Abstract. In this paper we explained the breakdown voltage testing that has been done on two
dielectric liquid, castrol oil and palm oil using ball to ball electrode.
This research observed the effect analysis of electrode gap distance to breakdown voltage,
relation between temperature and breakdown voltage, liquid viscocity and breakdown voltage,
and increasing temperature to the liquid viscocity.
As the laboratory testing result, the breakdown voltage had proportional relation with the
electrode gap distance. Viscocity of the liquid influence with its molecular structure and
temperature. The liquid dieletricity depend on the electric field exposed and its viscocity.
Palm oil has better dielectricity than castor oil in all distance variation and temperature. As
the dielectric material must have big breakdown voltage value, the palm oil seen to have this
feasibility according to its breakdown voltage 33,060 kV at gap distance 3 mm.
Listrik merupakan suatu energi yang (Ultra High Voltage) (Abduh, 2001). Peralatan
mendominasi sebagian besar kehidupan manusia listrik yang menggunakan tegangan tinggi
sekarang ini. Dari peralatan rumah tangga sampai memegang peranan sangat penting agar
mesin-mesin industri menggunakan energi listrik pendistribusian listrik berjalan dengan baik.
dalam pengoperasiannya. Untuk memenuhi Sehingga bahan isolasi sangat diperlukan untuk
kebutuhan ini, maka diperlukan peralatan memisahkan dua atau lebih penghantar listrik
tegangan tinggi sebagai penyalur daya listrik dari yang bertegangan, supaya antara penghantar-
sumber pembangkit listrik kepada konsumen. penghantar tersebut tidak terjadi lompatan listrik
Pemakaian tegangan tinggi, selalu atau percikan api. Syarat dari bahan isolasi listrik
mempertimbangkan keperluan, kondisi ekonomi, yaitu memiliki kekuatan menahan medan listrik
dan juga faktor ekonomis seperti pelaksanaan, yang dinamakan kekuatan isolasi. Bila pada
pemeliharaan, faktor sosial budaya, dan pengaruh bahan dielektrik diberikan medan listrik yang
gangguan yang akan terjadi. Dalam penyaluran melebihi kemampuannya, maka isolasi akan
energi, tegangan yang dipakai biasanya adalah mengalami peristiwa dielectric breakdown
tegangan tinggi AC [1]. Tegangan tinggi adalah (kedadalan pada material dielektrik). Dadal yang
tegangan yang besarnya mulai dari 0,6 kV (600 terjadi pada saat peralatan listrik sedang
volt) sampai dengan tegangan yang mempunyai beroperasi, dapat menyebabkan kerusakan alat
nilai ribuan volt. Tegangan tinggi dibagi menjadi sehingga kontinyuitas sistem terganggu. Hal ini
beberapa jenis, yaitu : tegangan tinggi (High disebabkan oleh dua faktor yaitu adanya
Voltage) yaitu antara 0,6 atau 1 kV sampai 2,4 tegangan lebih (over voltage) dan pemanasan
kV, tegangan tinggi menengah (Medium High termal (thermal stress) karena adanya disipasi
Voltage) dari 3 kV sampai 30 kV, tegangan daya di dalam peralatan tegangan tinggi terutama
ekstra tinggi (Extra High Voltage) yaitu dari 60 transformator. Sebagai akibatnya, pada bahan
sampai 100 kV, dan untuk tegangan sebesar 240 dielektrik akan timbul kontaminan yang dapat
kV sampai 1000 kV disebut tegangan ultra tinggi berupa partikel padat, cair ataupun gas.
