Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PE N DAH U LUAN

A. LATAR BELAKANG.
Guru berarti pengajar suatu ilmu. Dalam arti umum, Guru adalah
pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini, jalur sekolah atau
pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Guru-guru
seperti ini harus memiliki semacam kualifikasi normal. Dalam definisi yang
lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga
dianggap sebagai seorang guru. Beberapa istilah yang juga menggambarkan
peran guru antara lain Dosen, Mentor dan Tutor. (http :
//.www.kamushukum.com. 2006).
Guru adalah salah satu dari sekian banyaknya panutan dimasyarakat
dapat menjadi suritauladan bagi masyarakat dan merupakan penyambung lidah
bagi pemerintah dan bagi orang-orang yang berkepentingan didalamnya untuk
menyampaikan pesan yang diinginkan kepada anak didiknya.
Dalam kesehariannya, guru merupakan pengganti orang tua murid
selama disekolah, semua kegiatan murid diawasi oleh gurunya. Guru
merupakan unjung tombak pelaksanaan pendidikan di sekolah, demikian juga
terhadap pendidikan kesehatan. Peran serta guru diharapkan mampu
menyelenggarakan usaha-usaha kesehatan yang dilaksanakan melalui sekolah-
sekolah. Pembangunan dewasa ini terutama bidang kesehatan, untuk
menancapkan dasar-dasar kesehatan yang kuat bagi masyarakat, maka sangat
diperlukan peran serta guru sebagai penyambung lidah pemerintah dalam hal ini
Departemen Kesehatan untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatannya kepada
masyarakat terutama bagi peserta didiknya. Dalam menyampaikan pesan-pesan
kesehatan ini, pemerintah telah memberikan wadah kepada guru dalam
menyampaikan pesan kesehatannya melalui wadah yang disebut UKS (Usaha
Kesehatan Sekolah). Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah merupakan salah
satu wahana untuk meningkatkan derajat kesehatan anak usia sekolah. Program
UKS adalah merupakan salah satu langkah strategis dalam meningkatkan
sumber daya manusia. Dalam pelaksanaannya, kegiatan UKS ini melibatkan
berbagai unsur, antara lain pendidikan, kesehatan, agama dan lain-lain,
sehingga perlu adanya suatu koordinasi yang baik antara unsur-unsur tersebut
sesuai dengan perannyamasing-masing.
Menurut SDKI tahun 1997 tingkat partisipasi Sekolah Dasar besarnya
90% dari jumlah anak usia 6-14 tahun. Oleh karena itu, memberdayakan anak
untuk hidup sehat yang dilakukan melalui sekolah disadari merupakan upaya
strategis dalam menjangkau kelompok umur usia sekolah. (Depkes RI. 2007).
Arah penyelenggaraan program UKS di Wilayah propinsi NTB adalah
mencegah, menemukan dan mengobati penyakit-penyakit yang menyebabkan
penurunan status kesehatan anak-anak sekolah, dimana status kesehatan yang
rendah menunjukkan daya tahan tubuh yang rendah dan terganggunya proses
tumbuh kembang anak. Gangguan terhadap proses tumbuh kembang anak
tersebut berarti gangguan terhadap proses peningkatan Sumber Daya Manusia.
Adapun penyakit-penyakit yang besar pengaruhnya terhadap penurunan Status
Kesehatsn Anak-anak Sekolah, antara lain Diare, Kecacingan dan beberapa
penyakit lainnya. (Tim Pembina UKS Prop. NTB, 2007).
Pelaksanaan UKS memang mengalami pasang surut. Hingga saat ini
baru sekitar 30% SMP dan SMA di Indonesia yang melaksanakan Program
UKS. Sementara ditingkat SD sudah mencapai 70%. Bnyak faktor yang
menyebabkan program UKS belum optimal, diantaranya guru belum memiliki
komitmen dan kepedulian untuk melaksanakan program tersebut serta peran
pemerintah daerah yang belum optimal. Sedangkan untuk Provinsi NTB,
prosentase pelaksanaan UKS ditingkat SMP/SMA baru mencapai sekitar 20%,
sedangkan untuk tingkat SD dan MI baru mencapai sekitar 70%
Untuk melaksanakan kegiatan UKS, tentunya guru harus meiliki
pengetahuan tentang kesehatan, baik itu pengetahuan yang didapat dari
membaca literatur-literatur kesehatan maupun dari pelatihan-pelatihan yang
dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan setempat yang berhubungan dengan
UKS.
Di Desa Barejulat terdapat 5 (lima) buah sekolah dasar, tetapi penulis
melakukan penelitian pada 1( satu ) SD saja yaitu SDN 3 (tiga )Barejulat
berdasarkan pantauan sementara dari SDN tersebut pelaksanaan UKS sebagai
berikut :
- Tidak terlaksananya Tim Pembinaan UKS.
- Pemantauan status gizi anak sekolah seperti Penimbangan Berat Badan dan
Pengukuran Tinggi Badan secara berkala setiap bulan tidak dilaksanakan.
- Kebersihan kamar mandi/WC tidak dijaga dengan baik, dimana masih
banyak kamar mandi/WC yang tidak dimanfaatkan. Di SDN 3 (Tiga )
Barejulat terdapat 6 buah kamar mandi/WC.
- Halaman sekolah tersebut cukup luas, tetapi tidak dimanfaatkan dan ditata
dengan baik seperti penanaman Tanaman Obat Keluarga (Toga).
- Kebersihan murid cukup bersih, tetapi masih banyak murid-murid yang tidak
memakai sepatu kesekolah.
Tabel 1 : Keadaan dan Prasarana UKS di SDN 3 (tiga) Barejulat

