Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DOSEN PEMBIMBING:
Prof. Dr. rer. nat. ASRIAL, M. Si
UNIVERSITAS JAMBI
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi kami rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat, tabiin, dan segenap umatnya hingga akhir zaman.
Makalah yang kami susun ini berjudul Reaksi Inti (Transformasi Inti). Makalah ini
kami susun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Kimia Inti Semester 4.
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi Rahmat-Nya dalam pembuatan makalah
ini.
2. Dosen pengampu mata kuliah Kimia Inti, Bapak Prof. Dr. rer.nat. Asrial, M.Si
3. Kedua orang tua yang telah memberi motivasi serta doa-doanya.
4. Serta teman-teman yang telah memberi bantuan berupa moril maupun materil.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempuna. Maka dari
itu, kritik dan saran anda sangat kami nantikan. Terima kasih atas segala partisipasi semua
pihak yang mendukung tersusunnya makalah ini. Atas segala kekurangan dan kesalahannya
kami mohon maaf.
Wassalamualaikum Wr.wb
Penyusun
1 | Reaksi Inti
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
2.1. Pengertian dan Klasifikasi Reaksi Inti...................................................3
2.2. Pengertian Energi Reaksi Inti, Perbedaan Reaksi Kimia dan Reaksi Inti. 5
2.3. Pengertian Cross Section dan Fungsi Eksitasi Reaksi Inti........................8
2.5. Mekanisme Reaksi Inti..........................................................................18
BAB III PENUTUP................................................................................................21
3.1 Kesimpulan..................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................22
2 | Reaksi Inti
BAB I
PENDAHULUAN
1 | Reaksi Inti
baru pada lingkungan. Dalam reaksi fusi nuklir dua inti atom ringan
bergabung menjadi satu inti baru. Dalamsuatu reaktor fusi, inti-inti atom
isotop hidrogen (protium, deuterium, dan tritium) bergabungmenjadi inti
atom helium dan netron serta sejumlah besar energi. Reaksi fusi ini
sejenisdengan reaksi yang terjadi di dalam inti matahari dan bersifat jauh
lebih bersih, lebih aman. lebih efisien dan menggunakan bahan bakar yang
jauh lebih berlimpah dibandingkan denganreaksi fisi nuklir.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan
diatas, maka tujuan penulisan yang ingin dicapai adalah
sebagai berikut :
2 | Reaksi Inti
BAB II
PEMBAHASAN
atau
Keterangan :
X : nuklida sasaran
3 | Reaksi Inti
a : partikel penembak
X adalah inti awal, Y inti akhir, sedang a dan b masing-masing adalah partikel
datang dan yang dipancarkan.
14 4 17
Contoh reaksi inti antara lain adalah 7 N+ 2He 8 O + 11H yaitu inti
atom Nitrogen ditembak dengan partikel (2He4) menjadi inti atom Oksigen
dengan disertai timbulnya proton (1H1), inti atom oksigen yang terbentuk bersifat
radioaktif.
Z = tetap
4 | Reaksi Inti
= KB + Kb Ka
(Energi kinetik)
Bila Q > 0 reaksi ekso energi
Q < 0 reaksi endo energi
A = tetap
I = tetap
= tetap
P = tetap
Reaksi inti dapat digolongkan dengan beberapa cara, tergantung pada keadaan
yaitu sebagai berikut:
b. Reaksi netron
5 | Reaksi Inti
Partikel yang ditembakkan adalah netron
d. Reaksi elektron
a. Untuk reaksi netron, energi netron penembak dapat digolongkan dalam empat
golongan, yaitu:
Dikenal ada tiga macam reaksi inti, yaitu reaksi penembakan dengan
partikel (peluruhan), reaksi tranmutasi inti, dan reaksi penghasil energy (reaksi
fisi, dan reaksi fusi).
