PENDAHULUAN
A. Informasi Proyek
1. Nama Proyek
Pembangunan Gedung Laboratorium SMK Negeri 1 Balikpapan,
Kalimantan Timur.
2. Lokasi Proyek
Jln. Marsma R. Iswahyudi, RT.13, Kelurahan Sepinggan, Kecamatan
Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Lokasi proyek dapat
dilihat pada gambar 1.1
3. Fungsi Bangunan
Fungsi bangunan sebagai gedung laboratorium kimia dan fisika untuk
lantai 1 sedangkan untuk lantai 2 digunakan sebagai laboratorium biologi dan
laboratorium komputer.
4. Sumber Dana
Sumber dana berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN).
5. Besarnya Biaya
Biaya pembangunan gedung laboratorium, perpustakaan dan
penambahan ruang yang lain adalah sebesar Rp 2.000.000.000,00 (dua millyar
rupiah) sesuai dengan RAB.
6. Pengelolaan proyek
Pengelola Proyek ini meliputi: Pemberi tugas selaku Pemilik Proyek,
Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas, dan Kontraktor dengan peran dan
tugasnya masing-masing.
a. Pemilik Proyek : SMK Negeri 1 Balikpapan
b. Konsultan Perencana : PT. Aryatama
c. Konsultan Pengawas : PT. Melati Anugerah Jaya
d. Kontraktor : CV. Rajawali
B. Analisis Bangunan
1. Arsitetural
Sisi eksterior bangunan ini mengacu pada model bangunan gedung yang minimalis
seperti gedung sekolah pada umumnya. Di bagian dinding dipasang keramik setinggi 1
meter. Di bagian depan atas tiap lantai dipasang sun screen yang berfungsi menahan sinar
matahari yang berlebih. Khusus di bagian lantai 2 dipasang pagar pengaman.
Tidak ada ciri khusus pada bagian sisi interior gedung laboratorium sekolah. Hal ini
menggambarkan bahwa desain interior tidak menjadi syarat khusus dalam merancang suatu
bangunan.
Pada bagian atap menggunakan atap pelana. Penutup atap yang digunakan adalah
genteng. Untuk membuat udara sejuk pada gedung di bagian atas dipasang ventilasi.
Seperti halnya pada baguan dinding, kolom depan dipasang keramik setinggi 1 meter.
a. Organisasi Ruang
Untuk lantai satu terdapat laboratorium kimia, laboratorium fisika, ruang guru dan
toilet. Sedangkan untuk lantai dua terdapat laboratorium biologi, laboratorium komputer
dan ruang guru. Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian ruang beserta ukurannya bisa
dilihat tabel ruangan gedung laboratorium SMK Negeri 1 Balikpapan di bawah ini:
Untuk lebih jelas mengenai penghawaan yang digunakan pada gedung laboratorium
SMK Negeri 1 Balikpapan dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut:
B Lantai 2
1 Ruang guru Penghawaan Alami & Buatan Type J1, J4 dan AC
2 Lab. Biologi Penghawaan Alami Type J1, J2
3 Lab. Komputer Penghawaan Alami & Buatan Type J1, J2 dan AC
c. Pencahayaan
Pencahayaan dalam perancangan bangunan dibedakan menjadi dua, yaitu
pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang
bersumber dari cahaya matahari, sedangkan pencahayaan buatan adalah pencahayaan
dengan sumber selain cahaya matahari, misalnya dari lampu pijar.
Pada gedung Laboratorium SMK Negeri 1 Balikpapan ini disediakan pencahayaan
alami maupun buatan. Di setiap ruang disediakan lampu sebagai penerangan buatan. Selain
lampu sebagai penerangan buatan juga terdapat jendela sebagai penerangan alami. Jadi,
jendela dapat berfungsi sebagai penghawaan alami sekaligus pencahayaan alami.
