Anda di halaman 1dari 14

PENGUJIAN KEKUATAN DIELEKTRIK

MINYAK SAWIT DAN MINYAK CASTROL


MENGGUNAKAN ELEKTRODE BOLA-BOLA DENGAN
VARIASI JARAK ANTAR ELEKTRODE DAN TEMPERATUR

Ngurah Ayu Ketut Umiati


Jurusan Teknik Fisika, FMIPA, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedharto, SH, Tembalang, Semarang, 50275
E-mail: ngurahayuketutumiati@yahoo.com

Abstract. In this paper we explained the breakdown voltage testing that has been done on two
dielectric liquid, castrol oil and palm oil using ball to ball electrode.
This research observed the effect analysis of electrode gap distance to breakdown voltage,
relation between temperature and breakdown voltage, liquid viscocity and breakdown voltage,
and increasing temperature to the liquid viscocity.
As the laboratory testing result, the breakdown voltage had proportional relation with the
electrode gap distance. Viscocity of the liquid influence with its molecular structure and
temperature. The liquid dieletricity depend on the electric field exposed and its viscocity.
Palm oil has better dielectricity than castor oil in all distance variation and temperature. As
the dielectric material must have big breakdown voltage value, the palm oil seen to have this
feasibility according to its breakdown voltage 33,060 kV at gap distance 3 mm.

Keywords: breakdown voltage, temperature, viscocity, electrode gap distance, dielectric,


castor oil, palm oil.

Listrik merupakan suatu energi yang (Ultra High Voltage) (Abduh, 2001). Peralatan
mendominasi sebagian besar kehidupan manusia listrik yang menggunakan tegangan tinggi
sekarang ini. Dari peralatan rumah tangga sampai memegang peranan sangat penting agar
mesin-mesin industri menggunakan energi listrik pendistribusian listrik berjalan dengan baik.
dalam pengoperasiannya. Untuk memenuhi Sehingga bahan isolasi sangat diperlukan untuk
kebutuhan ini, maka diperlukan peralatan memisahkan dua atau lebih penghantar listrik
tegangan tinggi sebagai penyalur daya listrik dari yang bertegangan, supaya antara penghantar-
sumber pembangkit listrik kepada konsumen. penghantar tersebut tidak terjadi lompatan listrik
Pemakaian tegangan tinggi, selalu atau percikan api. Syarat dari bahan isolasi listrik
mempertimbangkan keperluan, kondisi ekonomi, yaitu memiliki kekuatan menahan medan listrik
dan juga faktor ekonomis seperti pelaksanaan, yang dinamakan kekuatan isolasi. Bila pada
pemeliharaan, faktor sosial budaya, dan pengaruh bahan dielektrik diberikan medan listrik yang
gangguan yang akan terjadi. Dalam penyaluran melebihi kemampuannya, maka isolasi akan
energi, tegangan yang dipakai biasanya adalah mengalami peristiwa dielectric breakdown
tegangan tinggi AC [1]. Tegangan tinggi adalah (kedadalan pada material dielektrik). Dadal yang
tegangan yang besarnya mulai dari 0,6 kV (600 terjadi pada saat peralatan listrik sedang
volt) sampai dengan tegangan yang mempunyai beroperasi, dapat menyebabkan kerusakan alat
nilai ribuan volt. Tegangan tinggi dibagi menjadi sehingga kontinyuitas sistem terganggu. Hal ini
beberapa jenis, yaitu : tegangan tinggi (High disebabkan oleh dua faktor yaitu adanya
Voltage) yaitu antara 0,6 atau 1 kV sampai 2,4 tegangan lebih (over voltage) dan pemanasan
kV, tegangan tinggi menengah (Medium High termal (thermal stress) karena adanya disipasi
Voltage) dari 3 kV sampai 30 kV, tegangan daya di dalam peralatan tegangan tinggi terutama
ekstra tinggi (Extra High Voltage) yaitu dari 60 transformator. Sebagai akibatnya, pada bahan
sampai 100 kV, dan untuk tegangan sebesar 240 dielektrik akan timbul kontaminan yang dapat
kV sampai 1000 kV disebut tegangan ultra tinggi berupa partikel padat, cair ataupun gas.
23
24 Transmisi, Jurnal Teknik Elektro, Jilid 11, Nomor 1, Maret 2009, hlm. 23-36

Keberadaan kontaminan ini sangat merugikan, Sehingga untuk melanjutkan dan melengkapi
karena menurunkan kualitas dielektrik pada penelitian sebelumnya, elektroda yang digunakan
peralatan tegangan tinggi. Bahkan untuk gas-gas adalah elektroda bola-bola dengan memvariasi
yang mudah terbakar, jika disertai dengan berbagai bahan dielektrik sebagai sampel uji.
oksigen dan temperatur yang cukup tinggi dapat Sampel-sampel tersebut adalah minyak castor
menyebabkan terjadinya kebakaran pada dan minyak sawit. Pemilihan jenis bahan
transformator [4]. dielektrik seperti minyak castor, dan minyak
Untuk mengatasi hal tersebut, maka sawit lebih disebabkan oleh tingkat harganya
diperlukan suatu bahan isolasi listrik yang baik yang lebih rendah dibandingkan minyak Shell
dan dapat mencegah adanya kedadalan pada diala B (minyak trafo). Dan untuk mengetahui
peralatan tegangan tinggi. Secara umum, material kelayakan dari bahan-bahan dielektrik tersebut
terdiri dari material padat, cair, gas dan plasma. sebagai alternatif isolasi peralatan listrik
Pada material dielektrik cair yang sering tegangan tinggi, maka dilakukan pengujian
diaplikasikan pada peralatan tegangan tinggi karakteristik listrik dengan salah satu parameter
khususnya transformator, memiliki beberapa pengujian yaitu besarnya tegangan dadal.
kelebihan antara lain [13] : kerapatan 1000 kali Berdasarkan latar belakang masalah di atas,
atau lebih dibandingkan isolasi gas. Isolasi cair dapat diambil perumusan masalah yaitu
akan mengisi celah atau ruang yang akan bagaimana karakteristik fisis bahan dielektrik cair
diisolasi secara serentak melalui proses konversi pada kondisi dadal (breakdown). Karakteristik
panas yang timbul akibat rugi energi. Selain itu, fisis tersebut meliputi : jarak sela elektroda,
isolasi cair (dielektrik cair) cenderung dapat viskositas, temperatur, dan besarnya tegangan
memperbaiki diri sendiri (self healing) jika dadal yang digunakan sebagai indikasi adanya
terjadi pelepasan muatan (discharge). dadal pada dielektrik cair dengan menggunakan
elektroda berbentuk bola dan chamber kaca
Lebih dari satu abad, minyak mineral
silinder.
(minyak bumi) telah digunakan sebagai bahan
Beberapa batasan yang perlu diberikan
isolasi cair. Meskipun minyak mineral ini
agar permasalahan yang akan dibahas menjadi
memiliki kekuatan dielektrik yang tinggi, tetapi
terarah. Batasan tersebut adalah sebagai berikut :
karena berbasis pada minyak petroleum, sehingga
1) Sampel uji yang digunakan adalah minyak
memiliki sifat mudah terbakar (flammable).
castor dan minyak sawit.
Selain itu, persediaan minyak petroleum di alam
2) Pengujian dilakukan dengan menggunakan
yang semakin sedikit jumlahnya, menyebabkan
elektroda berbentuk bola dari bahan
tingkat harganya relatif mahal. Untuk itu diteliti
bahan dielektrik cair terutama minyak nabati, alumunium dengan diameter 30 mm.
karena akan lebih aman dan efisien dibandingkan 3) Pengujian tegangan dadal dilakukan pada
bila menggunakan minyak bumi dan turunannya. temperatur (30,40,50) C dengan interval 10
Di samping itu, proses penggantian minyak C serta dengan jarak antar elektroda mulai 1
nabati di alam yang relatif cepat apabila telah mm sampai 3 mm dengan interval 0,5 mm.
digunakan. 4) Tegangan yang diterapkan untuk pengujian,
menggunakan tegangan AC dengan frekuensi
Pada penelitian sebelumnya, bahan 50 Hz.
dielektrik yang digunakan adalah udara, dan 5) Parameter yang akan diteliti meliputi
minyak trafo jenis Shell diala B dengan elektroda pengaruh jarak sela elektroda, viskositas,
bidang (pelat). Pada isolasi udara dengan jarak serta temperatur terhadap besarnya tegangan
sela elektroda yang sama, memiliki nilai dadal untuk masing-masing sampel uji.
tegangan dadal lebih kecil dibandingkan pada
bahan dielektrik minyak [5]. Bentuk geometri Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
elektroda sangat mempengaruhi nilai tegangan penelitian ini adalah (1) Mengamati dan
dadal berdasarkan besarnya tingkat kelengkungan menganalisis pengaruh jarak sela elektroda
elektroda. Elektroda bola-bola memiliki nilai terhadap besarnya tegangan dadal yang terjadi
tegangan dadal yang lebih besar dibandingkan pada bahan dielektrik cair. (2) Menganalisis
dengan yang dihasilkan oleh elektrode jarum- pengaruh temperatur terhadap nilai tegangan
setengah bola untuk jenis dielektrik yang sama. dadal
Umiyati, Pengujian Kekuatan Dielektrik pada Minyak Sawit dan Minyak Castrol dengan Elektrode . 25

