Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH BETON

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Beton merupakan suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan
membuat suatu campuran yang mempunyai proporsi tertentu dari semen, pasir dan
krikil atau agregat lainnya, dan air untuk membuat campuran tersebut menjadi keras
dalam cetakan sesuai dengan bentuk dan dimensi yang diinginkan. Semen dan air
berinteraksi secara kimiawi untuk mengikat partikel partikel agregat tersebut
menjadi suatu masa yang padat. Beton dalam berbagai variasi sifat kekuatan dapat
diperoleh dengan pengaturan yang sesuai dari perbandingan jumlah material
pembentuknya.
Maka dengan jumlah perbandingan agregat yang sesuai akan menghasilkan
beton yang baik sebagai salah satu bahan pembentuk bangunan yang kuat
Sejarah beton.
1.2. Sejarah Beton.
Beton adalah suatu bahan yang mempunyai kekuatan yang tinggi terhadap
tekan, tetapi sebaliknya mempunyai kekuatan relative sangat rendah terhadap tarik.
Beton tidak selamanya bekerja secara efektif didalam penampang-penampang
struktur beton bertulang, hanya bagian tertekan saja yang efektif bekerja, sedangkan
bagian beton yang retak dibagian yang tertarik tidak bekerja efektif dan hanya
merupakan beban mati yang tidak bermanfaat. Hal inilah yang menyebabkan tidak
dapatnya diciptakan srtuktur-struktur beton bertulang dengan bentang yang panjang
secara ekonomis, karena terlalu banyak beban mati yang tidak efektif. Disampimg itu,
retak-retak disekitar baja tulangan bisa berbahaya bagi struktur karena merupakan
tempat meresapnya air dan udara luar kedalam baja tulangan sehingga terjadi karatan.
Putusnyabajatulanganakibatkaratanfatalakibatnyabagistruktur.
Dengan kekurangan-kekurangan yang dirasakan pada struktur beton bertulang seperti

ALBERT ANGKY 1
MAKALAH BETON

diuraikan diatas, timbullah gagasan untuk menggunakan kombinasi-kombinasi bahan


beton secara lain, yaitu dengan memberikan pratekanan pada beton melalui kabel baja
(tendon)yang ditarik atau biasa disebut betonpratekan. Beton pratekan pertama kali
ditemukan oleh EUGENE FREYSSINET seorang insinyur Perancis. Ia
mengemukakan bahwa untuk mengatasi rangkak,relaksasi dan slip pada jangkar
kawat atau pada kabel maka digunakan beton dan baja yang bermutu tinggi.
Disamping itu ia juga telah menciptakan suatu system panjang kawat dan system
penarikan yang baik, yang hingga kini masih dipakai dan terkenal dengan system
FREYSSINET. Dengan demikian, Freyssinet telah berhasil menciptakan suatu jenis
struktur baru sebagai tandingan dari strktur beton bertulang. Karena penampang beton
tidak pernah tertarik, maka seluruh beban dapat dimanfaatkan seluruhnya dan dengan
system ini dimungkinkanlah penciptaan struktur-struktur yang langsingb dan
bentang-bentang yang panjang. Beton pratekan untuk pertama kalinya dilaksanakan
besar-besaran dengan sukses oleh Freyssinet pada tahun 1933 di Gare Maritime
pelabuhan LeHavre (Perancis). Freyssenet sebagai bapak beton pratekan segera
diikuti jejaknya oleh para ahli lain dalam mengembangkan lebih lanjut jenis struktur
ini,seperti:

2. a).Yves Gunyon

Yves Gunyon adalah seorang insinyur Perancis dan telah menerbitkan buku
Masterpiecenya Beton precontraint (2 jilid) pada tahun 1951. Beliau
memecahkan kesulitan dalam segi perhitungan struktur dari beton pratekan yang
diakibatkan oleh gaya-gaya tambahan disebabkan oleh pembesian pratekan pada
struktur yang mana dijuluki sebagai Gaya Parasit maka Guyon dianggap
sebagai yang memberikan dasar dan latar belakang ilmiah dari beton pratekan.

