PENDAHULUAN
1
terbiasa dan terampil dengan dunia kerja yang sebenarnya. Karena di masa kini
perekrutan pekerja tidak hanya memilih orang yang sekedar pintar didalam,
tetapi juga perusahaan mencari calon pekerja yang kompetitif dan terampil di
pekerjaannya.
1.3 Tujuan
Tujuan pelaksanaan magang industri ini adalah :
1. Menerapkan dan mengaplikasikan teori yang telah didapatkan di
perkuliahan dalam Magang Indutri.
2. Meningkatkan dan mendidik Ketrampilan Mahasiswa agar dapat
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri maupun memudahkan untuk
memasuki Lapangan pekerjaan yang ada.
3. Mendidik mahasiswa serta menambah kreatifitas dan ketrampilan
mahasiwa agar mampu bersaing dalam dunia kerja yang kompetitif.
4. Meningkatkan hubungan antara Instansi Politeknik Negeri Semarang
dengan pihak perusahaan agar mampu melatih dan mencari Mahasiswa
yang unggul.
2
5. Menjadi tenaga kerja kreatif dan mempunyai ketrampilan tinggi yang
mampubersaing dalam dunia kerja.
1.4 Manfaat
Manfaat pelaksanaan magang industri ini adalah :
1.4.1 Bagi Mahasiswa :
1. Mahasiswa dapat mengetahui terapan teori dan relevasinya.
2. Mahasiswa memperoleh pengalaman sebenarnya dalam dunia kerja dan
memliki pandangan yang lebih tentang telekomunikasi.
3. Mahasiswa dapat menambah ilmu dan pengetahuan dalam dunia
telekomunikasi khususnya dalam bidang yang dijadikan pokok
permasalahan.
4. Mahasiswa dapat memecahkan masalah secara team work.
5. Mahasiswa mampu memahami sikap professional yang dibutuhkan di
industri.
3
BAB II
Bergerak dari visi dan misi yang sama PT. SABA SYSTEM SOLUTION
adalah perusahaan swasta nasional yang berdomisili di Jakarta, berdiri pada
tanggal 06 November 2015 yang terdaftar pada Notaris NINIEK
RUSTINAWATI, SH, MKn dengan nomor Akta 03. Izin Usaha kami adalah
perdagangan umum barang dan jasa. Visi dan misi kami adalah memberikan
pelayanan terbaik kepada perusahaan maupun perorangan yang membutuhkan
solusi telekomunikasi dan sistem IT. Nama perusahaan kami pun mempunyai
makna seperti kata SABA yang berarti Tujuh mewakili tujuh nilai-nilai
dalam menjalankan perusahaan :
1. Beriman
2. Jujur
3. Disiplin
4. Kreatif
5. Inisiatif
6. Dedikasi
7. Intergritas
4
2.1.2 Logo Perusahaan
PT. Saba System Solution yang berada di Jln. Pisangan lama 3 no 4 RT.001
RW.004 Kelurahan Pisangan Timur, Pulogadung. Jakarta timur 13230.
5
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Saba Systemsolutions
1. Produk IT :
MODEM
1. COMBA
2. NEC
3. CERAGON
4. SIAE
5. ERICSSON
6. F-Engine
ROUTER AND SWITCH
6
1. CISCO
2. ALCATEL
3. LUCENT
RECTIFIER
1. WESTINDO
2. DELTA
3. SIEMENS
CYBERKEY
7
4. Keahlihan dan Pengalaman Team :
Kami mempunyai team yang berpengalaman pada bidang IT
dan Mekanikal Elektrikal (ME). Team kami juga berpengalaman
pada proyek Outtask PT. Indosat Tbk. Keahlian dan pengalaman
team kami antara lain adalah :
Survey radio
Instalasi radio
Console radio
Survey modem
Instalasi modem
Console modem
Pengetesan link untuk radio dan modem
Penarikan kabel data/fo/Ethernet
Preventive maintenance
Penggantian radio (IDU maupun ODU)
Pembuatan tower triangle
Dismantle modem dan radio
Instalasi router
Configure router
Troubleshooting
Instalasi fiber optik [insatalasi grownfiel dan brownfield]
Instalasi grounding
Instalasi monopole
Cable dan wiring sistem
Security system
8
BAB III
9
3.2 Hasil Pelaksanaan Magang
Salah satu perusahaan penyedia jasa pada instalasi radiolink adalah PT.
Saba Sytem Solution. PT. Saba Sytem Solution adalah sebuah perusahaan
swasta nasional yang berkedudukan di Jakarta tepatnya di Jakarta Timur. PT.
Saba System Solution dapat menangani berbagai permasalahan atau berbagai
pekerjaan seperti Deaktivikasi, Survey, Instalasi dan Pelayanan lainnya di
sektor Telekomunikasi dan Data Jaringan Komunikasi.
10
alat-alat pemancar lainya. Sedangkat dengan cuaca yang panas dapat
mengganggu suhu pada sheler yang apabila shelter terlalu panas maka peralatan
pada shelter maupun server pelanggan dapt terbakar atau rusak.