(3) Menganalisis pengaruh viskositas terhadap dengan V menyatakan potensial pada distribusi
tegangan dadal. (4) Mempelajari kenaikan muatan listrik.
temperatur terhadap besarnya viskositas Dielektrik memiliki karakteristik
dielektrik cair. memperlemah medan listrik antara elektroda.
Molekul-molekul dalam dielektrik akan
BAHAN DIELEKTRIK menghasilkan medan listrik tambahan yang
Bahan dielektrik ideal adalah bahan yang arahnya berlawanan dengan medan listrik luar.
tidak memiliki muatan bebas. Medan listrik Jika molekul-molekul dalam dielektrik bersifat
menimbulkan gaya pada setiap partikel polar, dielektrik tersebut memiliki momen dipol
bermuatan. Muatan positif dan negatif dari setiap permanen. Momen dipol secara normal tersebar
molekul berpindah dari letak kesetimbangannya secara acak. Dalam pengaruh medan listrik di
ke arah yang berlawanan. Tetapi, perpindahan ini antara elektroda, momen dipol menerima gaya
dibatasi oleh gaya pemulih yang kuat yang terjadi yang memaksa momen dipol tersebut
akibat perubahan susunan muatan dalam menyearahkan diri dengan arah medan listrik.
molekul. Perpindahan relatif muatan positif Kemampuan momen dipol menyearahkan diri
dalam dielektrik terhadap muatan negatif, dengan medan listrik bergantung pada kuat
menyebabkan dielektrik tersebut terpolarisasi. medan dan temperatur. Pada temperatur tinggi,
Besarnya polarisasi tidak hanya bergantung pada gerak termal molekul-molekul yang bersifat acak
medan listrik, tetapi juga pada sifat molekul cenderung menghambat proses penyearahan [15].
penyusun bahan dielektrik tersebut. Momen dipol listrik terletak antara muatan
Sifat dielektrik dapat diperhatikan dalam positif dan negatif dengan besar yang sama yaitu
semua fase material, yaitu padat, cair, gas dan Q seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1.
plasma. Interaksi molekul dalam material pada Momen dipol listrik p didefinisikan
level mikroskopis disebabkan adanya kuat medan sebagai sebuah vektor oleh persamaan :
listrik luar. Pertambahan medan listrik melalui p=Qd (2.6)
interaksi muatan-muatan listrik pada medium
dikenal dengan hukum Coulomb, yaitu : dengan d menyatakan vektor pergeseran di antara
1 Q1Q 2 titik pusat muatan positif dan titik pusat muatan
F= ar (2.1) negatif, yang besarnya masing-masing adalah Q
4 0 r2
coulomb [9].
F=QE (2.2)
sehingga
1 Q
E= ar (2.3)
4 0 r2

dengan F menyatakan gaya interaksi Coulomb


antara 2 muatan, berupa Q1 dan Q2 yang Gambar 2.1 (a) molekul non polar
(b) molekul polar yang diwakili oleh sebuah
dipisahkan sejauh r meter dalam medium
dipol listrik ekivalen
dielektrik, dan ar menyatakan vektor satuan
sepanjang arah r. F dapat dinyatakan sebagai Jika molekul-molekul dielektrik bersifat
hasil kali dari Q dan E menyatakan intensitas non polar, maka dalam pengaruh suatu medan
medan listrik [9]. listrik luar, molekul-molekul dielektrik akan
Intensitas medan listrik terkait dengan menginduksi momen-momen dipol yang searah
besaran yang dinamakan potensial listrik V. dengan arah medan listrik. Suatu dielektrik
Potensial listrik merupakan besaran skalar yang dengan momen dipol yang searah dengan medan
dirumuskan secara matematis sebagai berikut : listrik dikatakan terpolarisasi oleh medan. Pada
kasus tersebut, dipol-dipol molekular
E= - V (2.4) menghasilkan suatu medan listrik tambahan yang
arahnya berlawanan dengan medan awal,
Sehingga diperoleh persamaan potensial listrik : sehingga dapat melemahkan medan awal.
1 Q
V = (2.5)
4 0 r
26 Transmisi, Jurnal Teknik Elektro, Jilid 11, Nomor 1, Maret 2009, hlm. 23-36

