Anda di halaman 1dari 47

PEMBINAAN APARATUR NEGARA

TAHUN 2016

Semarang, 10
November 2016
PEMUTAKHIRAN DATA
PENDIDIKAN DOSEN DI
LAMAN BKN
Undang-Undang No 14 Tahun 2005
1 Tentang Guru dan Dosen

2 Peraturan Pemerintah No 37 Tahun 2009

Per 31 Desember 2015 seluruh


Dosen PNS harus sudah memiliki
kualifikasi pendidikan minimal S-2
Data Pendidikan Dosen

709 data dosen di


Cek Pendidikannya di
www.bkn.go.id

Dari hasil pengecekan dari laman www.bkn.go.id


ditemukan 272 dosen di Kopertis Wilayah VI yang
data jenjang pendidikan masih S-1, D-IV,
D-III, Akta IV dan Akta V.
Data Pendidikan Dosen di BKN
S-1
266 Dosen
D-IV
2 Dosen
272
dosen AKTA-V
yang 1 Dosen
belum S2
D-III
1 Dosen
AKTA-IV
2 Dosen
Data di Kopertis
272
16 Dosen
6 Dosen S-3 S-1

250 Dosen S-2


Data telah diperbaharui, akses www.bkn.go.id

PNS
Disiplin PNS
Berdasarkan PP 53 Tahun 2010

Kopertis Wilayah VI
DISIPLIN PNS

Kesanggupan PNS menaati kewajiban


& menghindari larangan Per-
UU/Peraturan kedinasan jika
dilanggar dijatuhi hukuman disiplin

Hukuman Disiplin
Hukuman yg dijatuhkan kpd PNS
karena melanggar peraturan
disiplin PNS
Disiplin PNS kehadiran

Masuk kerja dan


Kewajiban menaati peraturan jam
PNS kerja (Pasal 3 ayat 11)
TENTANG DAFTAR HADIR DOSEN PNS DPK

LANDASAN HUKUM:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil
2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti
Pegawai Negeri Sipil

KEBIJAKAN KOORDINATOR KOPERTIS WILAYAH VI:


a. Surat Edaran Koordinator Kopertis Wilayah VI No.
1412/K6/KU/2016 tanggal 20 September 2016 tentang Daftar
Hadir Dosen PNS dpk
b. Surat Edaran Koordinator Kopertis Wilayah VI No.
1412/K6/KU/2016 tanggal 20 September 2016 perihal
Penjelasan Pembayaran Uang Makan Dosen Dipekerjakan di PTS
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010

Disiplin Pegawai Negeri Sipil sebagaimana disebutkan


dalam PP Nomor 53 Tahun 2010 pasal 3 (tiga) angka 11
(sebelas) menyebutkan: ..setiap PNS wajib masuk kerja
dan mentaati ketentuan jam kerja;

Penerapan di lingkungan Kopertis Wilayah VI:


Ketentuan jam kerja dosen PNS dpk menyesuaikan
dengan kebijakan jam kerja masing-masing
Perguruan Tinggi Swasta tempat dosen PNS tsb
dipekerjakan
Kehadiran Dosen PNS dpk dibuktikan dengan lembar
Daftar Hadir (absensi) yang ditandatangani oleh
pimpinan PTS
Sanksi Hukuman Disiplin bagi PNS yang
tidak masuk kerja Tanpa Keterangan
Petunjuk Teknis terkait Daftar Hadir
Dosen PNS dpk
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976

Peraturan yang mengatur Cuti Pegawai Negeri Sipil (PNS) sampai saat ini
masih menggunkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 1976 Tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil.

Jenis Cuti Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Pasal 3 Peraturan Pemerintah


Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1976, terdiri dari :
Cuti Tahunan;
Cuti Besar;
Cuti Sakit;
Cuti Bersalin;
Cuti Alasan Penting ; dan
Cuti diluar tanggungan Negara.
Penjelasan Cuti Tahunan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 Pasal 8
menyebutkan:

Pegawai Negeri Sipil yang menjadi guru pada sekolah


dan dosen pada perguruan tinggi yang mendapat
liburan menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku, tidak berhak atas cuti tahunan.

*Catatan: berlaku untuk dosen PNS pada perguruan tinggi negeri


maupun yang dipekerjakan/diperbantukan pada perguruan tinggi
swasta
Penjelasan Cuti Besar

PP Nomor 24 Tahun 1976 Pasal 9 menyebutkan bahwa: Pegawai Negeri Sipil


yang telah bekerja secara terus menerus setiap 6 (enam) tahun berhak atas
cuti besar yang lamanya adalah 3 (tiga) bulan,
Contoh: seorang Dosen diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) tmt 1 April 2000. Maka pada tanggal 1 April 2006, Pegawai Negeri
Sipil yang bersangkutan berhak atas cuti besar.

