Di SMPN 5 Samarinda
INTISARI
TINJAUAN PUSTAKA
Aspek-aspek Bullying
A. BULLYING
Menurut Astuti (dalam Bullying ini merupakan
Sejiwa 2008) aspek-aspek perilaku jenis bullying yang paling
bullying meliputi: berbahaya karena tidak
tertangkap mata atau
a. Bullying fisik telinga jika tidak cukup
Bullying ini adalah jenis awas mendeteksinya.
bullying yang kasat mata. Praktek bullying ini
Siapapun dapat terjadi diam-diam dan di
melihatnya karena terjadi luar radar pemantauan.
sentuhan fisik antara Adapun contoh-contoh
pelaku bullying dan bullying
korbannya. Contoh- mental/psikologis antara
contoh bullying fisik lain memandang sinis,
antara lain memukul, memandang penuh
menendang, menampar, ancaman, mendiamkan,
menimpuk, menginjak mengucilkan, meneror
kaki, menjegal, meludahi, lewat sms, telepon
memalak, melempar genggam atau e-mail,
dengan barang, memandang yang
menghukum dengan merendahkan,
berlari keliling lapangan, memelototi, dan mencibir.
menghukum dengan cara
push-up.
B. POLA ASUH PERMISIF
b. Bullying non fisik atau
verbal Menurut Baumrind (2010),
Mengungkapkan bahwa pola asuh orang tua yang permissive
bullying verbal adalah pola asuh orang tua yang
merupakan jenis bullying bebas. Orang tua tidak mendorong
yang juga dapat terdeteksi anaknya untuk mentaati norma atau
karena dapat tertangkap peraturan yang berlaku. Orang tua
indera pendengaran. memberikan kebebasan kepada anak
Contoh-contoh bullying remajanya untuk mengatur
verbal antara lain kegiatannya sendiri, sejauh mereka
memaki, menghina, masih dapat melaksanakannya. Anak
menjuluki, meneriaki, diajar untuk menanggung
mempermalukan di depan konsekuensi dari hasil perbuatannya
umum, menuduh, sendiri. Dengan pola asuh yang
menyoraki, menebar seperti ini, maka seorang anak
gossip, memfitnah. cenderung mengembangkan perilaku
c. Bullying agresi yang terbuka atau terang-
mental/psikologis terangan. Sedangkan menurut
Anderson (2010), orang tua yang menghindari pemberian perintah
menerapkan pola asuh permissive kepada anak. Masalahnya adalah
akan membuat anak menjadi sulit kebebasan berlebihan tidak sesuai
diatur, suka menentang dan untuk perkembangan anak, serta
membangkang terhadap orang tuanya dapat mengakibatkan timbulnya
bahkan orang dewasa lainnya. tingkah laku lebih agresif dan
impulsif. Pada bentuk pola asuh ini,
Aspek-aspek orang tua memberi bimbingan terlalu
Menurut Baumrind (dalam sedikit, sehingga anak menjadi
Bee & Boyd, 2004) pola asuh bingung mengenai apa yang
Permissive / permisif adalah pola seharusnya dilakukan, serta merasa
pengasuhan ini berbeda dengan pola cemas apakah ia sudah melakukan
asuh authoritarian. Pada pola sesuatu dengan benar atau belum.
