Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang berkecimpung untuk
kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada
individu yang sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi
hidup sehari-harinya. Sehingga perawat perlu mengetahui dan
memahami tentang etik itu sendiri termasuk didalamnya prinsip etik dan
kode etik.
Hubungan antara perawat dengan pasien atau tim medis yang lain
tidaklah selalu bebas dari masalah. Perawat profesional harus
menghadapi tanggung jawab etik dan konflik yang mungkin meraka
alami sebagai akibat dari hubungan mereka dalam praktik profesional.
Para perawat juga harus tahu berbagai konsep hukum yang berkaitan
dengan praktik keperawatan karena mereka mempunyai akuntabilitas
terhadap keputusan dan tindakan profesional yang mereka lakukan
(Ismaini, 2001)
Dalam berjalannya proses semua profesi termasuk profesi
keperawatan didalamnya tidak lepas dari suatu permasalahan yang
membutuhkan berbagai alternative jawaban yang belum tentu jawaban-
jawaban tersebut bersifat memuaskan semua pihak. Hal itulah yang
sering dikatakan sebagai sebuah dilema etik. Dalam dunia keperawatan
sering kali dijumpai banyak adanya kasus dilema etik sehingga
seorang perawat harus benar-benar tahu tentang etik dan dilema etik
serta cara penyelesaian dilema etik supaya didapatkan keputusan yang
terbaik.

B. Tujuan
a. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami teori dilema etik
b. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami faktor penyebab
dilema etik

Dilema Etik Page 1


c. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami prinsip-prinsip dilema
etik
d. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami dilema etik dan cara
penyelesainnya

C. Manfaat
Mahasiswa mampu memahami mengenai pemecahan dilema etik, agar
nantinya jika ditemukan di lahan praktik dapat menerapkan prinsip-
prinsip dilema etik sebagaimana mestinya.

Dilema Etik Page 2


BAB II
KASUS dan PEMBAHASAN

A. Skenario Kasus

Bayi Ny. S umur 2 hari di rawat di ruang Neonatal Intencive Care Unit
(NICU) dengan diagnosa medis Respiratory Distress Syndrom (RDS). Saat
ini klien mengalami masalah pada sistem respirasi, klien sering apneu
dan saturasi oksigen menurun sampai < 60%. Klien juga mengalami
kelainan kongenital (malformasi kongenital). Berdasarkan kondisi klien
tersebut diperlukan tindakan pemasangan ventilator untuk mengatasi
masalah RDS. Pihak RS (dokter dan perawat) sudah memberikan
informasi tentang kondisi kesehatan bayi pada orang tua dan keluarga
klien. Dokter menjelaskan perlunya tindakan pemasangan ventilator,
tetapi orang tua tetap memutuskan untuk tidak melakukan pemasangan
ventilator tersebut karena dianggap sia-sia saja dan anak dianggap tidak
akan bertahan lama. Perawat kemudian memberikan tanda Do Not
Resusccitate (DNR) pada bayi Ny. A dan memberikan perawatan minimal
pada klien (seperti pemberian oksigen dan terapi cairan intra vena).

B. Analisis

Step 1

1. Kelainan Kongenital ?
2. RDS ?
3. NICU ?
4. Apneu ?
5. Ventilator ?
6. DNR ?
7. Saturasi Oksigen ?

Dilema Etik Page 3


Jawaban :

1. Adanya kelainan pada bayi terutama pada bagian paru-paru


sehingga fungsi, struktur dan metabolisme terganggu
2. Penyakit yang berhubungan dengan keterlambatan perkembangan
paru-paru
3. Ruang perawatan intensif untuk bayi baru lahir yang memerlukan
perawatan khusus
4. Henti nafas
5. Alat pernapasan untuk membuka jalan nafas dan dapat
mempertahankan oksigen
6. Do Not Resuscitate = Jangan dilakukan resusitasi. Peringatan untuk
perawat atau masyarakat bahwa jangan dilakukan resusitasi pada
bayi tersebut
7. Siklus oksigen, kadar oksigen pada saat bernapas

Step 2

1. Apa saja yang menyebabkan dilema etik ?


2. Penanganan dilema etik ?
3. Pengertian dilema etik ?
4. Faktor yang ditimbulkan dari dilema etik ?
5. Hukum dan UU tentang dilema etik ?
6. Bagaimana pendapat mengenai dilema etik pada kasus ? Apakah
pantas memaksa ?
7. Kapan DNR diberikan ?