1. Reaksi Peluruhan
Contoh : Ra Rn +
6 | Reaksi Inti
Pada reaksi transmutasi inti, suatu inti menyerap suatu partikel dan
berubah menjadi inti lain dengan memancarkan suatu radiasi. Suatu cara untuk
menyerdahanakan penamaan reaksi inti hanyalah dengan menyebutkan (a,b) pada
inti sasaran. Jadi, untuk reaksi 35Cl (n,p) 35S, disebut reaksi (n,p) pada 35Cl.
a. Hamburan Elastis
b. Hamburan Inelastik
Contoh :
44,3 detik
c. Reaksi Photonuklir
7 | Reaksi Inti
d. Tangkapan Radioaktif
Bila partikel misil diserap oleh inti sasaran, inti sasaran tereksitasi yang
kemudian memancarkan radiasi satu atau lebih photon gamma (g). Reaksi yang
paling umum adalah (n, g), dimana hasilnya adalah isotop dari inti sasaran yang
massanya satu satuan massa lebih besar.
Contoh : 23Na (n, g) 24Na, 31P (n, g) 32P, 179Au (n, g) 180Au
Selain reaksi (n, g) ada pula reaksi (p, g), tetapi disini inti hasilnya bukan isotop
dari inti sasaran.
Selain reaksi (n, ) ada pula reaksi (p, ), tetapi disini inti hasilnya bukan isotop
dari inti sasaran.
Reaksi inti jenis lain meliputi reaksi (n,p), (p,n), (n, ), (,n), d,p), (d,n), (,t).
Reaksi fisi adalah reaksi yang terjadi pada inti berat yang ditumbuk oleh
sebuah partikel (umumnya neutron) kemudian membelah menjadi dua inti baru
yang lebih ringan. Neutron lebih mudah diserap oleh inti karena neutron tidak
bermuatan, sehingga neutron tersebut tidak mengalami gaya Coulomb yang
bersifat menolak ketika neutron mendekati permukaan inti. Karena inti berat tidak
stabil dibandingkan produknya , proses ini melepaskan banyak energi.
8 | Reaksi Inti
Reaksi fisi inti yang dikaji pertama kali ialah pembombardiran uranium-
235 dengan neutron lambat, yang kecepatannya sebanding dengan kecepatan
molekul udara pada suhu kamar. Pada kondisi ini, uranium-235 mengalami fisi.
235 1 90 143 1
U
92 + 0 n 38 Sr + 54 Xe + 3 0 n
235 1 97 137 1
92 U +0 n 40 Zr + 52 Tl +2 0 n
235 1 139 94 1
92 U +0 n 56 + 36 Kr +3 0 n
235 1 94 114 1
92 U +0 n 36 Kr + 58 Ce +2 0 n
9 | Reaksi Inti
reaksi pembelahan inti secara berantai. Energy yag dihasilkan pada pembelahan
235 gram 235Uekivalen dengan energy yang dihasilkan pada pembakaran 500 ton
batubara.
Reaksi fisi memiliki teori mengenai pembelahan inti yang digunakan oleh
Lise Meitner Otto Frisch dan Bohr Wheeler pada tahun 1939. Teori tersebut
dikembangkan berdasarkan model tetes cairan dengan memperhatikan.
10 | R e a k s i I n t i
A A1 A2
Pembelahan inti Z M menjadi fragment Z1 M 1 dan Z2 M 2,
Pada reaksi fisi, inti atom menangkap netron dan menghasilkan keadaan
inti yang sangat labil dan dalam waktu yang singkat inti tersebut akan membelah
menjadi belahan inti utama disertai munculnya dua atau tiga netron-netron baru.
