Anda di halaman 1dari 18

TUMBUH KEMBANG PADA LANSIA

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Psikologi
yang dibina oleh Dra.Mustayah, M.kes

Oleh
Mita Iin Anggraini 1601200037
Alfan Mahrus 1601200038
Firatika Iza Putri Arwanda 1601200039
Yunita Dwi Renaning tiyas 1601200040
Kiki Agustin Vergiliasari 1601200041
Deny Kunto Wibowo 1601200043
Moh. Wahdi 1601200044
Hanna PuspitaWangi 1601200045
Ovania Videlia Lopes 1601200046

POLITEKNIK KESEHATAN MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN LAWANG
D-III KEPERAWATAN
Februari 2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi
sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada
masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit
sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi
berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi.
Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan dalam
ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa dimana seseorang akan mengalami
kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia seseorang
dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun,
dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur
65 tahun sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah mengalami proses menua yang
berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah disebut lansia.
Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan dalam dua
macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang
mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung
menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada (Hurlock,
1996 : 439).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penyusun merumuskan masalah sebagai
Berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan lansia ?
2. Apa saja ciri ciri dari lansia ?
3. Bagaimana perkembangan lansia ?
4. Apa saja perubahan yang terjadi pada lansia ?
5. Apa saja masalah yang dihadapi oleh lansia?
6. Bagaimana upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi manusia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari lansia
2. Untuk mengetahui ciri ciri lansia
3. Untuk mengetahui Tugas dan perkembangan lansia
4. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada lansia
5. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh lansia.
6. Untuk mengetahui upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi lansia

D. Metode Penelitian
Dalam penulisan makalah ini, penyusun menggunakan studi literatur yaitu data atau
informasi dan internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dari lansia
Pengertian Dewasa akhir (lansia) menurut beberapa ahli:
1. Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan tentang definisi
orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan orang Indonesia.
Pandangan orang barat yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang sudah
berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih dewasa atau
sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang berumur lebih
dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di Indonesia dipakai sebagai usia
maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan.
2. Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi usia lanjut
dini yang berkisar antara usia enampuluh sampai tujuh puluh tahun dan usia lanjut yang
dimulai pada usia tujuh puluh tahun hingga akhir kehidupan seseorang. Orangtua muda atau
usia tua (usia 65 hingga 74 tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun atau
lebih) (Baltes, Smith&Staudinger, Charness&Bosmann) dan orang tua lanjut (85 tahun atau
lebih) dari orang-orang dewasa lanjut yang lebih muda (Johnson&Perlin).
Pertumbuhan ( growth) berkaitan dengan dengan masalah perubahan dalam ukuran
fisik seseorang. Sedangkan perkembangan (development) berkaitan dengan pematangan dan
penambahan kemampuan (skill) fungsi organ atau individu. Kedua proses ini terjadi secara
sinkron pada setiap individu.Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia
60 tahun ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8). Pada lanjut usia akan terjadi proses
menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994). Karena itu
di dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural disebut
penyakit degeneratif yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan episode
terminal (Darmojo dan Martono, 1999;4).

B. CIRI-CIRI LANSIA

Ciri-ciri dewasa akhir


Sikap sosial terhadap usia lanjut. Kebanyakan masyarakat menganggap orang berusia
lanjut tidak begit dibutuhkan katena energinya sudah melemah. Tetapi, ada juga
masyarakat yang masih menghormati orang yang berusia lanjut terutama yang
dianggap berjasa bagi masyarakat sekitar
Mempunyai status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang negatif tentang usia
lanjut.
Adanya perubahan peran. Karena tidak dapat bersaing lagi dengan kelompok yang
lebih muda.
Penyesuaian diri yang buruk. Timbul karena adanya konsep diri yang negatif yang
disebabkan oleh sikap sosial yang negatif.
Ada keinginan untuk menjadi muda kembali. Mencari segala cara untuk
memperlambat penuaan.
C. TUGAS DAN PERKEMBANGAN PADA LANSIA

Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan manusia di dunia.
Usia tahap ini dimulai dari 60 tahunan sampai akhir kehidupan. Usia lanjut merupakan istilah
tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua, dan masa
tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang
mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat
melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penuaan
dan penurunan, yang penururnanya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari pada tahap
usia baya. Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh,
jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia , penuaan
dihubungkan dengan perubahan degenerative pada kulit, tulang jantung, pembuluh darah,
paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainya. Dengan kemampuan regeneratife yang terbatas,
mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan
dengan orang dewasa lain. Untuk menjelaskan penurunan pada tahap ini, teradapat berbagai
perbedaan teori, namun para pada umumnya sepakat bahwa proses ini lebih banyak
ditemukan oleh faktor gen. Penelitian telah menemukan bahwa tingkat sel, umur sel manusia
ditentukan oleh DNA yang disebut telomere, yang beralokasi pada ujung kromosom.
Ketentuan dan kematian sel terpicu ketika telomere berkurang ukuranya pada ujung kritis
tertentu.

Tugas Perkembangan dewasa akhir


Adapun tugas perkembangan pada masa dewasa akhir ini, diantaranya:
Menciptakan kepuasan dalam keluarga sebagai tempat tinggal di hari tua.
Menyesuaikan hidup dengan penghasilan sebagai pensiunan
Membina kehidupan rutin yang menyenangkan.
Saling merawat sebagai suami-istri
Mampu menghadapi kehilangan (kematian) pasanan dengan sikap yang positif (menjadi
janda atau duda).
Melakukan hubungan dengan anak-anak dan cucu-cucu.
Menemukan arti hidup dengan nilai moral yang tinggi.

D. PERUBAHAN YANG TERJADI


Fisik
Perkembangan fisik pada masa lansia terlihat pada perubahan perubahan fisiologis
yang bisa dikatakan mengalami kemunduran, perubahan perubahan biologis yang dialami
pada masa lansia yang terlihat adanya kemunduran tersebut sangat berpengaruh terhadap
kondisi kesehatan dan terhadap kondisi psikologis.

Menurut Hurlock (1980) terjadi perubahan fisik berupa penampilan pada usia dewasa akhir,
diantanya adalah :
1. Daerah kepala

Hidung menjulur lemas

Bentuk mulut akan berubah karena hilangnya gigi

Mata kelihatan pudar

Dagu berlipat dua atau tiga

Kulit berkerut/keriput dan kering

Rambut menipis dan menjadi putih


2. Daerah Tubuh

Bahu membungkuk dan tampak mengecil

Perut membesar dan tampak membuncit

Pinggul tampak mengendor dan tampak lebih besar

Garis pinggang melebar

Payudara pada wanita akan mengendor

3. Daerah persendian

Pangkal tangan menjadi kendor dan terasa berat

Kaki menjadi kendor dan pembuluh darah balik menonjol

Tangan menjadi kurus kering

Kaki membesar karena otot-otot mengendor

Kuku tangan dan kaki menebal, mengeras dan mengapur.

Kognitif

Kecerdasan dan Kemampuan Memproses Kecepatan memproses informasi


mengalami penurunan pada masa dewasa akhir. Ada beberapa bukti bahwa orang-orang
dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan dalam
ingatannya.Meskipun kecepatan tersebut perlahan-lahan menurun, namun terdapat variasi
individual di dalam kecakapan ini. Dan ketika penurunan itu terjadi hal ini tidak secara jelas
menunjukkan perngaruhnya terhadap kehidupan kita dalam beberapa segi
substansial.Misalnya, pada suatu eksperimen yang mempelajari waktu reaksi dan
keterampilan mengetik dari juru ketik pada semua usia (salthouse, 1984). Juru ketik tua
biasanya memiliki reaksi-reaksi yang lambat, namun mereka sebenarnya mengetik sama
cepatnya dengan juru ketika yang masih muda.