3. b).T.Y.Lin
T.Y. Lin adalah seorang insinyur kelahiran Taiwan yang merupakan guru besar di

ALBERT ANGKY 2
MAKALAH BETON

California University, Merkovoy. Keberhasilan beliau yaitu mampu


memperhitungkan gaya-gaya parasit yang tejadi pada struktur. Ia mengemukakan
teorinya pada tahun 1963 tentang Load Balancing. Dengan cara ini kawat atau
kabel prategang diberi bentuk dan gaya yang sedemikian rupa sehingga sebagian
dari beban rencana yang telah datetapkan dapat diimbangi seutuhnya pada beban
seimbang ini. Didalam struktur tidak terjadi lendutan dan karenanya tidak bekerja
momen lentur apapun, sedangkan tegangan beton pada penampang struktur
bekerja merata. Beban-beban lain diluar beban seimbang (beban vertikal dan
horizontal) merupakan inbalanced load, yang akibatnya pada struktur dapat
dihitung dengan mudah dengan menggunakan teori struktur biasa. Tegangan akhir
dalam penampang didapat dengan menggunakan tegangan merata akibat
Balanced dan tegangan lentur akibat Unbalanced Load. Tanpa melalui
prosedur rumit dapat dihitung dengan mudah dan cepat. Gagasan ini telah
menjurus kepada pemakaian baja tulangan biasa disamping baja prategang, yaitu
dimana baja prategang hanya diperuntukkan guna memikul akibat dari Inbalanced
Load.
Teori inbalanced load telah mengakibatkan perkembngan yang sangat pesat
dalam menggunakan beton pratekan dalam gedung-gedung bertingkat tinggi.
Struktur flat slab, struktur shell, dan lain-lain. Terutama di Amerika dewasa ini
boleh dikatakan tidak ada gedung bertingkat yang tidak menggunakan beton
pratekan didalam strukturnya. T.Y. Lin juga telah berhasil membuktikan bahwa
beton pratekan dapat dipakai dengan aman dalam bangunan-bangunan didaerah
gempa, setelah sebelumnya beton pratekan dianggap sebagai bahan yang kurang
kenyal (ductile) untuk dipakai didaerah-daerah gempa, tetapi dikombinasikan
dengan tulangan baja biasa ternyata beton pratekan cukup kenyal, sehingga dapat
memikul dengan baik perubahan-perubahan bentuk yang diakibatkan oleh gempa.

ALBERT ANGKY 3
MAKALAH BETON

4. c).P.W.Abeles
P.W. Abeles adalah seorang insinyur Inggris, yang sangat gigih mendongkrak
aliran Full Prestressing, karena penggunaanya tidak kompetitif terhadap
penggunaan beton bertulang biasa dengan menggunakan baja tulangan mutu
tinggi. Penggunaan Full Prestessing ini tidak ekonomis, menurut berbagai
penelitian biaya struktur dengan beton pratekan dan Full Prestressing dapat
sampai 3,5 atau 4 kali lebih mahal dari pada struktur yang sama tetapi dari beton
bertulang biasa dengan menggunakan tulangan baja mutu tinggi. Dengan
demikian timbullah gagasan baru yang dikemukakan oleh P.W. Abeles untuk
mengkombinasikan prinsip pratekan dengan prinsip penulangan penampang atau
dikenal dengan nama Partial Prestressing. Yang mana didalam penampang
diijinkan diadakannya bagi tulangan, lebar retak dapat dikombinasikan dengan
baik.
Partial Prestrssing telah disetujui oleh Chief Engineers Departement untuk
digunakan pada jembatan-jembatan kereta api di Inggris, dimana tegangan tarik
boleh terjadi sampai 45 kg/cm2 dengan lebar retak yang dikendalikan dengan
memasang baja tulangan biasa. Freyssinet sendiri menjelang akhir karirnya telah
mengakui juga bahwa Partial Prestressing mengembangkan struktur-struktur
tertentu. Begitupun dengan teori Load Balancing dari T.W. Lin yang ikut
mendorong dipakainya Partial Prestressing karena pertimbangannya kecuali
segi ekonomis juga segi praktisnya bagi perencanaan.

