalam aktivitas organisasi
yang mana partisipasi individu tersebut tanpa membayar guna mencapai
sebuah tujuan umum. Dasar dari mekanisme ini adalah bahwa manusia dapat,
mau, dan akan bekerjasama untuk memecahkan persoalan-persoalan bersama.
3. Menurut Hadi (1995) mendefinisikan partisipasi sebagai proses dimana
masyarakat turut serta mengambil bagian dalam pengambilan keputusan.
Masyarakat yang dimaksudkan disini adalah masyarakat yang terkena dampak
(affected people).
Pendekatan partisipatif mampu menguatkan visi, misi dan strategi sebuah organisasi.
Semua anggota organisasi harus mengetahui visi dan misi serta sepakat dengan
strategi yang akan dijalankan. Hal ini akan mewarnai kerja rutin dan meningkatkan
motivasi serta kepuasan kerja mereka. Cara terbaik untuk memastikan bahwa visi dan
misi menjadi milik bersama adalah melibatkan orang sebanyak mungkin dalam
proses perumusannya.
BAB III
Orang bisa mencapai sukses jika didukung dan mendukung orang lain. Intinya,
sukses bisa diraih melalui kerja sama tim. Siapa pun yang telah mencapai sukses pasti
menyadari hal ini. Tetapi, tentu saja tim yang dimaksud di sini bukanlah sembarang
tim, tetapi tim yang efektif. Kerjasama tim seperti kemampuan yang harus terus
diasah. Tidak ada artinya karyawan berkemampuan tinggi tetapi tidak bisa bekerja
sama dalam tim. Dua hal tersebut seperti satu paket.
Efektifitas tim kerja didasarkan pada dua hasil hasil produktif dan kepuasan pribadi.
Kepuasan berkenaan dengan kemampuan tim untuk memenuhi kebutuhan pribadi
para anggotanya dan kemudian mempertahankan keanggotaan serta komitmen
mereka. Hasil produktif berkenaan dengan kualitas dan kuantitas hasil kerja seperti
yang didefinisikan oleh tujuan tujuan tim. Faktor faktor yang mempengaruhi
efektifitas tim yaitu konteks organisasional, struktur, strategi, lingkungan budaya, dan
system penghargaan. Karakter tim yang penting adalah jenis, struktur, dan komposisi
tim. Karakteristik karakteristik tim ini mempengaruhi proses internal tim, yang
kemudian mempengaruhi hasil dan kepuasan. Para pemimpin harus memahami dan
mengatur tingkat tingkat perkembangan, kekompakan, norma norma, dan konflik
supaya dapat membangun tim yang efektif.
Jika semua anggota tim mendayung ke arah yang sama, pasti kapal yang didayung
akan lebih cepat sampai ke tempat tujuan, dari pada jika ada anggota tim yang
mendayung ke arah yang berbeda, berlawanan, ataupun tidak mendayung sama sekali
karena bingung ke arah mana harus mendayung. Jadi, pastikan bahwa tim memiliki
tujuan dan semua anggota tim Anda tahu benar tujuan yang hendak dicapai bersama,
sehingga mereka yakin ke arah mana harus mendayung.
Jika semua ingin menjadi pemimpin, maka tidak akan ada yang mendayung.
Sebaliknya, jika semua ingin menjadi pendayung, maka akan terjadi kekacauan
karena tidak ada yang memberi komando untuk kesamaan waktu dan arah
mendayung. Intinya, setiap anggota tim harus mempunyai peran dan tanggung jawab
masing-masing yang jelas. Tujuannya adalah agar mereka tahu kontribusi apa yang
bisa mereka berikan untuk menunjang tercapainya tujuan bersama yang telah
ditentukan sebelumnya.
Dalam proses meraih tujuan, harus ada komunikasi yang efektif antar-anggota tim.