SDN 3
No Uraian
Barejulat
1 Jlh. Ruang Kelas 6
2 Jlh. Ruang UKS 1
3 Kotak P3K 1
4 Kamar mandi/WC
a. Jumlahnya 6
b. Yang dipakai 6
c. Keadaan Km/WC
- Baik 4
- Sedang 2
- Rusak -
d. Sumber air Sumur Gali
e. Tempat cuci tangan 1
5 Pengelolaan sampah/limbah
a. Tempat sampah
6
ruangan
b. Tempat sampah akhir 1
c. Saluran limbah -
d. Tempat pengolahan
-
limbah

SD 3 Barejulat belum melaksanakan Trias UKS, pelaksanaan UKS

sekolah tersebut juga belum aktif. Pelaksanaan pelatihan dan pembentukan

dokter kecil tidak pernah diadakan. Permasalahan lain yang ada di SD 3

Barejulat antara lain; masih banyak kamar mandi/WC yang tidak dirawat

dengan baik, tempat pembuangan sampah dan limbah tidak tertata dengan

baik, tidak dimanfaatkan dan tidak ditata dengan baik halaman dan lingkungan
sekolah. Selain itu masih banyak murid/siswa yang tidak memakai sepatu

disekolah.
B. RUMUSAN MASALAH.
Dari identifikasi permasalahan diatas, maka penulis dapat merumuskan
permasalahan yang terjadi, yaitu Bagaimanakah mekanisme kerja guru Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) dalam merubah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) terhadap siswa dan sekolah?
C. TUJUAN PENELITIAN.
1. Tujuan Umum.
Untuk mengetahui sejauh mana Peran Serta Guru Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) dalam merubah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
bagi peserta didiknya di sekolah.
2. Tujuan Khusus.
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan Guru Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) tentang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) itu.
b. Untuk mengetahui tingkat keaktifan guru UKS dalam membina
pendidikan kesehatan di sekolah.
c. Untuk mengetahui tingkat keaktifan Guru Usaha Kesehatan Sekolah
sebagai Pelayan Kesehatan di sekolah.
d. Untuk mengetahui tingkat keaktifan dalam pembinaan lingkungan
sekolah sehat di sekolah.
e. Untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang PHBS.
f. Untuk mengetahui penerapan PHBS di sekolah oleh siswa.
D. MANFAAT PENELITIAN.
1. Bagi Instansi Terkait.

Manfaat penelitian ini bagi instansi terkait dalam hal ini Dinas Kesehatan
agar dapat meningkatkan kerjasama lintas sektoral dalam meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat menuju Indonesia Sehat 2015.

2. Bagi Guru UKS setempat.


Bagi Guru UKS agar dapat memahami dan memanfaatkan TRIAS UKS
sebagai dasar pelaksanaan pembinaan kesehatan bagi peserta didiknya.
3. Bagi Siswa setempat
Sebagai penilaian tingkat pengetahuan siswa terhadap penerapan PHBS di
sekolah, serta sebagai tolak ukur keberhasilan pembinaan siswa dengan
penerapan PHBS di sekolah.
4. Bagi Institusi Pendidikan.
Manfaat bagi institusi Pendidikan agar pelaku pendidikan bahwa kesehatan
merupakan bagian dari program pendidikan agar peserta didik maupun
pendidik menjadi sumber daya manusia yang bermutu.
5. Bagi Penulis.
Manfaat bagi penulis, sebagai wahana untuk membuka wawasan dalam
melaksanakan tugas dan program kemasyarakatan terutama dalam pelayanan
UKS pada tiap-tiap sekolah yang ada diwilayah kerja penulis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori Guru UKS


1. Pengertian Guru UKS
Dalam bidang kesehatan, guru disekolah mempunyai wadah yang

disebut Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dalam melaksanakan peran serta

masyarakat. Karena guru merupakan bagian dari kelompok mayarakat yang

dapat berperan serta dalam bidang kesehatan melalui Trias Usaha

Kesehatan Sekolah.
2. Peranan Guru UKS dalam melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) di sekolah antara lain :


a. Sebagai Pendidik dalam bidang kesehatan.
Dalam hal ini guru berperan untuk :
- Memberikan pelajaran dan pendidikan kesehatan kepada peserta

didik dan masyarakat sekolah.


- Menanamkan nilai-nilai dan perilaku hidup bersih dan sehat di

sekolah.
- Melakukan pembinaan terhadap kantin sekolah.
- Menentukan keijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pelaksanaan

UKS dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.


- Bersama guru lainnya mengadvokasi yayasan/orang tua murid,

kepala sekolah untuk memperoleh dukungan, kebijakan dan dana

bagi pembinaan UKS.


- Memantau tujuan pencapaian sekolah sehat dilingkungan sekolah.
b. Sebagai Pelayan Kesehatan di sekolah.
Dalam hal ini guru berperan sebagai :
- Pelaksana kegiatan pelayanan kesehtan disekolah seperti pemeriksaan

kesehatan, pemeriksaan gigi dan mulut, pemeriksaan ketajaman

penglihatan (visus), pemeriksaan pendengaran, pemeriksaan kuku dan

pemeriksaan rambut. Pengukutan tinggi badan dan penimbangan berat

badan.
- Melaksanakan pendidikan pelatihan dokter kecil
- Memberikan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan

Pertolongan Pertama Pada Penyakit (P3P).