23
24 Transmisi, Jurnal Teknik Elektro, Jilid 11, Nomor 1, Maret 2009, hlm. 23-36
Keberadaan kontaminan ini sangat merugikan, Sehingga untuk melanjutkan dan melengkapi
karena menurunkan kualitas dielektrik pada penelitian sebelumnya, elektroda yang digunakan
peralatan tegangan tinggi. Bahkan untuk gas-gas adalah elektroda bola-bola dengan memvariasi
yang mudah terbakar, jika disertai dengan berbagai bahan dielektrik sebagai sampel uji.
oksigen dan temperatur yang cukup tinggi dapat Sampel-sampel tersebut adalah minyak castor
menyebabkan terjadinya kebakaran pada dan minyak sawit. Pemilihan jenis bahan
transformator [4]. dielektrik seperti minyak castor, dan minyak
Untuk mengatasi hal tersebut, maka sawit lebih disebabkan oleh tingkat harganya
diperlukan suatu bahan isolasi listrik yang baik yang lebih rendah dibandingkan minyak Shell
dan dapat mencegah adanya kedadalan pada diala B (minyak trafo). Dan untuk mengetahui
peralatan tegangan tinggi. Secara umum, material kelayakan dari bahan-bahan dielektrik tersebut
terdiri dari material padat, cair, gas dan plasma. sebagai alternatif isolasi peralatan listrik
Pada material dielektrik cair yang sering tegangan tinggi, maka dilakukan pengujian
diaplikasikan pada peralatan tegangan tinggi karakteristik listrik dengan salah satu parameter
khususnya transformator, memiliki beberapa pengujian yaitu besarnya tegangan dadal.
kelebihan antara lain [13] : kerapatan 1000 kali Berdasarkan latar belakang masalah di atas,
atau lebih dibandingkan isolasi gas. Isolasi cair dapat diambil perumusan masalah yaitu
akan mengisi celah atau ruang yang akan bagaimana karakteristik fisis bahan dielektrik cair
diisolasi secara serentak melalui proses konversi pada kondisi dadal (breakdown). Karakteristik
panas yang timbul akibat rugi energi. Selain itu, fisis tersebut meliputi : jarak sela elektroda,
isolasi cair (dielektrik cair) cenderung dapat viskositas, temperatur, dan besarnya tegangan
memperbaiki diri sendiri (self healing) jika dadal yang digunakan sebagai indikasi adanya
terjadi pelepasan muatan (discharge). dadal pada dielektrik cair dengan menggunakan
elektroda berbentuk bola dan chamber kaca
Lebih dari satu abad, minyak mineral
silinder.
(minyak bumi) telah digunakan sebagai bahan
Beberapa batasan yang perlu diberikan
isolasi cair. Meskipun minyak mineral ini
agar permasalahan yang akan dibahas menjadi
memiliki kekuatan dielektrik yang tinggi, tetapi
terarah. Batasan tersebut adalah sebagai berikut :
karena berbasis pada minyak petroleum, sehingga
1) Sampel uji yang digunakan adalah minyak
memiliki sifat mudah terbakar (flammable).
castor dan minyak sawit.
Selain itu, persediaan minyak petroleum di alam
2) Pengujian dilakukan dengan menggunakan
yang semakin sedikit jumlahnya, menyebabkan
elektroda berbentuk bola dari bahan
tingkat harganya relatif mahal. Untuk itu diteliti
bahan dielektrik cair terutama minyak nabati, alumunium dengan diameter 30 mm.
karena akan lebih aman dan efisien dibandingkan 3) Pengujian tegangan dadal dilakukan pada
bila menggunakan minyak bumi dan turunannya. temperatur (30,40,50) C dengan interval 10
Di samping itu, proses penggantian minyak C serta dengan jarak antar elektroda mulai 1
nabati di alam yang relatif cepat apabila telah mm sampai 3 mm dengan interval 0,5 mm.
digunakan. 4) Tegangan yang diterapkan untuk pengujian,
menggunakan tegangan AC dengan frekuensi
Pada penelitian sebelumnya, bahan 50 Hz.
dielektrik yang digunakan adalah udara, dan 5) Parameter yang akan diteliti meliputi
minyak trafo jenis Shell diala B dengan elektroda pengaruh jarak sela elektroda, viskositas,
bidang (pelat). Pada isolasi udara dengan jarak serta temperatur terhadap besarnya tegangan
sela elektroda yang sama, memiliki nilai dadal untuk masing-masing sampel uji.