ALBERT ANGKY 4
MAKALAH BETON

BAB II
PEMBAHASAN UMUM BETON

1. Pengertian Beton

Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik lain,
agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan campuran tambahan
yang membentuk massa padat. Beton juga dapat didefinisikan sebagai bahan
bangunan dan kontruksi yang sifat-sifatnya dapat ditentukan terlebih dahulu dengan
mengadakan perencanaan dan pengawasan yang teliti terhadap bahan-bahan yang
dipilih.
Pada umumnya beton terdiri dari 15 % semen, 8 % air, 3 % udara,
selebihnya pasir dan kerikil. Campuran tersebut setelah mengeras mempunyai sifat
yang berbeda-beda, tergantung pada cara pembuatannya. Perbandingan campuran,
cara pencampuran, cara mengangkut, cara mencetak, cara memadatkan, dan
sebagainya akan mempengaruhi sifat-sifat beton.

2.2. Bahan penyusun Beton

Bahan bahan penyusun beton merupakan faktor pendukung yang


penting untuk menghasilkan suatu bangunan yang kita inginkan dan sesuai
dengan umur yang direncanakan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian
untuk mengetahui apakah bahan yang digunakan tersebut memenuhi syarat atau
tidak untuk dijadikan sebagai bahan campuran beton, sehingga beton yang
dihasilkan dapat memenuhi persyaratan perencanaan.

Bahan bahan untuk membentuk beton secara umumnya terdiri dari:

1. Semen

ALBERT ANGKY 5
MAKALAH BETON

Semen merupakan bahan pengikat hidrolis berupa bubuk halus yang dihasilkan
dengan cara menghaluskan klinker (bahan ini terutama terdiri dari silikat-silikat
kalsium yang bersifat hidrolis), dengan batu gips sebagai bahan tambahan.
2. Agregat
Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran mortar (aduk) dan beton. Agregat aduk dan beton dapat juga
didefinisikan sebagai bahan yang dipakai sebagai pengisi, dipakai bersama
dengan bahan perekat, dan membentuk suatu massa yang keras, padat bersatu,
yang disebut adukan beton.

Agregat dapat dibedakan menjadi tiga, yakni:

a). Agregat Halus

Agregat halus adalah agregat yang semua butirannya menembus ayakan


dengan lubang 4,8 mm. Agregat halus dapat digolongkan menjadi tiga jenis:

o Pasir galian dapat diperoleh langsung dari permukaan anah, atau dengan
cara menggali dari dalam tanah. Pasir ini pada umumnya tajam, bersudut,
berpori, dan bebas dari kandungan garam yang membahayakan. Namun
karena pasir ini diperoleh dengan cara menggali maka pasir ini sring
bercampur dengan kotoran atau tanah, sehingga sering harus dicuci
terlebiha dulu sebelum digunakan.
o Pasir sungai diperoleh langsung dari dasar sungai . pasir sungai pada
umumnya berbutir halus dan berbentuk bulat, karena akibat proses gesekan
yang terjadi. Karena butirannya halus, maka baik untuk plesteran tembok.
Namun karena bentuk yang bulat itu, daya lekat antarbutir menjadi agak
kurang baik.
o Pasir laut adalah pasir yang diambil dari pantai. Bentuk butirannya halus
dan bulat, karena proses gesekan. Pasir jenis ini banyak mengandung
saram, oleh karena itu kurang baik untuk bahan bangunan. Garam yang ada

ALBERT ANGKY 6
MAKALAH BETON

dalam pasir ini menyerap kandungan air dari udara, sehingga


mengakibatkan pasir selalu agak basah, dan juga menyebabkan
penembangan setelah bangunan selesai dibangun. Oleh karena itu,
sebaiknya pasir jenis ini tidak digunakan untuk bahan bangunan.

b). Agregat Kasar

Agregat kasar adalah agregat dengan butir-butir tertinggal di atas ayakan


dengab lubang 4,8 mm, tetapi lolos ayakan 40 mm.

c). Batu

Batu adalah agregat yang besar butirannya lebih besar dari 40 mm. Cara yang
paling banyak dilakukan untuk membedakan jenis agregat, adalah dengan
didasarkan atas besar butiran-butirannya. Jadi yang umum digunakan adalah
agregat kasar dan agregat halus. Adapun istilah batu umumnya digunakan
pada batuan yang bukan berbentuk (berfungsi sebagai agregat).