Barangkali para juru ketik tua itu lebih cepat mengetik pada saat mereka masih muda
dan pelan-pelan mulai melambat, tetapi hasilnya pada kondisi lain menunjukkan bahwa ada
hal lain yang telah terlibat. Ketika jumlah karakter yang dapat dilihat selanjutnya oleh para
juru ketik itu terbatas, kecepatan mengetik pada juru ketik tua menurun secara substansial;
para juru ketik muda kurang begitu terpengaruh dengan keterbatasan ini. Para juru ketik tua
telah belajar untuk melihat jauh ke depan, sehingga memberi kesempatan pada mereka untuk
mengetik sama cepatnya dengan rekan-rekannya yang lebih muda.

Pekerjaan

Pada tahun 1980-an, persentase laki-laki berusia di atas 65 tahun yang tetap bekerja
purna waktu lebih kecil dibanding pada awal abad 20. Penurunan yang terjadi dari tahun
1900 sampai tahun 1980-an sebesar 70% (Douvan, 1983).Satu perubahan penting dari pola
pekerjaan orang-orang dewasa lanjut adalah meningkatnya perkejaan-pekerjaan paruh waktu.
Mis: dari tiga juta lebih orang dewasa berusia di atas 65 tahun yang pekerja pada tahun 1986,
lebih dari separuhnya merupakan pekerja-pekerja paruh waktu.

Pengaturan Tempat Tinggal


Satu stereotipe dari para lansia adalah bahwa mereka tinggal di dalam institusi-
institusi-rumah sakit, rumah sakit jiwa, panti jompo (nursing home), dan sebagainya.
Semakin tua seseorang, semakin besar hambatan mereka untuk tinggal sendirian. Mayoritas
orang dewasa lanjut yang tinggal sendirian adalah janda, tinggal sendirian sebagai orang
dewasa lanjut tidaklah berarti kesepian. Karena para lansia yang dapat menopang dirinya
sendiri ketika hidup sendiri seringkali memiliki kesehatan yang baik dan sedikt
ketidakmampuan, dan mereka selalu memiliki hubungan sosial dengan sanak keluarga,
teman-teman, dan para tetangga.
Perkembangan Psikis
Perkembangan Intelektual
Menurut david Wechsler dalam Desmita (2008) kemunduran kemampuan mental merupakan
bagian dari proses penuaan organisme sacara umum, hampir sebagian besar penelitian
menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada usia antara 45-55 tahun, kebanyakan
kemampuan seseorang secara terus menerus mengalami penurunan, hal ini juga berlaku pada
seorang lansia.
Kemerosotan intelektual lansia ini pada umumnya merupakan sesuatau yang tidak
dapat dihindarkan, disebabkan berbagai faktor, seperti penyakit, kecemasan atau depresi.
Tatapi kemampuan intelektual lansia tersebut pada dasarnya dapat dipertahankan. Salah satu
faktor untuk dapat mempertahankan kondisi tersebut salah satunya adalah dengan
menyediakan lingkungan yang dapat merangsang ataupun melatih ketrampilan intelektual
mereka, serta dapat mengantisipasi terjadinya kepikunan.

Perkembangan Emosional
Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan
menyikapi masa tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat
menyesuaikan diri dan memecahkan masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000). Munculnya
rasa tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidakikhlasan menerima kenyataan baru seperti
penyakit yang tidak kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan sebagian kecil dari
keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus dihadapi lanjut usia.
Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan depresi
dan ketakutan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan penyelesaian suatu
masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri cenderung
menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada masa-masa selanjutnya.
Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan orang yang
berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan perubahan fisik, maupun sosial
psikologis yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai keselarasan antara tuntutan dari
dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan, yang disertai dengan kemampuan
mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan
kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan masalah baru.
Perkembangan Spiritual
Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama
menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan optimisme.
Kebutuhan spiritual (keagamaan) sangat berperan memberikan ketenangan batiniah,
khususnya bagi para Lansia. Rasulullah bersabda semua penyakit ada obatnya kecuali
penyakit tua. Sehingga religiusitas atau penghayatan keagamaan besar pengaruhnya
terhadap taraf kesehatan fisik maupun kesehatan mental, hal ini ditunjukan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Hawari (1997), bahwa :