mempunyai beberapa kelebihan yaitu (Tadjuddin,


1998) :
1) Dielektrik cair memiliki kerapatan 1000 kali
atau lebih dibandingkan dengan dielektrik
gas, sehingga memiliki kekuatan dielektrik
yang lebih tinggi.
2) Dielektrik cair akan mengisi celah atau ruang
yang akan diisolasi secara serentak melalui
(a) proses konversi dengan menghilangkan panas
yang timbul akibat rugi energi.
3) Dielektrik cair cenderung dapat memperbaiki
diri sendiri (self healing) jika terjadi
pelepasan muatan (discharge).
Tetapi dielektrik cair juga memiliki kekurangan
yaitu mudah terkontaminasi.
Adanya tegangan lebih (over voltage)
dan pemanasan termal (thermal stress) karena
disipasi daya di dalam transformator
(b)
Gambar 2.2
menyebabkan pada bahan dielektrik cair akan
(a) Dipol-dipol listrik yang tersebar secara acak timbul kontaminan yang berupa partikel padat,
dari suatu dielektrik polar tanpa kehadiran cair ataupun gas. Keberadaan kontaminan ini
medan listrik luar sangat merugikan, karena menurunkan kualitas
(b) Dalam pengaruh medan listrik luar, dipol-dipol dielektrik cair pada peralatan tegangan tinggi,
menyearahkan dirinya sejajar dengan arah terutama pada transformator. Bahkan untuk gas-
medan listrik [15] gas yang mudah terbakar, jika disertai dengan
oksigen dan temperatur yang cukup tinggi dapat
Dengan adanya sifat melemahkan medan menyebabkan terjadinya kebakaran pada
listrik awal, dielektrik merupakan isolator, transformator.
bersifat inert (lembam) dalam medan listrik dan
memiliki kekuatan dielektrik. Kekuatan dielektrik Parameter fisis pada bahan dielektrik cair
dapat didefinisikan sebagai tekanan dielektrik Parameter fisis pada bahan dielektrik cair adalah
maksimum yang dapat mengalirkan arus listrik (Pender & Del Mar, 1949) :
dalam bahan dielektrik atau ukuran ketahanan 1.) Kerapatan (Density)
suatu material terhadap tegangan tinggi tanpa Densitas merupakan perbandingan massa dan
berakibat terjadinya kedadalan listrik (electrical volume material tertentu.
breakdown). Kedadalan listrik umumnya terjadi m
akibat adanya pengotor, retak, garit (flaw), dan = (2.7)
ketaksempurnaan lainnya, dan bukan merupakan V
karakteristik listrik bawaan material tersebut. dengan m menyatakan massa dan V
Ketika medan listrik memasuki bahan dielektrik, menyatakan volume zat cair. Densitas
dan mencapai medan kritisnya, medium dielektrik cair (minyak dan oli) lebih kecil
mengalami dielectric breakdown, sehingga aliran dibandingkan dengan air, oleh karena itu
arus dapat melewati dielektrik. Kekuatan adanya air dalam minyak akan mudah
dielektrik cair tergantung pada sifat atom dan terpisah.
molekul cairan, material elektroda, temperatur, 2.) Kekentalan (Viscosity)
jenis tegangan yang diberikan, gas yang terdapat Viskositas adalah besaran yang
dalam cairan dan sebagainya yang dapat menggambarkan kekuatan aliran zat cair.
mengubah sifat molekul cairan. Pada dielektrik Bila sebuah bola bergerak dalam cairan
cair, kekuatan dielektrik setara dengan tegangan statis, maka akan ada gaya penghambat.
yang terjadi [12]. Menurut hukum Stokes :

Bahan Dielektrik Cair R = 6rv (2.8)


Secara umum, dielektrik cair lebih dengan R menyatakan gaya penghambat, r
banyak digunakan sebagai material isolasi dalam jari-jari bola, v kecepatan relatif bola dan
peralatan tegangan tinggi karena dielektrik cair koefisien kekentalan yang digunakan dalam
Umiyati, Pengujian Kekuatan Dielektrik pada Minyak Sawit dan Minyak Castrol dengan Elektrode . 27

menentukan besarnya viskositas zat cair. mengukur besarnya tegangan dadal dielektrik
Viskositas dielektrik cair diukur dari waktu cair yang volumenya relatif besar pada
alir minyak dengan volume dan kondisi berbagai kondisi yang berbeda [1].
tertentu. Dalam fungsinya sebagai media
pendingin, maka viskositas bahan dielektrik Komposisi Kimia Bahan Dielektrik Cair
cair merupakan faktor penting dalam aliran Pada dasarnya, dielektrik cair yang
konversi untuk memindahkan panas. digunakan sebagai material isolasi tersusun atas
Viskositas tergantung pada temperatur senyawa-senyawa hidrokarbon dan non
cairan. hidrokarbon [9].
3.) Tegangan Dadal (Breakdown Voltage) a.) Senyawa Hidrokarbon
Medan listrik memberi gaya kepada elektron- Senyawa hidrokarbon adalah senyawa kimia
elektron agar terlepas dari ikatannya dan yang terdiri dari unsur-unsur hidrogen dan
menjadi elektron bebas. Dengan kata lain, karbon. Senyawa hidrokarbon yang
medan listrik merupakan suatu beban yang merupakan bagian terbesar dari minyak dapat
menekan dielektrik agar berubah sifat dibagi atas tiga kelompok besar yaitu
menjadi konduktor. Beban dari dielektrik senyawa parafin, senyawa napthena dan
dapat disebut sebagai terpaan medan listrik. senyawa aromatik.
Jika terpaan listrik melebihi batas kekuatan
dielektrik dan berlangsung cukup lama, maka b.) Senyawa Non Hidrokarbon
dielektrik akan menghantar arus atau berubah Senyawa non hidrokarbon yang terdapat
fungsinya sebagai bahan isolasi. Dalam hal dalam dielektrik cair adalah substansi
ini, dielektrik mengalami dadal. Tegangan asphalt/ter, senyawa organik yang
yang menyebabkan dielektrik tersebut mengandung belerang dan nitrogen, asam
mengalami dadal disebut tegangan dadal naphtena,ester, alkohol dan senyawa
(breakdown voltage). Besarnya tegangan organometalik.
dadal pada dielektrik sama dengan atau lebih
besar dari kekuatan dielektriknya [16] Tegangan Dadal pada Bahan Dielektrik Cair
Dari semua teori yang membahas tentang Fenomena fisis dari peristiwa dielectric
tegangan dadal pada material cair, dapat breakdown adalah lucutan/percikan api dalam zat
ditarik suatu hubungan antara jarak sela cair. Bila tegangan dinaikkan secara kontinyu,
elektroda dengan kekuatan maksimum maka pada suatu tegangan kritis tertentu akan
dielektrik. Hubungan antara jarak sela terjadi percikan api diantara kedua elektroda
elektroda dengan tegangan dadal pada tersebut. Dielektrik ideal hanya terdiri dari
dielektrik cair dapat dirumuskan ke dalam molekul-molekul netral, sehingga tidak dapat
persamaan umum yaitu : mengalirkan arus listrik. Dadal yang terjadi pada
Vbd = A d n (2.9) dielektrik cair tergantung pada jumlah elektron
bebas yang ada dalam dielektrik tersebut.
dengan Vbd menyatakan besarnya tegangan Konsentrasi elektron bebas dalam dielektrik pada
dadal dan d menyatakan jarak sela elektroda, keadaan normal sangat kecil dan ditentukan oleh
A dan n konstanta yang merupakan pengaruh gaya dari luar. Jika diantara elektroda
pendekatan logaritmis dari hubungan jarak diterapkan suatu tegangan listrik, maka akan
sela elektroda dan tegangan dadal, dengan timbul medan listrik yang mempunyai besar dan
nilai n selalu < 1 [1]. arah tertentu. Di dalam medan listrik, elektron-
Tegangan dadal pada bahan dielektrik cair elektron bebas akan mendapat energi yang cukup
juga dipengaruhi oleh sifat alami tegangan, kuat, sehingga dapat menyebabkan proses
sistem tegangan, dan durasi waktu ionisasi dalam bahan dielektrik cair. Jika gradien
penggunaan tegangan. Hubungan dari faktor- tegangan cukup tinggi, maka jumlah elektron
faktor tersebut perlu mendapatkan perhatian, yang diionisasikan akan lebih banyak daripada
karena tekanan listrik (electrical stress) yang jumlah ion yang ditangkap menjadi molekul-
dialami minyak dapat ditentukan dari molekul. Tiap elektron ini kemudian akan
hubungan faktor-faktor tersebut. Banyak riset menuju anoda secara kontinyu, dan mengalami
yang telah dilakukan oleh para ahli yang benturan dengan molekul cairan yang
bertujuan untuk mengukur tegangan awal membebaskan lebih banyak elektron. Dengan
(inception voltage), peristiwa pelepasan banyaknya elektron yang terbebas dari molekul
muatan (discharge) pada minyak, serta dan atomnya, maka sifat dielektrik cair menjadi
28 Transmisi, Jurnal Teknik Elektro, Jilid 11, Nomor 1, Maret 2009, hlm. 23-36

