SKRIPSI
oleh
EVA HARLINA
B. 18.0824
1986
RINGKASAN
S K RIP S I
Oleh
FNA HARLINA
Sarjana Kedokteran Hewan 1985
SKRIPSI
01eh
EVA HARLINA
B 18 0824
Tanggal_f:=+/~{Jf'--..::.J?---1.1_
/ T
/
RIWAYAT HIDUP
ii
Ki\TA PENGi\N'l'AR
Ha1aman
KA TA PENGAN'l'AR ....... iv
DAFTAR TAB~ ........................................................................ vi
Nomor lla1aman
vi
DAFTAH GAHBAH
Nomor Halaman
vii
PENDAHULUAN
2. Epididymis
Epididymis adalah suatu saluran memanjang yang berta-
ut rapat dengan testes. Terbagi atas bagian kepala (caput
epididymis), bagian badan (corpus epididymis) dan bagian
ekor (cauda epididymis). Didekat ligamentum testes salu-
ran epididymis membesar dan disebut ductus deferens.
Epididymis mempunyai empat mac am fungsi yaitu: trans-
portasi, konsentrasi, pendewasaan dan penyimpanan sperma-
tozoa.
5. Urethra
Urethra adalah saluran eksretoris bersama untuk urin
dan semen. Urethra membentang dari daerah pelvis ke penis
dan berakhir pada ujung glans penis sebagai orificium ure-
thra eksterna.
6. Penis
Penis merupakan organ kopulatoris hewan jantan yang
dibentuk oleh jaringan erektil yang disebut corpus caver-
nosum penis. Fungsinya se bagai unsur pengeluaran urin, ju-
ga untuk meletakkan semen ke dalam saluran reproduksi he-
Vian betina.
1972)
2. Tuba Ji'allopii
Tuba fallopii atau oviduct merupakan saluran kelamin
yang paling anterior; mempunyai hubungan anatomik yang in-
tim dengan ovarium dan menggantung pada mesosalpinx. Ter-
bagi atas infudibulum dengan fimbriaenya, ampula dan isth-
mus. Ovum yang dihasilkan dari proses ovulasi akan disapu
ke dalam ujung fimbriae.
Kapasitasi, fertilisasi dan pembelahan embrio terjadi
di dalam tuba fallopii ini. Pengangkutan sperma ke tempat
fertilisasi dan pengangkutan ovum ke uterus untuk perkem-
bangan selanjutnya diatur oleh kerja silier dari kontraksi-
kontraksi muskuler yang dikoordinir oleh hormon-hormon
a
ovarial, estrogen dan progesteron (Toelihere, 1981 ).
3. Uterus
Uterus adalah suatu saluran muskuler yang diperlukan
untuk penerimaan ovum yang telah dibuahi, nutrisi dan per-
lindungan foetus. Selain itu juga berfungsi pada stadium
permulaan ekspulsi foetus pada waktu kelahiran (Toelihere,
1981 a ).
Uterus terdiri dari cornua, corpus dan cervix uteri.
Anjing mempunyai uterus yang tergolong dalam tipe bicornua
subsepticus atau bipartitus, dengan cornua yang cukup pan-
jang 10-14 cm dan corpus 1.4-2 cm. Cornua yang panjang
ini merupakan penyesuaian anatomik dengan produksi anak
yang banyak (Mc Donald, 1980). Cervix uteri adalah urat
daging spincter yang terletak dian tara uterus dan vagina
J.O
silkan oleh gonad atau alat kelamin, baik jan tan maupun be-
tina. Hormon-hormon tersebut antara lain: estrogen, pro-
gesteron, androgen atau testosteron dan relaxin (Reece,
1960). Hormon-hormon ini secara langsung terlibat dalam
berbagai aspek reproduksi, seperti: spermatogenesis, ke-
langsungan kebuntingan, kelahiran, laktasi dan kelakuan in-
duk.
Hormon-hormon reproduksi sekunder adalah hormon-hor-
mon yang perlu adanya untuk proses metabolisme suatu indi-
vidu yang memungkinkan terjadinya proses reproduksi (Zor-
row, 1980).
Hypothalamus juga mensekresikan sekelompok hormon re-
produksi. Kelompok hormon ini menga tur aktifi ta.s adenohy-
pophysa yaitu bekerja sebagai faktor-faktor pelepas khusus
yang menstimulir sintesa serta pelepasan berbagai hormon
adenohypophysa. Satu pengecualian fungsi kelompok ini ada-
lah sebagai faktor penghambat prolactin, Prolactin Inhibi-
ting Factor (PIF).