1. Lanjut usia yang nonreligius angka kematiannya dua kali lebih besar daripada orang yang
religius.
2. Lanjut usia yang religius penyembuhan penyakitnya lebih cepat dibandingkan yang non
religius.
3. Lanjut usia yang religius lebih kebal dan tenang menghadapi operasi atau masalah hidup
lainnya.
4. Lanjut usia yang religius lebih kuat dan tabah menghadapi stres daripada yang nonreligius,
sehingga gangguan mental emosional jauh lebih kecil.
5. Lanjut usia yang religius tabah dan tenang menghadapi saat-saat terakhir (kematian) daripada
yang nonreligius.
Bahaya Fisik dan Psikis Lansia
Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah fisik
baik secara fisik-biologik, mental maupun sosial ekonomis. Dengan semakin lanjut usia
seseorang, mereka akan mengalami kemunduran terutama di bidang kemampuan fisik, yang
dapat mengakibatkan penurunan pada peranan-peranan sosialnya. Hal ini mengkibatkan pula
timbulnya gangguan di dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat
meningkatkan ketergantunga yang memerlukan bantuan orang lain.
Lanjut usia tidak saja di tandai dengan kenunduran fisik, tetapi dapat pula
berpengaruh terhadap kondisi mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan sosialnya akan
semakin berkurang hal mana akan dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan
lingkungannya. Hal ini dapat memberikan dampak pada kebahagiaan seseorang (Stanley,
2007).
Beberapa Tanda Bahaya Yang Sebaiknya Diantisipasi
1.Bahaya fisik yang umum terjadi pads usia lanjut
Penyakit degeneratif/penyakit kronis.
Adanya hambatan fisik (penglihatan, pendengaran, otot, tulang dll.).
Gangguan pada gigi/gusinya.
Berkurangnya pemasukan gizi, karena minat makan yang berkurang, dalam hal ini dirinya
ada rasa takut dan juga murung, ingin makan bersama orang lain.
Menurunnya kemampuan dan gairah seksual.
Mereka tergolong rentan/rawan terhadap kecelakaan.
2. Bahaya Psikis Pada Lansia
Ketidaksiapan untuk mengadakan perubahan pola kehidupannya, contoh: misalnya mereka
harus memutuskan mendiami rumah yang tidak terlalu besar lagi, karena anakanak sudah
menikah semua dan mempunyai keluarga sendiri.
Dapat pula muncul pemikiran pada orang usia lanjut bahwa proses mental mereka sudah
mulai dan sedang menurun. Misalnya mereka mengeluh sangat pelupa, kesulitan dalam
menerima hal baru. Dan mereka juga merasa tidak tahan dengan tekanan, perasaan seperti ini
membentuk mental mereka seolah tertidur, dengan keyakinan bahwa dirinya sudah terlalu tua
untuk mengerjakan hal tertentu, mereka menarik diri dari semua bentuk kegiatan.
Masalah psikologis lain yang dapat menjadi gangguan adalah perasaan bersalah karena
menganggur. Sering kali hal ini akan tergantung dari sistem nilai yang ada dalam dirinya,
seberapa jauh orang usia lanjut ini sangat mementingkan materi, dan seberapa jauh dia
menilai pentingnya bekerja. Mereka merasa sangat membutuhkan pekerjaan agar sangat
dihargai oleh orang lain, ingin memperoleh perhatian. Berkaitan dengan hal ini, mereka juga
menyadari bahwa pendapatan mereka menurun.
Gangguan psikologis yang dipandang paling berbahaya adalah sikap mereka yang ingin
tidak terlibat secara sosial. Sikap ini akan membuat mereka mudah curiga terhadap orang
lain, atau menuntut perhatian berlebihan, atau mengasingkan diri dengan munculnya rasa
tidak berguna dan rasa murung, rendah diri, bahkan juga mungkin akan menjadi sangat
apatis.
E. PERMASALAHAN LANSIA