tegangan dadal lebih kecil dibandingkan pada
bahan dielektrik minyak [5]. Bentuk geometri Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
elektroda sangat mempengaruhi nilai tegangan penelitian ini adalah (1) Mengamati dan
dadal berdasarkan besarnya tingkat kelengkungan menganalisis pengaruh jarak sela elektroda
elektroda. Elektroda bola-bola memiliki nilai terhadap besarnya tegangan dadal yang terjadi
tegangan dadal yang lebih besar dibandingkan pada bahan dielektrik cair. (2) Menganalisis
dengan yang dihasilkan oleh elektrode jarum- pengaruh temperatur terhadap nilai tegangan
setengah bola untuk jenis dielektrik yang sama. dadal
Umiyati, Pengujian Kekuatan Dielektrik pada Minyak Sawit dan Minyak Castrol dengan Elektrode . 25
(3) Menganalisis pengaruh viskositas terhadap dengan V menyatakan potensial pada distribusi
tegangan dadal. (4) Mempelajari kenaikan muatan listrik.
temperatur terhadap besarnya viskositas Dielektrik memiliki karakteristik
dielektrik cair. memperlemah medan listrik antara elektroda.
Molekul-molekul dalam dielektrik akan
BAHAN DIELEKTRIK menghasilkan medan listrik tambahan yang
Bahan dielektrik ideal adalah bahan yang arahnya berlawanan dengan medan listrik luar.
tidak memiliki muatan bebas. Medan listrik Jika molekul-molekul dalam dielektrik bersifat
menimbulkan gaya pada setiap partikel polar, dielektrik tersebut memiliki momen dipol
bermuatan. Muatan positif dan negatif dari setiap permanen. Momen dipol secara normal tersebar
molekul berpindah dari letak kesetimbangannya secara acak. Dalam pengaruh medan listrik di
ke arah yang berlawanan. Tetapi, perpindahan ini antara elektroda, momen dipol menerima gaya
dibatasi oleh gaya pemulih yang kuat yang terjadi yang memaksa momen dipol tersebut
akibat perubahan susunan muatan dalam menyearahkan diri dengan arah medan listrik.
molekul. Perpindahan relatif muatan positif Kemampuan momen dipol menyearahkan diri
dalam dielektrik terhadap muatan negatif, dengan medan listrik bergantung pada kuat
menyebabkan dielektrik tersebut terpolarisasi. medan dan temperatur. Pada temperatur tinggi,
Besarnya polarisasi tidak hanya bergantung pada gerak termal molekul-molekul yang bersifat acak
medan listrik, tetapi juga pada sifat molekul cenderung menghambat proses penyearahan [15].
penyusun bahan dielektrik tersebut. Momen dipol listrik terletak antara muatan
Sifat dielektrik dapat diperhatikan dalam positif dan negatif dengan besar yang sama yaitu
semua fase material, yaitu padat, cair, gas dan Q seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1.
plasma. Interaksi molekul dalam material pada Momen dipol listrik p didefinisikan
level mikroskopis disebabkan adanya kuat medan sebagai sebuah vektor oleh persamaan :
listrik luar. Pertambahan medan listrik melalui p=Qd (2.6)
interaksi muatan-muatan listrik pada medium
dikenal dengan hukum Coulomb, yaitu : dengan d menyatakan vektor pergeseran di antara
1 Q1Q 2 titik pusat muatan positif dan titik pusat muatan
F= ar (2.1) negatif, yang besarnya masing-masing adalah Q
4 0 r2
coulomb [9].
F=QE (2.2)
sehingga
1 Q
E= ar (2.3)
4 0 r2
menentukan besarnya viskositas zat cair. mengukur besarnya tegangan dadal dielektrik
Viskositas dielektrik cair diukur dari waktu cair yang volumenya relatif besar pada
alir minyak dengan volume dan kondisi berbagai kondisi yang berbeda [1].
tertentu. Dalam fungsinya sebagai media
pendingin, maka viskositas bahan dielektrik Komposisi Kimia Bahan Dielektrik Cair
cair merupakan faktor penting dalam aliran Pada dasarnya, dielektrik cair yang
konversi untuk memindahkan panas. digunakan sebagai material isolasi tersusun atas
Viskositas tergantung pada temperatur senyawa-senyawa hidrokarbon dan non
cairan. hidrokarbon [9].