Akibat dari cuaca tersebut banyak terjadi kerusakan atau trobelshoot pada
perangkat-perangkat telekomusikasi oleh karena itu perlu adanya
trobelshooting pada perangkat-perangkat telekomunikasi yang mengalami
masalah akibat cuaca yang buruk atau terlalu panas.
Troubleshooting merupakan pencarian sumber masalah secara sistematis
sehingga masalah tersebut dapat diselesaikan, dan proses penghilangan
peyebab potensial dari sebuah masalah.
11
Proses perambatan gelombang mikro ini terbilang cepat bahkan
setara dengan gelombang cahaya. Hal ini disebabkan oleh
gelombangnya yang memang pendek.
Gelombang mikro tergolong jenis gelombang yang mudah
diinstalasi dan diimplementasikan. Jadi, tidak dibutuhkan
keahliah khusus dalam hal ini.
12
Gambar 3.1 Radio microwave PTP
13
Antena Dengan Frekuensi 7 GHz
Antena dengan frekuensi 7 GHz hanya dapat mengirimkan
dan menerima data dengain baik dengan jarak diatas 4km. Antena
ini cocok digunakan untuk radio microwave dengan jarak yang jauh.
Dibawah ini merupakan bentuk fisik radio microwave 7 GHz.
3.2.3.3 Konektor IF
14
Konektor IF Berbentuk Huruf I
15
3.2.3.4 IDU (Indoor Unit)
16
3.2.3.5 ODU (Outdoor Unit)
17
Gambar 3.8 ODU IAP
3.2.3.6 Rectifier
18
Gambar 3.10 Rectifier pada server pelanggan
3.2.4 IP Class
Kelas A, pada kelas A 8 bit pertama adalah network Id, dan 24 bit
selanjutnya adalah host Id,kelas A meiliki network Id dari 0 sampai
127.
Kelas B, pada kelas B 16 bit pertama adalah network Id, dan 16 bit
selanjutnya adalah host Id, kelas B memiliki network id dari 128
sampai 191.
19
Berikutnya subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet
mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti
pada Tabel 3.1 diatas.
20
1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
3. Blok Subnet = 256 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
Kelas C, pada kelas C 24 bit pertama adalah network Id, dan 8 bit
selanjutnya adalah host Id, kelas C memiliki network id dari 192
sampai 22.
Analisa: 192.168.1.0 kelas C dengan Subnet Mask /26
11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada
oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3
oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4
subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y 2, dimana y adalah adalah
kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir
subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 2 = 62 host
3. Blok Subnet = 256 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64.
Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi
subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192
Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129
192.168.1.193
Host Terakhir 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190
192.168.1.254
21
Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191
192.168.1.255
Kelas D, IP kelas D digunakan untuk multicasting, yaitu penggunaan
aplikasi secara bersama-sama oleh beberapa komputer, dan IP yang
bisa digunakan adalah 224.0.0.0 239.255.255.255
Kelas E, memiliki range dari 240.0.0.0 254.255.255.255, IP ini
digunakan untuk eksperimen yang dipersiapkan untuk penggunaan
IP address di masa yang akan datang.
22
2. Standarisasi Pendingin Ruangan
3. Standarisasi Power System
4. Standarisasi Grounding
23
Standarisasi pendingin ruangan dibutuhkan untuk memenuhi standar
suhu ruang yang cukup bagi perangkat atau peralatan telekomunikasi
dengan spesifikasi tertentu. Standarisasi suatu suhu ruang perlu dibuatkan
pada setiap lokasi instalasi yaitu pada :
Lokasi Pelanggan, untuk lokasi pelanggan standarisasi suhu tetap
perlu dibuatkan standarisasi terutama beberapa perangkat yang
sangat rentan terhadap suhu, sehingga performansi perangkat bisa
terjaga. Suhu minimal di lokasi pelanggan adalah 18 - 20 Celcius.
Lokasi Landing Point, untuk lokasi Landing Point standarisasi
pendingin ruangan mutlak diperlukan karena banyaknya perangkat
yang akan terpasang didalamnya serta dengan tipe sensitifitas
terhadap suhu yang berbeda-beda. Minimal suhu yang harus dijaga
pada setiap ruangan Landing Point adalah 18 - 20 Celcius dengan
sistem pendingin Air Conditioner yang Redundant atau Back Up dan
Automatic Adjusted terhadap temperature yang melebihi standard.
1. Tata Letak aliran udara atau sistem pendingin ruangan baik di shelter
ataupun di Data Center.
24
Rectifier dengan sistem Back Up
Tray Cable Power di dalam rak dan yang ke rak perangkat
Kabel Power AC dan DC
25
3.2.7 Prosedur Persiapan Kerja
PT. Indosat Persero Tbk memberikan order kepada PT. Saba System
Solution untuk melakukan trobelshoot radio link. Berikut adalah hal-hal
yang perlu diperhatikan sebelun tim trobelshoot menuju ke shelter atau
server pada pelanggan :
3.2.7.2 Konfigurasi
Konfigurasi adalah rancangan alur jaringan yang dibangun.