Ukuran dari kedua pecahan hasil reaksi tidak tetap, dengan kemungkinan
terbesar pecahan yang satu memiliki nomor massa sekitar 90 dan yang lain sekitar
140. Energi yang dibebaskan dalam fisi, sebagian besar akan berubah menjadi
energi kinetik dari kedua pecahan itu yaitu sekitar 80 persen, sedangkan yang 20
persen muncul dalam bentuk peluruhan (beta dan gamma) serta energi kinetik
sejumlah netron yang terpancar pada proses fisi. Sebagai contoh pada peluruhan
Reaksi Fisi berantai dapat terjadi dengan menggunakan neutron dari suatu
proses fisi untuk menginisiasi proses fisi selanjutnya. Pada tahun 1942 Fermi
membuat reaktor fisi inti yang pertama yang dapat dikontrol. Untuk bom nuklir,
memerlukan lebih dari satu neutron dari peristiwa fisi pertama yang menyebabkan
peristiwa kedua (1 g U dapatmelepaskan energi sama dengan sekitar20000 ton
11 | R e a k s i I n t i
TNT). Untuk pembangkit daya nuklir, memerlukan satu neutron yang
menyebabkan peristiwa kedua.
Reaksi fisi berantai ada 2 yaitu reaksi berantai tak terkendali (contoh:bom
atom) dan reaksi berantai terkendali (contoh:reaktor atom)
12 | R e a k s i I n t i
Fisi nuklir adalah proses pembelahan inti menjadi bagian-bagian yang
hampir setara, dan melepaskan energi dan neutron dalam prosesnya. Jika neutron
ini ditangkap oleh inti lainnya yang tidak stabil inti tersebut akan membelah juga,
memicu reaksi berantai. Jika jumlah rata-rata neutron yang diepaskan per inti
atom yang melakukan fisi ke inti atom lain disimbolkan dengan k, maka nilai k
yang lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa reaksi fisi melepaskan lebih banyak
neutron dari pada jumlah yang diserap, sehingga dapat dikatakan bahwa reaksi ini
dapat berdiri sendiri. Massa minimum dari suatu material fisi yang mampu
melakukan reaksi fisi berantai yang dapat berdiri sendiri dinamakan massa kritis.
Ketika neutron ditangkap oleh inti atom yang cocok, fisi akan terjadi
dengan segera, atau inti atom akan berada dalam kondisi yang tidak stabil dalam
waktu yang singkat.Neutron yang digunakan dalam reaksi fisi dapat dihambat,
misalnya dengan penyerap neutron, dan neutron tersebut masih menjadikan massa
material nuklir berstatus kritis, maka reaksi fisi dapat dikendalikan. Hal inilah
yang membuat reaktor nuklir dibangun. Neutron yang bergerak cepat tidak boleh
menabrak inti atom, mereka harus diperlambat, umumnya dengan menabrakkan
neutron dengan inti dari pengendali neutron sebelum akhirnya mereka bisa dengan
mudah ditangkap. Saat ini, metode seperti ini umum digunakan untuk
menghasilkan listrik.
13 | R e a k s i I n t i
Energi total setiap kali fisi untuk satu neutron menembak satu kali adalah sekitar
200 MeV.
Dari reaksi fisi telah ditemukan lebih dari 200 isotop dari 35 cara sebagai
hasil pembelahan uranium-235. Ditinjau dari sudut kestabilan inti, hasil
pembelahan mengandung banyak proton. Dari reaksi pembelahan inti dapat dilihat
bahwa setiap pembelahan inti oleh satu neutron menghasilkan dua sampai empat
neutron. Setelah satu atom uranium-235 mengalami pembelahan, neutron hasil
pembelahan dapat digunakan untuk pembelahan atom uranium-235 yang lain dan
seterusnya sehingga dapat menghasilkan reaksi rantai. Bahan pembelahan ini
harus cukup besar sehingga neutron yang dihasilkan dapat tertahan dalam
cuplikan itu. Jika cuplikan terlampau kecil, neutron akan keluar sehingga tidak
terjadi reaksi rantai.
14 | R e a k s i I n t i
n + U-235 -> Ba-144 + Kr-90 + 2n + 179.6 MeV
Perhatikan reaksi fusi dengan bahan dasar antara deuterium dan litium berikut.