Cuti besar yang tidak diambil Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan tepat
pada waktunya, dapat diambil pada tahun-tahun berikutnya tetapi
keterlambatan pengambilan cuti besar itu tidak dapat diperhitungkan untuk
pengambilan cuti besar yang berikutnya.
Contoh: seorang Dosen PNS telah berhak atas cuti besar pada tanggal 1
April 2006, tetapi karena sesuatu sebab cuti besar itu baru dapat
diambilnya pada tanggal 1 April 2007. Maka Dosen PNS yang
bersangkutan baru berhak atas cuti besar yang berikutnya pada 1 April
2013.
Penjelasan Cuti Besar

Cuti besar dapat digunakan oleh Pegawai Negeri Sipil


yang bersangkutan untuk memenuhi kewajiban agama
(Haji dsb).
Penjelasan Cuti Sakit
Ketentuan Cuti Sakit seperti diatur dalam PP Nomor 24
Tahun 1976 Pasal 13 s.d 18, sebagai berikut:

PNS yang sakit tidak lebih dari 2 (dua) hari, cukup


memberitahukan kepada atasannya langsung secara
tertulis atau dengan lisan.

PNS yang sakit lebih dari 2 (dua) hari tetapi tidak lebih
dari 14 (empat belas) hari harus mengajukan
permintaan secara tertulis untuk mendapatkan cuti
sakit kepada pejabat yang berwenang dengan
melampirkan surat keterangan dokter, baik dokter
Pemerintah maupun dokter swasta.
Penjelasan Cuti Sakit
PNS yang sakit lebih dari 14 (empat belas) hari harus
mengajukan permintaan secara tertulis untuk mendapatkan
cuti sakit kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti
dengan melampirkan surat keterangan dokter yang ditunjuk
oleh Menteri Kesehatan. Cuti yang lebih dari 14 (empat
belas) hari tidak dapat diberikan atas dasar surat keterangan
dokter swasta.
Cuti sakit sebagaimana dimaksud di atas diberikan untuk waktu
paling lama 1 (satu) tahun dan dapat ditambah untuk paling
lama 6 (enam) bulan apabila dipandang perlu berdasarkan
surat keterangan dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.
Apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (7) PNS ybs belum sembuh dari
penyakitnya, maka ia diberhentikan dengan hormat dari
jabatannya karena sakit dengan mendapat uang tunggu
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Penjelasan Cuti Bersalin

Ketentuan Cuti Bersalin sebagaimana disebutkan dalam


PP Nomor 24 Tahun 1976 Pasal 19, 20, 21 yaitu sebagai
berikut:
Pegawai Negeri Sipil wanita berhak atas cuti bersalin
untuk persalinan anaknya yang pertama, kedua, dan
ketiga.
Untuk persalinan anaknya yang keempat dan
seterusnya, kepada Pegawai Negeri Sipil wanita diberikan
cuti diluar tanggungan Negara.
Lamanya cuti-cuti bersalin adalah 1 (satu) bulan sebelum
dan 2 (dua) bulan sesudah persalinan.
Cuti Alasan Penting

Tertuang dalam PP No. 24 Th 1976 Pasal 22 s.d 25, yang dimaksud


dengan cuti karena alasan penting adalah cuti karena :
ibu, bapak, isteri/suami, anak, adik, kakak, mertua
atau menantu sakit keras atau meninggal dunia;
menurut ketentuan hukum yang berlaku PNS yang
bersangkutan harus mengurus hak-hak dari anggota
keluarganya yang meninggal dunia itu;
melangsungkan perkawinan yang pertama;
alasan penting lainnya yang ditetapkan kemudian
oleh Presiden.
Cuti Alasan Penting

Lamanya cuti karena alasan penting ditentukan oleh


pejabat yang berwenang memberikan cuti untuk
paling lama 2 (dua) bulan.
Cuti Diluar Tanggungan Negara

PP No. 24 Th 1976 Pasal 26 s.d 31 menjelaskan Cuti


Diluar Tanggungan Negara dengan ketentuan:

PNS yang telah bekerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun


secara terus menerus karena alasan-alasan pribadi yang
penting dan mendesak.

Cuti diluar tanggungan Negara dapat diberikan untuk


paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang paling
lama 1 (satu) tahun apabila ada alasan-alasan penting
untuk memperpanjangnya.
Cuti Diluar Tanggungan Negara

Cuti diluar tanggungan Negara mengakibatkan PNS


yang bersangkutan dibebaskan dari jabatannya dan
tidak berhak menerima penghasilan dari Negara.