hilang karena adanya aliran elektron yang METODOLOGI PENELITIAN


menyebabkan adanya arus konduksi. Dan Waktu dan Lokasi Penelitian
besarnya medan listrik setelah percikan dapat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni
terukur dalam bentuk tegangan dadal [12]. Agustus 2006 di Laboratorium Fisika Zat Padat
Percikan api dalam dielektrik cair ini disebabkan Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
oleh beberapa faktor sebagai berikut [2] : Pengetahuan Alam dan Laboratorium Konversi
1) Besar medan listrik yang diaplikasikan pada Energi Listrik dan Sistem Tenaga Jurusan Teknik
dielektrik cair. Elektro Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
2) Gelembung gas dan butir-butir zat padat hasil Semarang.
dekomposisi zat cair (tergantung dari sifat
kimiawi zat cair). Alat dan Bahan Penelitian
3) Lubang pada elektroda atau permukaan Alat Penelitian
elektroda yang tidak rata. Dalam pengujian tegangan dadal pada
4) Tekanan impulsif dalam zat cair disertai bahan dielektrik cair, diperlukan beberapa
suara ledakan. peralatan yaitu sebagai berikut.
Terjadinya dadal disebabkan oleh elektron Tabel 3.1 Peralatan yang digunakan pada
bebas yang terdapat pada zat cair. Elektron bebas pengujian tegangan dadal
inilah yang akan memulai proses dadal.
Walaupun kuat medannya cukup besar, tetapi jika No. Alat Fungsi
tidak terdapat elektron bebas maka tidak akan 1. Regulator Tegangan Mengatur besarnya
tegangan listrik yang
terjadi dadal. Jika diantara elektroda diterapkan masuk ke rangkaian
suatu medan listrik yang kuat, sedangkan pada pengujian
elektroda tersebut terdapat permukaan yang tidak 2. Pembangkit tegangan Membangkitkan
rata (runcing), maka kuat medan yang terbesar terdiri dari : tegangan AC 100 kV
terdapat pada bagian yang runcing tersebut. Kuat Trafo step up Menaikkan/menurunkan
Panel kontrol tegangan
medan maksimum akan mengeluarkan elektron -Operating terminal Penunjuk nilai tegangan
e1, yang akan memulai terbentuknya banjiran -Digital Measuring dadal
elektron, sehingga terjadilah proses ionisasi [2]. Instrument
3. Resistor Memiliki hambatan
yang tinggi untuk
melindungi trafo dari
arus yang besar saat
kondisi dadal
4. Kapasitor Meningkatkan
kapasitansi pada
rangkaian pengujian
5. Tongkat pentanahan Membuang tegangan
(ground stick) sisa ke bumi
6. Kabel dan jepit buaya Menghubungkan
sampel uji dengan
pembangkit tegangan
7. Termometer air raksa Mengukur temperatur
Gambar 2.3 Kuat medan maksimum pada ujung sampel uji
yang runcing 8. Kompor listrik dan Memanaskan sampel uji
panci alumunium
Mekanisme dadal dalam dielektrik minyak 9. Jangka sorong Mengukur jarak sela
pada keadaan yang sesungguhnya bukanlah antar elektroda
peristiwa yang sederhana, apalagi penentuan 10. Pengukuran Sebagai media yang
besarnya tegangan dadal hanya didapat dari hasil viskositas : dihitung waktu jatuhnya
-Bola-bola kaca mengukur diameter
eksperimen saja. Penentuan tegangan dadal pada -mikrometer skrup bola kaca
minyak bervolume kecil tidak dapat digunakan -mistar Untuk mengukur jarak
pada minyak yang bervolume besar. Penelitian -stopwatch jatuh bola
dilakukan pada minyak bervolume kecil -timbangan digital Untuk mencatat waktu
menyesuaikan dengan pengujian oleh SPLN -gelas ukur Mengukur massa bola
dan massa sampel uji
(Standar Perusahaan Listrik Negara) maupun Sebagai tempat lintasan
standard IEC (International Electrotechnical jatuhnya bola
Commission) [5].
Umiyati, Pengujian Kekuatan Dielektrik pada Minyak Sawit dan Minyak Castrol dengan Elektrode . 29

Bahan Penelitian sebagai indikasi besarnya kekuatan dielektrik


Bahan yang digunakan pada penelitian cair.
adalah sebagai berikut iinyak castor (Castor Oil) Diagram Alir Penelitian
dan minyak sawit (Palm Oil), merk BIMOLI.
Diagram alir proses pengujian tegangan dadal
pada sampel uji
Prosedur Penelitian
Pengambilan Data
Pada pengujian tegangan dadal (Vbd),
masing-masing sampel uji dipanaskan sampai
didapat temperatur yang diinginkan. Temperatur
pengujian yaitu 30 C, 40 C, dan 50 C. Bila
sampel telah selesai dipanaskan, kemudian
sampel tersebut dimasukkan ke dalam chamber.
Untuk setiap variasi temperatur pada satu sampel
uji, besarnya jarak sela elektroda juga divariasi
dari 1 mm sampai 3 mm dengan interval 0,5 mm.
Kemudian tegangan dinaikkan sampai terjadi
dadal, dengan ditandai adanya percikan api di
sela elektroda dan suara ledakan. Untuk satu
jarak sela elektroda, sampel uji dikenai tegangan
tinggi sampai 5 kali pengulangan.
Pengukuran densitas dan viskositas
dilakukan pada kondisi sebelum dan setelah
dikenai tegangan dadal dengan memvariasikan
temperatur dan jenis bahan dielektrik cair.
Perlakuan ini berlaku untuk semua sampel uji
yaitu minyak castor (Castor Oil) dan minyak
sawit (Palm Oil)