Reaksi-reaksi fusi biasanya terjadi pada suhu sekitar 100 juta derajat
celsius. Pada suhu ini terdapat plasma dari inti dan elektron. Reaksi fusi yang
terjadi pada suhu tinggi ini disebut reaksi termonuklir.
Fusi nuklir adalah sumber energi yang menyebabkan bintang bersinar, dan
Bom Hidrogen meledak.
15 | R e a k s i I n t i
Reaksi fusi adalah reaksi yang belum bisa dibuat karena diperlukan wadah
yang tahan terhadap suhu mencapai ~107oK. Pada suhu tersebut atom-atom akan
terionisasi membentuk keadaan yang dinamakan plasma. Sebenarnya reaksi fusi
merupakan sumber energi karena pada reaksi tersebut dihasilkan energi yang
besar sekali. Seperti reaksi yang terjadi pada matahari dan bintang-bintang.
Bahan baku bom hidrogen adalah inti deuterium dan tritium yang akan
bergabung membentuk inti helium sambil membebaskan energi yang sangat besar.
Untuk menggabungkan inti-inti tersebut diperlukan suhu yang sangat tinggi yang
diperoleh dari ledakan atom biasa yang dihasilkan dari reaksi fisi sebagai pemicu
berlanggsungnya reaksi fusi bom hidrogen yang akan menghasilkan ledakan bom
yang lebih dahsyat. Persamaan reaksi fusi untuk bom hidrogen dapat ditulis:
2
1 H 13H 24He 01n 17,6 MeV
16 | R e a k s i I n t i
Energi yang dihasilkan terbentuk melalui dua jenis reaksi, yaitu melalui daur
proton-proton dan daur carbon yang masing-masing menghasilkan energi sekitar
25 MeV dan 28 MeV.
a. Daur proton-proton
b. Daur Carbon
17 | R e a k s i I n t i
Gambar . Reaksi daur carbon
Dasar bagi penelitian pemakaian fusi inti untuk produksi energi adalah
perilaku yang diperlihatkan jika dua inti ringan bergabung atau berfusi
membentuk inti yang lebih besar dan lebih stabil, banyak energi yang akan dilepas
selama prosesnya. Fusi inti yang terus-menerus terjadi di matahari yang terutama
tersusun atas hidrogen dan helium.
Produk yang dihasilkan dari reaksi fusi tidak bersifat radioaktif sehingga
lebih aman penggunaannya. Saat ini mulai dilakukan pengembangan pembuatan
18 | R e a k s i I n t i
unsur-unsur yang lebih berat dari Uranium sebagai bahan bakar reaktor atom.
Pada umumnya digunakan Uranium 235.
Senjata nuklir adalah senjata yang menggunakan prinsip reaksi fisi nuklir
dan fusi nuklir. Unsur yang sering digunakan dalam reaksi fusi nuklir adalah
Lithium dan Hidrogen (terutama Lithium-6, Deuterium, Tritium). Reaksi fusi
deuterium-tritium (D-T) dipertimbangkan sebagai proses yang paling menjanjikan
dalam memproduksi tenaga fusi. ( http://nuclear physics/radioaktifitas/UNNES)
2.2 Energi Reaksi Inti, Perbedaan Reaksi Inti dan Reaksi Kimia
Energi reaksi inti yang timbul diperoleh dari penyusutan massa inti, yaitu
perbedaan jumlah massa inti atom sebelum reaksi dengan jumlah massa inti atom
sesudah reaksi. Suatu reaksi inti membutuhkan penggunaan kesetaraan massa dan
energi yang dirumuskan oleh Albert Einstein
E = mc2
Bila massa nuklida yang tepat diketahui, kita dapat menghitung energi
reaksi inti dengan menggunakan rumus diatas. Lambang m menyatakan
perubahan massa bersih (dalam satuan kg), sedangkan c adalah kecepatan
cahaya(dalam meter/detik). Energi E dinyatakan dalam Joule. Apabila semua
massa inti atom dinyatakan dalam sma (satuan massa atom), maka energi total
yang dimiliki massa sebesar 1 sma setara dengan energi sebesar 931 MeV (1 sma
= 1,66 10-27 kg, c = 3 108 m/s dan 1 eV = 1.6 10-19 Joule)
Dalam reaksi inti, energi seringkali dilepaskan atau diserap. Suatu reaksi
melepas energi berarti energi kinetik partikel-partikel setelah reaski lebih besar
dari energi kinetik partikel-partikel sebelum reaski. Penambahan energi ini datang
dari pengubahan energi diam menjadi energi kinetik. Jumlah energi yang dilepas
diukur oleh nilai Q reaksi inti, yang didefinisikan sebagi selisih antara energi
kinetik akhir dan awal.