Pegawai Negeri Sipil yang tidak melaporkan diri


kembali kepada instansi induknya setelah habis
masa menjalankan cuti diluar tanggungan Negara
diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai
Negeri Sipil.
Dasar Hukum
UU No 8 Tahun 1974 Jo Nomor 43 Tahun
1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
UU No. 5 Tahun 2010 tentang Aparatur Sipil
Negara
PP No 90 Tahun 2000 Jo No 12 Tahun 2002
tentang kenaikan pangkat PNS
PP No 9 Tahun 2003 tentang Wewenang
Pengangkatan, Pemindahan dan
Pemberhentian PNS
1. Surat Pengantar dari PTS
2. Fotocopy SK Kenaikan pangkat/gol. Terakhir
3. Fotocopy konversi NIP
4. Fotocopy Karpeg
5. Print Out NIDN
6. Fotocopy Ijasah S1,S2,S3 dan transkrip nilai (SK
Penyetaraan ijasah apabila ijasah diperoleh dari
luar negeri)
7. Fotocopy surat ijin/ tugas belajar
8. Fotocopy SK pembebasan sementara
9. Fotocopy SK pengaktifan kembali
10. Fotocopy SKP 2 tahun terakhir
PTS/PNS

PTS/PNS
Sebuah tanda penghargaan yang diberikan
kepada Pegawai Negeri Sipil yang telah
berbakti selama 10 Tahun, 20 Tahun dan 30
Tahun Lebih secara terus menerus dengan
menunjukkan
kecakapan, kedisiplinan, kesetiaan, pengabdian
sehingga dijadikan teladan bagi setiap pegawai
lainnya
1. UU No. 20 Tahun 2009 Tentang
Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan
2. PP No. 1 Tahun 2010 Tentang Dewan
Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan
3. PP No. 35 Tahun 2010 Tentang
Pelaksanaan Undang - Undang Nomor 20
Tahun 2009
Tanda Kehormatan Satyalancana Karya
Satya 10 Tahun Warna Perunggu
Tanda Kehormatan Satyalancana Karya
Satya 20 Tahun Warna Perak
Tanda Kehormatan Satyalancana Karya
Satya 30 Tahun Warna Emas
Semua Jenis Tanda Kehormatan
Satyalancana Karya Satya disertai dengan
pita berwarna dasar Biru dengan Lima
Lajur Abu - Abu
1. Usul pemberian Tanda Kehormatan Satyalancana Karya
Satya dibuat dengan Format usulan dalam bentuk
portrait, dengan pembagian kolom sebagai berikut (No
Urut/Nama beserta
Gelar/NIP/Golongan/Pangkat/Tanda Kehormatan yang
diusulkan dalam bentuk Hardcopy dan Softcopy
dalam Format Excel (contoh terlampir)
2. Usulan Tanda Kehormatan dikelompokkan berurutan
berdasarkan Satyalancana Karya Satya dari yang
tertinggi yaitu, 30 tahun, 20 tahun, dan 10 tahun.
3. Usulan disusun berurutan berdasarkan pangkat
tertinggi
4. Penulisan gelar pendidikan menggunakan ejaan bahasa
Indonesia yang benar
5. Foto copy sah SK CPNS
6. Foto copy sah SK kenaikan pangkat terakhir
7. Foto copy sah jabatan terakhir (struktural, Fungsional
tertentu atau fungsional Umum )
8. Fotocopy sah Ijasah tertinggi dilegalisir yang
berwenang, dilengkapi surat ijin belajar/tugas belajar
(apabila dalam SK kenaikan pangkat terakhir gelar
pendidikan tertinggi belum dicantumkan)
9. Fotocopy sah Konversi NIP
10. Fotocopy sah SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) dan
Penilaian Prestasi Kerja PNS tahun terakhir
11. Mengisi Surat Pernyataan pertanggungjawaban Mutlak
ditandatangani pimpinan PTS ( terlampir )
12. Asli Daftar Riwayat Hidup
NO NAMA NIP GOL JABATAN UNIT KERJA USULAN
SATYALANCANA
KARYA SATYA