3.) Tegangan Dadal (Breakdown Voltage) a.) Senyawa Hidrokarbon
Medan listrik memberi gaya kepada elektron- Senyawa hidrokarbon adalah senyawa kimia
elektron agar terlepas dari ikatannya dan yang terdiri dari unsur-unsur hidrogen dan
menjadi elektron bebas. Dengan kata lain, karbon. Senyawa hidrokarbon yang
medan listrik merupakan suatu beban yang merupakan bagian terbesar dari minyak dapat
menekan dielektrik agar berubah sifat dibagi atas tiga kelompok besar yaitu
menjadi konduktor. Beban dari dielektrik senyawa parafin, senyawa napthena dan
dapat disebut sebagai terpaan medan listrik. senyawa aromatik.
Jika terpaan listrik melebihi batas kekuatan
dielektrik dan berlangsung cukup lama, maka b.) Senyawa Non Hidrokarbon
dielektrik akan menghantar arus atau berubah Senyawa non hidrokarbon yang terdapat
fungsinya sebagai bahan isolasi. Dalam hal dalam dielektrik cair adalah substansi
ini, dielektrik mengalami dadal. Tegangan asphalt/ter, senyawa organik yang
yang menyebabkan dielektrik tersebut mengandung belerang dan nitrogen, asam
mengalami dadal disebut tegangan dadal naphtena,ester, alkohol dan senyawa
(breakdown voltage). Besarnya tegangan organometalik.
dadal pada dielektrik sama dengan atau lebih
besar dari kekuatan dielektriknya [16] Tegangan Dadal pada Bahan Dielektrik Cair
Dari semua teori yang membahas tentang Fenomena fisis dari peristiwa dielectric
tegangan dadal pada material cair, dapat breakdown adalah lucutan/percikan api dalam zat
ditarik suatu hubungan antara jarak sela cair. Bila tegangan dinaikkan secara kontinyu,
elektroda dengan kekuatan maksimum maka pada suatu tegangan kritis tertentu akan
dielektrik. Hubungan antara jarak sela terjadi percikan api diantara kedua elektroda
elektroda dengan tegangan dadal pada tersebut. Dielektrik ideal hanya terdiri dari
dielektrik cair dapat dirumuskan ke dalam molekul-molekul netral, sehingga tidak dapat
persamaan umum yaitu : mengalirkan arus listrik. Dadal yang terjadi pada
Vbd = A d n (2.9) dielektrik cair tergantung pada jumlah elektron
bebas yang ada dalam dielektrik tersebut.
dengan Vbd menyatakan besarnya tegangan Konsentrasi elektron bebas dalam dielektrik pada
dadal dan d menyatakan jarak sela elektroda, keadaan normal sangat kecil dan ditentukan oleh
A dan n konstanta yang merupakan pengaruh gaya dari luar. Jika diantara elektroda
pendekatan logaritmis dari hubungan jarak diterapkan suatu tegangan listrik, maka akan
sela elektroda dan tegangan dadal, dengan timbul medan listrik yang mempunyai besar dan
nilai n selalu < 1 [1]. arah tertentu. Di dalam medan listrik, elektron-
Tegangan dadal pada bahan dielektrik cair elektron bebas akan mendapat energi yang cukup
juga dipengaruhi oleh sifat alami tegangan, kuat, sehingga dapat menyebabkan proses
sistem tegangan, dan durasi waktu ionisasi dalam bahan dielektrik cair. Jika gradien
penggunaan tegangan. Hubungan dari faktor- tegangan cukup tinggi, maka jumlah elektron
faktor tersebut perlu mendapatkan perhatian, yang diionisasikan akan lebih banyak daripada
karena tekanan listrik (electrical stress) yang jumlah ion yang ditangkap menjadi molekul-
dialami minyak dapat ditentukan dari molekul. Tiap elektron ini kemudian akan
hubungan faktor-faktor tersebut. Banyak riset menuju anoda secara kontinyu, dan mengalami
yang telah dilakukan oleh para ahli yang benturan dengan molekul cairan yang
bertujuan untuk mengukur tegangan awal membebaskan lebih banyak elektron. Dengan
(inception voltage), peristiwa pelepasan banyaknya elektron yang terbebas dari molekul
muatan (discharge) pada minyak, serta dan atomnya, maka sifat dielektrik cair menjadi
28 Transmisi, Jurnal Teknik Elektro, Jilid 11, Nomor 1, Maret 2009, hlm. 23-36
Analisis Data
Setelah melakukan pengujian tegangan
dadal, kemudian menganalisis karakteristik fisis
bahan dielektrik cair. Analisis ini dilakukan
untuk kondisi sebelum dan setelah dadal agar
dapat diketahui pengaruh tegangan tinggi pada
karakteristik fisis bahan dielektrik cair tersebut.