3. Air

Air merupakan bahan yang penting pada beton yang menyebabkan terjadinya
reaksi kimia dengan semen. Pada dasarnya air yang layak diminum, dapat
dipakai untuk campuran beton. Akan tetapi dalam pelaksanaan banyak air tidak
layak untuk diminum memuaskan dipakai untuk campuran beton. Apabila terjadi
keraguan akan kualitas air untuk campuran beton sebaiknya dilakukan pengujian
kualitas air dengan trial mix untuk campuran dengan menggunakan air tersebut.
Persyaratan air sebagai bahan bangunan untuk campuran beton harus memenuhi
syarat sebagai berikut:

o Air harus bersih


o Tidak mengandung lumpur, minyak, dan benda-benda merusak lainnya
yang dapat dilihat secatra visual.

ALBERT ANGKY 7
MAKALAH BETON

o Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/liter.


o Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak
beton (asam-asam, zat organik, dan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter.
Kandungan khlorida (Cl), tidak lebih dari 500 p.p.m dan senyawa sulfat
tidak lebih dari 1000 p.p.m.
o Air yang mutunya diragukan harus dianalisia secara kimia dan dievaluasi
mutunya.

2.3. Keunggulan dan Kekurangan Beton sebagai bahan konstruksi

Keunggulan dan kekurangan beton dibandingkan dengan bahan bangunan lain


adalah sebagai berikut.

Keunggulan Beton :
Rentang waktu penggunaan yang cukup lama.
Mempunyai kekuatan tekan yang tinggi, serta mempunyai sifat tahan
terhadap pengkaratan atau pembusukan oleh kondisi lingkungan.
Biaya perawatan yang cukup rendah karena termasuk tahan aus dan
tahan kebakaran.
Bahan yang digunakan untuk pembuatannya relative mudah
ditemukan.

Kejelekan Beton :
Beton memiliki kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak. Oleh
karena itu perlu diberi baja tulangan, atau tulangan kasa (meshes).
Adukan beton menyusut saat pengeringan sehingga perlu dibuat
dilatasi (expansion joint) untuk stuktur yang panjang untuk memberi
tempat bagi susut pengerasan dan pengembangan beton.
Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat
dimasuki air, dan bila air membawa kandungan garam dapat merusak
beton.
Rentang waktu penggunaan setelah dibentuk lumayan lama.

ALBERT ANGKY 8
MAKALAH BETON

Pembentukannya sangat rumit karna harus menggunakan mal yang


bagus dan sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.
Pada saat beton mulai rusak sangat sulit melihat tanda- tanda dari
kerusakan beton tersebut.

BAB III
UJI KUAT TEKAN BETON

3.1. Pengertian Kekuatan Tekan Beton


Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan
benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang dihasilkan oleh
mesin tekan. Jumlah beton yang dipakai untuk membuat benda uji hanya merupakan

ALBERT ANGKY 9
MAKALAH BETON

proporsi kecil dari kuantitas beton keseluruhan yang dipakai dalam pengecoran
bangunan dan hanya diambil dari beberapa takaran campuran.
Oleh karena itu, pengujian secara individu hanya dianggap memberikan
petunjuk secara umum dari kualitas beton yang digunakan. Dalam makalah ini
sampel yang dipakai ada 2 macam yang terdiri dari sampel A ( S1,S2,S3,S4, dan S5)
dan sampel B ( S6,S7,S8, dan S9).