- Melaksanakan rujukan kesehatan pada penderita/peserta didik yang

sakit.
c. Sebagai Pembina Lingkungan Sekolah Sehat.
Dalam hal ini guru berperan sebagai berikut :
- Mengawasi keadaan kamar mandi/WC sekolah, yaitu pemanfaatan dan

pemeliharaannya.
- Mengawasi dan memanfaatkan pembuangan sampah/limbah yang ada.
- Mengawasi dan mengaktifkan pelaksanaan kebersihan kelas dan

halaman sekolah.
- Melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk/jentik.
- Melaksanakan pembinaan PHBS dilingkungan sekolah dan sekitarnya.
- Menyusun rencana pelaksanaan dan penilaian lomba PHBS di

sekolahnya.
B. Usaha Kesehatan Sekolah.
a. Pengertian.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya terpadu lintas

progam dan lintas sektoral dalam rangka meningkatkan derajat

kesehatan serta membentuk prilaku hidup sehat anak usia sekolah

yang berada di sekolahlah dasar dan perguruan agama (madrasah

Ibtidaiyah). (Depkes RI). Ditinjau dari sudut pembangunan

dibidang kesehahatan, Usaha Kesehatan Sekolah merupakan

strategi untuk mencapai kemandirian masyarakat dalam mengatasi

masalah kesehatan dan menolong dirinya sendiri dalam idang

kesehatan, yang selanjutnya akan menghasikan derajat kesehatan

masyarakat yang optimal.


Dalam Undang Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992, pasal 45

tantang Usaha Kesehatan Sekolah, bahwa Kesehatan Sekolah

diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat

peserta didik dalam lingkungan hidup sehat, sehingga peserta didik

dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal

sehingga diharapkan dapat menjadi sumber daya manusia yang

berkualitas. (Lembaran Negara RI).


Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah wahana untuk

meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan


peserta didik sedini mungkin, merupakan perpaduan dua upaya

dasar yaitu upaya pendidikan dan upaya kesehatan, yang pada

gilirannya nanti dapat mandiri dalam melaksanakan pola hidup

sehat. (Depdiknas, 2005).


1). Sekolah.
Yang dimaksu dengan sekolah adalah Taman Kanak-

Kanak (TK), Taman Kanak-Kanak Luar Biasa (TKLB),

Raudhatul Atfal, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Dasar Luar Biasa

(SDLB), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama

(SMP), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB),

Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Atas (SMA),

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Menengah Atas

Luar Biasa (SMALB), Madrasah Aliyah (MA) serta satuan

Pendidikan Keagamaan yang sederajat dan setara dan termasuk

Pondok Pesantren, baik pada jalur pendidikan sekolah maupun

luar sekolah.
2). Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah.
Sebagai mana tujuan pembangunan dalam Tap MPR

Nomor II Tahun 1988 yang dinyatakan bahwa Pembangunan

Nasional dilaksankan dalam rangka Pembangunan Manusia

Indonesia seutuhnya dan Pembangunan seluruh Masyarakat

Indonesia. Gambaran Manusia Indonesia seutuhnya menurut

rumusan Undang Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 yaitu : Pendidikan Nasioan

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak


serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik menjadi mausia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.


Sedangkan gambaran manusia seutuhnya menurut

Undang Undang Nomor 23 tahun 1992 tantang Kesehatan dalam

pasal 45 ayat (1) bahwa: Kesehatan Sekolah diselenggarakan

untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat perserta didik

dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat

belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal

menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.


Dari rumusan tersebut diatas, maka jelas tergambarkan

bahwa manusia Indonesia seutuhnya adalah manusia yang semua

unsur kepribadiannya dapat berkembang secara optimal

termasuk kesehatan jasmani, rohani, mental dan sosialnya.

(www.dinkessukabumikab.go.id).
Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah untuk

meningkatkan mutu pendidikan daan prestasi belajar peserta

didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehar dan

derajat kesehatan peserta didik maupun warga belajar serta

menciptakan lingkugan sehat, sehingga memungkinkan

pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan oftimal


dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.

(Depdiknas, 2005)

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) mempunyai tujuan sebagai

berkut ;

a). Tujuan Umum;


Meningkatnya kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan

peserta didik serta menciptakan lingkungan sekolah yang

sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan

perkembangan yang harmonis dan oftimal dalam rangka

pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.


b). Tujuan Khusus.
Tujuan khusus UKS adalah memupuk kebiasaan hidup sehat

dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik, yang

mencakup didalamnya;
(1) Memilki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk

melaksanakan prinsip hidup sehat serta berpartisipasi

aktif didalam usaha peningkatan kesehatan disekolah dan

perguruan agama, dirumah tangga, maupun dilingkungan

masyarakat.
(2) Sehat baik dalam arti sehat fisik, mental dan sosial.
(3) Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh

buruk, penyalah-gunaan NAPZA (Narkotika,

Psikotropika dan Zat Adktif lainnya).


c). Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah.
Sasaran dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yaitu

pendidikan formal dan non formalpada setiap jalur dan jenis

pendidikan mulai dari tingkat pendidikan pra sekolah sampai


dengan sekolahlanjutan tingkat atas termasuk perguruan

agama beserta lingkungannya. Untuk pendidikan pra sekolah

yaitu Taman Kanak-Kanak (TK), sekolah dasar yaitu Sekolah

dasar dan Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Lajutan Tingkat

Pertama meliputi SLTP dan Madrasah Tsanawiyah, Sekolah

Menengah meliputi Sekolah Menengah Umum (SMU),

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah

(MA).
Sedangkan sasaran Pembinaan UKS yaitu :
- Siswa/peserta didik;
- Pembina UKS yaitu
pembina teknis (guru dan petugas kesehatan)
Pembina non teknis (pengelolan pendidikan, karyawan

sekolah).
- Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan

kesehatan.
- Lingkungan :
Lingkungan sekolah;
Lingkungan keluarga; dan
Lingkungan masyarakat.
b. Ruang Lingkup Usaha Kesehatan Sekolah.
Ruang lingkup UKS tercermin dalam Tri Program UKS

(dikenal dengan TRIAS UKS), yang meliputi ;


c. Pendidikan Kesehatan.
Penyelenggaraan pendidikan kesehatan meliputi :
1) Pengetahuan tentang dasar-dasar Pola Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS);


2) Sikap tanggap terhadap persoalan kesehatan; dan
3) Latihan atau praktek kebiasaan hidup sehat dalam

kehidupan sehari-hari (dilaksanakan dalam kegiatan

Intrakurikuler dan Ekstrakurikuler).


d. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan.
Penyelenggaraan Pelayanan kesehatan dilaksanakan dalam

bentuk :
1) Pelayanan kesehatan;
2) Pemeriksaan kesehatan murid/peserta didik;
3) Pengobatan ringan dan P3K serta P3P;
4) Pengawasan warung sekolah;
5) Penetapan pelaporan tentang keadaan penyakit.
e. Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat.
Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat dilaksanakan

dalam rangka menjadikan sekolah atau perguruan agama

sebagai institusi pendidikan yang dapat menjamin

berlangsungnya proses belajar mengajar yang mampu

menumbuhkan kesadaran, kesanggupan dan keterampilan

peserta didik untuk menjalankan prinsip hidup sehat. Kegiatan

pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat mencakup :


1) Penghijauan;
2) Pengelolaan air bersih;
3) Pemanfaatan kebun sekolah dengan Apotik Hidup

(Tanaman obat keluarga).


4) Penataan halaman sekolah.
5) Pemberantasan sarang nyamuk.

f. Upaya Kesehatan Melalui Sekolah.


Bentuk dan sifat upaya kesehatan melalui UKS mencakup

prinsif-prinsif sebagai berikut :


1) UKS pada dasarnya merupakan program dengan dua

intervensi pokok : (1) upaya pendidikan; dan (2) upaya


kesehatan. Karena dalam mencapai tujuannya, UKS ada

hubungan interaksi, interrelasi dan interdependensi antara

upaya pendidikan dan upaya kesehatan. Secaa fungsional,

Depatemen Pendidikan Nasional menentukan arah, tujuan dan

dasar-dasar upaya pendidikan, sedangkan Departemen

Kesehatan menentukan arah, tujuan dan dasar-dasar upaya

kesehatan
2) Upaya kesehatan melalui UKS dilaksanakan dengan dasar-

dasar sebagai berikut :


a) Pentingnya upaya kesehatan paripurna berdasarkan

pendekatan peningkatan, pencegahan, pengobatan dan

pemulihan yang diarahkan untuk mencapai derajat

kesehatan yang optimal;


b) Pelayanan kesehatan paripurna bedasarkan pendekatan

peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan

dilaksanakan dengan peran serta aktif seluruh masyarakat,

baik secara perorangan, kelompk maupun masyarakat luas;


c) Peran serta aktif masyarakat perlu dikembangkan dan

dibina untuk membudayakan dan mengembankan sikap

dan perilaku hidup sehat untuk mendayagunakan potensi

yang ada pada wilayah setempat.


d) Penyelenggaraan upaya kesehatan berdasarkan pendekatan

peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan

menggunakan teknologi tepat guna.


3) Bentuk pelayanan kesehatan bersifat reponsif terhadap

masalah kesehatan dan kebutuhan dalam pemeliharaan


kesehatan dari sasaran populasi UKS. Masalah kebutuhan dari

sasran populasi ini, baik secara perorangan maupun secara

kelmpok dapat dibedakan menjadi :


a) Masalah dan kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan

yang dapat dipecahkan seluruhnya oleh sasaran populasi

UKS;
b) Masalah dan kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan

dapat dipecahkan sebagian oleh sasaran populasi UKS;


c) Masalah dan kebuthan akan pemeliharaan kesehatan yang

samasekali tidak dapat dipecahkan oleh sasran populasi

UKS;

Untuk keadaan dimana hanya sebagian dari masalah dan

kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan dapat

diselesaikan oleh sasran populasi UKS, maka Puskesmas

member bantuan teknis.

Sedangkan dimana sasaran populasi UKS sama sekali

tidak dapat menyelesaikan masalah dan kebutuhan akan

pemeliharaan kesehatan, maka Puskesmas akan

memberikan bantuan pelayanan professional. Disamping

itu, Puskesmas bekerjasama dengan sektor lain memberi

bimbingan dan motivasi kepada masyarakat dalam

wilayah kerjanya untuk mengenal masalah dan kebutuhan

akan pemeliharaan kesehatan,serta memberi petunjuk

untuk menggali dan memanfaatkan sumber dan potensi


yang ada untuk menolong dirinya sendiri dalam

mengatasi masalah dan kebutuhan akan pemeliharaan

kesehatannya

4) Kegiatan pelayanan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi

tiga intervensi pokok, yaitu ;


a) Intervensi yang ditujukan untuk mengurangi atau

menyelesaikan masalah perorangan, diantaranya

pencarian maupun pemeriksaan dan pengobatan

penderita, pemberian kekebalan serta kegiaan tindak

lanjut.
b) Intervensi yang ditujukan untuk mengurangi atau

menyelesaikan masalah lingkungan, khususnya

lingkungan yang tidak mendukung tercapainya derajat

kesehatan yang optimal.


c) Intervensi yang ditujukan untuk mementuk perilaku

hidup sehat melalui penyuluhan kesehatan.

Masing-masing intervensi dapat berupa peningkatan,

pencegahan, pengobatan atau pemulihan secara tersendiri

atau secara menyluruh.

5) Pelayanan UKS merupakan bagian dari suatu pelayanan

kesehatan yang bermula dari lingkungan keluarga sampai

dengan tingkat rujukan tertinggi. Jenjang pelayanan tersebut

meliputi sebagai berikut :


a) Rumah Tangga.
Kegiatan swahusada oleh angota keluarga secara

perorangan atau keluarga sebagai kesatuan.


b) Kelompok Masyarakat.
Kegiatan swahusada oleh kelompok masyarakat atau

himpunan keluarga yang dilembagakan.


c) Tingkat Pelayanan Dasar.
Kegiatan pelayanan kesehatan professional yang paln

dekat dengan masyarakat dan berkaitan dengan kegiatan

swahusada masyarakat, dan karena itu berfungsi sebagai

rujukan bagi upaya swahusada, baik sebagai rujukan

medic dasar maupun sebagai rujukan kesehatan.


d) Tingkat Pelayanan Spesialistik.
Kegiatan pelayanan professional spesialstik, berfungsi

sebagai rujukan bagi pelayanan tingkat dasar, baik

rujukan medik maupun rujukan kesehatan.


e) Tingkat Pelayanan Spesialistik Canggih.
Kegiatan pelayanan kesehatan spesialistik yang lebih

khusus dan lebih canggih, berfungsi sebagai rujukan

medic super spesialistik untuk tingkat pelayanan

spesialstik.