Parameter fisis yang dianalisis antara lain :
viskositas bahan dielektrik cair dan besarnya
tegangan dadal untuk setiap variasi jarak sela
elektroda dan temperatur. Gambar 3.1 Diagram alir proses pengujian
Analisis ini dijelaskan melalui grafik tegangan dadal pada bahan dielektrik cair
analisis yaitu grafik pengaruh penambahan jarak
sela elektroda terhadap tegangan dadal, grafik Diagram Alat
pengaruh temperatur terhadap tegangan dadal, Bentuk Elektroda dan Chamber Uji
grafik hubungan viskositas dan tegangan dadal Sistem pembangkit tegangan tinggi AC
dan yang terakhir adalah grafik pengaruh yang digunakan berkonfigurasi elektroda bola-
perubahan temperatur terhadap viskositas bola (sphere-to-sphere geometry) seperti tampak
dielektrik cair untuk kondisi sebelum dan setelah pada gambar 3.2 dan 3.3. Elektroda yang
terjadi kedadalan dielektrik. digunakan pada pengujian adalah 2 buah
Dengan menganalisis grafik-grafik elektroda bola dengan diamater 30 mm dan
tersebut, dapat diketahui pengaruh parameter fisis terbuat dari bahan alumunium. Dengan panjang
terutama temperatur, viskositas dan perubahan elektroda keseluruhan yaitu 100 mm untuk
jarak sela elektroda terhadap tegangan dadal elektroda positif (anoda) dan elektroda negatif
(katoda). Berikut adalah gambar bentuk elektroda
30 Transmisi, Jurnal Teknik Elektro, Jilid 11, Nomor 1, Maret 2009, hlm. 23-36
untuk pengujian tegangan dadal pada bahan positif kapasitor dihubungkan dengan resistor
dielektrik cair : dan anoda sampel uji, sedangkan terminal
negatifnya dihubungkan dengan alat pengukur
digital DMI 551 sekaligus ditanahkan. Pada
sampel uji, anoda dihubungkan dengan terminal
positif kapasitor dan katoda ditanahkan. Hal ini
dilakukan karena bumi merupakan kutub negatif
yang tak terhingga besarnya. Untuk menaikkan
Gambar 3.2 Bentuk elektroda yang digunakan
dan menurunkan tegangan, digunakan panel
dalam pengujian tegangan dadal kontrol OT 276. Dan besarnya tegangan dadal
dapat dibaca pada alat pengukur digital DMI 551.
Chamber yang digunakan pada penelitian
ini terbuat dari kaca berbentuk silinder (gelas)
dengan ukuran diameter 80 mm, tinggi 150 mm
dan tebalnya 3mm. Dua buah kaca datar dengan
ketebalan 10 mm diletakkan pada posisi atas dan
bawah kaca silinder. Selain itu, kaca datar
dilubangi, agar elektroda dapat dipasang secara
vertikal. Posisi kedua elektroda tersebut dijaga
agar selalu tegak lurus. Jarak sela dapat diatur
dengan memutar ulir elektroda, dan besarnya
diukur dari permukaan luar elektroda bola yang
saling berhadapan. Penyangga terbuat dari nilon
dengan panjang keseluruhan 200 mm untuk
setiap batang, dengan diameter batang 25 mm
atau sekitar 1 inchi.
