Anda di halaman 1dari 14

http://www.academia.

edu/9124826/Koefisien_Gaya_Gesek_LABORATORIUM
_FISIKA_DASAR_FAKULTAS_KEGURUAN_DAN_ILMU_PENDIDIKAN

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gaya gesek merupakan gaya yang tak asing lagi didengar. Gaya gesek adalah gaya yang
berarah melawan gerak benda atau kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul
apabila dua buah benda bersentuhan dimana sebuah benda diam atau meluncur pada suatu
permukaan yang memberikan gaya-gaya kepadanya. Setiap kali dua benda berinteraksi akibat
kontak langsung (sentuhan) dari permukaan-permukaan, maka gaya-gaya interaksinya
disebut gaya kontak.
Memahami akan pentingnya gaya gesek marupakan hal yang penting dalam kehidupan
manusia. Sehingga Kita perlu mengetahui peran penting dan besarnya dalam kehidupan
melalui praktikum kali ini, yaitu penentuan koefisien gesek bahan. Membahas mengenai
tujuan dalam praktikum ini yaitu menentukan koefisien gesek statis ( s) dan koefisien gesek
kinetis (k) pada benda.
Praktikum ini dilakukan dengan cara meluncurkan benda yang sudah diketahui massanya,
jarakk juga sudut kemiringan. Untuk menentukan koefisien gesek statis dengan cara
meluncurkan benda dengan memperbesar sudut perlahan-lahan. Untuk koefisien gesek kinetis
benda yang diberi beban agar cepat meluncur dan dicatat waktunya. Peralatannya antara lain,
1 set alat bidang miring, stopwatch dan mistar.
Membahas pentingnya gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya menusia
berjalan tanpa terpeleset, mobil bisa berhenti kareba adanya pengereman dan juga ban mobil
maupun sepeda motor yang diberi bentuk gerigi agar tidak licin terhadap jalan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari praktikum kali ini yaitu :
1. Bagaimana menentukan nilai koefisien gesek statis maupun kinetis dan berapa nilainya ?
2. Apakah sudut kemiringan berpengaruh terhadap koefisien gesek baik statis maupun kinetis ?
3. Apa pengaruh penambahan bahan maupun perubahan kecepatan awal pada benda ?
4. Bagaimanakah pengaruh permukaan terhadap koefisien gesek baik statis maupun kinetis ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu :
1. Mampu menentukan nilai koefisien gesek statis maupun kinetis dan besar nilainya.
2. Mampu mengetahui pengaruh sudut kemiringan terhadap koefisien gesek baik statis maupun
kinetis.
3. Mampu mengetahui pengaruh penambahan bahan maupun perubahan kecepatan awal pada
benda.
4. Mampu mengetahui pengaruh permukaan terhadap koefisien gesek baik statis maupun
kinetis.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum kali ini yaitu dapat mengetahui
cara menentukan besar nilai koefisien gesek statis maupun kinetis. Serta dapat mengetahui
apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi koefisien gesek. Adapun manfaat dalam kehidupan
sehari-hari misalnya jika kita mengetahui akan besar gaya gesek dapat diterapkan dalam
pembuatan sendal/sepatu yang bersol bagus dan aplikasi alat gergaji agar mudah untuk
memotong benda.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Permukaan sebuah benda meluncur di atas permukaan benda lain masing-masing


benda akan saling melakukan gaya gesekan, sejajar dengan permukaan. Gaya gesekan
terhadap tiap benda berlawanan arahnya dengan arah geraknya relatif terhadap benda
lawannya. Jadi jika sebuah balok meluncur dari kiri ke kanan di atas permukaan sebuah
meja, suatu gaya gesek ke kiri akan bekerja terhadap meja. Gaya gesekan juga ada bekerja
dalam keadaan tidak terjadi gerak relatif. Suatu gaya horizontal terhadap sebuah peti berat
yang terletak di lantai mungkin saja tidak cukup besar untuk menggerakkan peti itu. Karena
gaya tersebut terimbangi oleh suatu gaya gesekan yang besarnya sama dan berlawanan arah,
yang dikerjakan oleh lantai terhadap peti ( Francis, 1998).
Gaya gesekan adalah gaya yang timbul akibat persentuhan langsung antara dua
permukaan benda dengan arah berlawanan terhadap kecenderungan arah gerak benda. Jika
sebuah balok yang beratnya W diletakkan pada bidang datar dan pada balok tidak bekerja
gaya luas, maka besarnya gaya normal (N) samadengan besar berat (W). Sesuai persamaan :
N = W...................................................................................(2.1)
Gaya normal adalah gaya yang ditimbulkan oleh alas bidang di mana benda di tempatkan dan
tegak lurus terhadap bidang itu.
N = mg cos ..............................................................................(2.2)

Sesuai persamaan di atas jika sebuah benda dengan massanya m, benda pada bidang miring
yang lain dengan sudut kemiringan maka besarnya gaya normal (N) samadengan mg

cos ( Zaelani, 2006).