3.2. Pengujian Tekan Beton


a. Ambillah benda uji dari tempat perawatan.
b. Letakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris.
c. Jalankan mesin tekan. Tekanan harus dinaikkan berangsur-angsur dengan
kecepatan berkisar antara 4 s/d 6 kg/cm2 per detik.
d. Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan catatlah beban
maksimum hancur yang terjadi selama pemerikasaan benda uji.
e. Lakukan proses (a), (b), (c) dan (d) sesuai dengan jumlah benda uji yang
akan ditetapkan kekuatan tekan karakteristiknya.

Hasil pengujian Kuat Tekan Beton dapat dilihat pada tabel di halaman berikutnya

LABORATORIUM STRUKTUR BETON


Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS
Kampus Daya Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 13 Daya (0411) 586748, 586702,
588091

Tabel Isian Pelaksanaan Praktikum ( Tabel Uji Tekan Beton untuk sampel
A)

ALBERT ANGKY 10
MAKALAH BETON

Umur Tegangan
Luas Penampang
NO Perawatan Beban max (N) Hancur
(mm2)
(hari) (N/mm2)

S1 3 85000 17662,5 4,81

S2 7 150000 17662,5 8,49

S3 14 215000 17662,5 12,17

S4 23 220000 17662,5 12,46

S5 28 370000 17662,5 20,95

LABORATORIUM STRUKTUR BETON


Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS
Kampus Daya Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 13 Daya (0411) 586748, 586702,
588091

Tabel Isian Pelaksanaan Praktikum ( Tabel Uji Tekan Beton untuk sampel
B)

ALBERT ANGKY 11
MAKALAH BETON

Umur Tegangan
Luas Penampang
NO Perawatan Beban max (N) Hancur
(mm2)
(hari) (N/mm2)

S6 3 17662,5

S7 7 17662,5

S8 14 17662,5

S9 28 17662,5

3.3. Analisa Karakteristik Beton

Dari hasil pengumpulan data kekuatan hancur tekan beton, dilakukan penentuan
tegangan tekan karakteristik beton. Tegangan tekan beton karakteristik ini diperoleh
dengan menggunakan rumusan statistik sebagai berikut :

a. Menetapkan nilai deviasi standar benda uji :

ALBERT ANGKY 12
MAKALAH BETON

(f
in
i f ' cr ) 2

n 1
s =

dimana : s = deviasi standar (N/mm2)

f i = kekuatan tekan beton yang diperoleh dari masing-masing


benda uji (N/mm2)

f cr = Kekuatan tekan beton rata-rata (N/mm2), menurut rumus :

f' i
f 'cr i

b. Menghitung nilai kekuatan tekan beton karakteristik dengan 5 % kemungkinan


adanya kekuatan yang tidak memenuhi syarat :

Jika nilai s > 4 MPa (N/mm2)

fc = f cr 1,64 s

jika nilai s < 4 MPa (N/mm2)

f c = f cr 2,64 s + 4

c. Nilai kekuatan beton karakteristik yang diperoleh pada langkah (b) dibandingkan
dengan nilai rencana. Benda uji memenuhi persyaratan bila mutu kekuatan lebih
besar dari nilai rencana atau nilai yang disyaratkan. Benda uji tidak memenuhi
syarat apabila mutu kekuatan kurang dari nilai rencana atau nilai yang
disyaratkan. Untuk hal tersebut, perlu dilakukan koreksi pada perencanaan
campuran beton.

ALBERT ANGKY 13
MAKALAH BETON

Perhitungan : (untuk sampel A)

Menentukan kuat tekan beton :

Diketahui data-data hasil percobaan sebagai berikut :

Luas Penampang Silinder (A) = 17662,50 mm2

Beban Maksimum (P) = 85 kN = 85.000 N

Faktor Silinder = 0,83

Faktor Umur (3 hari) = 0,40

Kuat Tekan Beton (f i) (silinder A) = (((P/A)/F. Silinder)/F. Umur)

= (((85.000/17.662,50)/0,83)/0,40)

= 14,50 N/mm2 (MPa)

(untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel perhitungan)

LABORATORIUM STRUKTUR BETON


Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS

Kampus Daya Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 13 Daya (0411) 586748, 586702,
588091