Untuk lebih jelas mengenai sistem pencahayaan yang digunakan pada gedung
Laboratorium SMK Negeri 1 Balikpapan dapat dilihat pada tabel 1.4 berikut:
Tabel 1.4 Rincian sistem pencahayaan gedung
No Jenis Ruang Pencahayaan Alami Pencahayaan Buatan
A Lantai 1
1 Ruang guru Type J4 Lampu TL
2 Lab. Fisika Type J1 Lampu TL
3 Lab. Kimia Type J1 Lampu TL
4 Toilet Type J3 Lampu neon (bohlam)
B Lantai 2
1 Ruang guru Type J1 dan J4 Lampu TL
2 Lab. Biologi Type J1 dan J2 Lampu TL
3 Lab. Komputer Type J1 dan J2 Lampu TL
2. Struktural
a. Struktur bagian bawah (Sub Structure)
Struktur bawah berupa pondasi, sloof. Pada pembangunan gedung Laboratorium
SMK Negeri 1 Balikpapan untuk struktur bawah pada bangunan menggunakan pondasi
langsung dan pondasi tidak langsung. Pondasi langsung berupa pondasi batu kali. Pondasi
tidak langsung yang digunakan yaitu pondasi foot plat. Pondasi foot plat dipasang sedalam
2.00 m. Jenis foot plat yang digunakan pada gedung ini ada 3 jenis. Foot plat jenis 1
berukuran 150 cm x 120 cm, jenis 2 berukuran 100 cm x 100 cm, sedangkan jenis 3
berukuran 80 cm x 80 cm. Pondasi foot plat jenis 1 dipasang sebanyak 18 buah, jenis 2
sebanyak 6 buah, jenis 3 sebanyak 9 buah sehingga total keseluruhan pondasi foot plat
yang dipasang sebanyak 33 buah. Gambar pada masing-masing jenis pondasi foot plat
dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.2 FP 1
Konstruksi selanjutnya pada bangunan ini adalah konstruksi balok sloof. Sloof
menggunakan beton bertulang berdimensi 20/30 dengan tulangan pokok yang digunakan
adalah 2 16 dan sengkang yang digunakan adalah besi 10 - 150.
b. Struktur atas
Pada bagian atas bangunan digunakan struktur rangka beton bertulang (Portal),
balok atap (ring balk), plat lantai beton bertulang dan pada bagian atap menggunakan
pendukung utama yaitu kuda-kuda dengan menggunakan baja WF 150.75.5.7. Struktur
portal terdiri dari kolom dan balok. Berikut rincian bagian struktur atas bangunan ini:
1. Struktur kolom merupakan bagian struktur bangunan yang menompong struktur di
atasnya seperti balok , pada bangunan ini menggunakan kolom beton bertulang
sebagai berikut:
Tabel 1.5 Ukuran Kolom
Type Kolom Ukuran / Dimensi
Kolom 1 (K1) 30/50
Kolom 2 (K2) 20/20
Kolom Praktis (KP) 15/15
Untuk detail konstruksi K1, K2 dan KP dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
2. Struktur balok merupakan bagian dari sebuah bangunan yang berfungsi penopamg
struktur pelat yang bebanya di transfer ke kolom. Pada bangunan ini menggunakan
balok beton bertulang sebagai berikut:
Tabel 1.6 Potongan penampang balok
Struktur balok dan kolom tersebut akan membentuk suatu portal. Gambar portal
dari pembangunan gedung laboratorium SMK Negeri 1 Balikpapan dapat dilihat pada
gambar berikut ini:
Gambar 2.6 Struktur portal gedung Lab. SMKN 1 Balikpapan arah memanjang
3. Ring Balk
Ring balk berfungsi sebagai sebagai tumpuan dari rangka atap dan mengikat dinding
yang satu dengan yang lainnya. Pada gedung ini menggunakan ring balk dengan
ukuran 20/30 pada bagian tumpuan maupun lapangan. Detail ring balk terdapat pada
gambar berikut:
Gambar 2.7 Detail RB 20/30 Tumpuan Gambar 2.8 Detail RB 20/30 Lapangan
4. Struktur pelat lantai menggunakan plat beton bertulang dengan ketebalan 12 cm.
Tulangan pokok yang digunakan adalah besi 10 150. Jenis plat yang digunakan
hanya 2 type yaitu plat type satu arah dan plat type dua arah. Denah penulangan plat
dapat pada gambar di bawah ini:
b. Pekerjaan Plesteran
Data teknis pelaksaan plesteran, antara lain:
1) Pekerjaan plesteran dapat dikerjakan apabila pekerjaan bidang beton atau pasangan
dinding batu bata telah disetujui dan diperiksa oleh Direksi Teknis dan spesifikasi
teknik untuk pekerjaan beton dan pasangan dinding batu bata.
