EKO Makalah Beton
EKO Makalah Beton
BAB I
PENDAHULUAN
ALBERT ANGKY 1
MAKALAH BETON
2. a).Yves Gunyon
Yves Gunyon adalah seorang insinyur Perancis dan telah menerbitkan buku
Masterpiecenya Beton precontraint (2 jilid) pada tahun 1951. Beliau
memecahkan kesulitan dalam segi perhitungan struktur dari beton pratekan yang
diakibatkan oleh gaya-gaya tambahan disebabkan oleh pembesian pratekan pada
struktur yang mana dijuluki sebagai Gaya Parasit maka Guyon dianggap
sebagai yang memberikan dasar dan latar belakang ilmiah dari beton pratekan.
3. b).T.Y.Lin
T.Y. Lin adalah seorang insinyur kelahiran Taiwan yang merupakan guru besar di
ALBERT ANGKY 2
MAKALAH BETON
ALBERT ANGKY 3
MAKALAH BETON
4. c).P.W.Abeles
P.W. Abeles adalah seorang insinyur Inggris, yang sangat gigih mendongkrak
aliran Full Prestressing, karena penggunaanya tidak kompetitif terhadap
penggunaan beton bertulang biasa dengan menggunakan baja tulangan mutu
tinggi. Penggunaan Full Prestessing ini tidak ekonomis, menurut berbagai
penelitian biaya struktur dengan beton pratekan dan Full Prestressing dapat
sampai 3,5 atau 4 kali lebih mahal dari pada struktur yang sama tetapi dari beton
bertulang biasa dengan menggunakan tulangan baja mutu tinggi. Dengan
demikian timbullah gagasan baru yang dikemukakan oleh P.W. Abeles untuk
mengkombinasikan prinsip pratekan dengan prinsip penulangan penampang atau
dikenal dengan nama Partial Prestressing. Yang mana didalam penampang
diijinkan diadakannya bagi tulangan, lebar retak dapat dikombinasikan dengan
baik.
Partial Prestrssing telah disetujui oleh Chief Engineers Departement untuk
digunakan pada jembatan-jembatan kereta api di Inggris, dimana tegangan tarik
boleh terjadi sampai 45 kg/cm2 dengan lebar retak yang dikendalikan dengan
memasang baja tulangan biasa. Freyssinet sendiri menjelang akhir karirnya telah
mengakui juga bahwa Partial Prestressing mengembangkan struktur-struktur
tertentu. Begitupun dengan teori Load Balancing dari T.W. Lin yang ikut
mendorong dipakainya Partial Prestressing karena pertimbangannya kecuali
segi ekonomis juga segi praktisnya bagi perencanaan.
ALBERT ANGKY 4
MAKALAH BETON
BAB II
PEMBAHASAN UMUM BETON
1. Pengertian Beton
Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik lain,
agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan campuran tambahan
yang membentuk massa padat. Beton juga dapat didefinisikan sebagai bahan
bangunan dan kontruksi yang sifat-sifatnya dapat ditentukan terlebih dahulu dengan
mengadakan perencanaan dan pengawasan yang teliti terhadap bahan-bahan yang
dipilih.
Pada umumnya beton terdiri dari 15 % semen, 8 % air, 3 % udara,
selebihnya pasir dan kerikil. Campuran tersebut setelah mengeras mempunyai sifat
yang berbeda-beda, tergantung pada cara pembuatannya. Perbandingan campuran,
cara pencampuran, cara mengangkut, cara mencetak, cara memadatkan, dan
sebagainya akan mempengaruhi sifat-sifat beton.
1. Semen
ALBERT ANGKY 5
MAKALAH BETON
Semen merupakan bahan pengikat hidrolis berupa bubuk halus yang dihasilkan
dengan cara menghaluskan klinker (bahan ini terutama terdiri dari silikat-silikat
kalsium yang bersifat hidrolis), dengan batu gips sebagai bahan tambahan.
2. Agregat
Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran mortar (aduk) dan beton. Agregat aduk dan beton dapat juga
didefinisikan sebagai bahan yang dipakai sebagai pengisi, dipakai bersama
dengan bahan perekat, dan membentuk suatu massa yang keras, padat bersatu,
yang disebut adukan beton.
o Pasir galian dapat diperoleh langsung dari permukaan anah, atau dengan
cara menggali dari dalam tanah. Pasir ini pada umumnya tajam, bersudut,
berpori, dan bebas dari kandungan garam yang membahayakan. Namun
karena pasir ini diperoleh dengan cara menggali maka pasir ini sring
bercampur dengan kotoran atau tanah, sehingga sering harus dicuci
terlebiha dulu sebelum digunakan.
o Pasir sungai diperoleh langsung dari dasar sungai . pasir sungai pada
umumnya berbutir halus dan berbentuk bulat, karena akibat proses gesekan
yang terjadi. Karena butirannya halus, maka baik untuk plesteran tembok.
