Anda di halaman 1dari 11

http://muhammadzaini21.blogspot.co.id/2014/06/kalibrasi.

html

Kalibrasi

Filosofi kalibrasi

Bahwa setiap instrumen ukur harus dianggap tidak cukup baik sampai terbukti
melalui kalibrasi dan atau pengujian bahwa instrumen ukur tersebut memang
baik.

Definisi Kalibrasi

Kalibrasi adalah memastikan kebenaran nilai-nilai yang ditunjukan oleh


instrumen ukur atau sistem pengukuran atau nilai-nilai yang diabadikan pada
suatu bahan ukur dengan cara membandingkan dengan nilai konvensional yang
diwakili oleh standar ukur yang memiliki kemampuan telusur ke standar Nasional
atau Internasional. Kalibrasi bisa dilakukan dengan membandingkan suatu
standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional bahan
bahan acuan tersertifikasi, serta mengikuti petunjuk didalam ISO/IEC
17025:2005. Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International
Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara
nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai
yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang
berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu.

Dengan kata lain:

Kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai


penunjukan alat inspeksi, alat pengukuran dan alat pengujian dengan cara
membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke
standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau
internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.

Tujuan kalibrasi

Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai konvensional penunjukan


suatu instrumen ukur.

Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar Nasional maupun


Internasional.

Mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat dikaitkan/ditelusur


sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar primer nasional dan /
internasional), melalui rangkaian perbandingan yang tak terputus.

Menentukan apakah peralatan masih layak digunakan sesuai dengan fungsinya.


Deteksi, korelasi, melaporkan dan mengeliminasi setiap variasi keakuratan alat
uji.

Manfaat Kalibrasi

Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan
spesefikasinya

Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada


peralatan laboratorium dan produksi yang dimiliki.

Bisa mengetahui perbedaan (penyimpangan) antara harga benar dengan harga


yang ditunjukkan oleh alat ukur.

Prinsip Dasar Kalibrasi

Obyek Ukur (Unit Under Test)

Standar Ukur (Alat standar kalibrasi, Prosedur/Metrode standar (Mengacu ke


standar kalibrasi internasional atau prosedur yg dikembangkan sendiri oleh
laboratorium yg sudah teruji (diverifikasi)

Operator / Teknisi ( Dipersyaratkan operator/teknisi yg mempunyai kemampuan


teknis kalibrasi (bersertifikat)

Lingkungan yg dikondisikan (Suhu dan kelembaban selalu dikontrol, Gangguan


faktor lingkungan luar selalu diminimalkan & sumber ketidakpastian pengukuran)

Kalibrasi diperlukan untuk:

Perangkat baru

Suatu perangkat setiap waktu tertentu

Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi)

Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi


mengubah kalibrasi

Ketika hasil observasi dipertanyakan

Kalibrasi pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau


indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari
standar yang digunakan dalam akurasi tertentu. Contohnya, termometer dapat
dikalibrasi sehingga kesalahan indikasi atau koreksi dapat ditentukan dan
disesuaikan (melalui konstanta kalibrasi), sehingga termometer tersebut
menunjukan temperatur yang sebenarnya dalam celcius pada titik-titik tertentu
di skala. Di beberapa negara, termasuk Indonesia, terdapat direktorat metrologi
yang memiliki standar pengukuran (dalam SI dan satuan-satuan turunannya)
yang akan digunakan sebagai acuan bagi perangkat yang dikalibrasi. Direktorat
metrologi juga mendukung infrastuktur metrologi di suatu negara (dan,
seringkali, negara lain) dengan membangun rantai pengukuran dari standar
tingkat tinggi/internasional dengan perangkat yang digunakan. Hasil kalibrasi
harus disertai pernyataan traceable uncertainity untuk menentukan tingkat
kepercayaan yang di evaluasi dengan seksama dengan analisa ketidakpastian.

Persyaratan Kalibrasi

Standar acuan yang mampu telusur ke standar Nasional / Internasional

Metoda kalibrasi yang diakui secara Nasional / Internasional

Personil kalibrasi yang terlatih, yang dibuktikan dengan sertifikasi dari


laboratorium yang terakreditasi

Ruangan / tempat kalibrasi yang terkondisi, seperti suhu, kelembaban, tekanan


udara, aliran udara, dan kedap getaran

Alat yang dikalibrasi dalam keadaan berfungsi baik / tidak rusak

Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif,


termasuk di dalamnya kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk
semua perangkat pengukuran. ISO 9000 dan ISO 17025 memerlukan sistem
kalibrasi yang efektif.