Gambar 2.1 : (a) Keadaan benda di bidang datar dan diam. (b) Keadaan benda di bidang
miring dengan beberapa gaya ( Sumber : 1700 Bank Soal Fisika, 2006).
1. Jenis-Jenis Gerak
Terdapat 2 jenis gaya gerak gesek, antar 2 benda yang padat saling bergerak lurus
yaitu gaya gesek statis dan kinetis yang dibedakan antara titik-titik sentuhan antara benda
kedua permukaanya yang tetap atau saling berganti (Giancoli, 2001).
2. Konsep-konsep Gaya gesek
Ketika sebuah benda berguling di atas sebuah permukaan ( misalnya bola yang
bergerak di atas tanah). Gaya gesekan yang bekerja tetap ada walaupun lebih kecil
dibandingkan dengan ketika benda tersebut meluncur di atas permukaan benda lain. Gaya
gesek yang bekerja pada benda yang berguling di atas permukaan benda lain disebut gaya
gesek rotasi. Sedangkan gaya gesekan yang terjadi pada permukaan benda yang meluncur di
atas permukaan benda lain disebut gaya gesek transilasi (Tipler, 1997).
Gaya gesek yang terjadi jika permukaan benda yang bersentuhan ketika benda belum
bergerak disebut gaya gesek statis (fs). Gaya gesek statis maksimum sama dengan gaya
terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Ketika benda telah bergerak, gaya gesek
yang terjadi antara 2 benda tersebut berkurang. Gaya gesek yang bekerja bekerja pada saat
benda bergerak adalah gaya gesek kinetik (fk). Ketika sebuah benda bergerak pada permukaan
benda lain, gaya gesek yang bekerja berlawanan arah terhadap gerak benda. Hasil eksperimen
menunjukkan benda yang kering tanpa pelumas, besar gaya geseknya sebanding dengan gaya
normal ( Halliday, 2001 ).
Besarnya gaya geesk kinetis biasanya meningkat, ketika gaya normalnya meningkat,
biasanya gaya gesekan kinetik fk sebanding dengan besarnya dari gaya normalnya.
fk = k. N...............................................................(2.3)
Dimana untuk k merupakan konstanta koefisien gesek kinetik. Permukaan yang licin akan
mempunyai koefisien gesek kinetik lebih kecil. Sedangkan besar gaya gaya gesek
statis fs adalah
fs = s. N................................................................(2.4)
Dimana untuk s adalah koefisien gesek statis. Dalam situasi tertentu gaya gesekan statis
aktual dapat mempunyai besar berapapun antara nol dan nilai maksimumnya yang diberikan
oleh s.N dalam lambang fs s.N (Alonso, 1944).

Beberapa ketentuan tentang gaya gesek, adalah :


a. Jika harga F < fs , maka balok dalam keadaan diam.
b. Jika harga F = fs , maka balok dalam keadaan tepat akan bergerak.
c. Jika harga F > fs , maka balok dalam keadaan bergerak dan gaya gesekan statis fs akan
berubah menjadi gaya gesekan kinetis fk.
Koefisien gesek harganya antara 0 1

= 0, bidang licin sempurna


= 1, bidang sangat kasar
Di atas merupakan keterangan harga konstanta gaya gesek (Zaelani, 2006).
BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini, yaitu :
1. Neraca untuk menimbang beban dari suatu benda.
2. Stopwatch untuk mengukur waktu.
3. Mistar untuk mengukur panjang benda.
4. Satu set alat bidang miring di gunakan untuk menentukan koefisien gesek.
5. Benda balok kayu dan bahan landasan kayu serta kaca untuk diukur koefisien geseknya.
3.2 Desain Percobaan
Adapun desain percobaan yang akan digunakan dalam praktikum kali ini, yaitu :

Gambar 3.1 : Pengukuran koefisien gesek


statis balok pada permukaan bidang miring
( Sumber : Petunjuk Praktikum Fisika dasar, 2013 ).