19 | R e a k s i I n t i
Dalam sistem laboratorium, energi kinetik total timbul dari partikel datang
saja :
1
mAV2
2
Klab = (energi kinetik dalam sistem lempengan)
Kcm = mA (v-V)2 + mB V2
= K - (mA - mB) V2
mB
K
mA mB
= lab (energi kinetik dalam sistem pusat massa)
Energi kinetik total partikel relatif terhadap pusat massanya ialah energi
kinetik total dalam sistem laboratorium dikurangi energi kinetik (mA + mB)V2
dari pusat massa yang bergerak. Jadi dapat dianggap bahwa Kcm sebagai energi
kinetik gerak relatif partikel itu. Jika partikel bertumbukan, energi kinetik
maksimum yang dapat berubah menjadi energi eksitasi dari inti majemuk yang
terjadi dengan tetap mempertahankan kekekalan momentum ialah Kcm yanng
lebih kecil dari Klab.
= [(mA + mB mC mD)]c2
Jika Q merupakan kuantitas positif, energi dilepaskan oleh reaksi itu. Jika Q
kuantitas negatif energi kinetik dalam sistem pusat massa cukup besar harus
diberikan oleh partikel-partikel yang bereaksi sehingga
Kcm + Q 0
20 | R e a k s i I n t i
B.Perbedaan Reaksi Inti dan Reaksi Kimia
Dalam kondisi laboratorium yang sesuai, inti atom bisa dibuat dari inti
atom yang lain terutama untuk unsur unsur yang memiliki nomer atom yang
paling kecil yakni inti hidrogen ( identik dengan proton), inti deuterium
(deuterons) dan inti helium ( partikel alfa). Reaksi Inti atom bisa bisa terjadi jika
inti atom berinteraksi dengan neutron, elektron dan sinar gamma.
Namun pada temperatur biasa, laju reaksi nuklir (yakni jumlah nukleus
yang bereaksi pada waktu tertentu dalam volume tertentu) adalah sangat kecil
dibandingkan laju reaksi kimia yang menghasilkan atom atau molekul. Mengapa
hal tersebut terjadi? Ada dua alasan yang membuat mengapa hal tersebut terjadi :
atau . Hal ini menyebabkan tumbukan nuklir yang terjadi memiliki laju yang
lebih sedikit dibandingkan dengan tumbukan pada tingkat atomik atau molekuler.
Namun, meskipun begitu, pada keadaan instimewa dimana nukleus dengan massa
dan energi yang kecil bisa berlaku seolah olah memiliki diameter yang
mendekati ukuran diameter atom sehingga laju reaksi nuklir yang terjadi akan
21 | R e a k s i I n t i
meningkat secara drastis diatas nilai biasa. Kondisi istimewa ini akan dibahas
pada tulisan saya yang lain.
