Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
edu/9124826/Koefisien_Gaya_Gesek_LABORATORIUM
_FISIKA_DASAR_FAKULTAS_KEGURUAN_DAN_ILMU_PENDIDIKAN
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu :
1. Mampu menentukan nilai koefisien gesek statis maupun kinetis dan besar nilainya.
2. Mampu mengetahui pengaruh sudut kemiringan terhadap koefisien gesek baik statis maupun
kinetis.
3. Mampu mengetahui pengaruh penambahan bahan maupun perubahan kecepatan awal pada
benda.
4. Mampu mengetahui pengaruh permukaan terhadap koefisien gesek baik statis maupun
kinetis.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum kali ini yaitu dapat mengetahui
cara menentukan besar nilai koefisien gesek statis maupun kinetis. Serta dapat mengetahui
apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi koefisien gesek. Adapun manfaat dalam kehidupan
sehari-hari misalnya jika kita mengetahui akan besar gaya gesek dapat diterapkan dalam
pembuatan sendal/sepatu yang bersol bagus dan aplikasi alat gergaji agar mudah untuk
memotong benda.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Sesuai persamaan di atas jika sebuah benda dengan massanya m, benda pada bidang miring
yang lain dengan sudut kemiringan maka besarnya gaya normal (N) samadengan mg
Gambar 2.1 : (a) Keadaan benda di bidang datar dan diam. (b) Keadaan benda di bidang
miring dengan beberapa gaya ( Sumber : 1700 Bank Soal Fisika, 2006).
1. Jenis-Jenis Gerak
Terdapat 2 jenis gaya gerak gesek, antar 2 benda yang padat saling bergerak lurus
yaitu gaya gesek statis dan kinetis yang dibedakan antara titik-titik sentuhan antara benda
kedua permukaanya yang tetap atau saling berganti (Giancoli, 2001).
2. Konsep-konsep Gaya gesek
Ketika sebuah benda berguling di atas sebuah permukaan ( misalnya bola yang
bergerak di atas tanah). Gaya gesekan yang bekerja tetap ada walaupun lebih kecil
dibandingkan dengan ketika benda tersebut meluncur di atas permukaan benda lain. Gaya
gesek yang bekerja pada benda yang berguling di atas permukaan benda lain disebut gaya
gesek rotasi. Sedangkan gaya gesekan yang terjadi pada permukaan benda yang meluncur di
atas permukaan benda lain disebut gaya gesek transilasi (Tipler, 1997).
Gaya gesek yang terjadi jika permukaan benda yang bersentuhan ketika benda belum
bergerak disebut gaya gesek statis (fs). Gaya gesek statis maksimum sama dengan gaya
terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Ketika benda telah bergerak, gaya gesek
yang terjadi antara 2 benda tersebut berkurang. Gaya gesek yang bekerja bekerja pada saat
benda bergerak adalah gaya gesek kinetik (fk). Ketika sebuah benda bergerak pada permukaan
benda lain, gaya gesek yang bekerja berlawanan arah terhadap gerak benda. Hasil eksperimen
menunjukkan benda yang kering tanpa pelumas, besar gaya geseknya sebanding dengan gaya
normal ( Halliday, 2001 ).
Besarnya gaya geesk kinetis biasanya meningkat, ketika gaya normalnya meningkat,
biasanya gaya gesekan kinetik fk sebanding dengan besarnya dari gaya normalnya.
fk = k. N...............................................................(2.3)
Dimana untuk k merupakan konstanta koefisien gesek kinetik. Permukaan yang licin akan
mempunyai koefisien gesek kinetik lebih kecil. Sedangkan besar gaya gaya gesek
statis fs adalah
fs = s. N................................................................(2.4)
Dimana untuk s adalah koefisien gesek statis. Dalam situasi tertentu gaya gesekan statis
aktual dapat mempunyai besar berapapun antara nol dan nilai maksimumnya yang diberikan
oleh s.N dalam lambang fs s.N (Alonso, 1944).