Gambar 3.2 : Pengukuran koefisien gesek


kinetis balok pada permukaan bidang miring
( Sumber : Petunjuk Praktikum Fisika dasar, 2013 ).
3.3 Langkah Kerja
Adapun langkah kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini, yaitu :
3.3.1 Menentukan koefisien gesek statis.
1. Bahan yang akan ditentukan koefisien geseknya ditimbang dan dicatat massanya.
2. Bahan diletakkan di atas bidang miring berlandasan kayu dengan kemiringan 0 .
3. Secara perlahan-lahan sudut kemiringan bidang miring deperbesar hingga bahan tepat mulai
meluncur turun.
4. Sudut yang dibentuk bidang miring dengan horizontal di hitung (tanya asisten)
5. Langkah 2 dan 4 dilakukaan kembali hingga didapat 5 data pengamatan untuk massa
pertama.
6. Bahan diatasnya, ditambahkan beban yang telah diketahui massanya kemudian diulangi
langkah 2 sampai 5 untuk 3 kali pengulangan dengan penambahan beban.
7. Langkah 1-6 diulangi kembali untuk bebean landasan yang berbeda.

3.3.2. Menentukan koefisien gesek kinetik


1. Beban 4 ditimbang (gambar 3.2)
2. Peralaatan di susun seperti gambar 3.2 dengan kemiringan sudut tertentu (tanya asisten).
3. Benda 1 diletakkan pada posisi tertentu (tanya asisten) 2 buah titik acuan pada landasan
dicatat dari titik.
4. Benda 2 pada gambar 3.2 diberi beban sedemikian rupa sehingga sistem bergerak dipercepat.
5. Waktu yang perlukan benda 1 untuk bergerak di catat dari dari titik awal ke titik acuan yang
telah ditentukan (langkaah 3).
6. Beban benda 2 ditimbang, massanya dicatat.
7. Langkah 1 sampai 6 diulang untuk bebean yang berbeda.
8. Langkah 1 sampai 7 diulang untuk sudaut kemiringan yang berbeda.
9. Langkah 1 sampai 8 diulangi untuk beban landasan yang berbeda.
3.4 Analisis Data
1. Untuk perhitungan koefisien gesek statis.
s = tan
= =

2. Untuk perhitungan koefisien gesek kinetis.


=

= + + +
= tan

==

= nst

= nst

= nst

= + = . nst + (-2) . nst

= . nst . nst

s s

k k
BAB 4. HASIL DAN PEMBHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil tabel pengukuran pada praktikum kali ini, yaitu :
4.1.1 Pengukuran Koefisien Gesek Statis ( s )
1. Landasan kayu
a. Massa balok = 175 g, tanpa beban

NO s s
. s s I K AP
120,70 20,70
1 28 0,53 0,64 0,53 0,64 % % 3
105,70
2 35 0,7 0,74 0,70 0,74 % 5,70% 3
101,70
3 41 0,86 0,87 0,86 0,87 % 1,7% 3
s s = 0,69 0,75

b. Massa balok = 175 g, tanpa beban


s
NO Beba
. n s s s I K AP
1 45 20 g 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 % 0% 3
2 35 50 g 0,70 0,74 0,74 0,74 0,74 % 5,7 % 3
3 40 100 g 0,85 0,86 0,86 0,86 0,86 % 3,6 % 3
s s = 0,84 0,86

2. Landasan Kaca
a. Massa balok = 175 g, tanpa beban

NO s s
. s s I K AP
115,6 15,6
1 60 1,73 2,00 1,73 2,00 % % 3
155,8 55,8
2 70 2,74 4,27 2,74 4,27 % % 3
3 60 1,73 2,00 1,73 2,00 115,6 15,6 3
% %
s s = 2,06 2,756

b. Massa balok = 175 g, dengan penambahan beban


s
NO Beba
. n s s s I K AP
105,4
1 52 20 g 1,28 1,35 1,28 1,35 % 5,4 % 3
2 42 50 g 0,90 0,90 0,90 0,90 100 % 0% 3
115,6 15,6
3 60 100 g 1,73 2,00 1,73 2,00 % % 3
s s = 1,303 1,416

4.1.2 Pengukuran Koefisien Gesek Kinetis ( k )


1. Landasan Kayu
M1 Balok = 175 g
M2 Balok = 168 g
S = 70 cm
a. Sudut tetap = 25 dengan variasi beban pada m2

NO
k k
. Beban t k k I K AP
25 0,5
1 50 g 8 51,87 875,25 51,87 875,25 1687,3 % 1787,3 % 3
25 0,3
2 100 g 6 150,56 77,42 150,56 77,42 51,4 % 151,4 % 2
25 0,1
3 200 g 3 1416,2 327,9 1416,2 327,9 23,1 % 76,9 % 2
k k = 539,5 375,24

b. Beban Tetap 100 g dengan variasi sudut

k k
NO. Beban t k k I K AP
1 100 g 30 0,49 65,8 40,82 65,8 40,82 62,03 % 37,97 % 1
2 100 g 45 0,58 58,2 39,28 58,2 39,28 67,5 % 33,5 % 1
3 100 g 50 0,13 23,85 6,55 23,85 6,55 27,4 % 72,6 % 1
k k = 49,28 28,88