Masalah kesehatan mental pada lansia dapat berasal dari 4 aspek yaitu fisik, psikologik,
sosial dan ekonomi. Masalah tersebut dapat berupa emosi labil, mudah tersinggung, gampang
merasa dilecehkan, kecewa, tidak bahagia, perasaan kehilangan, dan tidak berguna. lansia
dengan problem tersebut menjadi rentan mengalami gangguan psikiatrik seperti depresi,
ansietas (kecemasan), psikosis (kegilaan) atau kecanduan obat. Pada umumnya masalah
kesehatan mental lansia adalah masalah penyesuaian. Penyesuaian tersebut karena adanya
perubahan dari keadaan sebelumnya (fisik masih kuat, bekerja dan berpenghasilan) menjadi
kemunduran.Lansia juga identik dengan menurunnya daya tahan tubuh dan mengalami
berbagai macam penyakit. Lansia akan memerlukan obat yang jumlah atau macamnya
tergantung dari penyakit yang diderita. Semakin banyak penyakit pada lansia, semakin
banyak jenis obat yang diperlukan. Banyaknya jenis obat akan menimbulkan masalah antara
lain kemungkinan memerlukan ketaatan atau menimbulkan kebingungan dalam
menggunakan atau cara minum obat. Disamping itu dapat meningkatkan resiko efek samping
obat atau interaksi obat.
Pemberian nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan lansia . Hal tersebut dilakukan
dengan pertimbangan bahwa lansia memerlukan nutrisi yang adekuat untuk mendukung dan
mempertahankan kesehatan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi antara lain:
berkurangnya kemampuan mencerna makanan, berkurangnya cita rasa, dan faktor
penyerapan makanan.Dengan adanya penurunan kesehatan dan keterbatasan fisik maka
diperlukan perawatan sehari-hari yang cukup. Perawatan tersebut dimaksudkan agar lansia
mampu mandiri atau mendapat bantuan yang minimal. Perawatan yang diberikan berupa
kebersihan perorangan seperti kebersihan gigi dan mulut, kebersihan kulit dan badan serta
rambut. Selain itu pemberian informasi pelayanan kesehatan yang memadai juga sangat
diperlukan bagi lansia agar dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.
Permasalahan pada lansia yaitu salah satunya adalah Masalah kesehatan yang sering
terjadi pada lansia berbeda dari orang dewasa, yang menurut Kane dan Ouslander sering
disebut dengan istilah 14 I, yaitu Beberapa faktor risiko yang menyebabkan lansia mudah
mendapat penyakit infeksi karena kekurangan gizi, kekebalan tubuh:yang menurun,
berkurangnya fungsi berbagai organ tubuh, terdapatnya beberapa penyakit sekaligus
(komorbiditas) yang menyebabkan daya tahan tubuh yang sangat berkurang. Selain daripada
itu, faktor lingkungan, jumlah dan keganasan kuman akan mempermudah tubuh mengalami
infeksi.
Semakin tua, tekanan darah akan bertambah tinggi. Prevalensi hipertensi pada orang-
orang lanjut usia adalah sebesar 30-65%. Hipertensi pada lansia sangat penting untuk
diketahui karena patogenesis, perjalanan penyakit dan penatalaksanaannya tidak seluruhnya
sama dengan hipertensi pada usia dewasa muda. Pada pasien lansia, aspek diagnostik yang
dilakukan harus lebih mengarah kepada hipertensi dan komplikasinya serta terhadap
pengenalan berbagai penyakit komorbid pada orang itu karena penyakit komorbid sangat erat
kaitannya dengan penatalaksanaan keseluruhan.Peningkatan tekanan darah sering merupakan
satu-satunya tanda klinis hipertensi yang esensial, sehingga diperlukan pengukuran tekanan
darah secara akurat. Pengukuran sebaiknya dilakukan pada penderita dengan cukup istirahat,
sedikitnya setelah 5 menit berbaring dan dilakukan pengukuran pada posisi berbaring, duduk