Pengertiannya adalah bahwa pelayanan kesehatan adalah

upaya berkesinambungan yang secara berjenjang dimulai

dari upaya swahusada di rumah tangga dan kelompok

masyarakat, selanjutnya mengkait kepada upaya

professional kesehatan, dari yang bersifat dasar sampai

dengan yang bersifat khusus dan canggih.


Puskesmas menduduki posisi sentral dalam tatanan

tersebut. Fungsi Puskesmas adalah memberi pelayanan

upaya kesehatan dan dalam rangka pengembangan upaya

kesehatan member bantuan sarana dan pembinaan teknis

kepada unsur pelayanan kesehatan dalam wilayah

kerjanya termasuk kepada kader pembangunan bidang

kesehatan.

C. Organisasi Usaha Kesehatan Sekolah.


Untuk memudahkan dalam pelaksanaan tugas UKS maka dibentuklah

susunaan anggota tim pembinaan UKS dari tingkat pusat sampai daerah,

yaitu sbagai berikut :


a. Tingkat Pusat.
1) Ketua I : Dirjen Dikdasmen, Depdiknas.
2) Ketua II : Dirjen Bina Kesmas, Depkes.
3) Ketua III : Dirjen PUM, Depdagri.
4) Sekretaris I : Kepala Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani

Depdiknas.
5) Sekretaris II : Sekretaris Ditjen Dikdasmen, Depdiknas.
6) Sekretaris III: Direktur Kesga, Ditjen Bina Kesmas, Depkes.
7) Sekretaris V : Direktur Wilayah Administrasi, Ditjem PUM

Depdagri.
8) Anggota :
a) Departemen Pendidikan Nasional :
b) Unsur Ditjen Pendidikan dasar dan Menengah.
c) Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.
d) Departemen Kesehatan :
e) Unsur Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat.
f) Unsur Ditjen PPM dan PL.
g) Unsur Badan POM.
h) Pusat Promosi Kesehatan.
i) Usur Ditjen Pelayanan Medik.
j) Departemen Dalam Negeri :
k) Unsur Ditjen Pemerintahan Umum.
b. Tingkat Propinsi.

Struktur oganisasi Tim Pembina UKS tingkat Propinsi pada dasarnya

sepenuhnya diserahkan kepada kebijakan dan kebutuhhan propinsi

masing-masing. Namun sebagai rekomendasi dapat ditetapkan sebagai

berikut ;

1) Pembina : Gubernur.
2) Ketua : Wakil Gubernur.
3) Ketua I : Kepala Dinas Pendidikan.
4) Ketua II : Kepala Dinas Kesehatan.
5) Ketua Harian: Sekwilda/Asisten yang relevan.
6) Sekretaris : Kepala Biro yang menangani Pendidikan dan
Kesehatan.
7) Angota :
a) Unsur Dinas Pendidikan.
b) Unsur Dinas Kesehatan.
c) Unsur Dinas/Instansi yang relevan.
c. Tingkat Kabupaten/Kota.
1) Pembina : Bupati/Walikota.
2) Ketua : Wakil Bupati/Sekwilda.
3) Ketua I : Kepala Dinas Pendidikan
4) Ketua II : Kepala Dinas Kesehatan.
5) Ketua Harian : Asisten yang membidangi pendidikan dan kesehatan.
6) Sekretaris : Kepala Bagian di Pemda yang membidangi

Pendidikan dan Kesehatan.


7) Anggota :
a) Unsur Dinas Pendidikan.
b) Unsur Dinas Kesehatan.
c) Unsur PKK.
d) Unsur PMI dan unsure-unsur lain yang dianggap

relevan.
d. Tingkat Kecamatan.
1) Ketua : Camat.
2) Ketua I : Kepala Cabang Dinas Pendidikan.
3) Ketua II : Kepala Puskesmas.
4) Ketua III : Pengawas Pendidikan Dasar
5) Ketua IV : Ketua PKK.
6) Sekretaris : Sekretaris Kecamatan.
7) Anggota :
a) Unsur Dinas Pendidikan.
b) Unsur Puskesmas.
c) Unsur Pengawas Pendidikan Dasar
d) Unsur PKK, PMI serta unsure dinas/instansi yang

terkait.
e. Tim Pelaksana UKS di SD dan MI.
1) Pembina : Lurah/Kepala Desa.
2) Ketua : Kepala Sekolah/Kepala Madrasah.
3) Sekretaris I : Guru Penjaskes/Guru Pembina UKS.
4) Sekretaris II : Ketua Unsur Pengurus BP3/POMG.
5) Anggota :
a) Unsur Pengurus BP3/POMG.
b) Petugas UKS, Puskesmas Pembantu, Bidan Desa.
c) Ketua OSIS.
f. Tim Pelaksana UKS di SLTP/MTs, SMU/SMK/MA dan Ponpes.
1) Pembina : Camat.
2) Ketua : Kepala Sekolah/ Kepala Madrasah/ Pimpinan Ponpes.
3) Sekretaris I : Guru Penjaskes/Guru Pembina UKS.
4) Sekretaris II : Pengurus Komite Sekolah.
5) Anggota :
a) Unsur Pengurus Komite Sekolah.
b) Petugas UKS Puskesmas/Bidan Desa.
c) Ketua OSIS.
D. Indikator Sekolah Sehat.
1) Terbentuk dan berfungsinya Tim Pelaksana UKS di sekolah.
2) Menurunnya prevalensi kecacingan pada peserta didik.
3) Meningkatnya status gizi murid/peserta didik.
4) Dilaksanakannya program Dokter Kecil.
5) Meningkatnya jumlah anak yang memiliki gigi, kuku, kulit dan

berpakaian bersih.
6) Tersedia dan terpeliharanya kebersihan kamar mandi/WC sekolah.
7) Tersedia dan digunakannya tempat pembuangan sampah dan limbah

yang aman dan bersih.