Analisis Data
Setelah melakukan pengujian tegangan
dadal, kemudian menganalisis karakteristik fisis
bahan dielektrik cair. Analisis ini dilakukan
untuk kondisi sebelum dan setelah dadal agar
dapat diketahui pengaruh tegangan tinggi pada
karakteristik fisis bahan dielektrik cair tersebut.
Parameter fisis yang dianalisis antara lain :
viskositas bahan dielektrik cair dan besarnya
tegangan dadal untuk setiap variasi jarak sela
elektroda dan temperatur. Gambar 3.1 Diagram alir proses pengujian
Analisis ini dijelaskan melalui grafik tegangan dadal pada bahan dielektrik cair
analisis yaitu grafik pengaruh penambahan jarak
sela elektroda terhadap tegangan dadal, grafik Diagram Alat
pengaruh temperatur terhadap tegangan dadal, Bentuk Elektroda dan Chamber Uji
grafik hubungan viskositas dan tegangan dadal Sistem pembangkit tegangan tinggi AC
dan yang terakhir adalah grafik pengaruh yang digunakan berkonfigurasi elektroda bola-
perubahan temperatur terhadap viskositas bola (sphere-to-sphere geometry) seperti tampak
dielektrik cair untuk kondisi sebelum dan setelah pada gambar 3.2 dan 3.3. Elektroda yang
terjadi kedadalan dielektrik. digunakan pada pengujian adalah 2 buah
Dengan menganalisis grafik-grafik elektroda bola dengan diamater 30 mm dan
tersebut, dapat diketahui pengaruh parameter fisis terbuat dari bahan alumunium. Dengan panjang
terutama temperatur, viskositas dan perubahan elektroda keseluruhan yaitu 100 mm untuk
jarak sela elektroda terhadap tegangan dadal elektroda positif (anoda) dan elektroda negatif
(katoda). Berikut adalah gambar bentuk elektroda
30 Transmisi, Jurnal Teknik Elektro, Jilid 11, Nomor 1, Maret 2009, hlm. 23-36

untuk pengujian tegangan dadal pada bahan positif kapasitor dihubungkan dengan resistor
dielektrik cair : dan anoda sampel uji, sedangkan terminal
negatifnya dihubungkan dengan alat pengukur
digital DMI 551 sekaligus ditanahkan. Pada
sampel uji, anoda dihubungkan dengan terminal
positif kapasitor dan katoda ditanahkan. Hal ini
dilakukan karena bumi merupakan kutub negatif
yang tak terhingga besarnya. Untuk menaikkan
Gambar 3.2 Bentuk elektroda yang digunakan
dan menurunkan tegangan, digunakan panel
dalam pengujian tegangan dadal kontrol OT 276. Dan besarnya tegangan dadal
dapat dibaca pada alat pengukur digital DMI 551.
Chamber yang digunakan pada penelitian
ini terbuat dari kaca berbentuk silinder (gelas)
dengan ukuran diameter 80 mm, tinggi 150 mm
dan tebalnya 3mm. Dua buah kaca datar dengan
ketebalan 10 mm diletakkan pada posisi atas dan
bawah kaca silinder. Selain itu, kaca datar
dilubangi, agar elektroda dapat dipasang secara
vertikal. Posisi kedua elektroda tersebut dijaga
agar selalu tegak lurus. Jarak sela dapat diatur
dengan memutar ulir elektroda, dan besarnya
diukur dari permukaan luar elektroda bola yang
saling berhadapan. Penyangga terbuat dari nilon
dengan panjang keseluruhan 200 mm untuk
setiap batang, dengan diameter batang 25 mm
atau sekitar 1 inchi.
Desain chamber uji dapat diperhatikan pada
gambar 3.3.

Gambar 3.4 Diagram alat pengujian tegangan


dadal
(a) Skema Pengujian tegangan dadal
(b) Rangkaian pengujian tegangan dadal

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengaruh Jarak Sela Elektroda terhadap Nilai
Gambar 3.3 Desain chamber uji tegangan dadal Tegangan Dadal
pada dielektrik cair Adanya medan liatrik yang tinggi
Deskripsi Sistem Pembangkit Tegangan menyebabkan suatu bahan dielektrik kehilangan
Tinggi AC kemampuannya sebagai bahan isolasi antara
Rangkaian pembangkitan tegangan tinggi penghantar bermuatan. Jika dua buah penghantar
AC pada gambar 3.4 adalah rangkaian yang dipisahkan oleh suatu jarak dalam bahan
digunakan untuk mengukur besarnya tegangan dielektrik, maka dapat diketahui besarnya
dadal pada bahan dielektrik cair. Susunan tegangan dadal dengan mengaplikasikan medan
rangkaian pengujian ini terdiri dari trafo 100 kV listrik tinggi pada bahan dielektrik tersebut. Dari
yang fungsinya untuk menaikkan tegangan listrik penelitian yang telah dilakukan pada beberapa
dan dipasang seri dengan resistor. Resistor bahan dielektrik cair, yaitu minyak castor dan
minyak sawit dapat diperoleh grafik hubungan
memiliki hambatan yang besar yaitu 20 M agar
antara jarak sela elektroda dengan besarnya
dapat membatasi besarnya arus saat terjadinya
tegangan dadal adalah seperti berikut.
percikan api di antara sela elektroda. Terminal
Umiyati, Pengujian Kekuatan Dielektrik pada Minyak Sawit dan Minyak Castrol dengan Elektrode . 31

35 30 celcius
40 celcius Semakin besar kandungan uap air pada minyak
30
50 celcius
castor, maka akan memudahkan cairan dielektrik
tegangan dadal (kV)
menjadi konduktor. Karena air merupakan
25
molekul polar yang bersifat konduktif. Medan
20 listrik yang besar menyebabkan uap air dalam
ukuran yang sangat kecil ini akan memanjang
15 searah medan listrik, dan membentuk jembatan
antar elektroda yang menyebabkan terjadinya
10
0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 kedadalan dielektrik (Arismunandar, 1983). Pada
jarak sela (mm) jarak sela 1,5 mm, besarnya tegangan dadal turun
Gambar 4.1 Grafik hubungan jarak sela dan menjadi 14,698 kV. Penerapan tegangan yang
tegangan dadal pada minyak castor dengan cukup besar pada jarak 1 mm, telah merusak
temperatur 30 C, 40 C, dan 50 C kekuatan dielektrik minyak castor sehingga
menyebabkan adanya kontaminan berupa karbon.
Pada gambar 4.1, dapat diketahui Dan pada saat dikenai tegangan dadal berikutnya
hubungan empirik antara jarak sela elektroda dan untuk jarak 1,5 mm, minyak castor tidak cukup
tegangan dadal. Semakin besar jarak sela kuat untuk menahan medan listrik yang
elektroda, maka semakin besar juga tegangan diberikan. Dielektrik cair memiliki sifat dapat
dadal yang dihasilkan. Medan listrik memperbaiki diri sendiri (self healing).
menyebabkan elektron-elektron bebas pada Karakteristik fisis dan kekuatan dielektrik cair
elektroda mendapat energi yang cukup besar akan kembali ke kondisi semula, apabila gaya
untuk memindahkan muatan (elektron) dari eksternal dihilangkan karena molekul-molekul
elektroda satu ke elektroda lainnya melalui bahan dalam bahan dielektrik cair cenderung ingin
dielektrik minyak castor, sehingga terjadi mencapai kestabilan. Maka, setelah minyak
interaksi elektron pada molekul netral minyak castor terkena tegangan dadal pada jarak 1,5 mm
castor melalui proses tumbukan. Jika jarak sela yang besarnya hanya 14,698 kV, kekuatan
antara elektroda kecil, maka energi elektron dielektriknya dapat kembali lagi akibat adanya
untuk berpindah dari elektroda satu ke elektroda gaya pemulih yang kuat yang terjadi akibat
lainnya lebih kecil. Sebaliknya, semakin besar perubahan susunan muatan dalam molekul
jarak sela, maka energi dan tegangan yang (Reitz, Milford & Christy, 1993). Sehingga pada
diterapkan juga semakin besar. jarak-jarak berikutnya, tegangan dadal akan
Pada suhu kamar (30 C), susunan sebanding dengan jarak sela.
molekul-molekul pada minyak castor belum Sifat dielektrik minyak sangat tergantung
mengalami perubahan, karena tidak adanya pada struktur molekular. Bila dilihat dari grafik
energi termal yang memutus ikatan molekul dan 4.1, menunjukkan adanya kesebandingan antara
mengubah struktur molekular pada minyak castor jarak sela elektroda dengan tegangan dadal.
tersebut. Kenaikan ini disebabkan oleh susunan atom dan
Grafik hubungan jarak sela dan tegangan molekul yang telah stabil meskipun telah dikenai
dadal pada temperatur 40 C, menunjukkan energi termal berupa penambahan temperatur.
bahwa tegangan dadal yang terukur sebesar Atom-atom yang telah lepas dari ikatannya,
20,274 kV untuk jarak sela elektroda 1 mm. cenderung mencari tetangga terdekatnya. Ikatan
Pada jarak ini, minyak castor yang digunakan baru yang terbentuk inilah yang membuat minyak
merupakan cairan murni dan belum dikenai castor memiliki kekuatan dielektrik yang besar.
medan listrik sama sekali. Perbedaan dengan Minyak castor dalam hal ini telah mengalami self
minyak castor suhu 30 C pada jarak yang sama healing. Pada dasarnya, penambahan temperatur
adalah faktor fisis yang mempengaruhinya, yaitu dalam penelitian ini tidak cukup kuat untuk
kelembaban. Pada temperatur 30 C, membuat elektron yang terdapat dalam atom-
kelembabannya yaitu 53 %, lebih tinggi daripada atom minyak castor untuk bereksitasi dan
pada temperatur 40 C yang hanya 40 %. Tingkat berinteraksi dengan atom-atom tetangganya tanpa
kelembaban yang tinggi akan berpengaruh pada adanya medan listrik yang sangat tinggi.
kekuatan dielektrik suatu cairan.
32 Transmisi, Jurnal Teknik Elektro, Jilid 11, Nomor 1, Maret 2009, hlm. 23-36