Step 3

1. Penyebab dilema etik :


Pengetahuan masyarakat
Kepercayaan terhadap institusi RS
Budaya
Ekonomi
Keputusasaan dari pihak keluarga
Sudut pandang
Ego
2. Penanganan dilema etik :

Dilema Etik Page 4


Tergantung keadaan
Pendekatan kepada orang tua
Bermusyawarah dengan komunikasi terapeutik
Pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi dan
memberikan edukasi
3. Dilema etik adalah suatu masalah yang sulit dipecahkan, dimana
tidak ada alternatif yang memuaskan sebanding. Namun jika ada
alternatif yang menguntungkan masalah bisa teratasi.
4. Faktor yang ditimbulkan dari dilema etik aantara lain, kematian,
kekecewaan dan kemarahan.
5. Hukun UUD No.23 tahun 2002 :
a. Hak anak untuk hidup
b. Hak diberi ASI sampai usia 2 tahun
c. Hak aqiqah
d. Hak untuk dinafkahi
e. Hak mendapatkan pendidikan
6. Perawat tidak pantas untuk memaksakan pendapat pasien. Karena
pasien memiliki hak dan perawat dapat memberikan pendapat yang
terbaik untuk pasien.
7. DNR diberikan pada saat keluarga pasien menolak.

Step 4

Dilema Etik

Dilema Etik Page 5


Definisi Teori Dilema Prinsip Faktor
Dilema Etik Etik Dilema Etik Penyebab

Hukum UU
No.23 tahun
2002

Penanganan
Dilema Etik

Step 5 LO

1. Pengertian dilema etik ?


2. Teori dilema etik ?
3. Prinsip dilema etik ?
4. Faktor penyebab dilema etik?
5. Hukum UU No. 23 tahun 2002 ?
6. Penanganan dilema etik ?

Step 6 ( Pembahasan LO )
1. Menurut Thompson, dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit
dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau situasi dimana
alternatif yang memuaskan atau tidak memuaskan sebanding. Dalam
dilema etik tidak ada yang benar ataupun yang salah. Untuk membuat
keputusan yang etis, seorang perawat tergantung pada pemikiran
yang rasional dan bukan emosional.
2. Teori dilema etik :
a. Teori Ultilitarisme
Ketika keputusan diambil memaksimalkan kesenangan dan
meminimalkan ketidaksenangan

Dilema Etik Page 6


b. Teori Dentology
Menurut Immanuel Kont : Sesuatu dikatakan baik apabila bertindak
baik
c. Teori Hedonisme
Menurut Aristippos : Sesuai kodratnya, setiap manusia mencari
kesenangan dan menghindari ketidaksenangan
d. Teori Eudemonisme
Menurut Fulsuf Yunani Aristoteles, bahwa dalam setiap kegiatannya
manusia mengejar suatu tujuan, ingin mencapai sesuatu yang baik
bagi kita
3. Prinsip dilema etik :
a. Otonomi
Otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan memutuskan. Orang dewasa dianggap kompeten dan
memiliki kekuatan membuat keputusan sendiri, memilih dan
memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang dihargai.
b. Keadilan
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil
terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan
kemanusiaan.

c. Kejujuran
Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk
mengatakan kebenaran. mengatakan yang sebenarnya kepada
pasien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan
dirinya salama menjalani perawatan.
d. Kerahasiaan
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah informasi klien dijaga
privasinya. Yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien
hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tak seorangpun
dapat memperoleh informasi kecuali jika diijinkan oleh klien dengan
bukti persetujuannya. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan,
menyampaikannya pada teman atau keluarga tentang klien dengan
tenaga kesehatan lain harus dicegah.