ALBERT ANGKY 14
MAKALAH BETON

Tabel Isian Pelaksanaan Praktikum

KEKUATAN KARAKTERISTIK BETON

Lokasi Proyek : Laboratorium Struktur dan Bahan Teknik Sipil UKIP


Makassar

Faktor n

Umu
Luas f ' i
Berat Penampa Beban f'i f ' cr i
r (f'i -
(Hari
Beton ng Max (N/mm2 n f'cr)2
(kg) Silinder (N) )
) Benda Umu
(mm2)
Uji r (N/mm2)

12,55
3 17662,5 85000 0,83 0,4 14,50 17,52 9,16
3

12,54 15000
7 17662,5 0,83 0,65 15,74 17, 52 3,17
4 0

21500
14 12,57 17662,5 0,83 0,88 16,67 17,52 0,73
0

12,47 22000
23 17662,5 0,83 0,97 15,47 17,52 4,21
6 0

37000
28 12,71 17662,5 0,83 1 25,24 17,52 59,54
0

87,61 76,82

Dikerjakan Oleh : Kelompok I

Menetapkan nilai deviasi standar

f ' i f ' cr
2

in 76,82
N 1 5 1
S = = = 4,38 MPa

ALBERT ANGKY 15
MAKALAH BETON

Jadi nilai, S = 4,38 MPa

Menghitung nilai kekuatan tekan beton karakteristik

Diketahui :

s = 4,38 MPa > 4 MPa

maka rumus yang digunakan :

f c = f cr 1,64 s
= 17,524 1,64 (4,38)
= 10,34 MPa

Pembahasan :

Ternyata dari hasil yang didapat pada umur 28 hari untuk sampel A
(S1,S2,S3,S4,dan S5) kuat tekannya hanya sebesar 10,34 Mpa, beton tidak
mememenuhi syarat kuat tekan yang disyaratkan sebesar 26 Mpa.

Perhitungan : (untuk sampel B)

Menentukan kuat tekan beton :

Diketahui data-data hasil percobaan sebagai berikut :

Luas Penampang Silinder (A) = 17662,50 mm2

ALBERT ANGKY 16
MAKALAH BETON

Beban Maksimum (P) = 170 kN = 170.000 N

Faktor Silinder = 0,83

Faktor Umur (3 hari) = 0,40

Kuat Tekan Beton (f i) (silinder A) = (((P/A)/F. Silinder)/F. Umur)

= (((170.000/17.662,50)/0,83)/0,40)

= 28,99 N/mm2 (MPa)

(untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel perhitungan)

ALBERT ANGKY 17
MAKALAH BETON

LABORATORIUM STRUKTUR BETON


Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS

Kampus Daya Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 13 Daya (0411) 586748, 586702,
588091

Tabel Isian Pelaksanaan Praktikum

KEKUATAN KARAKTERISTIK BETON

Lokasi Proyek : Laboratorium Struktur dan Bahan Teknik Sipil UKIP Makassar

Faktor f ' i
Luas f ' cr i
Berat Beban n
Umur Penampang f'i
Beton Max (f'i - f'cr)2
(Hari) Silinder (N/mm2)
(kg) (N)
(mm2) Benda (N/mm2)
Umur
Uji

3 12,41 17662,5 170000 0,83 0,4 28,99 23,543 29,672

7 12,638 17662,5 210000 0,83 0,65 22,04 23,543 2,266

14 12,316 17662,5 275000 0,83 0,88 21,32 23,543 4,959

28 12,595 17662,5 320000 0,83 1 21,83 23,543 2,942

94,18 39,839

Dikerjakan Oleh : Kelompok I

Menetapkan nilai deviasi standar

ALBERT ANGKY 18
MAKALAH BETON

f ' i f ' cr
in
2

39,839
N 1 4 1
S = = = 3,644MPa

Jadi nilai, S = 3,644MPa

Menghitung nilai kekuatan tekan beton karakteristik

Diketahui :

s = 3,644MPa < 4 MPa

maka rumus yang digunakan :

f c = f cr 2,64 s + 4
= 23,543 2,64 (3,644) + 4
= 23,543 5,620
= 17,923 MPa

Pembahasan :

Ternyata dari hasil yang didapat pada umur 28 hari untuk sampel B
(S1,S2,S3,S4,dan S5) kuat tekannya hanya sebesar 17,923Mpa, beton tidak
mememenuhi syarat kuat tekan yang disyaratkan sebesar 26Mpa.