Prosedur Kalibrasi

1. Identifikasi alat yang dikalibrasi

2. Membuat jadwal kalibrasi ( Internal / External )

3. Menyiapkan alat / bahan

4. Melakukan kalibrasi

5. Membuat laporan kalibrasi

6. Evaluasi hasil kalibrasi

7. Sesuai standar

- Ya ( Mencatat / memasang label kalibrasi )


- Tidak ( Melakukan evaluasi data dampak dari penyimpangan alat Laporan
Membuat laporan kerusakan Prosedur perbaikan alat )

Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan sistem kalibrasi

1. Daftar alat yang dikalibrasi

2. Manual alat yang dikalibrasi ( Standar / nilai bias alat yang diperbolehkan )

3. Personil kalibrasi yang terlatih ( Sertifikat dari laboratorium kalibrasi yang


telah terakredirasi )

4. Jadwal kalibrasi alat

- Internal (dilakukan sendiri).

- External (dilakukan oleh pihak luar).

5. Laporan kalibrasi

6. Catatan alat yang telah dikalibrasi

7. Cek form kalibrasi

- Nomor seri alat yang dikalibrasi

- Personil kalibrasi

- Cros cek alat ke lapangan

Ketentuan Ketentuan Pokok Kalibrasi

Sifat Umum Alat Ukur

Alat ukur merupakan alat yang dibuat manusia sehingga ketidaksempurnaan


adalah ciri utama. Ketidaksempurnaan dapat diketahui melalui istilah Rantai
Kalibrasi. Istilah Rantai Kalibrasi antara lain:

1. Kepekaan (Sensitivity)

Kemampuan Alat ukur menerima, mengubah dan meneruskan isyarat sensor


(dari sensor menuju ke bagian penunjuk, pencatat, atau pengolah data
pengukuran). Kepekaan alat ukur ditentukan terutama oleh bagian pengubah,
sesuai denagn prinsip kerja yang diterapkan.
2. Histerisis (Histerysis)

Perbedaan atau penyimpangan yang timbul sewaktu dilakukan pengukuran


secara berkesinambungan dari dua arah yang berlawanan (mulai dari skala Nol
sampai skala maksimum kemudian diulangi dari skala maksimum sampai skala
Nol). Histerisis muncul karena adanya gesekan pada bagian pengubah alat ukur.

3. Keterbacaan (Readability)

Keterbacaan skala dengan penunjuk digitallebuh tinggi dibandingkan dengan


keterbacaan skala dengan jarum penunjuk.

4. Kestabilan Nol (Zero Stability)

Suatu penyimpangan yang membesar tetapi dengan harga yang tetap atau
berubah-ubah secara rambang tak stabil, dikarenakan ketidakkakuan system
pemegang alat ukur atau benda ukur, kelonggaran system pengencang atau
keausan sistem pemosisi.

5. Pengembangan (Floating)

Kadang-kadang terjadi pula jarum penunjuk dari alat ukur yang digunakan
posisinya berubah-ubah. Atau kalau penunjuknya dengan sistem digital angka
paling kanan atau angka terakhir berubah-ubah. Kejadian seperti ini dinamakan
pengambangan. Kepekaan dari alat ukur akan membuat perubahan kecil dari
sensor diperbesar oleh pengubah. Makin peka alat ukur makin besar pula
kemungkinan terjadinya pengambangan. Untuk itu, bila menggunakan alat-alat
ukur yang mempunyai jarum penunjuk pada skalanya atau penunjuk digital
harus dihindari adanya kotoran atau getaran, juga harus digunakan metode
pengukuran yang secermat mungkin.

6. Pergeseran (Shifting, Drift)

Pergeseran adalah penyimpangan yang terjadi dari harga-harga yang


ditunjukkan pada skala atau yang tercatat pada kertas grafik padahal sensor
tidak melakukan perubahan apa-apa. Kejadian seperti in sering disebut dengan
istilah pergeseran, banyak terjadi pada alat-alatukur elektris yang komponen-
komponennya sudah tua.

7. Kepasifan / Kelambatan Reaksi (Passivity)


Kepasifan Kadang-kadang sewaktu dilakukan pengukuran terjadi pula bahwa
jarum penunjuk skala tidak bergerak sama sekali pada waktu terjadi perbedaan
harga yang kecil. Atau dapat dikatakan isyarat yang kecil dari sensor alat ukur
tidak menimbulkan perubahan sama sekali pada jarum penunjuknya. Keadaan
yang demikian inilah yang sering disebut dengan kepasifan atau kelambatan
gerak alat ukur Untuk alat-alat ukur mekanis kalaupun terjadi kepasifan atau
kelambatan gerak jarum penunjuknya mungkin disebabkan oleh pengaruh pegas
yang sifat elastisnya kurang sempurnya. Pada alat ukur pneumatis juga sering
terjadi kepasifan ini misalnya lambatnya reaksi dari barometer padahal sudah
terjadi perubahan tekanan udara. Hal ini disebabkan volume udaranya terlalu
besar akibat dari terlalu panjangnya pipa penghubung sensor dengan ruang
perantara.