4. Faktor Penyebab dilema etik :

Dilema Etik Page 7


a. Agama/ kepercayaan.
Di rumah sakit pastinya perawat akan bertemu dengan klien dari
berbagai jenis agama/ kepercayaan. Perbedaan ini nantinya dapat
membuat perawat dan klien memiliki cara pandang yang berbeda
dalam menyelesaikan masalah.
Misalnya ada seorang wanita(non muslim) meminta seorang
perawat untuk melakukan abortus. Dalam ajaran agama wanita
itu,tidak ada hukum yang melarang tentang tindak abortus. Tetapi
di satu sisi perawat(muslim) memiliki keyakinan bahwa abortus itu
dilarang dalam agama. Pastinya dalam kasus ini akan timbul dilema
pada perawat dalam pengambilan keputusan.
b. Hubungan perawat dengan klien
Berkata jujur atau tidak
Terkadang muncul masalah-masalah yang sulit untuk dikatakan
kepada klien mengingat kondisi klien. Tetapi perawat harus
mampu mengatakan kepada klien tentang masalah kesehatan
klien.

Kepercayaan klien
Rasa percaya harus dibina antara perawat dengan
klien.tujuannya adalah untuk mempercepat proses
penyembuhan klien.
Membagi perhatian
Perawat juga harus memberikan perhatiannya kepada klien.
Tetapi perawat harus memperhatikan tingkat kebutuhan klien.
Keadaan darurat harus diutamakan terlebih dahulu. Tidak boleh
memandang dari sisi faktor ekonomi sosial,suku, budaya ataupun
agama.
Pemberian informasi kepada klien

Dilema Etik Page 8


Perawat berperan memberikan informasi kepada klien baik itu
tentang kesehatan klien, biaya pengobatan dan juga tindak
lanjut pengobatan.
c. Hubungan perawat dengan dokter
Perbedaan pandangan dalam pemberian praktik pengobatan
Terjadi ketidaksetujuan tentang siapa yang berhak melakukan
praktik pengobatan, apakah dokter atau perawat.
Konflik peran perawat
Salah satu peran perawat adalah melakukan advokasi, membela
kepentingan pasien. Saat ini keputusan pasien dipulangkan
sangat tergantung kepada putusan dokter. Dengan keunikan
pelayanan keperawatan, perawat berada dalam posisi untuk bisa
menyatakan kapan pasien bisa pulang atau kapan pasien harus
tetap tinggal.
d. Pengambilan keputusan
Dalam pengambilan keputusan yang etis, seorang perawat
tergantung pada pemikiran yang rasional dan bukan emosional.
Terkadang saat berhadapan dengan dilema etik terdapat juga
dampak emosional seperti rasa marah, frustrasi, dan takut saat
proses pengambilan keputusan rasional yang harus dihadapi.
Dalam hal ini dibutuhkan kemampuan interaksi dan komunikasi
yang baik dari seorang perawat.

5. Hukum UU Anak No. 23 tahun 2002


Pasal 4
Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.

Dilema Etik Page 9


Pasal 5

Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status
kewarganegaraan.

Pasal 6

Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan


berekspresi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya, dalam
bimbingan orang tua.

Pasal 7

(1) Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan,


dan diasuh oleh orang tuanya sendiri.

(2) Dalam hal karena suatu sebab orang tuanya tidak dapat menjamin
tumbuh kembang anak, atau anak dalam keadaan terlantar maka
anak tersebut berhak diasuh atau diangkat sebagai anak asuh atau
anak angkat oleh orang lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 8

Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan


sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial.

Pasal 9

Dilema Etik Page 10


(1) Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam
rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya
sesuai dengan minat dan bakatnya.

(2) Selain hak anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), khusus
bagi anak yang menyandang cacat juga berhak memperoleh
pendidikan luar biasa, sedangkan bagi anak yang memiliki
keunggulan juga berhak mendapatkan pendidikan khusus.

Pasal 10

Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya,


menerima, mencari, dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat
kecerdasan dan usianya demi pengembangan dirinya sesuai dengan
nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan.

Pasal 11

Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang,


bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi
sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi
pengembangan diri.

Pasal 12

Setiap anak yang menyandang cacat berhak memperoleh rehabilitasi,


bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial.

Pasal 13

(1) Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak
lain mana pun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak
mendapat perlindungan dari perlakuan:

Dilema Etik Page 11


a. diskriminasi;
b. eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual;
c. penelantaran;
d. kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan;
e. ketidakadilan; dan
f. perlakuan salah lainnya.
(2) Dalam hal orang tua, wali atau pengasuh anak melakukan segala
bentuk perlakuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka
pelaku dikenakan pemberatan hukuman.