35 30 celcius healing mudah tercapai. Penerapan medan listrik


40 celcius yang sangat tinggi akan mengubah struktur
30 50 celcius
molekular pada minyak sawit. Setelah dikenai
tegangan dadal (kV)

tegangan sebesar 30,412 kV nilai tegangan dadal


25
turun menjadi 20,832 kV. Penurunan nilai
20 tegangan dadal ini lebih besar dibandingkan
dengan minyak sawit pada suhu 30 C dan 40 C.
15
Pada umumnya, karakteristik minyak
10 castor dan minyak sawit. Ketiganya adalah cairan
0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 dielektrik yang berfungsi untuk menahan medan
jarak sela (mm) listrik eksternal. Hubungan antara jarak sela dan
tegangannya sebanding. Artinya semakin besar
Gambar 4.2 Grafik hubungan jarak sela dan
tegangan dadal pada minyak sawit dengan
jarak sela elektroda, semakin besar pula nilai
temperatur 30 C, 40 C, dan 50 C
tegangan dadal. Tetapi, karena adanya faktor-
faktor fisis tertentu yang mempengaruhinya,
Minyak sawit rata-rata memiliki nilai menjadikan adanya ketidakstabilan. Medan listrik
tegangan dadal lebih tinggi dari minyak castor. yang sangat besar menyebabkan terjadi proses
Hal ini disebabkan karena minyak sawit memiliki oksidasi yang salah satu hasil residunya adalah
viskositas lebih rendah (encer) daripada minyak partikel-partikel karbon yang melayang di dalam
castor. Pada cairan dengan viskositas lebih cairan dielektrik disertai adanya percikan api.
rendah, jarak antar atomiknya lebih jauh, Pada minyak castor dan minyak sawit,
sehingga interaksi antara muatan dalam atom- komposisi kimianya tersusun dari ikatan-ikatan
atom penyusunnya akan lebih lemah. Dengan hidrokarbon golongan ester. Karena minyak
demikian, sangat kecil kemungkinannya elektron castor lebih kental, maka struktur molekularnya
pada satu atom akan berpindah ke atom lebih rumit dan jarak antar molekulnya lebih
tetangganya yang dapat menyebabkan adanya rapat daripada minyak sawit. Dilihat dari struktur
aliran elektron penyebab berubahnya sifat molekulnya yang berbeda, masing-masing
dielektrik menjadi sebuah penghantar listrik dielektrik cair memiliki penampakan warna yang
(konduktor). berbeda pula.
Pada gambar 4.2, memperlihatkan bahwa Faktor-faktor yang mengurangi besarnya
antara besarnya jarak sela dengan tegangan dadal tegangan dadal dan mempercepat terjadi
sebanding. Akan tetapi, pada satu titik tertentu kedadalan pada bahan dialaktrik cair adalah :
terjadi penyimpangan untuk masing-masing adanya kontaminan berupa karbon, partikel debu
minyak sawit. Penurunan nilai tegangan dadal karena chamber tidak tertutup rapat dan tanpa
yang terjadi pada jarak 2 mm lebih disebabkan adanya proses pemvakuman, adanya uap air/air
adanya disruptive discharge, yaitu pelepasan yang tertinggal dari proses pembersihan
muatan yang akan mengganggu kestabilan chamber, serta gas terlarut dalam cairan
molekul-molekul dan mengurangi kekuatan dielektrik yang mempercepat terjadinya dadal.
bahan dielektrik. Disruptive discharge dapat Gas terlarut dapat menyebabkan dadal, karena
diketahui dengan adanya percikan api, dan perbedaan permitivitas antara gas dan cairan
pemanasan lokal pada cairan dielektrik dielektrik. Hal ini disebabkan karena medan
menghasilkan partikel karbon, dan gas (Khalifa, listrik dalam gas dianggap lebih besar daripada
1990). Akan tetapi, faktor-faktor itu tidak terlalu dalam cairan. Ketika gelembung gas mencapai
signifikan pengaruhnya terhadap kekuatan volume kritisnya, dan dipengaruhi medan listrik,
dielektrik. Minyak sawit pada temperatur 30 C gelembung gas akan diionisasi dan longsoran
elektron akan terbentuk. Adanya elektron dalam
dan 50 C, mengalami sedikit penurunan/
jumlah besar, akan menyebabkan adanya
kenaikan tegangan dadal. Akan tetapi pada suhu
tumbukan antara elektron dengan molekul cairan,
40 C, nilai tegangan dadal mencapai 30,412 kV
sehingga ada energi yang dilepaskan berupa
untuk jarak sela 1,5 mm. Minyak sawit memiliki
panas yang berakibat pada berubah atau putusnya
sifat fisis yang jernih dan encer, sehingga mudah struktur molekul cairan dielektrik. Selain itu pula,
untuk dibersihkan. Pengaruh kontaminan tidak
elektron yang saling berinteraksi dan adanya
terlalu besar, karena partikel-partikel karbon elektron-elektron bebas menyebabkan adanya
yang terdapat pada permukaan elektroda dan aliran elektron (arus listrik) sehingga
cairan mudah dihilangkan, sehingga proses self
Umiyati, Pengujian Kekuatan Dielektrik pada Minyak Sawit dan Minyak Castrol dengan Elektrode . 33

karakteristik dielektrik sebagai material isolasi 35 1 mm


akan berubah menjadi konduktor. Terdapat pula 1,5 mm
2 mm
percikan api akibat adanya peristiwa tumbukan 30

tegangan dadal (kV)