= + + +
= tan
==
= nst
= nst
= nst
= . nst . nst
s s
k k
BAB 4. HASIL DAN PEMBHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil tabel pengukuran pada praktikum kali ini, yaitu :
4.1.1 Pengukuran Koefisien Gesek Statis ( s )
1. Landasan kayu
a. Massa balok = 175 g, tanpa beban
NO s s
. s s I K AP
120,70 20,70
1 28 0,53 0,64 0,53 0,64 % % 3
105,70
2 35 0,7 0,74 0,70 0,74 % 5,70% 3
101,70
3 41 0,86 0,87 0,86 0,87 % 1,7% 3
s s = 0,69 0,75
2. Landasan Kaca
a. Massa balok = 175 g, tanpa beban
NO s s
. s s I K AP
115,6 15,6
1 60 1,73 2,00 1,73 2,00 % % 3
155,8 55,8
2 70 2,74 4,27 2,74 4,27 % % 3
3 60 1,73 2,00 1,73 2,00 115,6 15,6 3
% %
s s = 2,06 2,756
NO
k k
. Beban t k k I K AP
25 0,5
1 50 g 8 51,87 875,25 51,87 875,25 1687,3 % 1787,3 % 3
25 0,3
2 100 g 6 150,56 77,42 150,56 77,42 51,4 % 151,4 % 2
25 0,1
3 200 g 3 1416,2 327,9 1416,2 327,9 23,1 % 76,9 % 2
k k = 539,5 375,24
k k
NO. Beban t k k I K AP
1 100 g 30 0,49 65,8 40,82 65,8 40,82 62,03 % 37,97 % 1
2 100 g 45 0,58 58,2 39,28 58,2 39,28 67,5 % 33,5 % 1
3 100 g 50 0,13 23,85 6,55 23,85 6,55 27,4 % 72,6 % 1
k k = 49,28 28,88
2. Landasan Kaca
Massa balok 1 = 104,5 g
Massa balok 2 = 169,0 g
k k
NO. Beban t k k I K AP
1 13 g 30 1,47 3,91 59,70 3,91 59,70 15,3 % 84,1 % 2
2 50 g 30 0,90 1,35 204,6 1,35 204,6 16,7 % 83,3 % 2
3 113 g 30 0,68 25,1 382,3 25,1 382,3 15,2 % 84,8 % 2
k k = 251 25,53
k k
NO. Beban t k k I K AP
1 13 g 25 1,68 4,9 1,811 4,9 1,811 36,9 % 63 % 1
2 50 g 30 0,60 45,8 14,3 45,8 14,3 31,2 % 68,7 % 1
3 113 g 35 0,56 55,4 20,2 55,4 20,2 36,6 % 63,3 % 1
k k = 35,36 12,103
4.2 Pembahasan
Dalam praktikum kali ini yaitu menentukan koefisien gesek bahan , yang diukur
koefisien gesek statis (s) dan kinetis (k) pada balok yang didapatkan hasil tabel seperti
diatas. Dalam percobaan kali ini menentukan koefisien gesek statis dan koefisien gesek
kinetis pada balok dengan landasan berbeda yaitu kaca dan kayu.Berdasarkan percobaan
tersebut dapat diketahui bahwa koefisien gesek yang dilakukan antara balok dengan kayu
memiliki gaya statis maksimum dan gaya kinetisnya lebih besar dari pada balok dengan
landasan kaca.Karena semakin kasar permukaan benda atau permukaan landasan meluncur,
semakin besar pula gaya gesek statis maksimumnya dan semakin bessar pula gaya kinetisnya.
Pada percobaan pertama, yaitu menentukan nilai koefisien gesek statis pada balok
dengan landasan kaca dan kayu dengan dua perlakuan yaitu yang pertama diberi beban dan
yaang kedua diberi penambahan baban, dan ini ini tidak mempengaruhi gaya gesek statis
karena dalam rumusnya dapat dilihat bahwa yang mempengaruhi yaitu
kemiringan beserta sifat permukaan benda (halus ataau kasar). Dimana prinsip kerja gesekan
statis yaitu akan timbul ketika benda akan bergerak dengan sudut tertentu,di dapatkan
hasil menggunakan landasan kayu 0,69 0,75 sedangkan pada kaca 2,06
2,756.
Pada percobaan kedua yaitu menentukan nilai koefisien gesek kinetis pada balok
dengan landasan kaca dan kayu juga denga perlakuan sama ditambah beban dan satunya juga
ditambah beban karena gaya gesek kinetis dipengaruhi oleh beban maupun massa juga sifat
permukaan benda (halus atau pun kasar).Besar gaya kinetis ini konstan dan selalu lebih tinggi
dari besar gaya gesek sstatis maksimum, karena ketika kita mendorong benda diatas
permukaan yang kasar yaitu pada landasan kayu, pada saat benda belum bergerak kita harus
memberikan gaya tarik yang kuat yaitu pada balok 2 dengan ditambahi beban yang cukup
besar untuk membuatnya begerak.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini, yaitu :
1. Faktor-fator yang mempengaruhi gaya gesek statis diantaranya sudut kemiringan dan sifat
permukaan antar benda.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya gesek kinetis adalah massa mauun beban karena
sebagai gaya tarik / dorong, sudut kemiringan serta sifat permukaan
5.2 Saran
Saran untuk praktikan selanjutnya agar lebih teliti saat melakukan percobaan, yaitu
saat menentukan koefisien kinetis. Karena manual menggunakan stopwatch bukan
menggunakan sensor yang lebih akurat dalam pengukuran waktunya. Serta dalam
perhitungan juga disertakan ralat agar didapatkan data yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Alonso, Marcello dan Fien Edward J. 1994. Dasar-Dasar Fisika Universitas Edisi Kedua. Jakarta :
Erlangga.
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1 (terjemahan). Jakarta : Erlangga.
Halliday, dkk. 2001. Fisika Dasar Edisi Ketujuh Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Tim Penyusun Praktikum Fisika Dasar. 2013. Petunjuk praktikum Fisika Dasar. Jember :
Universitas Jember.
Tipler, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga.
Zaelani, Ahmad, dkk. 2006. 1700 Bank Soal Bimbingan Bbelajar itu Berbeda apa tidak. Bandung :
Yrama Widya.