Berikut contoh konfigurasi :
26
Gambar 3.13 Contoh konfigurasi jaringan PTP
27
3.2.7.4 Peralatan
Peralatan dibawah ini sangat penting untuk membantu pekerjaan
agar lebuh mudah dan aman. Selain menjadi faktor yang penting juga
menjadi safety bagi diri para teknisi. Karena dalam melakukan setiap
pekerjaan kita juga harus tetap memperhatikan K3 ( Keselamatan dan
Kesehatan Kerja ).
Laptop Helm Safety
28
Sepatu Safety Tali Tambang
Katrol Kamera
29
kerusakan yang lebih parah lagi yang mungkin bisa terjadi akibat
gangguan cuaca tersebut.
30
2. Pengecekan Rectifier
Pastikan rectifier menyala dengan baik dengan cara
mengukur tegangannya menggunakan AVO meter yaitu mencapai -
48 V AC. Apabila rectifier mati atau bermasalah pastikan pada
pemasangan sudah sesuai yaitu :
1. Kabel harus dengan mengunakan kabel skun
2. Kabel tidak bertumpuk melebihi kapasitas baut
3. Harus kencang dan kuat, jika tidak, dapat mengakibatkan Fong
4. Setiap tekukan kabel tidak boleh patah harus melengkung
Seluruh Indikator pada panel dicek dengan baik dan segera ganti jika
indikator sudah off atau sudah rusak.
3. Pengecekan IDU
Pada pengecekan IDU apabila sebuah jaringan PTP
mengalami masalah maka alarm pada IDU akan menyala.
Berikut gambar indikator alarm pada IDU :
31
gangguan pada IDU maka tampilan gambar IDU pada layar setelah
login akan berwarna merah dan begitu pula yang terjadi pada ODU.
32
Sedangkan ODU atau pun IDU akan mengalami kendala atau trobel
dengan indikator berwarna merah.
Apabila indikator menunjukan perangkat lainya berjalan dengan
baik namun IDU bermaslah yang harus kita lakukan adalah
pengecekan ping.
Berikut adalah tampilan CMD yang berhasil melakukan tes ping :
33
2. Repointing
Sama halnya pointing, repointing ini bertujuan untuk
mendapat LOS ( Los Of Sigh ) dan mendapat sedikit inverensi
dari radio radio lain. Repointing ini dilakukan agar IDU di
pelanggan dan shelter dapat saling remote.
34
Berikut adalah gambar engsel pada breked yang menggeser
breked ke arah atas atau bawah :
3. Pengecekan Konektor
Pengecekan konektor dilakukan dengan cara
mengecek kabel dan setiap konektor pada perangkat apakan
sudah terpasang dengan baik dan kondisi kabel dalam
keadaan yang baik pula tidak ada yang tertekuk atau patah.
Pastikan konektor pada ODU terbungkus rubber dan
isolasi dengan baik sehingga tidak ada air yang bisa masuk
ke konektor seperti gambar berikut :
35
Gambar 3.23 Konektor ODU
4. Pengecekan ODU
Sebelum melakukan pengecekan ODU gunakan
perlengkapan safety terlebih dahulu. Periksa perangkat dalam
apakah dalam keadan baik atau telah rusak. Dalam
pengecekan ODU pastikan konektor terhubung dengan baik
tidak ada kabel yang patah maupun tertekuk. Pastikan posisi
antena LOS ke posisi lawan. Dengan menggunakan AVO
meter dapat di ketahui posisi LOS yang baik dengan
mengukur nilai Ohm yang di dapat semakin besar nilai Ohm
maka semakin baik pula LOS yang di dapat. Pastikan posisi
ODU ke antena microwave terhubung dengan baik.
36
cuaca yang buruk bisa jadi penyebab bergesernya breked
akibat instalasi yang kurang baik.
37
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas mengenai Trobelshoot Jaringan Yang
Menggunakan Media Transmisi Radiolink Microwave NEC PASOLINK
Karena Gangguan Cuaca maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Perangkat Outdoor atau perangkat yang terletak di luar gedung atau shelter
rentang terhadap keadaan cuaca.
2. Keadaan suhu pada shelter atau ruang server penempatan perangkat yang
terlalu panas dapat mengganggu kerja perangkat.
3. Gangguan cuaca hanya akan merusak perangkat dan mengganggu
sistematika kerja jaringan tanpa merusak konfigurasinya.
4. Indikator kerusakan atau gangguan jaringan yang utama pada jaringan
Radiolink PTP adalah pada alram IDU apabila menyala maka jaringan
tersebut mengalami gangguan.
5. Penggantian perangkat baru perlu dilakukan sebagai lnagkah akhir apabila
kerusakan pada perangkat sudah tidak dapat di atasi lagi.
38
DAFTAR PUSTAKA
39