Selang kalibrasi

Pertanyaan yang sering muncul dalam program kalibrasi adalah tentang


frekuensi kalibrasi. Alat yang sering digunakan tentu cenderung lebih sering
dikalibrasi daripada alat yang jarang digunakan. Tetapi hal ini tidak berlaku untuk
instrumen berbasis elektronik, karena jarangnya digunakan justru cenderung
merusak, karena itu alat harus dipanaskan setiap hari selama waktu tertentu.

Secara umum selang kalibrasi ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut:

Kemantapan alat ukur / bahan ukur

Rekomendasi pabrik

Kecendrungan data rekaman kalibrasi sebelumnya

Data rekaman perawatan dan perbaikan

Lingkup dan beban penggunaan

Kecenderungan keausan dan penyimpangan

Hasil pengecekan silang dgn peralatan ukur lainnya

Kondisi lingkungan

Akurasi pengukuran yang diinginkan

Bila peralatan tidak berfungsi dengan baik

Menyatakan selang kalibrasi dapat berupa waktu kalender misal sekali setahun,
berupa waktu pakai misal 1000 jam pemakaian, berupa banyaknya pemakaian
misal 1000 kali, dan berupa kombinasi dari cara tersebut tergantung mana yang
lebih dulu tercapai.

Istilah dalam kalibrasi alat ukur :


1. Resolusi

Nilai skala terkecil / suatu ekspresi kuantitatif dari kemampuan alat penunjuk
untuk perbedaan yang cukup berarti antara nilai yang terdekat dari jumlah yang
ditunjukan.

2. Akurasi

Kemampuan dari alat ukur untuk memberikan indikasi kedekatan terhadap harga
sebenarnya dari objek yang diukur.

3. Presisi

Kecenderungan data yang diperoleh dari perulangan mengindikasikan kecilnya


simpangan ( deviasi ).

4. Reaptibility

Ukuran variasi statistic data yang dihasilkan bila pengukuran dilakukan oleh
personal, perlengkapan, serta ruangan dengan kondisi yang lama.

5. Readability

Kemampuan dari indra manusia dalam membaca data yang dihasilkan oleh
suatu instrument.

Sumber- sumber yang mempengaruhi hasil kalibrasi

1. Prosedur

Kalibrasi harus dilakukan sesuai dengan prosedur standar yang telah diakui.
Kesalahan pemahaman prosedur akan membuahkan hasil yang kurang benar
dan tidak dapat dipercaya. Pengesetan sistem harus teliti sesuai dengan aturan
pemakaian alat, agar kesalahan dapat dihindari.

2. Kalibrator

Kalibrator harus mampu telusur kestandar Nasional dan atau Internasional.


Tanpa memiliki ketelusuran, hasil kalibrasi tidak akan diakui oleh pihak lain.
Demikian pula ketelitian, kecermatan dan kestabilan kalibrator harus setingkat
lebih baik dari pada alat yang dikalibrasi

3. Tenaga pengkalibrasi
Tenaga pengkalibrasi harus memiliki keahlian dan ketrampilan yang memadai,
karena hasil kalibrasi sangat tergantung kepadanya. Kemampuan
mengoperasikan alat dan kemampuan visualnya, umumnya sangat diperlukan,
terutama untuk menghindari kesalahan yang disebabkan oleh peralak maupun
penalaran posisi skala.

4. Periode kalibrasi

Periode kalibrasi adalah selang waktu antara satu kalibrasi suatu alat ukur
dengan kalibrasi berikutnya. Periode kalibrasi tergantung pada beberapa faktor
antara lain pada kualitas metrologis alat ukur tersebut, frekuensi pemakaian,
pemeliharaan atau penyimpanan dan tingkat ketelitianya. Periode kalibrasi dapat
ditetapkan berdasarkan lamanya pemakaian alat, waktu kalender atau gabungan
dari keduanya.

5. Lingkungan

Lingkungan dapat menyebabkan pengaruh yang sangat besar terhadap kalibrasi


terutama untuk mengkalibrasi kalibrator. Misalnya kondisi suhu, kelembabab,
getaran mekanik medan listrik, medan magnetik, medan elektro magnetik,
tingkat penerangan dan sebagainya.

6. Alat yang dikalibrasi

Alat yang dikalibrasi harus dalam keadaan maksimal, artinya dalam kondisi jalan
dengan baik, stabil dan tidak terdapat kerusakan yang menggangu.