2. Landasan Kaca
Massa balok 1 = 104,5 g
Massa balok 2 = 169,0 g

k k
NO. Beban t k k I K AP
1 13 g 30 1,47 3,91 59,70 3,91 59,70 15,3 % 84,1 % 2
2 50 g 30 0,90 1,35 204,6 1,35 204,6 16,7 % 83,3 % 2
3 113 g 30 0,68 25,1 382,3 25,1 382,3 15,2 % 84,8 % 2
k k = 251 25,53

k k
NO. Beban t k k I K AP
1 13 g 25 1,68 4,9 1,811 4,9 1,811 36,9 % 63 % 1
2 50 g 30 0,60 45,8 14,3 45,8 14,3 31,2 % 68,7 % 1
3 113 g 35 0,56 55,4 20,2 55,4 20,2 36,6 % 63,3 % 1
k k = 35,36 12,103

4.2 Pembahasan
Dalam praktikum kali ini yaitu menentukan koefisien gesek bahan , yang diukur
koefisien gesek statis (s) dan kinetis (k) pada balok yang didapatkan hasil tabel seperti
diatas. Dalam percobaan kali ini menentukan koefisien gesek statis dan koefisien gesek
kinetis pada balok dengan landasan berbeda yaitu kaca dan kayu.Berdasarkan percobaan
tersebut dapat diketahui bahwa koefisien gesek yang dilakukan antara balok dengan kayu
memiliki gaya statis maksimum dan gaya kinetisnya lebih besar dari pada balok dengan
landasan kaca.Karena semakin kasar permukaan benda atau permukaan landasan meluncur,
semakin besar pula gaya gesek statis maksimumnya dan semakin bessar pula gaya kinetisnya.
Pada percobaan pertama, yaitu menentukan nilai koefisien gesek statis pada balok
dengan landasan kaca dan kayu dengan dua perlakuan yaitu yang pertama diberi beban dan
yaang kedua diberi penambahan baban, dan ini ini tidak mempengaruhi gaya gesek statis
karena dalam rumusnya dapat dilihat bahwa yang mempengaruhi yaitu

kemiringan beserta sifat permukaan benda (halus ataau kasar). Dimana prinsip kerja gesekan
statis yaitu akan timbul ketika benda akan bergerak dengan sudut tertentu,di dapatkan

hasil menggunakan landasan kayu 0,69 0,75 sedangkan pada kaca 2,06

2,756.
Pada percobaan kedua yaitu menentukan nilai koefisien gesek kinetis pada balok
dengan landasan kaca dan kayu juga denga perlakuan sama ditambah beban dan satunya juga
ditambah beban karena gaya gesek kinetis dipengaruhi oleh beban maupun massa juga sifat
permukaan benda (halus atau pun kasar).Besar gaya kinetis ini konstan dan selalu lebih tinggi
dari besar gaya gesek sstatis maksimum, karena ketika kita mendorong benda diatas
permukaan yang kasar yaitu pada landasan kayu, pada saat benda belum bergerak kita harus
memberikan gaya tarik yang kuat yaitu pada balok 2 dengan ditambahi beban yang cukup
besar untuk membuatnya begerak.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini, yaitu :
1. Faktor-fator yang mempengaruhi gaya gesek statis diantaranya sudut kemiringan dan sifat
permukaan antar benda.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya gesek kinetis adalah massa mauun beban karena
sebagai gaya tarik / dorong, sudut kemiringan serta sifat permukaan

5.2 Saran
Saran untuk praktikan selanjutnya agar lebih teliti saat melakukan percobaan, yaitu
saat menentukan koefisien kinetis. Karena manual menggunakan stopwatch bukan
menggunakan sensor yang lebih akurat dalam pengukuran waktunya. Serta dalam
perhitungan juga disertakan ralat agar didapatkan data yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Alonso, Marcello dan Fien Edward J. 1994. Dasar-Dasar Fisika Universitas Edisi Kedua. Jakarta :
Erlangga.
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1 (terjemahan). Jakarta : Erlangga.
Halliday, dkk. 2001. Fisika Dasar Edisi Ketujuh Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Tim Penyusun Praktikum Fisika Dasar. 2013. Petunjuk praktikum Fisika Dasar. Jember :
Universitas Jember.
Tipler, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga.
Zaelani, Ahmad, dkk. 2006. 1700 Bank Soal Bimbingan Bbelajar itu Berbeda apa tidak. Bandung :
Yrama Widya.

Anda mungkin juga menyukai