8) Terpeliharanya kebersihan ruang kelas.
9) Tertata dan terpeliharanya kebersihan halaman sekolah.
E. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan

perilaku yang dilakukan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran

yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri


dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan

masyarakatnya. (Depkes RI). Program PHBS adalah untuk memberikan

pengalaman belajar bagi perorangan, kelompok dan masyarakat dengan cara

membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi

guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan

advokasi, bina suasana dan melakukan gerakan pemberdayaan masyarakat

sehingga dapat menerapkan cara hidup bersih dan sehat dalam ranka

menjaga, memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatannya.


1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah.

Sekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran, juga

dapat menjadi ancaman penularan penyakit jika tidak dikelola dengan

baik. Lebih dari itu, usia sekolah bagi anak juga merupakan masa

rawan terserang berbagai macam penyakit. Munculnya berbagai

penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6-10 tahun),

ternyata umumnya berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS). Oleh karena itu penanaman nilai-nilai PHBS di sekolah

merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pendekatan

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah adalah

sekumpulan perilaku yag dipraktekkan oleh peserta didik, guru ddan

masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil

pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencgah penyakit,


meningkatkan kesehatannya serta berperan aktif mewujudkan

lingkungan yang sehat. (http://www.promkes. Com).

2. Sasaran PHBS di Sekolah.


Yang menjadi sasaran PHBS di sekolah adalah antara lain :
1). Siswa.
2). Warga sekolah, yiatu kepala sekolah, guru, karyawan sekolah,

komite sekolah dan orang tua siswa.


3). Masyarakat lingkungan sekolah yaitu penjaga sekolah, kantin

sekolah, satpam.

3. Manfaat PHBS disekolah.


1). Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru

dan masyarakat sekolah terlindungidri berbagai gangguan dan

ancaman penyakit.
2). Meningkatkan semangat pross belajar mengajar yang berdapak

pada prestasi belajar siswa.


3). Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat

sehingga mampu meraih minat orang tua.


4). Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.
4. Indikator PHBS di Sekolah.
PHBS di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang

dipraktekkan oleh siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas

dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri

mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya serta berperan

aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.


Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk

menilai PHBS di sekolah, antara lain :


1). Mencuci tangan dengan air yang bersih dan mengalir dengan

memakai sabun.
2). Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.
3). Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
4). Olah raga yang teratur dan terukur.
5). Memberantas jentik nyamuk.
6). Tidak merokok di sekolah.
7). Menimbang berat badan dan menukur tinggi badan setiap bulan.
8). Membuang sampah pada tempatnya.
5. Dukungan dan Peran Untuk Membina PHBS di Sekolah.
Adanya kebijakan dan dukungan dari pegambil keputusan seperti

Bupati, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas Kesehatan, DPRD dan

lintas sektor lainnya sangat penting untuk pembinaan PHBS di sekolah

demi terwujudnya sekolah sehat. Disamping itu, peran dari berbagai

pihak terkait (Tim Pembina dan Pelaksana UKS), sedangkan masyarakat

sekolah berpartisipasi dalam perilaku hidup bersih dan sehat baik di

sekolah maupun dimasyarakat.


a. Departemen Dalam Negeri.
(1) Pemerintah Daerah (Bupati/Walikota).
Mengeluarkan kebijakan dalam bentuk perda, surat keputusan,

surat edaran, instruksi, imbauan tentang Perilaku Hidup Bersih

dan sehat di sekolah.


(2) Mengalokasikan dana anggaran untuk pembinaan PHBS di

sekolah.
b. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
(1) Memberikan persetujuan anggaran untuk pembinaan PHBS di

sekolah.
(2) Memantau kinerja Bupati/Walikota yang berkaitan dengan

pembinaan PHBS di sekolah.


c. Dinas Kesehatan.Membina dan mengembangkan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) dengan pendekatan Usaha Kesehatan

Sekolah (UKS) melalui jalur ekstrakulikuler.


d. Dinas Pendidikan.
Membina dan merngembang PHBS dengan pendekatan program

UKS melalui jalur kulikuler dan ekstrakulikuler.


e. Kantor Departemen Agama.
Melaksanakan pembinaan dan pengembangan PHBS dengan

pendekatan program UKS pada perguruan agama.


f. Tim Pembina UKS.
(1) Merumuskan kebijakan teknis mengenai pembinaan dan

pengembangan PHBS melalui UKS.


(2) Mengkoordinasikan kegiatan perencanaan dan program serta

pelaksanaan pembinaan PHBS melalui UKS.


(3) Membina dan mengembangkan PHBS melalui UKS serta

mengadakan monitoring dan evaluasi.


g. Tim Pelaksana UKS.
(1) Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pendidikan

kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan

kehidupan sekolah sehat dalam rangka peningkatan PHBS di

sekolah.
(2) Menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik, instansi

lain yang terkait dan masyarakat lingkungan sekolah untuk

pembinaan dan pelaksanaan PHBS di sekolah.


(3) Melaksanakan evaluasi pembinaan PHBS di sekolah.
h. Komite Sekolah.
(1) Mendukung dalam hal pendanaan untuk sarana dan prasarana

pembinaan PHBS di sekolah.


(2) Mengevaluasi kinerja Kepala sekolah dan guru-guru yang

berkaitan dengan pencapaian sekolah sehat.