Catatan : Dibuat dalam bentuk Soft copy dan Hard copy


dalam format Excel
PTS/PNS

PTS/PNS
PeNSiun
Pegawai Negeri Sipil

KOPERTIS
WILAYAH VI
Pemberhentian PNS dengan Hak Pensiun

Pemberhentian PNS dengan Hak Pensiun adalah


Suatu proses pemberhentian seorang PNS dari
jabatan negeri oleh karena telah memenuhi syarat
masa kerja dan telah mencapai batas usia pensiun
bagi seorang PNS.
Undang-Undang :
a. Nomor 11 Tahun 1969;
b. Nomor 5 Tahun 2014;
Peraturan Pemerintah :
a. Nomor 7 Tahun 1997 jo, Nomor 30 Tahun 2015
b. Nomor 32 Tahun 1979 jo, Nomor 19 Tahun 2013
c. Nomor 99 Tahun 2000 jo, Nomor 12 Tahun 2002
d. Nomor 9 Tahun 2003 jo, Nomor 63 Tahun 2009
e. Nomor 33 Tahun 2015
Keputusan Kepala BKN Nomor 14 Tahun 2003, jo Keputusan
Kepala BKN Nomor 38 Tahun 2003
Syarat Pengajuan Pensiun PNS
Kopertis wilayah VI
1. Surat Permohonan Pensiun dari Pemohon Kepada Koordinator Kopertis Wilayah VI
(dengan mencantumkan tmt Pensiun)*
2. Menandatangani Data Perorangan Calon Penerima Pensiun ( DPCP ) yang dicetak
melalui Aplikasi SAPK BKN melalui Kopertis Wilayah VI *
3. Foto copy sah SK CPNS, PNS, SK Penetapan Kepangkatan berikutnya sampai
dengan dalam pangkat terakhir*
4. Fotocopy PAK/Jabatan Fungsional Terakhir*
5. Fotocopy KARPEG(Kartu Pegawai)dan NIP Baru*
6. Foto copy Surat Nikah / AktaPerkawinan, yang disyahkan oleh KUA setempat *
Ket *: 4 (empat) rangkap
6. Daftar Susunan Keluarga, yang disyahkan oleh DUKCAPIL (Kependudukan dan Catatan Sipil)
Setempat*
7. Fotocopy KTP, yang disyahkan oleh DUKCAPIL (Kependudukan dan Catatan Sipil) Setempat*
8. Surat keterangan alamat / tempat tinggal yang bersangkutan setelahpensiun ( lengkap dan jelas
), yang disyahkan oleh Lurah*
9. Surat Keterangan tidak pernah mendapatkan hukuman Disiplin Sedang/Berat dari Pimpinan
PTS*
10. Fotocopy Akta Kelahiran Anak yang masih menjadi tanggungan disyahkan oleh DUKCAPIL
(Kependudukan dan Catatan Sipil) Setempat*
11. Foto Penilainan Kinerja/SKP 2 (dua) tahun terakhir *
12. Pasphoto terbaru pemohon, ukuran3 x 4 cm (berwarna) sebanyak 8 (delapan) lembar.
Ket *: 4 (empat) rangkap
Alur Pengajuan Pensiun PNS
Kopertis wilayah VI
Bagian Bagian Mutasi, Disiplin
Calon Pensiun Kepegawaian dan Pemberhentian BKN Presiden
Biro SDM
Kopertis Wilayah
Kemenristekdikti
VI
Melengkapi - Membuat surat
berkas syarat Menginformasikan pengantar Pensiun
Pensiun kepada PNS yang - Verifikasi berkas
memasuki pensiun /SAPK
(1 tahun sebelum -Koordinasi
tmt pensiun) Kelengkapan berkas
dengan Kopertis Penetapan SK Penetapan SK
Wilayah VI Gol IV/b Gol IV/c keatas
- Verifikasi berkas kebawah,Verifik
- Membuat surat asi, Pertimbang
usulan pensiun an Teknis
- input Aplikasi
SAPK BKN
SK PENSIUN SK PENSIUN SK PENSIUN
(Tembusan)
SK PENSIUN
(Tembusan)
Menerima SK
Alur Setelah SK Pensiun
Penerima SK Bagian Bagian KPPN TASPEN
Pensiun Kepegawaian Keuangan
Kopertis Kopertis
Wilayah VI Wilayah VI

Memproses Surat
Mencatat, Mengo
SK Pensiun Perintah
py, melegalisir dan Proses SKPP Proses TASPEN
Membayar (SPM)
Mengarsip SK
Kenaikan Pangkat
Pensiun
Pengabdian (bila
Tembusan
ada)

mencetak usulan
SKPP

Menerima SKPP SKPP


Catatan :

SK Pensiun Akan Dikirim dari BKN langsung ke


alamat yang tercantum dalam Surat Keterangan
alamat Domisili Setelah Pensiun Yang
bersangkutan

Anda mungkin juga menyukai