Namun karena bentuk yang bulat itu, daya lekat antarbutir menjadi agak
kurang baik.
o Pasir laut adalah pasir yang diambil dari pantai. Bentuk butirannya halus
dan bulat, karena proses gesekan. Pasir jenis ini banyak mengandung
saram, oleh karena itu kurang baik untuk bahan bangunan. Garam yang ada
ALBERT ANGKY 6
MAKALAH BETON
c). Batu
Batu adalah agregat yang besar butirannya lebih besar dari 40 mm. Cara yang
paling banyak dilakukan untuk membedakan jenis agregat, adalah dengan
didasarkan atas besar butiran-butirannya. Jadi yang umum digunakan adalah
agregat kasar dan agregat halus. Adapun istilah batu umumnya digunakan
pada batuan yang bukan berbentuk (berfungsi sebagai agregat).
3. Air
Air merupakan bahan yang penting pada beton yang menyebabkan terjadinya
reaksi kimia dengan semen. Pada dasarnya air yang layak diminum, dapat
dipakai untuk campuran beton. Akan tetapi dalam pelaksanaan banyak air tidak
layak untuk diminum memuaskan dipakai untuk campuran beton. Apabila terjadi
keraguan akan kualitas air untuk campuran beton sebaiknya dilakukan pengujian
kualitas air dengan trial mix untuk campuran dengan menggunakan air tersebut.
Persyaratan air sebagai bahan bangunan untuk campuran beton harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
ALBERT ANGKY 7
MAKALAH BETON
Keunggulan Beton :
Rentang waktu penggunaan yang cukup lama.
Mempunyai kekuatan tekan yang tinggi, serta mempunyai sifat tahan
terhadap pengkaratan atau pembusukan oleh kondisi lingkungan.
Biaya perawatan yang cukup rendah karena termasuk tahan aus dan
tahan kebakaran.
Bahan yang digunakan untuk pembuatannya relative mudah
ditemukan.
Kejelekan Beton :
Beton memiliki kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak. Oleh
karena itu perlu diberi baja tulangan, atau tulangan kasa (meshes).
Adukan beton menyusut saat pengeringan sehingga perlu dibuat
dilatasi (expansion joint) untuk stuktur yang panjang untuk memberi
tempat bagi susut pengerasan dan pengembangan beton.
Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat
dimasuki air, dan bila air membawa kandungan garam dapat merusak
beton.
Rentang waktu penggunaan setelah dibentuk lumayan lama.
ALBERT ANGKY 8
MAKALAH BETON
BAB III
UJI KUAT TEKAN BETON
ALBERT ANGKY 9
MAKALAH BETON
proporsi kecil dari kuantitas beton keseluruhan yang dipakai dalam pengecoran
bangunan dan hanya diambil dari beberapa takaran campuran.
Oleh karena itu, pengujian secara individu hanya dianggap memberikan
petunjuk secara umum dari kualitas beton yang digunakan. Dalam makalah ini
sampel yang dipakai ada 2 macam yang terdiri dari sampel A ( S1,S2,S3,S4, dan S5)
dan sampel B ( S6,S7,S8, dan S9).
Hasil pengujian Kuat Tekan Beton dapat dilihat pada tabel di halaman berikutnya
Tabel Isian Pelaksanaan Praktikum ( Tabel Uji Tekan Beton untuk sampel
A)
ALBERT ANGKY 10
MAKALAH BETON
Umur Tegangan
Luas Penampang
NO Perawatan Beban max (N) Hancur
(mm2)
(hari) (N/mm2)
Tabel Isian Pelaksanaan Praktikum ( Tabel Uji Tekan Beton untuk sampel
B)
ALBERT ANGKY 11
MAKALAH BETON
Umur Tegangan
Luas Penampang
NO Perawatan Beban max (N) Hancur
(mm2)
(hari) (N/mm2)
S6 3 17662,5
S7 7 17662,5
S8 14 17662,5
S9 28 17662,5
Dari hasil pengumpulan data kekuatan hancur tekan beton, dilakukan penentuan
tegangan tekan karakteristik beton. Tegangan tekan beton karakteristik ini diperoleh
dengan menggunakan rumusan statistik sebagai berikut :
ALBERT ANGKY 12
MAKALAH BETON
(f
in
i f ' cr ) 2
n 1
s =
f' i
f 'cr i
fc = f cr 1,64 s
f c = f cr 2,64 s + 4
c. Nilai kekuatan beton karakteristik yang diperoleh pada langkah (b) dibandingkan
dengan nilai rencana. Benda uji memenuhi persyaratan bila mutu kekuatan lebih
besar dari nilai rencana atau nilai yang disyaratkan. Benda uji tidak memenuhi
syarat apabila mutu kekuatan kurang dari nilai rencana atau nilai yang
disyaratkan. Untuk hal tersebut, perlu dilakukan koreksi pada perencanaan
campuran beton.