Karena inti satu harus mendekati inti lainnya dengan jarak cm sebelum
bisa berinteraksi, maka energi penolakan yang timbul sesuai persamaan
coulomb tersebut akan sangat besar, khususnya pada inti atom dengan nomer
atom yang tinggi. Dalam kasus inti dengan nomer atom kecil ( seperti H, He ),
energi coulomb yang terjadi pada orde jutaan electron Volt, bayangkan energi
Coulomb yang timbul pada inti atom dengan nomer atom yang besar (seperti
uranim -235 misalnya).
22 | R e a k s i I n t i
Atom diubah susunannya melalui Unsur (atau isotop dari unsur yang sama).
pemutusan dan pembentukan ikatan kimia Dikonversi dari unsur yang satu ke lainnya.
Hanya elektron dalam orbital aton atau Proton, neutron, electron, dan partikel dasar lain
molekul yang terlibat dalam pemutusan dan terlibat dalam reaksi.
pembentukan ikatan
Reaksi diiringi dengan penyerapan atau Reaksi diiringi dengan penyerapan atau
pelepasan energy yang relative kecil pelepasan energy yang sangat besar.
Laju reaksi dipengaruhi oleh suhu, tekanan Laju reaksi biasannya tidak dipengaruhi oleh
konsentrasi dan katalis suhu, tekanan dan katalis.
23 | R e a k s i I n t i
menyerap neutron, maka inti atom tersebut akan mengalami reaksi
pembakaran (burnup).
Contoh proses absorpsi dan capture neutron adalah pada inti U-238 akan
mengalami reaksi burnup (pembakaran) dengan menyerap neutron sekaligus
mengalami transmutasi menjadi U-239 jika menangkap neutron. Besarnya
kuantitas burnup dan transmutasi bergantung pada absorption cross
section dan capture cross section dari U-238.
24 | R e a k s i I n t i
Dalam sistem nuklir, atom, dan molekul, keadaan-keadaan tereksitasi tidak
terus didistribusikan tetapi memiliki nilai energi diskrit tertentu saja. Dengan
demikian, energi eksternal (energi eksitasi) dapat diserap dalam jumlah diskrit.
Demikian pula, proton dan neutron dalam inti atom merupakan sistem yang
dapat dinaikkan secara diskrit menjadi tingkat energi yang lebih tinggi dengan
menyediakan energi eksitasi yang tepat. Energi eksitasi nuklir kira-kira 1.000.000
kali lebih besar dari energi eksitasi atom. Untuk inti timbal-206, sebagai contoh,
energi eksitasi dari keadaan tereksitasi pertama adalah 0,80 juta elektron volt dan
kedua keadaan eksitasi kedua 1,18 juta elektron volt.
25 | R e a k s i I n t i
Energi eksitasi disimpan dalam atom yang tereksitasi dan inti yang
memancarkan cahaya biasanya terlihat dari atom dan sebagai radiasi gamma dari
inti karena mereka kembali ke keadaan dasar. Energi ini juga bisa hilang oleh
tumbukan.
Proses eksitasi adalah salah satu sarana utama dimana materi menyerap
pulsa energi elektromagnetik (foton), seperti cahaya, dan dengan dipanaskan atau
terionisasi oleh dampak partikel bermuatan, seperti elektron dan partikel alpha.
Dalam atom, energi eksitasi diserap oleh elektron yang mengorbit yang
diangkat ke tingkat energi yang berbeda yang lebih tinggi.Dalam inti atom, energi
diserap oleh proton dan neutron yang ditransfer ke keadaan tereksitasi. Dalam
molekul, energi yang diserap tidak hanya oleh elektron, yang sangat antusias
untuk tingkat energi yang lebih tinggi, tetapi juga oleh seluruh molekul, yang
sangat tereksitasi untuk keadaan diskrit dari getaran dan rotasi.