Desain chamber uji dapat diperhatikan pada
gambar 3.3.
35 30 celcius
40 celcius Semakin besar kandungan uap air pada minyak
30
50 celcius
castor, maka akan memudahkan cairan dielektrik
tegangan dadal (kV)
menjadi konduktor. Karena air merupakan
25
molekul polar yang bersifat konduktif. Medan
20 listrik yang besar menyebabkan uap air dalam
ukuran yang sangat kecil ini akan memanjang
15 searah medan listrik, dan membentuk jembatan
antar elektroda yang menyebabkan terjadinya
10
0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 kedadalan dielektrik (Arismunandar, 1983). Pada
jarak sela (mm) jarak sela 1,5 mm, besarnya tegangan dadal turun
Gambar 4.1 Grafik hubungan jarak sela dan menjadi 14,698 kV. Penerapan tegangan yang
tegangan dadal pada minyak castor dengan cukup besar pada jarak 1 mm, telah merusak
temperatur 30 C, 40 C, dan 50 C kekuatan dielektrik minyak castor sehingga
menyebabkan adanya kontaminan berupa karbon.
Pada gambar 4.1, dapat diketahui Dan pada saat dikenai tegangan dadal berikutnya
hubungan empirik antara jarak sela elektroda dan untuk jarak 1,5 mm, minyak castor tidak cukup
tegangan dadal. Semakin besar jarak sela kuat untuk menahan medan listrik yang
elektroda, maka semakin besar juga tegangan diberikan. Dielektrik cair memiliki sifat dapat
dadal yang dihasilkan. Medan listrik memperbaiki diri sendiri (self healing).
menyebabkan elektron-elektron bebas pada Karakteristik fisis dan kekuatan dielektrik cair
elektroda mendapat energi yang cukup besar akan kembali ke kondisi semula, apabila gaya
untuk memindahkan muatan (elektron) dari eksternal dihilangkan karena molekul-molekul
elektroda satu ke elektroda lainnya melalui bahan dalam bahan dielektrik cair cenderung ingin
dielektrik minyak castor, sehingga terjadi mencapai kestabilan. Maka, setelah minyak
interaksi elektron pada molekul netral minyak castor terkena tegangan dadal pada jarak 1,5 mm
castor melalui proses tumbukan. Jika jarak sela yang besarnya hanya 14,698 kV, kekuatan
antara elektroda kecil, maka energi elektron dielektriknya dapat kembali lagi akibat adanya
untuk berpindah dari elektroda satu ke elektroda gaya pemulih yang kuat yang terjadi akibat
lainnya lebih kecil. Sebaliknya, semakin besar perubahan susunan muatan dalam molekul
jarak sela, maka energi dan tegangan yang (Reitz, Milford & Christy, 1993). Sehingga pada
diterapkan juga semakin besar. jarak-jarak berikutnya, tegangan dadal akan
Pada suhu kamar (30 C), susunan sebanding dengan jarak sela.
molekul-molekul pada minyak castor belum Sifat dielektrik minyak sangat tergantung
mengalami perubahan, karena tidak adanya pada struktur molekular. Bila dilihat dari grafik
energi termal yang memutus ikatan molekul dan 4.1, menunjukkan adanya kesebandingan antara
mengubah struktur molekular pada minyak castor jarak sela elektroda dengan tegangan dadal.
tersebut. Kenaikan ini disebabkan oleh susunan atom dan
Grafik hubungan jarak sela dan tegangan molekul yang telah stabil meskipun telah dikenai
dadal pada temperatur 40 C, menunjukkan energi termal berupa penambahan temperatur.
bahwa tegangan dadal yang terukur sebesar Atom-atom yang telah lepas dari ikatannya,
20,274 kV untuk jarak sela elektroda 1 mm. cenderung mencari tetangga terdekatnya. Ikatan
Pada jarak ini, minyak castor yang digunakan baru yang terbentuk inilah yang membuat minyak
merupakan cairan murni dan belum dikenai castor memiliki kekuatan dielektrik yang besar.