ALBERT ANGKY 13
MAKALAH BETON
= (((85.000/17.662,50)/0,83)/0,40)
Kampus Daya Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 13 Daya (0411) 586748, 586702,
588091
ALBERT ANGKY 14
MAKALAH BETON
Faktor n
Umu
Luas f ' i
Berat Penampa Beban f'i f ' cr i
r (f'i -
(Hari
Beton ng Max (N/mm2 n f'cr)2
(kg) Silinder (N) )
) Benda Umu
(mm2)
Uji r (N/mm2)
12,55
3 17662,5 85000 0,83 0,4 14,50 17,52 9,16
3
12,54 15000
7 17662,5 0,83 0,65 15,74 17, 52 3,17
4 0
21500
14 12,57 17662,5 0,83 0,88 16,67 17,52 0,73
0
12,47 22000
23 17662,5 0,83 0,97 15,47 17,52 4,21
6 0
37000
28 12,71 17662,5 0,83 1 25,24 17,52 59,54
0
87,61 76,82
f ' i f ' cr
2
in 76,82
N 1 5 1
S = = = 4,38 MPa
ALBERT ANGKY 15
MAKALAH BETON
Diketahui :
f c = f cr 1,64 s
= 17,524 1,64 (4,38)
= 10,34 MPa
Pembahasan :
Ternyata dari hasil yang didapat pada umur 28 hari untuk sampel A
(S1,S2,S3,S4,dan S5) kuat tekannya hanya sebesar 10,34 Mpa, beton tidak
mememenuhi syarat kuat tekan yang disyaratkan sebesar 26 Mpa.
ALBERT ANGKY 16
MAKALAH BETON
= (((170.000/17.662,50)/0,83)/0,40)
ALBERT ANGKY 17
MAKALAH BETON
Kampus Daya Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 13 Daya (0411) 586748, 586702,
588091
Lokasi Proyek : Laboratorium Struktur dan Bahan Teknik Sipil UKIP Makassar
Faktor f ' i
Luas f ' cr i
Berat Beban n
Umur Penampang f'i
Beton Max (f'i - f'cr)2
(Hari) Silinder (N/mm2)
(kg) (N)
(mm2) Benda (N/mm2)
Umur
Uji
94,18 39,839
ALBERT ANGKY 18
MAKALAH BETON
f ' i f ' cr
in
2
39,839
N 1 4 1
S = = = 3,644MPa
Diketahui :
f c = f cr 2,64 s + 4
= 23,543 2,64 (3,644) + 4
= 23,543 5,620
= 17,923 MPa
Pembahasan :
Ternyata dari hasil yang didapat pada umur 28 hari untuk sampel B
(S1,S2,S3,S4,dan S5) kuat tekannya hanya sebesar 17,923Mpa, beton tidak
mememenuhi syarat kuat tekan yang disyaratkan sebesar 26Mpa.
BAB IV
ALBERT ANGKY 19
MAKALAH BETON
KESIMPULAN
Dari hasil pengujian terhadap dua sampel beton yakni Sampel A yang terdiri dari 5
benda uji (S1,S2,S3,S4,dan S5) dan Sampel B yang terdiri atas 4 benda uji
(S6,S7,S8,dan S9), kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
ALBERT ANGKY 20
MAKALAH BETON
Daftar Pustaka
o www.google.com
o WWW. INDOSKRIPSI.COM
ALBERT ANGKY 21
MAKALAH BETON
ALBERT ANGKY 22
MAKALAH BETON
Kuat tekan beton dinyatakan memenuhi syarat bila dipenuhi 2 hal dibawah ini:
1. Setiap nilai rata-rata dari 3 uji yang berurutan minimal sama dengan fc
2. Tidak ada nilai uji kuat tekan yang dihitung sebagai nilai rata-rata dari 2 hasil
uji tekan memiliki nilai :
ALBERT ANGKY 23