Hasil Kalibrasi antara lain:

Nilai Obyek Ukur

Nilai Koreksi/Penyimpangan

Nilai Ketidakpastian Pengukuran(Besarnya kesalahan yang mungkin terjadi


dalam pengukuran, dievaluasi setelah ada hasil pekerjaan yang diukur & analisis
ketidakpastian yang benar dengan memperhitungkan semua sumber
ketidakpastian yang ada di dalam metode perbandingan yang digunakan serta
besarnya kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengukuran)

Sifat metrologi lain seperti faktor kalibrasi, kurva kalibrasi.


https://id.wikipedia.org/wiki/Kalibrasi
Filosofi Kalibrasi

Setiap instrumen ukur harus dianggap tidak cukup baik sampai terbukti melalui kalibrasi dan
atau pengujian bahwa instrumen ukur tersebut memang baik.
Definisi Kalibrasi
Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM) adalah
serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen
ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang
sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu.
Dengan kata lain:
Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat
ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur
(traceable) ke standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau
internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
Tujuan Kalibrasi

Mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat dikaitkan/ditelusur sampai


ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar primer nasional dan / internasional), melalui
rangkaian perbandingan yang tak terputus.

Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai konvensional penunjukan suatu


instrument ukur.

Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar Nasional maupun Internasional.


Manfaat Kalibrasi

Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan
spesefikasinya
Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada peralatan
laboratorium dan produksi yang dimiliki.

Bisa mengetahui perbedaan (penyimpangan) antara harga benar dengan harga yang
ditunjukkan oleh alat ukur.
Prinsip Dasar Kalibrasi

Obyek Ukur (Unit Under Test)

Standar Ukur(Alat standar kalibrasi, Prosedur/Metrode standar (Mengacu ke standar


kalibrasi internasional atau prosedur yg dikembangkan sendiri oleh laboratorium yg sudah
teruji (diverifikasi))

Operator / Teknisi ( Dipersyaratkan operator/teknisi yg mempunyai kemampuan teknis


kalibrasi (bersertifikat))

Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 bahwa semua alat ukur setelah melewati mobilisasi
atau pergeseran dari satu tempat ke tempat lainnya, maka sebaiknya di lakukan kalibrasi
menyeluruh untuk mendapatkan keakuratan

Lingkungan yg dikondisikan (Suhu dan kelembaban selalu dikontrol, Gangguan faktor


lingkungan luar selalu diminimalkan & sumber ketidakpastian pengukuran)
Hasil Kalibrasi antara lain:

Nilai Obyek Ukur

Nilai Koreksi/Penyimpangan

Nilai Ketidakpastian Pengukuran(Besarnya kesalahan yang mungkin terjadi dalam


pengukuran, dievaluasi setelah ada hasil pekerjaan yang diukur & analisis ketidakpastian
yang benar dengan memperhitungkan semua sumber ketidakpastian yang ada di dalam
metode perbandingan yang digunakan serta besarnya kesalahan yang mungkin terjadi
dalam pengukuran)

Sifat metrologi lain seperti faktor kalibrasi, kurva kalibrasi.


Persyaratan Kalibrasi

Standar acuan yang mampu telusur ke standar Nasional / Internasional

Metode kalibrasi yang diakui secara Nasional / Internasional

Personil kalibrasi yang terlatih, yang dibuktikan dengan sertifikasi dari laboratorium yang
terakreditasi

Ruangan / tempat kalibrasi yang terkondisi, seperti suhu, kelembaban, tekanan udara,
aliran udara, dan kedap getaran

Alat yang dikalibrasi dalam keadaan berfungsi baik / tidak rusak


Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif, termasuk di dalamnya
kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk semua perangkat pengukuran. ISO
9000 dan ISO 17025 memerlukan sistem kalibrasi yang efektif.
Kalibrasi diperlukan untuk:

Perangkat baru

Suatu perangkat setiap waktu tertentu

Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi)

Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah
kalibrasi

Ketika hasil pengamatan dipertanyakan


Kalibrasi, pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari
suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam
akurasi tertentu. Contohnya, termometer dapat dikalibrasi sehingga kesalahan indikasi atau
koreksi dapat ditentukan dan disesuaikan (melalui konstanta kalibrasi), sehingga termometer
tersebut menunjukan temperatur yang sebenarnya dalam celcius pada titik-titik tertentu di skala.
Di beberapa negara, termasuk Indonesia, memiliki lembaga metrologi nasional (National
metrology institute). Di Indonesia terdapat Pusat Penelitian Kalibrasi Instrumentasi dan Metrologi
(Puslit KIM LIPI) yang memiliki standar pengukuran tertinggi (dalam SI dan satuan-satuan
turunannya) yang akan digunakan sebagai acuan bagi perangkat yang dikalibrasi. Puslit KIM
LIPI juga mendukung infrastuktur metrologi di suatu negara (dan, seringkali, negara lain) dengan
membangun rantai pengukuran dari standar tingkat tinggi/internasional dengan perangkat yang
digunakan.
Hasil kalibrasi harus disertai pernyataan "traceable uncertainity" untuk menentukan tingkat
kepercayaan yang di evaluasi dengan saksama dengan analisis ketidakpastian.

Anda mungkin juga menyukai