medan listrik sama sekali. Perbedaan dengan Minyak castor dalam hal ini telah mengalami self
minyak castor suhu 30 C pada jarak yang sama healing. Pada dasarnya, penambahan temperatur
adalah faktor fisis yang mempengaruhinya, yaitu dalam penelitian ini tidak cukup kuat untuk
kelembaban. Pada temperatur 30 C, membuat elektron yang terdapat dalam atom-
kelembabannya yaitu 53 %, lebih tinggi daripada atom minyak castor untuk bereksitasi dan
pada temperatur 40 C yang hanya 40 %. Tingkat berinteraksi dengan atom-atom tetangganya tanpa
kelembaban yang tinggi akan berpengaruh pada adanya medan listrik yang sangat tinggi.
kekuatan dielektrik suatu cairan.
32 Transmisi, Jurnal Teknik Elektro, Jilid 11, Nomor 1, Maret 2009, hlm. 23-36
dan tegangan dadal. Nilai n selalu kurang dari 1. Gambar 4.4 Grafik hubungan temperatur dan
Kedua konstanta ini mempengaruhi perhitungan tegangan dadal pada minyak sawit untuk beberapa
besarnya tegangan dadal secara matematis. Nilai jarak sela elektroda
A dan n yang besar menyebabkan nilai tegangan
dadal juga besar. Persamaan tegangan dadal Dari grafik hubungan temperatur dan
untuk masing-masing sampel uji dapat dilihat tegangan dadal, dapat dilihat bahwa pada
pada lampiran C. Di dalam eksperimen, kekuatan temperatur 40 C terdapat ketidakstabilan
dielektrik tergantung pada besarnya jarak sela besarnya tegangan dadal untuk minyak castor dan
elektroda. Tegangan dadal juga tergantung pada minyak sawit. Pada temperatur ini, terdapat
jenis tegangan, cara tegangan diterapkan dan kecenderungan nilai tegangan dadal yang berbeda
lamanya penerapan tegangan tersebut (Abduh, dibandingkan pada temperatur 30 C atau 50 C.
2003). Pada minyak castor, nilai tegangan dadal pada
temperatur 40 C paling rendah. Karena pada
Pengaruh temperatur terhadap besarnya temperatur ini ikatan atom minyak castor telah
tegangan dadal lepas oleh adanya gaya termal. Tetapi tegangan
Pada penelitian ini, temperatur dadal dapat kembali naik akibat adanya
berpengaruh terhadap besarnya tegangan dadal. kecenderungan atom mengadakan ikatan dengan
Karena temperatur dapat dianggap sebagai gaya tetangga terdekatnya dan menciptakan suatu
eksternal yang menjadikan adanya molekul yang netral.
ketidakstabilan pada atom dan molekul penyusun Demikian juga untuk minyak sawit. Pada
dielektrik cair. Pengaruh temperatur terhadap minyak sawit, ketidakstabilan ditunjukkkan
besarnya tegangan dadal untuk beberapa jarak dengan adanya perbedaan fluktuatif besarnya
sela elektroda dapat dilihat pada grafik 4.3, dan tegangan dadal untuk jarak sela 1,5 mm dan 2
4.4. mm.
2,5 mm
3 mm
Viskositas sangat peka terhadap perubahan
25
temperatur, sehingga kecenderungan besarnya
20 viskositas terhadap tegangan dadal akan sama
dengan kecenderungan penambahan temperatur
15 terhadap tegangan dadal.. Hal ini dapat dilihat
10
dari grafik hubungan temperatur-tegangan dadal
25 30 35 40 45 50 55 dan viskositas-tegangan dadal. Grafik di bawah
temperatur (celcius) ini menunjukkan hubungan viskositas dan
tegangan dadal pada minyak castor dengan
Gambar 4.3 Grafik hubungan temperatur dan temperatur 30 C, 40 C dan 50 C untuk
tegangan dadal pada minyak castor untuk beberapa jarak sela elektrode.
beberapa jarak sela elektroda
34 Transmisi, Jurnal Teknik Elektro, Jilid 11, Nomor 1, Maret 2009, hlm. 23-36
2,5 mm
3 mm
terjadi setelah dikenai penambahan temperatur
khususnya pada temperatur 40 C. Karena data
25
2,5 mm
3 mm bahan dielektrik tersebut. Penelitian ini dilakukan
25
pada bahan dielektrik cair yang tidak selalu dapat
20 dikondisikan sama untuk setiap saat, meskipun
parameter fisis telah diatur sedemikian rupa.