Kelenjar adenohypophysa sendiri mensekresikan tiga
hormon gonadotropin yaitu: Follicle Stimulating Hormone
(FSH) , Luteinizing Hormone (LH) dan Luteotropic Hormone
(LTH) yang lebih dikenal dengan sebutan prolactin. Sedang-
kan oxytocyn dan vasopressin adalah hormon-hormon yang di-
hasilkan oleh neurohypophysa.
Menurut struktur kimiawinya, berbagai hormon reproduk-
si dapat dibagi atas hormon protein atau polypeptida dan
steroida. Horman berstruktur protein mempunyai berat mole-
kul 1000-50.000, sedangkan hormon yang berstruktur steroid
rata-rata 300-400 (Zorrow, 1980).
Pada tabel 1, 2 dan 3 ditunjukkan beberapa hormon re-
produksi, kelenjar yang menghasilkannya serta fungsi dari
masing-masing harmon tersebut.
Tabel 1. Hormon-hormon Reproduksi Primer (Toeli~ere, 1981 a )
Kelenjar Hormon Beberapa fungsi
Adenohypophysa Follicle stimulating spermatogenesis; per-
hormon (FSH) tumbuhan folikel
Luteinizing hormone pelepasan estrogen;
(LH) ovulasi; pelepasan
proges:teron
Interstitial cell
stimulating hormone
(ICSH)
FSH & LH pelepasan estrogen
Prolaktin (Luteotro- pelepasan progesteron;
laktasi
Neurohypophysa Oxytocin partus; kontrkasi ute-
rus; 1 e t _:down susu
Testis Testosteron mempertahankan sistem
saluran kelamin jantan
dan sifat kelamin se-
kunder; kelakuan kel~
min dan spermatogene-
sis
Ovarium Estradiol mempertahankan sistem
saluran kelamin betina
dan sifat kelamin se-
kunder; kelakuan kela-
min; stimulasi kelen-
jar susu; mobilisasi
Ca dan lemak pada ung-
gas
Progesteron implantasi; memperta~
hankan kebuntingan;
stimulasi kelenjar sg
su
Relaxin relaksasi servik uteri;
inhibisi kontraksi ute
ri; pemisahan symphysis
pubis
Placenta Human chorionic go- seperti LH
nadotropin (HCG)
pada primata
Pregnant mare's se- seperti FSH
rum (PHS)(pada kuda)
Prostaglandin kontraksi oto.t licin;
luteolysa
Estradiol; Proges- lihat ovarium
Progesteron lihat ovarium
Relaxin lihat ovarium
10
SUSUNANSYARAFPUSAT
,"'1 ,
F AKTOR-F AKTO R PELEPAS .......
i ' .....
r
"[nbibin" FSH (CSH', \
(LH) \:\
Kelamia
Pclene:kap
I., TUBULI
TESTES
SEL~EL
,I
'. SEMINIFERI INTERSTITIAL /
, I
Adt:nohypophy .. Ne:urohypophy..
I
/ -',,
I I
I
I I
I I
I I
I I
I
I
I Pe:rturnbuhan Co,!,,,, I
I Folii:el Luteum I
I I
I I
I I
I I
I
I Laletui
I
I P.rtua
I
(Let down
\ , _/
I
.luau)
Pe:ri\lmbuhan
uteruA dan ...:luran
reproduui Prollferui Ke:lanpul1fU1
uterus (untuk ke:bunUn,an
implantaai)
B. Musirn Kawin
1980).
Sik1us berahi pada anjing terjadi secara bertahap, se-
hingga dapat dibagi menjadi empat fase atau periode yaitu:
proestrus, estrus metestrus dan anestrus. Da1am pembagian
faSe-fase sik1us berahi ini, beberapa penulis memasukkan
periode metestrus dalam periode diestrus dimana akan dite-
ruskan pada periode bunting palsu atau pseudopregnancy.
Fase proestrus dan estrus dapat juga digolongkan pada fase
folikuler atau estrogenik, sedangkan metestrus dan diestrus
digolongkan ke dalam fase luteal atau progestational. Fa-
se-fase siklus berahi ini lengkap terjadi dua kali dalam
setahun, dimana lamanya satu siklus berahi pad a anjing ber-
variasi antara 16-56 minggu (Stabenfeldt dan Shille, 1977).
Pembagian fase siklus berahi dan lamanya masing-masing fa-
se siklus berahi menurut beberapa sumber dapat dilihat pa-
da Tabel 5.