pengasuhan permisif orang tua hanya Anak dengan pola pengasuhan ini
membuat sedikit perintah dan jarang sangat tidak dewasa. Ia mempunyai
menggunakan kekerasan dan kuasa kesulitan dalam mengontrol
untuk mencapai tujuan pengasuhan dorongan hati, tidak patuh jika
anak. Orang Tua bersikap responsif diminta melakukan sesuatu yang
terhadap kebutuhan anak tetapi bertentangan dengan keinginan
mereka menghindari segala bentuk mereka. Anak menjadi terlalu
tuntutan ataupun kontrol kepada menuntut dan tergantung pada orang
anak-anak. Orang tua menerapkan dewasa. Ia juga kurang tekun dalam
sedikit sekali disiplin dan sekalipun mengerjakan tugas-tugas prasekolah
mereka menerapkan disiplin kepada jika dibandingkan dengan anak yang
anak, mereka bersikap tidak orang tuanya lebih menunjukkan
konsisten dalam penerapan. Mereka kontrol. Pada anak laki-laki, kaitan
memberikan kebebasan sebanyak antara pola asuh permissive dan
mungkin pada anak untuk berbuat tingkah laku nonprestasi lebih
semaunya dan anak tidak dituntut terlihat. Individu pada masa remaja
untuk belajar bertingkah laku baik banyak menghabiskan waktu dengan
atau belajar mengerjakan tugas-tugas rekan sebaya sehingga hal itu
rumah. Orang tua memperbolehkan mendorong dirinya untuk meminta
anak untuk mengatur dan membuat kebebasan yang lebih banyak dari
keputusan bagi diri sendiri, meskipun orang tua. Baumrind mengatakan
anak tersebut belum siap untuk itu. bahwa orang tua membiarkan remaja
Selain itu orang tua juga bersikap laki-laki pergi dari rumah tanpa
tidak menghukum dan menerima pengawasan. Apabila orang tua
serta menyetujui apa saja yang menempatkan pengawasan yang
dilakukan anak. Orang tua seperti ini ketat pada remaja laki-laki, hal itu
tetap menyayangi anak tetapi dapat mengganggu
perkembangannya. Sedangkan yang E. Hipotesis
diinginkan orang tua adalah agar
anak remajanya bertumbuh matang Hipotesis dari penelitian ini
secara sosial. Oleh karena banyak ada hubungan pola asuh permisif
kebebasan itu peran orang tua dengan perilaku bulliying.
penting untuk mengarahkan remaja METODOLOGI PENELITIAN
terhadap hal-hal pengaruh
lingkungan yang negatif. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu
C. Hubungan Antar Variabel mengunakan penelitian kuantitatif.
Semakin banyaknya kasus Populasi yang diambil dalam
bulliying di Indonesia membuat penelitian ini yaitu siswa-siswi kelas
bullying bukan hal yang baru lagi di III SMPN 5 Samarinda dengan
Indonesia. Maraknya bullying yang jumlah populasi sebanyak 340 orang.
terjadi di sekolah, baik sekolah dasar Teknik pengambilan sampel dalam
hingga perguruan tinggi membuat penelitian ini menggunakan
perilaku membully itu sendiri sudah purposive sampling. Dengan jumlah
menjadi hal yang biasa. Perlunya sampel sebanyak 172 orang.
peran dan pola asuh yang tepat dari HASIL PENELITIAN
orang tua diharapkan dapat Uji Normalitas
membantu mengurangi angka 1) Uji asumsi normalitas
bullying di Indonesia karena pelaku menggunakan teknik statistik
dan korban kebanyakan adalah usia non parametrik one sample
remaja dimana pada masa itu para Kolmogrov-Smirnov. Kaidah
remaja butuh pendampingan dan yang digunakan adalah jika p >
bimbingan orang tua. Oleh karena itu 0.05 maka sebarannya normal,
peneliti tertarik untuk meneliti lebih sebaliknya jika p < 0.05 maka
jauh apakah ada hubungan antara sebarannya tidak normal (Hadi,
pola asuh permisif dengan perilaku 2004). Hasil uji asumsi
bulliying. normalitas sebaran terhadap
variabel pola asuh permisif
D. Kerangka Konseptual menghasilkan nilai Z = 1,173
Dalam penelitian ini dan p = 0,128 (p>0.05). Hasil uji
menggunakan dua variabel yaitu berdasarkan kaidah
variabel babas (X) dan variabel menunjukkan sebaran butir-butir
terikat (Y) pola asuh permisif adalah
Variabel bebas pola asuh normal, yang berarti data ini
permisif (X) sesuai dengan teori yang ada di
Variabel terikat bullying (Y) kuesioner dan definisi
operasional. Hasil uji asumsi
normalitas sebaran terhadap yang digunakan adalah
variabel bullying menghasilkan analisis korelasi product
nilai Z = 1,247 dan p = 0,089 moment. Berdasarkan hasil
(p<0.05). Hasil uji berdasarkan pengujian korelasi atas
kaidah menunjukkan sebaran variabel bebas Pola Asuh
butir-butir bullying adalah Permisif dan dengan variabel
normal, .yang berarti data ini terikat Perilaku Bullying
sesuai dengan teori yang ada di yang menunjukkan bahwa
kuesioner dan definisi Pola Asuh Permisif dengan
operasional. Perilaku Bullying memiliki
hubungan yang signifikan
Uji Linearitas dan Uji Hipotesis dengan R = 0,1258 dan p =
Uji asumsi linearitas 0,000. Kaidah yang
dilakukan untuk mengetahui digunakan adalah jika p <
linearitas hubungan antara 0,005 maka ada hubungan
variable bebas dengan yang signifikan antara kedua
variabel terikat. Uji linearitas variabel tersebut. Karena p =
dapat pula untuk mengetahui 0,000 , 0,005. Hal tersebut
taraf penyimpangan dari bermakna bahwa hipotesis
linearitas hubungan tersebut. mayor dalam penelitian ini di
Adapun kaidah yang terima.