2) Campuran adukan perekat yang dimaksudkan adalah campuran dalam volume, cara
pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a) Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang berhubungan
dengan udara luar dan semua pasangan batu bata di bawah permukaan tanah
sampai ketinggian 60 cm dari permukaan lantai dan 100 cm dari permukaan lantai
toilet dan daerah basah lainnya dipakai adukan plesteran 1 PC : 3 Ps.
b) Untuk adukan kedap air harus ditambah dengan additive dengan perbandingan 1
bagian PC : 1 bagian additive.
c) Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 PC : 6 Ps.
d) Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8
hari (kering benar), untuk adukan plesteran finishing harus ditambah dengan
additive plamix dengan dosis 200 250 gram plamix untuk setiap 40 kg semen.
e) Semua jenis adukan perekat tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan baik dan belum mengering.
Diusahakan agar jarak waktu pencampuran adukan perekat tersebut dengan
pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk adukan kedap air.
3) Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi
pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.
4) Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinish
dengan cat dipakai plesteran halus (acian) di atas permukaan plesterannya.
5) Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m, dipasang tegak dan menggunakan
keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan kerataan bidang.
6) Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom yang
dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar. Tebal plesteran
minimum 2 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk
membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang
diijinkan oleh Direksi Teknis.
7) Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu
bidang datar, harus diberi naat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm,
kecuali bila ada petunjuk lain di dalam gambar.
8) Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung
bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m.
9) Setelah 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai Penyedia Jasa harus selalu menyiram
dengan air sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
10) Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran
berumur lebih dari 2 (dua) minggu.
c. Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan pengecatan adalah . pekerjaan pengecatan meliputi, pengecatan dinding
atau tembok interior dan eksterior, pengecatan langit-langit, pengecatan kayu.
3) Pengecatan Langit-langit
Langkah pekerjaan pengecatan pada langit-langit sama dengan pengecatan pada
tembok. Perbedaan mendasar yang ada adalah bahwa langit-langit terletak di bagian atas
dalam posisi mendatar, sehingga diperlukan cara khusus dalam menyapukan cat pada
plafon. Langkah-langkah pengecatan langit-langit adalah:
a) Setelah bahan partisi dan langit-langit terpasang, permukaannya harus dibersihkan dari
berbagai macam kotoran, lubang-lubang paku telah diisi dan diratakan dan telah
diamplas sampai halus lalu diberi lapisan cat Wall Sealer Water Base sebanyak 1 lapis
sampai benar-benar rata sebagai cat dasar.
b) Setelah seluruh permukaan partisi dan langit-langit dicat dasar dan dibiarkan hingga
kering sempurna lalu diberi lapisan cat Emulsion sampai benar-benar rata warnanya
(2-3 lapis) dan hasilnya dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan
c) Pengecatan harus menggunakan roller sedangkan kuas hanya pada tempat-tempat
tertentu saja.
4) Pengecatan Kayu
Langkah-langkah pekerjaan pengecatan kayu adalah :
a) Pengecatan Kayu dilaksanakan pada bagian list plank.
b) Ratakan semua permukaan kayu dengan amplas.
c) Sebelum pekerjaan pengecatan kayu dimulai, semua permukaan harus dibersihkan dari
segala debu, minyak dan kotoran lainnya.
d) Kemudian di meni kayu, setelah kering baru digosok dengan amplas.
e) Setelah diplamur dengan sempurna kemudian digosok dengan amplas.
f) Setelah seluruh permukaan siap baru kemudian dilakukan pengecatan kayu.