Pasal 14

Setiap anak berhak untuk diasuh oleh orang tuanya sendiri, kecuali jika
ada alasan dan/atau aturan hukum yang sah menunjukkan bahwa
pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik bagi anak dan
merupakan pertimbangan terakhir.

Pasal 15

(1)Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari :

a. penyalahgunaan dalam kegiatan politik;


b. pelibatan dalam sengketa bersenjata;
c. pelibatan dalam kerusuhan sosial;
d. pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan;
dan
e. pelibatan dalam peperangan

Pasal 16

(1) Setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari sasaran


penganiayaan, penyiksaan, atau penjatuhan hukuman yang tidak
manusiawi.

Dilema Etik Page 12


(2) Setiap anak berhak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan
hukum.

(3) Penangkapan, penahanan, atau tindak pidana penjara anak hanya


dilakukan apabila sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya
dapat dilakukan sebagai upaya terakhir.

Pasal 17

(1) Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk:

a. mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan penempatannya


dipisahkan dari orang dewasa;

b. memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya secara efektif


dalam setiap tahapan upaya hukum yang berlaku; dan

c. membela diri dan memperoleh keadilan di depan pengadilan


anak yang objektif dan tidak memihak dalam sidang tertutup
untuk umum.

(2) Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual
atau yang berhadapan dengan hukum berhak dirahasiakan.

Pasal 18

Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak
mendapatkan bantuan hukum dan bantuan lainnya.

Pasal 19

Setiap anak berkewajiban untuk:


a. menghormati orang tua, wali, dan guru;
b. mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi teman;
c. mencintai tanah air, bangsa, dan negara;
d. menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya; dan
e. melaksanakan etika dan akhlak yang mulia

Dilema Etik Page 13


6. Penanganan dilema etik
Kerangka pemecahan dilema etik, menurut Kozier and Erb (2004)
1. Mengembangkan Data Dasar
a. Siapa saja orang-orang yang terlibat dalam dilema etik tersebut
seperti klien, suami, anak, perawat, rohaniawan.
b. Tindakan yang diusulkan
Sebagai klien dia mempunyai otonomi untuk membiarkan
penyakit menggerogoti tubuhnya walaupun sebenarnya bukan
hal itu yang di inginkannya. Dalam hal ini, perawat mempunyai
peran dalam pemberi asuhan keperawatan, peran advocad
(pendidik) serta sebagai konselor yaitu membela dan melindungi
klien tersebut untuk hidup dan menyelamatkan jiwa klien dari
ancaman kematian.
c. Maksud dari tindakan
Dengan memberikan pendidikan, konselor, advokasi diharapkan
klien dapat menerima serta dapat membuat keputusan yang
tepat terhadap masalah yang saat ini dihadapi.
d. Konsekuensi tindakan yang diusulkan, misalnya pada kasus
wanita yang mengidap kanker payudara dan harus dilakukan
pengangkatan payudara.
2. Identifikasi Konflik Akibat Situasi Tersebut
a. Untuk memutuskan apakah tindakan dilakukan pada
klien,perawat dihadapkan pada konflik tidak menghormati
otonomi klien.
b. Apabila tindakan tidak di lakukan perawat dihadapkan pada
konflik seperti tidak melaksanakan sumpah profesi, tidak
melaksanakan kode etik profesi dan prinsip moral serta tidak
melaksanakan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan.
3. Tindakan Alternatif Terhadap Tindakan Yang Diusulkan

Dilema Etik Page 14


a. Mengusulkan dalam tim yang terlibat dalam masalah yang
dihadapi klien untuk dilakukannya tindakan atau tidak.
b. Mengangkat dilema etik kepada komisi etik keperawatan yang
lebih tinggi untuk mempertimbangkan apakah dilakukan atau
tidak suatu tindakan.
4. Menetapkan Siapa Pembuat Keputusan
Pihak- pihak yang terlibat dalam pembuat keputusan antara lain
tim kesehatan
itu sendiri, klien dan juga keluarga.
5. Mengidentifikasi Kewajiban Perawat
a. Menghindarkan klien dari ancaman kematian.
b. Melaksanakan prinsip-prinsip kode etik keperawatan.
c. Menghargai otonomi klien
6. Membuat keputusan
Keputusan yang diambil sesuai dengan hak otonomi klien dan juga
dari pertimbangan tim kesehatan lainnya.