2,5 mm
tadi (Khalifa, 1990). 3 mm
Dari persamaan Vbd = A d n (persamaan 25

2.9), dapat diketahui bahwa antara konstanta A 20


dan n memiliki hubungan terbalik yaitu bila A
semakin besar, n semakin kecil dan nilai A yang 15

kecil menyebabkan nilai n besar. A dan n


10
merupakan konstanta yang diperoleh dari 25 30 35 40 45 50 55
pendekatan logaritmis data jarak sela elektroda temperatur (celcius)

dan tegangan dadal. Nilai n selalu kurang dari 1. Gambar 4.4 Grafik hubungan temperatur dan
Kedua konstanta ini mempengaruhi perhitungan tegangan dadal pada minyak sawit untuk beberapa
besarnya tegangan dadal secara matematis. Nilai jarak sela elektroda
A dan n yang besar menyebabkan nilai tegangan
dadal juga besar. Persamaan tegangan dadal Dari grafik hubungan temperatur dan
untuk masing-masing sampel uji dapat dilihat tegangan dadal, dapat dilihat bahwa pada
pada lampiran C. Di dalam eksperimen, kekuatan temperatur 40 C terdapat ketidakstabilan
dielektrik tergantung pada besarnya jarak sela besarnya tegangan dadal untuk minyak castor dan
elektroda. Tegangan dadal juga tergantung pada minyak sawit. Pada temperatur ini, terdapat
jenis tegangan, cara tegangan diterapkan dan kecenderungan nilai tegangan dadal yang berbeda
lamanya penerapan tegangan tersebut (Abduh, dibandingkan pada temperatur 30 C atau 50 C.
2003). Pada minyak castor, nilai tegangan dadal pada
temperatur 40 C paling rendah. Karena pada
Pengaruh temperatur terhadap besarnya temperatur ini ikatan atom minyak castor telah
tegangan dadal lepas oleh adanya gaya termal. Tetapi tegangan
Pada penelitian ini, temperatur dadal dapat kembali naik akibat adanya
berpengaruh terhadap besarnya tegangan dadal. kecenderungan atom mengadakan ikatan dengan
Karena temperatur dapat dianggap sebagai gaya tetangga terdekatnya dan menciptakan suatu
eksternal yang menjadikan adanya molekul yang netral.
ketidakstabilan pada atom dan molekul penyusun Demikian juga untuk minyak sawit. Pada
dielektrik cair. Pengaruh temperatur terhadap minyak sawit, ketidakstabilan ditunjukkkan
besarnya tegangan dadal untuk beberapa jarak dengan adanya perbedaan fluktuatif besarnya
sela elektroda dapat dilihat pada grafik 4.3, dan tegangan dadal untuk jarak sela 1,5 mm dan 2
4.4. mm.

Pengaruh viskositas terhadap besarnya


35 1 mm tegangan dadal
1,5 mm Tinggi atau rendahnya tegangan dadal
2 mm
30 dipengaruhi juga oleh viskositas cairan dielektrik.
tegangan dadal (kV )

2,5 mm
3 mm
Viskositas sangat peka terhadap perubahan
25
temperatur, sehingga kecenderungan besarnya
20 viskositas terhadap tegangan dadal akan sama
dengan kecenderungan penambahan temperatur
15 terhadap tegangan dadal.. Hal ini dapat dilihat
10
dari grafik hubungan temperatur-tegangan dadal
25 30 35 40 45 50 55 dan viskositas-tegangan dadal. Grafik di bawah
temperatur (celcius) ini menunjukkan hubungan viskositas dan
tegangan dadal pada minyak castor dengan
Gambar 4.3 Grafik hubungan temperatur dan temperatur 30 C, 40 C dan 50 C untuk
tegangan dadal pada minyak castor untuk beberapa jarak sela elektrode.
beberapa jarak sela elektroda
34 Transmisi, Jurnal Teknik Elektro, Jilid 11, Nomor 1, Maret 2009, hlm. 23-36

35 1 mm berkurang, terutama pada jarak sela 1mm dan 2


1,5 mm mm. Hal itu juga dapat dianalogikan pada grafik
30
2 mm
4.9 . Ketidakstabilan karakteristik dielektrik
tegangan dadal (kV)

2,5 mm
3 mm
terjadi setelah dikenai penambahan temperatur
khususnya pada temperatur 40 C. Karena data
25

20 hanya diambil pada tiga temperatur, maka untuk


menganalisa pengaruh viskositas terhadap
15 kenaikan/penurunan tegangan dadal menjadi
kurang akurat. Akan tetapi berdasarkan hasil
10
1 2 3 4 5 penelitian sebelumnya, dapat ditarik suatu
viskositas (poise) hubungan terbalik antara besarnya viskositas dan
Gambar 4.5 Grafik hubungan viskositas dan tegangan dadal. Artinya, apabila viskositasnya
tegangan dadal minyak castor pada temperatur 30 lebih besar maka nilai tegangan dadal kecil,
C, 40 C dan 50 C untuk beberapa jarak sela demikian pula sebaliknya. Karena pada viskositas
elektroda yang tinggi, jarak antar atomnya relatif kecil dan
rapat, sehingga gaya interaksi antar muatan pada
atom-atom penyusun dielektrik cair menjadi kuat.
35 1 mm Hal ini yang menyebabkan nilai tegangan
1,5 mm dadalnya rendah, karena dielektrik mudah
2 mm
30 terkonduksi akibat interaksi muatan-muatan pada
tegangan dadal (kV)

2,5 mm
3 mm bahan dielektrik tersebut. Penelitian ini dilakukan
25
pada bahan dielektrik cair yang tidak selalu dapat
20 dikondisikan sama untuk setiap saat, meskipun
parameter fisis telah diatur sedemikian rupa.
15 Karena sifat dari dielektrik cair cenderung tidak
10
stabil bila dikenai gaya eksternal. Akan tetapi
0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 bahan dielektrik cair memiliki sifat self healing,
viskositas (poise) sehingga dapat kembali ke keadaan semula.
Gambar 4.6 Grafik hubungan viskositas dan
tegangan dadal minyak sawit pada temperatur Pengaruh temperatur terhadap viskositas
30 C, 40 C dan 50 C untuk beberapa jarak sela dielektrik cair
elektroda Antara temperatur dan viskositas memiliki
hubungan eksponensial negatif. Dengan kata lain,
Penelitian ini hanya difokuskan pada tiga apabila temperatur bertambah besar viskositas
temperatur yaitu 30 C, 40 C, dan 50 C. Dari menurun. Dan apabila temperatur berkurang,
grafik 4.5, besarnya tegangan dadal pada viskositas bertambah. Hal ini dapat di ketahui
viskositas 1,867 poise paling kecil dibandingkan dari grafik hubungan antara temperatur dan
dengan pada viskositas 1,368 dan 4,076 poise. viskositas sebelum dan setelah terjadi kedadalan
Pada viskositas ini, cairan dielektrik menerima dielektrik.
gaya termal yang menyebabkan ikatan antar atom
menjadi tak stabil. Tetapi sifat self healing pada 6,5 sebelum dadal
dielektrik cair menyebabkan susunan atomik setelah dadal
5,5
pada minyak castor tertata kembali, sehingga
viskositas (poise)

nilai tegangan dadal mengalami kenaikan. 4,5


Grafik 4.6 menunjukkan hubungan antara 3,5
viskositas dan tegangan dadal pada minyak sawit.
Besarnya tegangan dadal pada viskositas 0,463 2,5

poise untuk masing-masing jarak sela besarnya 1,5


cenderung saling mendekati/sama. Pada
0,5
viskositas 0,510 poise, susunan molekul pada 25 30 35 40 45 50 55
minyak sawit mengalami ketakstabilan yang temperatur (celcius)

dapat dilihat dari sebaran datanya. Selain dikenai Gambar 4.7 Grafik hubungan temperatur dan
medan listrik yang besar, juga dikenai gaya viskositas pada minyak castor.
termal akibat pemanasan sehingga pada nilai
viskositas ini kekuatan dielektrik menjadi
Umiyati, Pengujian Kekuatan Dielektrik pada Minyak Sawit dan Minyak Castrol dengan Elektrode . 35