BAB IV

ALBERT ANGKY 19
MAKALAH BETON

KESIMPULAN

Dari hasil pengujian terhadap dua sampel beton yakni Sampel A yang terdiri dari 5
benda uji (S1,S2,S3,S4,dan S5) dan Sampel B yang terdiri atas 4 benda uji
(S6,S7,S8,dan S9), kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Adanya perbedaan kekuatan yang sangat mencolok antara Sampel A


dan B dimana hasil Sampel B lebih kuat dari sampel A dimana hasil
pernhitungan uji kuat tekan sampel B 17,923 Mpa sedangkan sampel
B hanya sebesar 10,34 Mpa.
b. Dari kedua sampel A dan B kami bisa jelas mengetahui bahwa Berat
beton tidak banyak berpengaruh pada beban max pada saat pengujiat
tekan di laboratorium dimana contoh pada sampel A berat sampel
12,316 kg > 12,638 dimana beban max yang didapat adalah 220000 >
215000
c. Dari hasil pengujian pada kedua sampel beton tersebut saya bias
menyimpulkan bahwa :
1. Semakin lama umur perendaman beton semakin kuat pula
beton tersebut.
2. Bahan campuran aggregate yang digunakan sangat andil
besar didalam kekuatan dan ketahanan beton tersebut
dimana pada saat melakukan pencampuran aggregate sampel
A menggunakan aggregate yang bias di bilang kurang layak
untuk sebagai campuran beton seperti kerikil dan pasir
dimana kedua bahan tersebut sudahy bercampur dengan
tanah pada saat penapisan walau tidak terlihat sedangkan
batu krikil secara bentuk sangat tidak layak karena hamper
berbentuk oval dimana bentuk tersebut sangat tidak baik
untuk bahan beton karena bentuknya itu dapat
mengakibatkan kelekatan antara batu krikil yang satu dengan
yang lain tidak sempurna karena campuran semen dan pasir

ALBERT ANGKY 20
MAKALAH BETON

tidak masuk kedalan selah batu tersebut. Sehingga kalau


terjadi demikaan maka terjadi rongga didalam beton yang
mengakibatkan kekutan beton juga tidak baik.
Dengkan pada sampel B menggunakan bahan yang lumayan
baik namun mungkin pada saat pencampuran aggrerat tidak
terlalalu baik jadi kuat tekannya juga kurang memenuhi.
3. Semakin kering beton tersebut maka semakin kuat pula
beton tersebut.

Daftar Pustaka
o www.google.com
o WWW. INDOSKRIPSI.COM

ALBERT ANGKY 21
MAKALAH BETON

o TEKONOLOGI BAHAN KONSTRUKSI, by Widarto, ST.,MT


o MUTU BETON/MUTU , KELAS , DAN PERUNTUKKAN BETON READY
MIX _ pasundan-design-contractor

ALBERT ANGKY 22
MAKALAH BETON

Kriteria Penerimaan Beton di Laboratorium

Kuat tekan beton dinyatakan memenuhi syarat bila dipenuhi 2 hal dibawah ini:

1. Setiap nilai rata-rata dari 3 uji yang berurutan minimal sama dengan fc

2. Tidak ada nilai uji kuat tekan yang dihitung sebagai nilai rata-rata dari 2 hasil
uji tekan memiliki nilai :

Di bawah fc lebih dari 500 psi (3,447 MPa) untuk fc 5000


psi ( 34,474 MPa)
Di bawah fc lebih dari 0,10fc , untuk fc 5000 psi (
34,474 MPa).

ALBERT ANGKY 23

Anda mungkin juga menyukai