digunakan dalam uji
Pembahasan
linearitas hubungan adalah
bila nilai linearity p < 0.05 Hasil uji korelasi product
maka hubungan dinyatakan moment menunjukkan adanya
linear, atau bila nilai deviant hubungan yang signifikan antara
from linierity p > 0.05 maka kedua variabel penelitian dengan R =
hubungan dinyatakan linier. 0,1258 dan p = 0,000, dimana jika p
Hasil uji asumsi linieritas < 0,05, maka Ha diterima. Karena p
antara bullying dengan pola = 0,000 < 0,05, maka hal tersebut
asuh permisif mempunyai bermakna bahwa hipotesis yang
nilai linearity F = 24,191 dan menyatakan ada hubungan pola asuh
p = 0.000 < 0.05 yang berarti permisif dengan perilaku bullying
hubungannya dinyatakan siswa-siswi Sekolah Menengah
linier. Sedangkan hasil uji Pertama Negeri 5 Samarinda di
hipotesis dalam penelitian terima.
adalah untuk mengetahui
hubungan antara Pola Asuh Analisis hasil penelitian
Permisif dengan Perilaku menunjukkan hasil bahwa terdapat
Bullying. teknik analisis hubungan yang signifikan pada pola
asuh permisif dengan perilaku Selain itu, terdapat faktor-faktor
bullying. Artinya, pola asuh permisif lainnya yang dapat pula
berhubungan dengan perilaku mempengaruhi perilaku bullying
bullying dengan sumbangan efektif seperti iklmin sekolah, kecerdasan
sebesar 12,5% sedangkan sisanya emosi, peer group dan lainnya.
dapat pula di pengaruhi oleh faktor
lainnya seperti iklim sekolah, Kesimpulan
kecerdasan emosi, peer group dan Penelitian ini meneliti tentang
sebagainya. pola asuh permisif dan perilaku
Hasil penelitian ini sejalan bullying pada siswa-siswi kelas III
dengan apa yang di kemukakan oleh SMPN 5 Samarinda. Penelitian ini
Coloroso (2006) salah satu faktor untuk mencari hubungan pola asuh
yang mempengaruhi bullying yaitu permisif dengan perilaku bullying.
faktor keluarga. Pola asuh keluarga penelitian ini dilakukan di SMP
dan orang tua yang diterapkan seperti Negeri 5 Samarinda. Penelitian ini
pola asuh permisif dan otoriter yang menggunakan metode kuantitatif
dapat memicu anak untuk korelasional untuk mengetahui
memberontak. signifikansi hubungan antara pola
asuh permisif dan perilaku bullying.