2) Pekerjaan Kaca
Pekerjaan kaca diperlukan untuk keindahan suatu bangunan, selain itu juga sebagai
ventilasi udara yang keluar dan masuk. Sehingga pemasangan kaca harus sesuai dengan
Direksi Teknis. Ciri-ciri pemasangan kaca yang baik adalah kaca tidak bergelombang,
retak, dan baur. Syarat pelaksaan pekerjaan kaca adalah:
a) Hasru digunakan alat pemotong kaca agar terlihat rapi dan lurus.
b) Bila diperlukan penyedia jasa menyertakan perhitungan kekuatan kaca terhadap
tekanan angin 120 kg/m2.
c) Pemotongan ukuran harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk kedalam
alur kaca pada kusen.
d) Hubungan kaca dengan rangka / frame harus diisi dengan lem silikone dengan warna
transparant. Cara pemasangan dan persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk
yang dikeluarkan oleh pabrik produk tersebut.
Sedangkan untuk pemasangan kaca cermin adalah:
(1) Kaca cermin ditempel dengan dasar kayu lapis / plywood tebal 9 mm, diskrup pada
klos-klos ke dinding, kemudian dilapis plastik busa setebal 10 mm.
Pemasangan kaca menggunakan penjepit siku stainless steel dan diskrup dengan skrup
stainless steel.
(2) Tebal kaca minimal 5 mm atau sesuai gambar.
j. Pekerjaan Sanitasi
Pekerjaan sanitasi meliputi pengadaan dan pemasangan peralatan sanitasi dan
perlengkapan sesuai dengan ketentuan ynag telah ditetapkan pada spesifikasi teknik.
1) Pelaksanaan Pekerjaan Wastafel
Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan wastafel adalah:
a) Wastafel yang digunakan lengkap dengan segala accessoriesnya seperti
tercantum dalam brosurnya dan telah disetujui dahulu oleh Direksi Teknis.
b) Type wastafel yang terpasang dari jenis counter under table wastafel lengkap
dengan keran dan P trap stainless steel. Dengan meja yang terbuat dari beton
dengan lapis granite.
c) Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu, serta
petunjuk-petunjuk dari produsennya dalam brosur. Pemasangan harus baik, rapi,
waterpas dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan
instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.
2) Pekerjaan Kloset
Syarat pelaksanaan pekerjaan kloset sebagai berikut:
a) Model/ / Type yang digunakan pada pekerjaan ini adalah :
(1) Kloset duduk dual block dengan dual flush lengkap dengan aksesorisnya
(2) Kloset Jongkok.
b) Kloset harus terpasang dengan kokoh, letak dan ketinggian sesuai gambar,
waterpass. Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa
tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.
3) Pekerjaan Kran
a) Semua kran yang dipakai disertai dengan chromed finish. Ukuran disesuaikan
keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair.
Kran-kran tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyai ring dudukan
yang harus dipasang menempel pada dinding. Kran-kran yang dipasang dihalaman
harus mempunyai ulir sink, di ruang saji dan dapur disambung dengan pipa leher
angsa (extention).
b) Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya
harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
2. Pekerjaan Struktural
Lingkup pelaksanaan pekerjaan struktural pada pembangunan gedung laboratorium
SMK Negeri 1 Balikpapan meliputi :
a. Pekerjaan galian
Lingkup pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan galian adalah galian
terbuka.
Syarat teknis pelaksanaan pekerjaan galian terbuka adalah sebagai berikut :
Galian harus dikerjakan dengan ukuran minimum yang dibutuhkan pekerjaan
tersebut.
Untuk pekerjaan galian pada dinding dan pondasi, harus diesediakan jarak
yang cukup untuk pemasangan dan pembongkaran.
Galian tidak boleh dibiarkan tergenang air.
Perkuatan lereng galian diberikan terhadap galian yang berisiko tinggi terhadap
keruntuhan.