dan berdiri sebanyak 2 kali atau lebih, dengan interval 2 menit. Cara pengukuran yang saat
ini dianggap baku dikemukakan oleh The British Hypertension Society. Manset sedikitnya
harus dapat melingkari 2/3 lengan, bagian bawahnya harus 2 cm diatas fossa cubiti.
Pemeriksaan laboratorium apa saja yang diperlukan untuk hipertensi masih merupakan
perdebatan. Hipertensi yang sering terdapat 90%nya adalah jenis yang idiopatik / tidak
diketahui sebabnya. Jadi tidak perlu untuk melakukan pemeriksaan kecuali bila ada indikasi.
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah pemeriksaan ureum, kreatinin, kalium,
kalsium, urinalisis, asam urat, glukosa darah, dan profil lemak. Pemeriksaan penunjang lain
contohnya elektrokardiografi, pielografi intravena dan foto rontgen thorax.
PJK merupakan penyakit yang paling sering ditemukan pada lansia. Dengan
mengkombinasikan laporan insiden MI dan Angina Pektoris, badan National Health and
Nutrition Examination Survey (NHANES) III di USA, didapat data bahwa sekitar 27% pria
dan 17% wanita berusia 80 tahun ke atas menderita PJK. Sedangkan pada kelompok umur
65-74 tahun, didapat 64% masalah jantung pada pria dan 60% pada wanita adalah
PJK.Resiko seseorang untuk menderita PJK adalah satu dari tiga untuk pria, dan satu dari
empat untuk wanita. Di atas umur 65 tahun, tingkat mortalitas akibat MI adalah tinggi.
Sekitar 8% meninggal setiap tahunnya akibat MI dan sisanya diperkirakan akan mengalami
serangan infark yang fatal dalam waktu 10 tahun ke depan. Akan tetapi, lebih dari sepertiga
kasus MI tidak diketahui, entah karena perjalanan penyakitnya yang laten atau karena
gejalanya yang tidak khas.
PJK adalah manifestasi umum dari keadaaan pembuluh darah yang mengalami pengerasan
dan penebalan dinding, disebut juga Aterosklerosis. Tapi selain itu stenosis aorta,
kardiomiopati hipertrofi dan kelainan arteri koronaria kongenital juga dapat menyebabkan
PJK.
Dalam konteks mengatasi kesepian lansia ditinjau dari segi sosial budaya dan psikologik
berarti lansia perlu meningkatkan komunikasinya dengan orang lain di masyarakat dan
anggota masyarakat perlu menciptakan kondisi kehidupan bersama yang harmonis.Jimmy
Carter (mantan Presiden Amerika Serikat) dalam buku The Virtues of Aging 1998
mengatakan kita tidak mendadak menjadi tua ketika kita mencapai usia 65 tahun, ketika
menjadi kakek atau nenek atau ketika mengalami menopause. Kita hanya tua jika kita merasa
tua, jika kita menganut sikap mandeg, bergantung kepada orang lain, tidak mandiri,
membatasi aktivitas fisik dan mental dan membatasi ruang lingkup pergaulan dengan orang
lain. Apa yang dipesankan Jimmy carter tersebut perlu direnungkan, karena setiap orang
membutuhkan hubungan sosial dengan orang lain yang akrab dan mendalam, sehingga
kesepian ini yang merupakan derita batin, menghilangkan makna hidup dan eksistensi diri
seseorang sebagai makhlluk sosial, dapat terjadi jika hubungan sosial di atas tidak
terpenuhi.Penyebab kesepian Ditinjau dari segi sosiologis seseorang mengalami kesepian
karena merasa terasing, tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, perubahan pada
pola kekerabatan.Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesepian pada lansia
dapat berupa sosialisasi tentang eksistensi lansia, meningkatkan peranan lansia dalam
organisasi, sosialisasi nilai budaya lokal suku bangsa, pembinaan hubungan antar generasi,
membudayakan hidup serumah dengan lansia, mengadakan pendidikan informal bagi lansia.