Menurut Tappen (2005) adalah :

a. Pengkajian
Perawat perlu mendengar kedua sisi dengan menjadi pendengar
yang berempati. Target tahap ini adalah terkumpulnya data dari
seluruh pengambil keputusan, dengan bantuan pertanyaan yaitu :
1. Apa yang menjadi fakta medik ?
2. Apa yang menjadi fakta psikososial ?
3. Apa yang menjadi keinginan klien ?
4. Apa nilai yang menjadi konflik ?
b. Perencanaan
Untuk merencanakan dengan tepat dan berhasil, setiap orang yang
terlibat dalam pengambilan keputusan harus masuk dalam proses.

Dilema Etik Page 15


Thomson and Thomson (1985) mendaftarkan 3 (tiga) hal yang
sangat spesifik namun terintegrasi dalam perencanaan, yaitu :

1. Tentukan tujuan dari treatment.


2. Identifikasi pembuat keputusan
3. Daftarkan dan beri bobot seluruh opsi / pilihan.
c. Implementasi
Selama implementasi, klien/keluarganya yang menjadi pengambil
keputusan beserta anggota tim kesehatan terlibat mencari
kesepakatan putusan yang dapat diterima dan saling
menguntungkan. Harus terjadi komunikasi terbuka dan kadang
diperlukan bernegosiasi. Peran perawat selama implementasi
adalah menjaga agar komunikasi tak memburuk, karena dilema etis
seringkali menimbulkan efek emosional seperti rasa bersalah, sedih
/ berduka, marah, dan emosi kuat yang lain. Pengaruh perasaan ini
dapat menyebabkan kegagalan komunikasi pada para pengambil
keputusan.

d. Evaluasi
Tujuan dari evaluasi adalah terselesaikannya dilema etis seperti
yang ditentukan sebagai outcome-nya. Perubahan status klien,
kemungkinan treatment medik, dan fakta sosial dapat dipakai
untuk mengevaluasi ulang situasi dan akibat treatment perlu untuk
dirubah. Komunikasi diantara para pengambil keputusan masih
harus dipelihara.

Dilema Etik Page 16


BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berbagai permasalahan etik dapat terjadi dalam tatanan klinis yang


melibatkan interaksi antara klien dan perawat. Permasalahan bisa
menyangkut penentuan antara mempertahankan hidup dengan
kebebasan dalam menentukan kematian, upaya menjaga keselamatan
klien yang bertentangan dengan kebebasan menentukan nasibnya, dan
penerapan terapi yang tidak ilmiah dalam mengatasi permasalah
klien.Pengambilan keputusan yang tepat diharapkan tidak ada pihak
yang dirugikan sehingga semua merasa nyaman dan mutu asuhan
keperawatan dapat dipertahankan.
Dalam membuat keputusan terhadap masalah dilema etik, perawat
dituntut dapat mengambil keputusan yang menguntungkan pasien dan
diri perawat dan tidak bertentang dengan nilai-nilai yang diyakini klien.
Pengambilan keputusan yang tepat diharapkan tidak ada pihak yang
dirugikan sehingga semua merasa nyaman dan mutu asuhan
keperawatan dapat dipertahankan.

B. SARAN

Pembelajaran tentang etika dan moral dalam dunia profesi terutama


bidang keperawatan harus ditanamkan kepada mahasiswa sedini

Dilema Etik Page 17


mungkin supaya nantinya mereka bisa lebih memahami tentang etika
keperawatan sehingga akan berbuat atau bertindak sesuai kode etiknya
(kode etik keperawatan).
Sebagai calon perawat dibutuhkan pengetahuan mengenai etik
keperawatan, karena dengan memahami etik keperawatan maka
perawata dapat menjalankan tugas keperawatan dengan profesional.

DAFTAR PUSTAKA

Priharjo, Robert. 2008. Pengantar Etika Keperawatan. Jakarta. EGC

Rismalinda. 2011. Etika Profesi Dan Hukum Kesehatan. Jakarta. Trans Info
Media

Dalami, Ermawati . 2010. Etika Keperawatan. Jakarta. Trans Info Media

Wulan dan Hastuti. 2011. Pengantar Etika Keperawatan Panduan Lengakap


Menjadi Perawat Profesional Berwawasan Etis. Jakarta. Prestasi Pustaka.

Dilema Etik Page 18

Anda mungkin juga menyukai