Dewatering harus dilakukan untuk mencegah agar air permukaan/air tanah
tidak masuk ke dalam lubang galian.
b. Pekerjaan timbunan
Lingkup pekerjaan yang termasuk ke dalam pekerjaan urugan adalah urugan
tanah & pemadatan, urugan kembali serta urugan pasir. Syarat teknis pelaksanaan
pekerjaan pondasi batu belah adalah sebagai berikut:
1. Urugan tanah dan pemadatan
Hamparkan tanah hasil galian pondasi atau galian yang lainnya menjadi
rata dengan ketebalan 25 cm.
Siram lapisan tanah agar tidak terlalu kering untuk dilakukan pemadatan
2. Urugan kembali
Urugan kembali harus memenuhi persyaratan untuk material urugan kembali
seperti bebas dari semua zat organik dan bongkahan batu yang besar.
3. Urugan pasir
Kualitas material pasir harus bersih, pasir asli dan bebas dari segala macam
kotoran dan bahan-bahan kimia.
d. Pekerjaan baja
Pekerjaan baja meliputi pekerjaan pengelasan, pekerjaan sambungan,
pengecatan dan pemasangan. Setiap pekerjaan baja dapat dilihat dalam penjelasan
berikut:
1. Pengelasan
a. Semua pekerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi tanpa
menimbulkan kerusakan pada bahan bajanya.
b. Elektroda las yang dipergunakan harus disimpan pada tempat yang aman.
c. Permukaan yang akan dilas harus bebas dari berbagai kotoran, cat,
minyak dan karat.
d. Dilakukan pemeriksaan ukuran dan type las agar sesuai.
2. Sambungan
Syarat sambungan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
- Hanya diperkenankan satu sambungan
- Semua penyambungan profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul.
Sambungan yang menggunakan baut harus mengacu pada toleransi diameter
lubang baut yaitu:
- Baut mutu tinggi < 20 mm d + 1 mm
- High tension bolt > 20 mm d + 1,5 mm
- Baut hitam d + 2 mm
- Baut angkur d + 5 mm
3. Pengecatan
- Semua bahan konstruksi baja harus dicat.
- Pembersihan harus dilakukan dengan sikat besi mekanis.
- Cat dasar adalah zink chromate buatan ICI, Danapint, atau setara.
- Pengecatan dilakukan satu kali di pabrik dan satu kali di lapangan.
4. Pemasangan
Pemasangan komponen-komponen konstruksi baja harus dilakukan dengan
alat pengangkat mekanis (crane).
e. Pekerjaan beton
- Beton harus terdiri dari semen, air, agregat halus, agregat kasar semuanya
dicampur dan diaduk sampai mencapai ketepatan yang sesuai.
- Pemenuhan dari syarat kekuatan tekan beton yaitu dilakukan uji kuat tekan
beton pada kubus beton (15x15x15) cm/silinder beton 15x30 cm saat beton
berumur mebcapai 28 hari.
- Mutu beton K-225 digunakan untuk kolom, balok, plat kanopi, jendela, pondasi
beton bertulang, sloof.
- Mutu beton K-100 digunakan untuk lantai kerja pondasi.
- Beton yang akan digunakan merupakan ready mix.
b. Panel Distribusi
- Kabel masuk dilengkapi dengan cable plug yang besarnya sesuai dengan
ukuran kabel.
- Panel-panel harus dibuat dari pelat besi tebal minimal 2,5 mm.
- Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phasa
R.S.T, 1 busbar netral, dan 1 busbar untuk grounding.
- Pengkabelan di dalam panel pada saat pintu panel utama dibuka tidak terlihat
karena ada penutup.
- Penutup terbuat dari besi plat 1,6 mm dengan lubang yang cukup.
- Circuit breaker untuk sub panel mempunyai minimum interupting capacity 35
KA untuk incoming.
- Ampere meter yang digunakan dari type MDI
- Volt meter yang digunakan dipasang pada panel semi flush mounting.
- Lampu indikasi yang terpasang pada panel memakai reflektor.