(3) Mengeluarkan kebijakan dalam bentuk surat keputusan, surat

edaran dan instruksi tentang pembinaan PHBS di sekolah.


(4) Mengalokasikan dana/anggaran untuk pembinaan PHBS di

sekolah.
(5) Mengkoordinasikan kegiatan pembinaan PHBS di sekolah.
(6) Memantau kemajuan pencapaian sekolah sehat di sekolahnya.
i. Guru guru.
(1) Bersama guru lainnya mengadvokasi yayasan/orang tua murid,

kepala sekolah untuk memperoleh dukungan kebijakan dan dana

bagi pembinaan PHBS di sekolah.


(2) Melaksanakan sosialisasi dan pembinaan PHBS dilingkungan

sekolah dan sekitarnya.


(3) Menyusun rencana pelaksanaan dan penilaian lomba PHBS di

sekolahnya.
(4) Memantau tujuan pencapaian sekolah sehat dilingkungan

sekolah.
j. Orang Tua Murid.
(1) Menyetujui anggaran untuk pembinaan PHBS di sekolah.
(2) Memberikan dukungan dana untuk pembinaan PHBS di sekolah

baik insidentil maupun bulanan.

F. KERANGKA KONSEP.
Disekolah, yang berperan pada siswa atau peserta didik dalam merubah

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah guru. Tidak semua guru

berperan aktif terhadap kegiatan tersebut. Orang-orang yang berperan antara

lain adalah Kepala Sekolah, Guru bidang studi, Guru kelas, Guru UKS, Guru

Olah raga dan kesehatan (Penjaskes), Guru Agama, Guru Seni dan

Keterampilan, penjaga sekolah dan masyarakat sekolah yang ada disekitarnya.

Kesemuanya itu berperan dalam bidang Pendidik daam bidang kesehatan,

Pelayan bidang kesehatan dan sebagai pembina lingkungan sekolah sehat,

sehingga siswa atau peserta didik dan sekolah melaksanakan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS).


Bagan Kerangka Konsep :
KEPALA
GURU KELAS

GURU BID.
STUDI PERAN
GURU UKS
GURU 1. Pendidik PHBS
Bidang
PENJASKES SISWA
GURU AGAMA Kesehatan.
DAN
GURU PEND. 2. Pelayan Bidang PHBS DI
SENI & Kesehatan. SEKOLA
KETERAMPILAN H
PENJAGA
3. Pembina
SEKOLAH Lingkungan
G. HIPOTESIS Sekola h Sehat
Dari rumusan masalah diatas, maka penulis dapat menarik suatu hipotesa atau

kesimpulan sementara, yaitu Ada peran Guru UKS sebagai Pendidik Bidang

Kesehatan, Pelayan Bidang Kesehatan dan Pembina Lingkungan Sekolah Sehat

terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN.
Dalam penulisan skripsi ini penulis mengumpulkan data dan

menyimpulkan hasil penelitan dengan menggunakan metode Penelitian

Deskriptif Analitis. Metode Penelitian Deskriptif Analitis adalah penelitian

dengan menggunakan data-data yang telah dianalisa disajikan dengan

pemaparan yang logis dengan menguraikan bagian-bagian masalah secara


konprehensif serta menggambarkan obyek penelitian secara sistimatis, lalu

diuraikan bagian-bagiannya sesuai dengan identifikasi masalah yang ditentukan

diawal penelitian. . (http :// .www. kamus hukum. Com. 2006).


Penelitian ini bersifat Observasional Analitik, karena tidak melakukan

manipulasi (perlakuan) terhadap variabel, kemudian hanya melakukan analisa

hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Berdasarkan waktu penelitian,

penelitian ini didesain secara Cross sectional, karena variabel bebas dan

variabel terikatnya diukur pada waktu yang bersamaan.

B. POPULASI PENELITIAN.
Yang dimaksud dengan populasi dalam penelitian ini adalah semua

karakteristik yang berhubungan dengan obyek penelitian, yaitu Guru UKS.

Jumlah populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah Guru Usaha Kesehatan

Sekolah (UKS) yang ada di SD 3 Barejulat. Sedangkan besarnya sampel

dalam penelitian ini yaitu semua guru UKS yang ada di masing- masing

sekolah yang berjumlah 8 (delapan) .

C. SAMPEL PENELITIAN.
Sampel adalah merupakan jumlah populasi yang akan diteliti. Dalam

penelitian ini besarnya sampel adalah semua guru UKS yang ada di SD/MI

menjadi sampel yang berjumlah 8 (delapan) orang.

D. VARIABEL PENELITIAN.
Menurut Sutisno Hadi dalam Suharsimi Arikunto (1998 : 97), bahwa

variabel adalah obyek penelitian yang bervariasi. Variabel penelitian pada

dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel didefinisikan sebagai atribut


seseorang atau subyek yang mempunyai variasi antara orang yang satu

dengan orang lain atau obyek yang satu dengan obyek yang lain. (Hatch dan

Farhady, 1981). Variabel dalam penelitian ini ada 2 (dua) macam, yaitu

Variabel Independen (variabel bebas, variabel yang mempengaruhi) dan

Variabel Dependen (varial terikat, variabel yang dipengaruhi).


Variabel dalam penelitian ini adalah Peran serta Guru UKS sebagai

Variabel Bebas (Variabel Independen) dan PHBS di sekolah dan peserta didik

sebagai variabel terikatnya (variabel Dependen). Penilaian variabel dalam

penelitian ini dilakukan brdasarkan peran guru sebagai variabel bebas dan

PHBS disekolah dan peserta didik sebagai variabel terikat.