F. KLASIFIKASI LANSIA
1. Menurut WHO
Usia pertengahan (Midle Age) kelompok usia 45-59 tahun.
Usia lanjut (Ederly) antara 60-74 tahun.
Usia lanjut tua (Old) antara 75-90 tahun.
Usia sangat tua (Very Old) diatas 90 tahun.
2.Menurut UU No: 13 Tahun 1998
Tentang kesejahteraan lanjut usia: lanjut usia adalah seorang yang telah mencapai usia 60
tahun keatas.
3.Menurut Depkes RI
Kelompok lansia dini (55-64 tahun)
Kelompok lansia pertengahan (65 tahun keatas)
Kelompok lansia dengan resiko tinggi (usia 70 tahun keatas)
4.Menurut Bernice Neu Garden (1975)
Lansia muda yaitu orang yang berumur diantara 55-75 tahun.
Lansa tua yaitu orang yang berumur lebih dari 75 tahun.
5.Menurut Levison (1978)
Lansia peralihan awal,antara 50-55 tahun.
Lansia peralihan menengah antara 55-60 tahun.
Lansia peralihan akhir antara 60-65 tahun.
G. KOMUNIKASI PADA LANSIA
Komunikasi merupakan suatau hubungan atau kegiatankegiatan yang berkaitan
dengan masalah hubungan atau dapat diartikan sebaagai saling tukar-menukar pendapat serta
dapat diartikan hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok. (Widjaja,
1986 : 13) Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan
seseorang untuk menetapkan, mempertahankan, dan meningkatkan kontak dengan orang lain.
(Potter & Perry, 2005 : 301) Komunikasi yang biasa dilakukan pada lansia bukan hanya
sebatas tukar-menukar perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dan hubungan intim yang
terapeutik.
Keterampilan Komunikasi Terapeutik, dapat meliputi :
Perkumpulan orang tua, kegiatan rohani. Berbicara pada tingkat pemahaman klien. Selalu
menanyakan respons, terutama ketika mengajarkan suatu tugas atau keahlian.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian pustaka yang telah penyusun temukan mengenai perkembangan yang
terjadi pada lansia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada Usia 65 tahun seseorang dianggap telah memasuki masa lansia atau lanjut usia. Usia
tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat
tersebar luas dewasa ini.
2. Orang yang memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri ciri khas, diantaranya usia lanjut
merupakan periode kemunduran, orang lanjut usia memiliki status kelompok
minoritas, menua membutuhkan perubahan peran, dan penyesuaian yang buruk pada lansia
3. Pada lansia biasanya mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit
sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap di
mana terjadi penuaan dan penurunan, yang penururnanya lebih jelas dan lebih dapat
diperhatikan dari pada tahap usia baya.
4. Pada lansia terjadi banyak perubahan, diantaranya perkembangan jasmani/fisik,
perkembangan intelektual, perkembangan emosi, perkembangan spiritual, perubahan sosial,
perubahan kehidupan keluarga, dan hubungan sosio-emosional lansia.
5. Lansia mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa
masalah dalam kehidupannya, diantaranya pada masalah fisik, intelektual, emosi, dan
spiritual. Misalnya saja dalam hal intelektual, lansia lebih sering mengalami pikun atau sulit
untuk mengingat.
6. Masalah masalah pada lansia yang timbul karena perubahan yang terjadi pada lansia
dapat diatasi sehingga tidak perlu dikhawatirkan, apalagi kita semua juga akan mengalami
masa masa ini.

B. SARAN
Setelah penyusun membuat makalah ini, penyusun menjadi tahu tentang perkembangan
yang terjadi pada lansia. Lansia adalah masa dimana seseorang mengalami kemunduran,
dimana fungsi tubuh kita sudah tidak optimal lagi. Oleh karena itu sebaiknya sejak muda kita
persiapkan dengan sebaik sebaiknya masa tua kita. Gunakan masa muda dengan kegiatan
yang bermanfaat agar tidak menyesal di masa tua.
DAFTAR PUSTAKA
https://sriwarsiyusuf.wordpress.com/..
laksonoarea.blogspot.com/2011/08/tumbuh-kembang-lansia.html
http://prikitiuew.blogspot.co.id/2013/02/makalah-tahapan-perkembangan-pada-lansia.html

Anda mungkin juga menyukai