0,75 sebelum dadal PENUTUP


0,7
setelah dadal Pada dasarnya, penambahan jarak sela
elektroda menyebabkan kenaikan nilai tegangan
viskositas (poise) 0,65
dadal minyak castor dan minyak sawit.
0,6
Pada penelitian ini, dielektrik cair
0,55
cenderung tidak stabil pada temperatur 40C.
0,5 Viskositas dielektrik cair sangat peka
0,45 terhadap kenaikan temperatur. Dari grafik,
0,4 viskositas setelah dadal untuk dielektrik minyak
25 30 35 40 45
temperatur (celcius)
50 55 lebih kecil dibandingkan sebelum dadal.
Dari data pengukuran tegangan dadal,
Gambar 4.8 Grafik hubungan temperatur dan
viskositas pada minyak sawit
dielektrik cair paling baik pada penelitian ini
adalah minyak sawit.
Pada dasarnya, viskositas akan berkurang Sebaiknya untuk penelitian lebih lanjut,
seiring dengan pertambahan temperatur. Hal ini bahan dielektrik cair dikondisikan murni, bebas
dapat diketahui dari data empirik dan grafik, dari campuran gas dan partikel-partikel lain.
yaitu bahwa setiap kenaikan temperatur akan Pengkondisian ruangan dan parameter-parameter
menurunkan tingkat kekentalannya. Pada minyak fisis sangat diperlukan, agar data lebih akurat
castor, kondisi viskositas sebelum mengalami dan penelitian bersifat konsisten.
kedadalan dielektrik lebih kecil daripada setelah
Ucapan Terima kasih
dadal pada suhu 30 C. Hal ini disebabkan oleh
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
parameter fisis ruangan pada saat penelitian.
Laboratoirum Konversi Energi dan Sistem
Kondisi temperatur ruangan dan kelembaban
Tenaga Listrik Jurusan Teknik Elektro
udara, juga mempengaruhi kondisi dielektrik cair.
Universitas Diponegoro untuk melakukan
Pengukuran viskositas dilakukan sebanyak 5 kali
pegujian tegangan tinggi, dan juga Laboratorium
pengulangan, dengan kondisi fisis yang tidak
Zat Padat Jurusan Fisika Universitas Diponegoro
selalu sama. Dan hasil ini diperoleh dari nilai
yang telah memberikan kesempatan untuk
reratanya. Untuk temperatur 40 C dan 50 C,
melakukan persiapan percobaan.
viskositas sebelum dadal untuk minyak sawit
selalu lebih besar daripada setelah dadal,
walaupun pada suhu 40 C (minyak sawit) terjadi DAFTAR RUJUKAN
sedikit penurunan. Nilai viskositas peka terhadap
temperatur, karena nilai ini dipengaruhi oleh Abduh, S. 2003. Teori Kegagalan Isolasi.
pergerakan (akibat pergeseran) atom dan molekul Universitas Trisakti. Jakarta.
terhadap tetangga-tetangga mereka. Tegangan Arismunandar,A. 1983. Teknik Tegangan Tinggi
tinggi yang diberikan kepada dielektrik minyak Suplemen. Jakarta : Ghalia Indonesia.
membuat adanya vibrasi pada atom-atom bahan, Baktiman,P. 2005. Pengujian Tegangan Tembus
yang menyebabkan berubahnya susunan atom pada Media Isolasi Cair Minyak Trafo dan
pada molekul atau lepasnya sebagian ikatan Minyak Sawit dengan Menggunakan
penyusun bahan dielektrik cair. Setiap atom dari Elektroda Setengah Bola dan Jarum.
suatu material terkoordinasi dengan tetangga- Semarang : Teknik Elektro UNDIP.
tetangganya. Vibrasi-vibrasi termal pada satu Dedy,K.S. 2004. Studi Pengaruh Temperatur
atom mempengaruhi atom-atom di dekatnya. terhadap Karakteristik Dielektrik Minyak
Perpindahan suatu atom akibat gaya-gaya Transformator Jenis Shell Diala B.
mekanik atau akibat medan listrik menyebabkan Bandung : ITB.
ikut berubahnya posisi dari atom-atom tetangga. Dewi,L.T. 2005. Pengujian Tegangan Tembus
Energi termal akan lebih besar pada pada Media Isolasi Udara dengan Variasi
temperatur yang lebih tinggi. Selain Kelembaban dan Media isolasi Minyak
menimbulkan getaran termal yang lebih kuat, Trafo dengan Variasi Temperatur
juga membentuk kekosongan. Kekosongan akan Menggunakan Elektroda Bidang-Bidang.
menimbulkan kekacauan pada struktur material, Semarang : Teknik Elektro UNDIP.
sehingga nilai viskositasnya menurun.
36 Transmisi, Jurnal Teknik Elektro, Jilid 11, Nomor 1, Maret 2009, hlm. 23-36

Jatmiko, H.A.2004. Pengaruh Perubahan Suhu Syakur,A. 2004. Bahan Ajar Gejala Medan
terhadap Tegangan Tembus pada Bahan Tinggi. Semarang : Jurusan Teknik Elektro,
Isolasi Cair. Surakarta : UMS. Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Kasap,S.O. 2000. Principles of Electrical Tadjuddin. 1998. Analisis Kegagalan Minyak
Engineering Material and Devices, Revised Transformator, Edisi ke-12. Elektro
Edition. Singapura : Mc Graw-Hill Indonesia. Maret 1998.
International Edition. Tipler,P.A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik,
Khalifa,M. 1990. High Voltage Engineering, edisi ke-3. Jakarta : Erlangga.
Theory and Practice. New York : Marcel Tobing,B,L. 2003. Dasar Teknik Pengujian
Dekker,Inc. Tegangan Tinggi. Jakarta : PT Gramedia
Neelakanta, P, S., 1995. Handbook of Pustaka Utama.
Electromagnetic Materials : Monolithicand Vlack,L.H.V. 2004. Elemen-Elemen Ilmu dan
Composite Versions and Their Rekayasa Material, edisi ke-6. Jakarta :
Applications. Boca Raton, Florida : CRC Erlangga.
Press LLC. Wangness, R.K. 1986. Electromagnetic Fields,
Pender,H dan Del Mar,W.A. 1949. Electrical 2nd Edition. New York : John Willey &
Engineers Handbook (Electric Power). Sons Inc.
New York : John Willey & Sons Inc.
Reitz,J.R, Milford,F.J dan Christy,R.W. 1993.
Dasar Teori Listrik Magnet, Edisi ketiga.
Bandung : ITB.

Anda mungkin juga menyukai