3.D.1. Peran Guru UKS (sebagai Variabel Bebas).
Penilaian peran guru sebagai variabel bebas dilaksanakan berdasarkan

uraian kegaiatan Guru UKS sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai

Pembina UKS disetiap sekolah, antara lain :


3.D.1.1. Sebagai Pendidik dalam bidang Kesehatan.
Disini guru memiliki peran sebagai berikut :
3.D.1.1.1. Terbentuk dan terlaksananya Tim Pembina UKS di

masing-masing sekolah.
3.D.1.1.2. Adanya penetapan kurikulum pelajaran tenga kesehatan

disekolah.
3.D.1.1.3. Menanamkan nilai-nilai dan perilaku hidup bersih dan

sehat di sekolah.
3.D.1.1.4. Melakukan pembinaan terhadap kantin sekolah.
3.D.1.1.5. Menentukan keijakan-kebijakan yang berkaitan dengan

pelaksanaan UKS dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.


3.D.1.1.6. Bersama guru lainnya mengadvokasi yayasan/orang tua

murid, kepala sekolah untuk memperoleh dukungan,

kebijakan dan dana bagi pembinaan UKS.


3.D.1.1.7. Memantau tujuan pencapaian sekolah sehat

dilingkungan sekolah

3.D.1.2. Sebagai Pelayan Kesehatan di Sekolah.

Dalam hal ini guru berperan sebagai :

3.D.1.2.1. Pelaksana kegiatan pelayanan kesehtan disekolah seperti

pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan gigi dan mulut,

pemeriksaan ketajaman penglihatan (visus), pemeriksaan

pendengaran, pemeriksaan kuku dan pemeriksaan rambut.

Pengukutan tinggi badan dan penimbangan berat badan.


3.D.1.2.2. Melaksanakan pendidikan pelatihan dokter kecil
3.D.1.2.3. Memberikan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

dan Pertolongan Pertama Pada Penyakit (P3P).


3.D.1.2.4. Melaksanakan rujukan kesehatan pada penderita/peserta didik

yang sakit.
3.D.1.3. Sebagai Pembina Lingkungan Sekolah Sehat.
Dalam hal ini guru berperan sebagai berikut :
3.D.1.3.1. Mengawasi keadaan kamar mandi/WC sekolah, yaitu

pemanfaatan dan pemeliharaannya.


3.D.1.3.2. Mengawasi dan memanfaatkan pembuangan sampah/limbah

yang ada.
3.D.1.3.3. Mengawasi dan mengaktifkan pelaksanaan kebersihan kelas

dan halaman sekolah.


3.D.1.3.4. Melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk/jentik.
3.D.1.3.5. Melaksanakan pembinaan PHBS dilingkungan sekolah dan

sekitarnya.
3.D.1.3.6. Menyusun rencana pelaksanaan dan penilaian lomba PHBS di

sekolahnya.
3.D.2. PHBS di Sekolah dan Peserta Didik (sebagai Variabel Terikat).
Penilaian dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ditentukan

berdasarkan standar penilaian yang telah ditentukan oleh Departemen

Kesehatan dengan kriteria sebagai berikut :


3.D.2.1. Mencuci tangan dengan air yang bersih dan mengalir

dengan memakai sabun.


3.D.2.2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.
3.D.2.3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
3.D.2.4. Olah raga yang teratur dan terukur.
3.D.2.5. Memberantas jentik nyamuk.
3.D.2.6. Tidak merokok di sekolah.
3.D.2.7. Menimbang berat badan dan menukur tinggi badan

setiap bulan.
3.D.2.8. Membuang sampah pada tempatnya.

E. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN.


Waktu penelitian dalam skripsi ini adalah bulan September 2010

dengan lokasi penelitian yaitu Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah

(MI) yang ada di Desa Sukarara, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok

Tengah..

F. PENGUMPULAN DATA.
Data adalah komponen terpenting sebagai penentu terhadap berhasil

atau tidaknya suatu penelitian. Oleh sebab itu metode pengumpulan data harus

dilakukan seteliti dan secermat mungkin. Data yang diperlukan dalam

penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan daftar pertanyaan atau

kuisioner dan observasi dengan menggunakan ceklist yang telah disiapkan

sebelumnya.

G. JENIS ATAU MACAM-MACAM DATA YANG DIKUMPULKAN.


Jenis atau macam-macam data yang dikumpulkan dalam penelitian ini

adalah Data Primer dan Data sekunder.


3.G.1. Data Primer.
Data Primer adalah data yang diambil dari sumber data secara

langsung oleh peneliti atau yang mewakilinya dimana peneliti

melakukan pengukuran sendiri. Yang termasuk data primer dalam

penelitian ini antara lain jumlah tenaga guru yang ada dan tingkat

pendidikannya dimasing-masing sekolah, fasilitas ruang UKS dan

kelengkapannya dimasing-masing sekolah.


3.G.2. Data Sekunder.
Data sekunder adalah data yang diambil tidak dari sumber

langsung asli. Misalnya data yang diperoleh dari buku, dari suatu

dokumen, atau bisa juga dari hasil kuisioner yang telah dilakukan oleh

peneliti sebelumya. Data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari

hasl kuisioner peneliti yang dilakukan terhadap Guru UKS.

H. INSTRUMEN PENELITIAN.
Instrumen dalam penelitian ini berbentuk kuisioner yang disusun dalam

bentuk pertanyaan, dimana masing-masing pertanyaan dikembangkan dengan

alternatif sebagai berikut :


3.H.1. Pertanyaan yang berhubungan dengan mekanisme kerja guru UKS

(Administrasi dan Manajemen) dengan disertai alternatif jawaban

Ada atau Tidak Ada.


3.H.2. Pertanyaan yang berhubungan dengan pelaksanaan program UKS

disertai dengan alternatif jawaban Ya atauTidak.


3.H.3. Pertanyaan yang ada hubungannya pelaksanaan PHBS disekolah dan

peserta didik dengan alternatif jawaban Bersih atau Tidak bersih.


I. CARA PENGUKURAN.
Cara pengukuran dan penilaian variabel dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Anda mungkin juga menyukai