- Warna lampu disesuaikan dengan standar puil:
- Merah untuk :R
- Kuning untuk :S
- Biru untuk :T
a Beton
Pekerjaan batu beton pada gedung ini menggunakan bahan bahan atau material
sebagai berikut :
1 Semen Portland (PC)
Semen yang digunakan pada pekerjaan ini berkualitas sama dengan PBI 1971 atau
JIS R 5210 atau ASTM C-150.
2 Pasir
Agregat halus yang dimaksud yaitu agregat dengan partikel maksimum 5 mm.
3 Batu Belah
Agregat kasar hendaknya memiliki ukuran yang seragam. Agregat kasar harus
bersih, keras, baru, tidak lapuk, dan tidak cacat.
4 Air
Air yang dipakai untuk beton, pencucian agregat dan untuk pembasahan beton
harus betul-betul bersih dan bebas dari lumpur, zat-zat organik, alkali, garam, asam,
dan kotoran yang lain.
b Baja
- Mutu baja dan baut angker yang dipakai Bj 37 (PPBBI) atau ASTM A 36 yang
memiliki tegangan leleh minimal Fy = 240 MPa.
- Baut dan mur yang digunakan untuk pemasangan dan penyetelan konstruksi
baja digunakan jenis baja mutu tinggi sesuai dengan ASTM A 325.
c Kayu
Kayu yang digunakan pada bangunan ini adalah:
1 Bahan bekisting dapat dibuat dari multiplek dengan tebal 9 mm.
2 Rangka penguat konstruksi bekisting dari kayu ukuran 5/7 sebagai
penyokong, penyangga maupun pengikat,
3 Penyangga stuktur lantai (balok, lantai, dll) digunakan kayu ukuran minimal
5/7 cm dengan jarak maksimum 50 cm dan dialasi dengan papan kelas III.
4 Kayu meranti mutu kelas A, kelas kuat I-II, dan kelas awet III untuk bahan
kusen
b Plambing
Material plambing yang digunakan pada bangunan ini adalah:
1. Pipa PVC 3 AW untuk saluran air resapan
2. Pipa PVC 4 AW untuk saluran air limbah
3. Pipa PVC 1 untuk pipa air bersih
4. Pipa PVC untuk saluran isi dan saluran bagi.
c Sanitasi
Material sanitasi pada bangunan ini adalah sebagai berikut:
1 Floor drain yang digunakan adalah stainless lubang 2
2 Type counter under table untuk westafel.
d Mekanikal elektrikal
Mekanikal elektrikal yang digunakan pada gedung ini adalah:
1 Saklar tunggal sebagai alat untuk menyambung dan memutus arus pada
lampu.
2 Saklar ganda alat untuk menyambung dan memutus arus pada lebih dari satu
lampu.
3 MCB alat untuk sebagai pemutus tenaga.
4 Instalasi penerangan dan kotak kontak di dalam bangunan menggunakan jenis
kabel NYA/NYM 0.6/1 KV.
5 Instalasi yang ditanam dan berhubungan langsung tanah digunakan jenis
kabel tanah NYFGBY 0.6/1 KV.
5. Pengadaan Peralatan
Untuk memperlancar dan mempercepat proses pengerjaan diperlukan peralatan
mekanik. Berikut peralatan beserta fungsi yang digunakan dalam pembangunan
gedung laboratorium SMK Negeri 1 Balikpapan:
No. Peralatan Mekanik Fungsi
1. Pompa air Untuk memompa air
3. Molen Pembuatan adukan beton
4. Escavator Untuk penggalian dan pembersihan lahan
5. Lampu dan Kabel Menerangi pekerjaan saat malam hari
6. Gunting Blok Untuk pemotong besi
7. Genset Untuk memberikan sumber energi listrik tambahan
8. Las listrik Membuat sambungan las.
9. Vibrator Menghasilkan getaran untuk meratakan beton yang
sedang dicor pada celah-celah begisting
10. Las Listrik Untuk menyambung tulangan
11. Kompresor Membersihkan begisting dari serpihan kotoran
12. Loader dan dozer Pemindahan material.
13. Water tanker Penampung air sementara.