Fungsi eksitasi adalah aluran antara penampang lintang reaksi inti dan
energi partikel penembak; fungsi eksitasi reaksi dengan partikel bermuatan dapat
ditentukan dengan menggunakan pencepat partikel yang dapat menghasilkan
partikel penembak dengan energi kinetik bervariasi ; fungsi eksitasi reaksi inti
dengan neutron dapat ditentukan dengan menggunakan reaktor sebagai sumber
partikel penembak ; karena tidak monoenergi, neutron dari reaktor diseleksi
kecepatannya dengan dua cakram bergigi yang berputar dan diletakkan pada jarak
tertentu ; pada gigi cakram tersebut diletakkan penyerap neutron ; karakteristik
yang diamati pada fungsi eksitasi merupakan salah satu data penting untuk
menjelaskan mekanisme reaksi inti.
Sebagian besar data inti yang terkumpul sekarang berasal dari analisis
berbagai percobaan reaksi inti. Dalam percobaan ini berbagai inti ditembaki
dengan berbagai macam proyektil (radiasi) partikel maupun inti dan kemudian
hasilnya diamati. Sebagai proyektil, juga telah digunakan berbagai isotop dengan
nomor atom sebesar Z = 18.
26 | R e a k s i I n t i
Biasanya, reaksi inti ini memberi hasil suatu inti sisa akhir (yang biasanya
tak teramati) ditambah partikel lain yang teramati secara eksperimental. (kadang-
kadang kedua hasil akhir ini diamati bersama).
Dalam setiap persamaan reaksi inti, muatan total (Z total) dan jumlah nukleon
total (A total) harus sama pada kedua ruas persamaan.
Sebagai contoh, reaksi inti yang pertama kali (diamati oleh Rutherford pada tahun
1919) adalah ;
14
7 N 24H e 178O p
atau bisa ditulis secara singkat N714 (He, p) O817
27 | R e a k s i I n t i
mengambil bagian dalam memasuki atau meninggalkan suatu orbit model-kulit
tertentu dari inti sasaran tanpa mengganggu nukleon lainnya.
Jenis reaksi lain yang agak berlawanan yaitu proyektil datang dan inti
sasaran bersama-sama membentuk sebuah inti baru, yang disebut inti gabungan
(compuond nucleus), yang hidup selama selang waktu singkat dalam keadaan
suatu eksitasi dan kemudian meluruh.
Dalam reaksi inti sebagian zarah proyektil akan dihamburkan dan sebagian
lainnya akan diserap oleh inti atom target. Tahap-tahap reaksi inti sbb :
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa pada setiap reaksi inti selalu terjadi
hamburan dan serapan, pada tahap ini sebagian zarah proyektil dihamburkan
secara elastis dan sebagian diserap inti atom target untuk memasuki tahap inti
majemuk seperti pada gambar di bawah ini
Pada tahap penyerapan terdiri dari tumbukan dua benda. Hal ini berarti
bahwa jika zarah proyektil adalah nukleon tunggal, maka zarah tersebut akan
berinteraksi dengan sebuah nukleon di dalam inti dan mampu menaikkan energi
nukleon ketingkat energi lebih tinggi seperti pada gambar berikut:
28 | R e a k s i I n t i
Gambar 3.2 Interaksi Zarah
Pada tahap ini sebagian zarah yang diserap dari tahap pertama
dihamburkan kembali dalam hamburan elastis majemuk , sebagian lainnya
membentuk inti majemuk atau menuju ke tahap akhir melalui reaksi langsung.
3. Tahap Akhir
29 | R e a k s i I n t i
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
E = mc2
30 | R e a k s i I n t i
Reaksi inti berbeda dengan reaksi kimia pada umumnya.
Reaksi inti menyangkut perubahan pada susunan inti atomnya
sedangkan reaksi kimia hanya melibatkan perubahan elektron
pada kulit atom untuk pembentukan atau pemutusan ikatan
kimia.
DAFTAR PUSTAKA
http://fisikazone.com/reaksi-inti/reaksi-fisi-dari-uranium/
31 | R e a k s i I n t i
http://fisikanuklir.unnes.ac.id/index.php?
tj=menu/output_menu&id_radio_materi=13
32 | R e a k s i I n t i