15 Karena sifat dari dielektrik cair cenderung tidak
10
stabil bila dikenai gaya eksternal. Akan tetapi
0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 bahan dielektrik cair memiliki sifat self healing,
viskositas (poise) sehingga dapat kembali ke keadaan semula.
Gambar 4.6 Grafik hubungan viskositas dan
tegangan dadal minyak sawit pada temperatur Pengaruh temperatur terhadap viskositas
30 C, 40 C dan 50 C untuk beberapa jarak sela dielektrik cair
elektroda Antara temperatur dan viskositas memiliki
hubungan eksponensial negatif. Dengan kata lain,
Penelitian ini hanya difokuskan pada tiga apabila temperatur bertambah besar viskositas
temperatur yaitu 30 C, 40 C, dan 50 C. Dari menurun. Dan apabila temperatur berkurang,
grafik 4.5, besarnya tegangan dadal pada viskositas bertambah. Hal ini dapat di ketahui
viskositas 1,867 poise paling kecil dibandingkan dari grafik hubungan antara temperatur dan
dengan pada viskositas 1,368 dan 4,076 poise. viskositas sebelum dan setelah terjadi kedadalan
Pada viskositas ini, cairan dielektrik menerima dielektrik.
gaya termal yang menyebabkan ikatan antar atom
menjadi tak stabil. Tetapi sifat self healing pada 6,5 sebelum dadal
dielektrik cair menyebabkan susunan atomik setelah dadal
5,5
pada minyak castor tertata kembali, sehingga
viskositas (poise)
dapat dilihat dari sebaran datanya. Selain dikenai Gambar 4.7 Grafik hubungan temperatur dan
medan listrik yang besar, juga dikenai gaya viskositas pada minyak castor.
termal akibat pemanasan sehingga pada nilai
viskositas ini kekuatan dielektrik menjadi
Umiyati, Pengujian Kekuatan Dielektrik pada Minyak Sawit dan Minyak Castrol dengan Elektrode . 35
Jatmiko, H.A.2004. Pengaruh Perubahan Suhu Syakur,A. 2004. Bahan Ajar Gejala Medan
terhadap Tegangan Tembus pada Bahan Tinggi. Semarang : Jurusan Teknik Elektro,
Isolasi Cair. Surakarta : UMS. Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Kasap,S.O. 2000. Principles of Electrical Tadjuddin. 1998. Analisis Kegagalan Minyak
Engineering Material and Devices, Revised Transformator, Edisi ke-12. Elektro
Edition. Singapura : Mc Graw-Hill Indonesia. Maret 1998.
International Edition. Tipler,P.A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik,
Khalifa,M. 1990. High Voltage Engineering, edisi ke-3. Jakarta : Erlangga.
Theory and Practice. New York : Marcel Tobing,B,L. 2003. Dasar Teknik Pengujian
Dekker,Inc. Tegangan Tinggi. Jakarta : PT Gramedia
Neelakanta, P, S., 1995. Handbook of Pustaka Utama.
Electromagnetic Materials : Monolithicand Vlack,L.H.V. 2004. Elemen-Elemen Ilmu dan
Composite Versions and Their Rekayasa Material, edisi ke-6. Jakarta :
Applications. Boca Raton, Florida : CRC Erlangga.
Press LLC. Wangness, R.K. 1986. Electromagnetic Fields,
Pender,H dan Del Mar,W.A. 1949. Electrical 2nd Edition. New York : John Willey &
Engineers Handbook (Electric Power). Sons Inc.
New York : John Willey & Sons Inc.
Reitz,J.R, Milford,F.J dan Christy,R.W. 1993.
Dasar Teori Listrik Magnet, Edisi ketiga.
Bandung : ITB.