Anda di halaman 1dari 2

Ramadan Green: Mungkinkah?

Penulis : Dr. Muhammad Arsyad,M.T


Resensi:
Indrawati Syamsuddin
161050204001

Tak bosan-bosannya kita selalu ditegur mengenai jangan membuang sampah sembarang,
baik itu secara tersirat maupun dengan tersurat. Tulisan-tulisan yang terdapat pada tempat
sampah itu contohnya. Apa yang membuat begitu berat untuk mematuhi kalimat itu? Apakah
pembungkus roti yang kita pegang itu terasa berat untuk dibawa ke tempat sampah? Ataukah
kita yang terlalu malas dan tidak peduli terhadap kebersihan lingkungan. Karena kurangnya
sanksi yang diberikan terhadap para pelanggar ini maka orang akan terbiasa melakukan itu.
Orang akan beranggapan bahwa ini bukan pelanggaran yang berat. Padahal jika kita melihat
masalah ini, andaikata semua orang membuang sampahnya di mana dia makan maka yang
akan kita lihat adalah bukan lingkungan hijau sejuk tapi lingkungan yang kotor dan bau.
Semua orang menganggap itu hal yang lumrah karena belum ada orang menerima sanksi dari
tindakan seperti itu.

Untuk itu pemerintah beserta stakeholder sangat berperan penting dalam penegakan peraturan
ini dengan mengeluarkan regulasi tentang larangan pembuangan sampah sembarang
meskipun itu sampah plastik gula-gula yang kecil itu. UU no 32 Tahun 2009 tentang
Lingkungan Hidup sudah sangat berguna untuk menata lingkungan di masyarakat. Meski
sudah diberlakukan, tapi masyarakat tidak terlalu peduli akan hal itu.

Mungkin saya di sini banyak berbicara tentang masyarakat yang kurang peduli terhadap
sampah-sampah yang berserakan di sekitarnya. Itu termasuk mengganggu kelestarian
lingkungan. Lingkungan yang bersih terdapat masyarkat yang bersih pula. Tentang
membuang sampah juga ini sepatutnya dibuatkan peraturan seperti di Singapura. Di negara
itu jika ketahuan membuang sampah sembarang tempat maka didenda 500 dollar atau sekitar
hampir Rp 5juta.

Tapi kita di sini, jika orang membuang sampah sembarang bukannya menegur, kita malah
ikut-ikutan membuang sampah sembarang. Setelah sampahnya bertumpuk di got-got dan
menghalangi aliran air yang ada di situ. Dan saat dimusim hujan sebagian orang banyak
mengatakan bahwa airlah penyebab banjir, itu sesuatu banget lho! Egois tidak, kita penyebab
terjadinya banjir kemudian menuduh air sebagai penyebabnya bahkan masyarakat
menyalahkan pemerintah yang tidak mampu mengatasi banjir, itu semua adalah keegoisan
kita. Itu salah kita, salah pembuang sampah sembarangan. Saya teringat dengan spanduk
yang dipasang di tempat yang sering menjadi pembuangan sampah yang bertuliskan yang
membuang sampah di sini, semoga cepat mati, yang membuang sampah di sini, akan di
massai, dan yang paling greget yang membuang sampah di sini akan ditikam oleh warga.
Sedikit agresif kan, tapi mungkin itu bisa meminimalisir perilaku membuang sampah
sembarang itu.

Nah, dengan itu semoga pemerintah segera membuat regulasi tentang itu, agar lingkungan
juga tetap terjaga kebersihannya dan kita bisa menikmati ramadhan green. Jangan hanya di
bulan ramadhan saja, tetapi kebersihan lingkungan tetap kita nikmati secara terus menerus
dan lebih mengetatkan regulasi tentang kebersihan dan pelestarian lingkungan ke depannya.

Anda mungkin juga menyukai