Untuk membantu menentukan fase siklus berahi pada an-
jing dapat menggunakan usapan vagina, karena epitel vagina
anjing lebih peka terhadap kerja hormon gonadal dibanding-
kan spesies lain (Mc Donald, 1980). Dengan menggunakan
swab kering atau batang gelas steril usapkan ke dalam vagi-
na sejauh kira-kira tujuh sentimeter dan putar beberapa ka-
li. Ulaskan swab tersebut pada gelas objek bersih dan war-
nai dengan 0,1% Toluidin Blue atau pewarna Wright, kemudi-
an lihat di bawah mikroskop (Kirk, 1970).
24-
.,
J' '~"". . . . " . . ..
~ ~.' P.....
~ .. .
'
~
'- '-.-.-._-_."'".."
/.; < . .-._.-.-'
"'~WI 10 75 FSH ____ . ".::': :..:. :.::~ : ~ "'.....
, .. . .____________________
-'- (/).
~I
.... LH
~~
---
~~_. __ w,
~I
~ ---- ------ .
O~.__._.~._.__r_.~--r-~,__r~--r_~,__r~_.r_LO
o 2 4 6 8 10
HARI
Gambar 6. Gambaran Hormon, Usapan Vagina dan Kelaku-
an Kelamin Anjing Betina Se1ama Proestrus
dan Estrus, Mc Donald, 1980.
ESTRUS
(5-9 harl)
----------------, bervariasi
\ 7-9hari /
,' ...... _---,.,''
ANESTRUS
/ estrus.
menutupi
mctt!Slrus
nya
/~---- ..........
I
, ''
I '
BUNTING METESTRUS \
(58-63 har; (2 had)
tanpa Metestrus)
uteri dan terbagi dalam jumlah yang sarna banyak pada setiap
cornua (Kirk, 1970). Proses ini sebagai akibat pergerakan
dinding uterus, dimana mekanismenya yang pasti belum dike-
tahui (Toelihere, 1981 a ).
Menurut Sokolowski (1980) jika blastosit telah berim-
plantasi maka akan tampak tanda pertama yaitu adanya ede-
ma endometrial. Zona plasenta akan terbentuk pada hari ke
17-21. Pertautan antara tropoblast dengan epitel endomet-
rium terjadi secara sempurna pad a hari ke 21-24 sesudah
perkawinan.
F.l. Kebuntingan
Periode kebuntingan adalah periode dari mulai terjadi-
nya fertilisasi sampai terjadinya kelahiran normal. Kare-
na ketidakpastian kapan ovulasi dan fertilisasi dimulai,
maka sulit untuk menentukan lama kebuntingan pada anjing.
Lama kebuntingan berkisar antara 58-63 hari (Mc Donald,
1980), dengan rata-rata 63 hari (Kirk, 1970). Sedangkan
menurut Sokolowski (1980) lama. kebuntingan bervariasi an-
tara 58-66 hari.
Selama permulaan kebuntingan, plasenta bertambah be-
sar melalui proliferasi aktif dari sel-sel tropoblast. Pa-
da pertengahan kebuntingan plasenta mencapai ukuran yang
hampir maksimal, yang bertepatan dengan pertumbuhan cepat
fetus dan sesudah itu akan menetap relatif konstan. Untuk
memungkinkan terjadinya pertukaran fisiologik secara mak-
34
F. 2. Kelahiran
Kelahiran atau partus adalah serentetan proses-proses
fisiologis yang berhubungan dengan pengeluaran anak dan
plasenta dari organisme induk pada akhir masa kebuntingan
a
(Toelihere, 1981 ).
Tanda-tanda akan datangnya suatu proses kelahiran pa-
da anjing antara lain kegelisahan, menurunnya nafsu makan,
timbulnya kelakuan induk seperti membuat sarang dan pro-
teksi maternal terhadap benda-benda disekitarnya. Pada
saat ini ligamentum pelvis dan vulva relaksasi, adanya ca-
iran pada vulva yang berwarna putih susu serta turunnya
suhu rektal 0.6_1 0 dalam 24-48 jam sebelum melahirkan.
Proses kelahiran dapat dibagi dalam dua tahap, yaitu
tahap permulaan atau tahap persiapan, dan tahap pengeluar-
an fetus serta plasenta yang disebut juga tahap perejanan.
38
lahiran dimulai.
A. Penampungan Semen
B. Penilaian Semen
D. Teknik Inseminasi
betina.
KESIMPULAN