Strateginya: Jangan berasumsi. Artinya, jika Anda tidak yakin semua anggota tim
tahu apa yang harus menjadi prioritas utama untuk diselesaikan, jangan berasumsi,
tanyakan langsung kepada mereka dan berikan informasi yang mereka perlukan. Jika
Anda tidak yakin bahwa tiap anggota tim tahu bagaimana melakukan ataupun
menyelesaikan suatu tugas, jangan berasumsi mereka tahu, melainkan informasikan
atau tujukanlah kepada mereka cara melakukannya. Komunikasi juga perlu dilakukan
secara periodik untuk tujuan monitoring (misalnya: sudah seberapa jauh tugas
diselesaikan) dan correcting (misalnya: apakah ada kesalahan yang perlu diperbaiki
dalam menyelesaikan tugas yang telah ditentukan).
e. Resolusi Konflik.
Peace is not the absence of conflict, but the presence of justice. Ini merupakan
pendapat Martin Luther King. Rasanya hal ini berlaku pula pada pencapaian sebuah
tujuan. Dalam mencapai tujuan mungkin saja ada konflik yang harus dihadapi. Tetapi
konflik ini tidak harus menjadi sumber kehancuran tim. Sebaliknya, konflik ini yang
dapat dikelola dengan baik bisa dijadikan senjata ampuh untuk melihat satu masalah
dari berbagai aspek yang berbeda sehingga bisa diperoleh cara baru, inovasi baru,
ataupun perubahan yang memang diperlukan untuk melaju lebih cepat ke arah tujuan.
Jika terjadi konflik, jangan didiamkan ataupun dihindari. Konflik yang tidak
ditangani secara langsung akan menjadi seperti kanker yang menggerogoti semangat
tim. Jadi, konflik yang ada perlu segera dikendalikan.
f. Shared power.
Jika ada anggota tim yang terlalu dominan, sehingga segala sesuatu dilakukan sendiri,
atau sebaliknya, jika ada anggota tim yang terlalu banyak menganggur, maka pasti
ada ketidakberesan dalam tim yang lambat laun akan membuat tim menjadi tidak
efektif. Jadi, tiap anggota tim perlu diberikan kesempatan untuk menjadi pemimpin,
menunjukkan kekuasaannya di bidang yang menjadi keahlian dan tanggung jawab
mereka masing-masing. Sehingga mereka merasa ikut bertanggung jawab untuk
kesuksesan tercapainya tujuan bersama.
g. Keahlian.
Bayangkan sebuah paduan suara dengan anggota memiliki satu jenis suara saja:
sopran saja, tenor saja, alto saja, atau bas saja. Tentu suara yang dihasilkan akan
monoton. Bandingkan dengan paduan suara yang memiliki anggota dengan berbagai
jenis suara yang berbeda (sopran, alto, tenor dan bas). Paduan suara yang dihasilkan
pasti akan lebih harmonis.
Demikian pula dengan tim kerja. Tim yang terdiri dari anggota-anggota dengan
berbagai keahlian yang saling menunjang akan lebih mudah bekerja sama mencapai
tujuan. Berbagai keahlian yang berbeda tersebut dapat saling menunjang sehingga
pekerjaan menjadi lebih mudah dan lebih cepat diselesaikan. Anggota tim dengan
keahlian yang berbeda juga bisa saling memperluas perspektif and memperkaya
keahlian masing-masing Apresiasi. Tiap anggota yang telah berhasil melakukan apa
yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik, atau telah memberikan kontribusi
positif bagi keuntungan tim, pantas mendapat apresiasi. Tentu saja apresiasi yang
diberikan dengan tulus akan lebih terasa dampaknya. Apresiasi bisa menambah
semangat anggota tim yang bersangkutan untuk terus berprestasi. Apresiasi tidak
harus diberikan dalam bentuk uang. Saya sangat menghargai ketulusan Anda
membantu pelanggan memilih produk kita yang paling tepat untuknya, merupakan
satu bentuk apresiasi sederhana berupa kata-kata tulus. Banyak bentuk apresiasi lain
yang bisa diberikan, misalnya: promosi, bonus dalam berbagai bentuk (wisata
keluarga yang dengan menggunakan fasilitas transportasi dan vila perusahaan,
beasiswa bagi anak). Sikap dan pikiran positif. Dengan menggunakan kacamata
hitam, dunia yang Anda lihat akan lebih redup. Dengan menggunakan kacamata
kehijauan, dunia pun terlihat bernuansa hijau. Demikian pula dengan kacamata
sikap dan pikiran yang positif, dunia di sekitar Anda akan terlihat positif. Kesulitan
pun akan terlihat lebih mudah diatasi, karena kesulitan bukanlah masalah yang harus
dihindari, tetapi tantangan yang harus ditangani. Sikap dan pikiran yang positif
merupakan modal utama sebuah tim.