Menurut Baumrind (2010), Penelitian ini telah dikenakan kepada
pola asuh orang tua yang permissive 172 siswa-siswi kelas III SMPN 5
adalah pola asuh orang tua yang Samarinda. Pengambilan sampel
bebas. Orang tua tidak mendorong pada penelitian ini menggunakan
anaknya untuk mentaati norma atau teknik purposive sampling, dimana
peraturan yang berlaku. Orang tua dalam pengambilan sampel peneliti
memberikan kebebasan kepada anak menggunakan karakteristik, sehingga
remajanya untuk mengatur di ambil 172 siswa-siswi tersebut
kegiatannya sendiri, sejauh mereka sebagai sampel pada penelitian ini.
masih dapat melaksanakannya. Anak Alat ukur dalam penelitian ini adalah
diajar untuk menanggung skala pola asuh permisif dan skala
konsekuensi dari hasil perbuatannya bullying yang masing-masing terdiri
sendiri. Dengan pola asuh yang dari 80 aitem. Teknik analisis data
seperti ini, maka seorang anak menggunakan teknik analisa product
cenderung mengembangkan perilaku moment dari pearson.
agresi yang terbuka atau terang-
terangan. Hasil uji normalitas terhadap
variabel pola asuh permisif
Dari uraian di atas menjelaskan menunjukkan sebaran butir-butir
bahwa pola asuh permisif terdapat normal dan pada variabel perilaku
hubungan dengan perilaku bullying. bullying menunjukkan sebaran butir-
butir tidak normal. Hasil uji linearitas 2. Bagi SMPN 5 Samarinda
antara pola asuh permisif dengan Di harapkan para guru
perilaku bullying menunjukkan membuat program
hubungan yang linear. Hasil uji penanganan bullying di
hipotesis yang menggunakan analisis sekolah mereka seperti
correlation product moment memanggil siswa yang
menunjukkan bahwa terdapat melakukan perilaku bullying
hubungan yang signifikan pola asuh lalu meminta penjelasan
permisif dengan perilaku bullying mengapa siswa tersebut
dengan sumbangan efektif sebesar melakukan hal tersebut lalu
12,5% sedangkan sisanya memberikan hukuman dan
dipengaruhi oleh faktor lainnya sanksi kepada pelaku
seperti iklim sekolah, kecerdasan bullying serta
emosi, peer group dan sebagainya. memotivasinya untuk tidak
mengulangi perilakunya
Maka kesimpulan dari kembali dan memberikan
penelitian ini adalah terdapat hukuman dan sanksi yang
hubungan yang signifikan antara pola lebih berat dari sebelumnya
asuh permisif dengan perilaku jika pelaku bullying
bullying pada siswa-siswi Sekolah mengulanginya lagi. Peneliti
Menengah Pertama Negeri 5 berharap saran tersebut dapat
Samarinda. menekan angka bullying
Saran yang semakin meningkat
serta di tambahnya hukuman
Berdasarkan hasil penelitian di bagi pelaku di harapkan akan
atas, berikut saran yang dapat memberikan efek jera
diberikan oleh peneliti: terhadap pelaku bullying.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
1. Bagi Siswa-siswi SMPN 5
Samarinda Dengan sumbangan efektif sebesar
Semakin banyaknya kasus 12,5% dari pola asuh permisif
bulliying yang terjadi di terhadap bullying, disarankan kepada
kalangan pelajar, di harapkan peneliti selanjutnya untuk dapat
menjadi cerminan bagi meneliti variabel-variabel lain yang
siswa-siswi lainnya agar lebih berpengaruh terhadap bullying
tidak meniru perilaku negatif seperti iklim sekolah, peer group,
tersebut dengan cara kecerdasan emosi dan variabel
mengikuti kegiatan lainnya.
ekstrakulikuler baik di
bidang olahraga maupun
seni.
DAFTAR PUSTAKA Allanson, Patricia Bolton Lester,
Robin Rawlings Notar,
Azwar, Saifuddin. 2014. Tes Prestasi Charles E. (2015). A
jilid II. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. History of Bullying.
International Journal of
Gunarsa, Yulia Singgih & Gunarsa, Education and Social
Singgih. 2012. Psikologi Untuk Science Vol. 2 No. 12;
Keluarga. Jakarta: Libri. December.