h. Evaluasi.
Bagaimana sebuah tim bisa mengetahui sudah sedekat apa mereka dari tujuan, jika
mereka tidak menyediakan waktu sejenak untuk melakukan evaluasi? Evaluasi yang
dilakukan secara periodik selama proses pencapaian tujuan masih berlangsung bisa
membantu mendeteksi lebih dini penyimpangan yang terjadi, sehingga bisa segera
diperbaiki. Evaluasi juga bisa dilakukan tidak sekadar untuk koreksi, tetapi untuk
mencari cara yang lebih baik. Evaluasi bisa dilakukan dalam berbagai cara: observasi,
riset pelanggan, riset karyawan, interview, evaluasi diri, evaluasi keluhan pelanggan
yang masuk, atau sekedar polling pendapat pada saat meeting. Ingin sukses? Jangan
lupa membantu anggota tim Anda untuk sukses. Jika mereka sukses, maka mereka
pun akan menjadi tim sukses yang mendukung Anda
Sedangkan menurut (Siegel & Marcaroni, 1989 : 140 dalam Abriani, 1998), masalah
yang berkaitan dengan partisipasi ada 3 hal.
Dengan adanya partisipasi akan terjadi mekanisme pertukaran informasi, yang dalam
hal ini masing-masing manajer akan memperoleh informasi tentang kerja. Informasi
ini memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang tugas yang akan mereka
lakukan. Tersedianya informasi yang berhubungan dengan tugas akan meningkatkan
perencanaan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Individu yang memiliki
informasi yang berhubungan dengan tugas akan lebih keras dalam berusaha dan jauh
lebih bersemangat dalam mengerjakan tugas dibandingkan individu yang tidak
memiliki informasi yang berhubungan dengan tugas.
Manajemen kinerja adalah proses komunikasi yang dilakukan secara terus menerus
dalam kemitraan antara karyawan dengan atasan langsungnya. Proses komunikasi ini
meliputi kegiatan membangun harapan yang jelas pemahaman mengenai pekerjaan
yang akan dilakukan.
Dari uraian diatas seorang atasan melaksanakan manajemen peran serta bila :
Untuk dapat menetapkan pendekatan manajemen peran serta ini, para manajer
harus:
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
4.2. Saran
Dari pembahasan dan kesimpulan yang telah penulis sampaikan, penulis mencoba
memberikan beberapa saran :
1. Dalam upaya untuk peningkatan kinerja karyawan maka perlu kerjasama tim
dan partisipasi dari karyawan. Untuk membangun tim yang baik, maka perlu ada
ikatan hati antar anggotanya dengan akidah dan nilai-nilai transendental, sehingga
sangat penting membangun visi dan misi bersama dalam tim.
DAFTAR PUSTAKA
Yun Iswanto, 2002. Buku Materi Pokok, Manajemen SDM, Jakarta : BPK-Pusat
Penerbitan UT.
B.S. Wibowo, dkk. (2002). Trustco SHOOT : Sharpening, Our Concept and Tools
PT. Syaamil Cipta Media, Jakarta