Anda di halaman 1dari 14

PALLIATIVE CARE

dr. Muhammad Khotibuddin, MPH

PERAWATAN PALIATIF
o Perawatan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien
dan keluarganya dalam menghadapi penyakit yang
mengancam kehidupan, melalui pencegahan dan
penanganan penderitaan, dengan cara identifikasi
masalah, penilaian dan pengobatan nyeri serta
masalah lain yang melibatkan aspek fisik, psikososial
dan spiritual. Perawatan ini dilakukan pada penyakit
yang berakhir pada kematian yang berfokus pada
aspek fisik, psikososial, spiritual yang dilakukakan
secara holistik dan komprehensif.
Yang berkaitan dengan PERAWATAN PALIATIF
o Manajemen nyeri, karena perawatan paliatif paling
banyak berhubungan dengan nyeri pada penyakit
kanker atau terminal.
o Hidup-Mati adalah proses yang normal.
o Bukan mempercepat atau menunda kematian, ini
hanya untuk meningkatkan kualitas hidup sampai maut
menjemput.
o Pelayanan Komprehensif yakni, promotif, preventif,
kuratif, rehabilitatif harus diberikan full.
o Sistem pendukung membantu pasien aktif seperti
oksigen, infus, kursi roda dan obat-obatan.
o Sistem pendukung membantu ketegaran keluarga
(berkabung).
o Pendekatan TIM kebutuhan perawatan, konseling
berkabung. Harus ada koordinasi antar tim..
o Meningkatkan Kualitas Hidup, kualitas hidup tersebut
diukur pada saat awal dan akhir paliatif care.
o Dapat diberikan sejak awal diagnosis, bersamaan
dengan terapi paliatif seperti kemoterapi atau radiasi,
juga melakukan investigasi lanjut dalam memahami
dan mengelola komplikasi.
Kapan diberikan Paliatif?

o Perawatan Preventif diberikan pada yang orang sehat


o Perawatan Kuratif diberikan pada orang sakit cure
artinya dapat diukur, misalnya tekan darah tinggi
dikasih obat kemudian dikur lagi dan hasilnya turun,
berarti ada cure.
o Hospice adalah perawatan untuk mempersiapkan
kematian yakni, perawatan yang meliputi medis,
psikologis dan spiritual (didatangkan pendeta atau
kyai).
o Bereavement care adalah perawatan pada masa
berkambung yang akan memberikan dampak pada
keluarganya umumnya psikologis
o Perawatan paliatif diberikan mulai saat didiagnosis
sampai bereavement care yakni, dari awal sampai
setelah meninggal.

Karakteristik perawatan paliatif

o Pasien center berarti pusatnya adalah pasien meliputi


unsur biologis, harapan , psikis dan sosial
o Melibatkan keluarga
o Komprehensif
o Terus menerus, karena penyakit cepat bergerak
o Harus berkoordinasi dengan perawat, ulama
o Teamwork, yang paling penting adalah menjaga peran
digunakan untuk kolaboratif
o Regular berhubungan dengan continue (terus
menerus)

Jaringan koordinasi pada perawatan paliatif

o Behubungan dengan spesialis, internist,


endrokrinologis, perawat, alat-alat perawatan,
o Self-help group adalah kumpulan orang-orang yang
bernasib sama, seperti penderita HIV-AIDS,
o Religius personel (ustadz atau rohaniawan),
o Charitable organizations (Badan amal) seperti
BASNAS, LAZISMU untuk masalah finasial
o Keluarga dan teman,
Coordinated network of care disini bukan berarti dokter yang
sibuk menghubungi tapi dokter memberi gate atau pintu-
pintu harus kemana pasien

Palliative care Palliative care BUKAN:


ADALAH:
Pengobatan Bukan perawatan
berdasar EBM TERSERAH maunya
yang terbaik pasien, walaupun
memperhatikan
keinginan pasien

Perawatan Bukan menggantikan


terbaik perawatan untuk
terhadap nyeri menyembuhkan atau
dan gejala memperpanjang hidup
lainnya, seperti
memberi obat
mual muntah
Perawatan Tidak selalu sama
yang sama dengan HOSPICE
baiknya seperti (sebelum meninggal)
perawatan
untuk
menyembuhkan
atau
memperpanjan
g hidup

HOSPICE (HOSPIS)
o Berasal dari Knight Hospitaller for Crusader yang
artinya melayani baik tamu dan tuan rumah.
Sejarahnya ketika perang salib di palestina kemudian
mereka mendirikan tempat perawatan untuk merawat
tentara yang kalah pada saat itu.
o Pertama kali muncul di Inggris 1967 (by Cicely
Saunders)
o Tujuan Hospice:
Menyediakan total care untuk penyakit
terminal
Medis, psikologis, spiritual utamanya adalah
spiritual karena berangkat dari unsur religius
Menyediakan sistem pendukung untuk keluarga
o Hu Care Khusnul Khatimah Care by DR. dr. Sagiran,
Sp.B, termasuk kategori Hospice
Perbedaan prinsip Onkologi dan Perawatan paliatif
Practice
Items Konsep Konsep Perawatan
(Hal Onkologi Paliatif
terkait
praktek)

Tujuan To cure Tu care (merawat)


(mengukur)

History Tidak fokus Fokus pada gejala


taking

Gejala Terpisahkan Tidak terpisahkan,


antara tubuh Holistik
dan pikiran

Jangka Akut atau Tidak pernah berhenti


Waktu Kronik merawat

Basis of Fisik Fisik, emosi, spiritual,


decisions sosial, etika
(dasar
keputusan)
Orders not Jarang Hampir selalu
to
resuscitate
(Perintah
untuk tidak
menyadarka
n)

Diagnosis Instrumental Minimize


(memperkecil)

Anggota Professional Professional, pasien


dari tim dan keluarga
medis

Kegagalan Diabaikan Dihormati

Efek Diabaikan Tidak pernah diabaikan


samping
dari
pengobatan
Diabaikan
Spiritualitas Dihormati

o Pada penderita kanker onkologis fokus untuk cure atau


yang bisa diukur, tetapi pada perawatan paliatif untuk
care
o Diagnosis pada onkologis banyak menggunakan alat-
alat medis, tapi pada perawatan paliatif menggunakan
kuisoner
o Pada Onkologis timbulnya sel kanker karena aspek
patofisiologi sel kanker, tetapi pada perawatan paliatif
timbulnya peristiwa tersebut berhubungan dengan
yang Maha Kuasa

53% orang Amerika meninggal di rumah sakit


Kebanyakan di Amerika pasien meninggal di RS tetapi, di
Indonesia banyak meninggal di rumah, pada pangkuan
keluarga.

Definisi suffering (menderita)


o Physical Suffering, secara fisik menderita
Symptoms (gejala-gejala penyakit), Function
(kehilangan fungsi), Keselamatan, Hidrasi,
Nutrisi
o Psychological Suffering, secara psikis menderita
Emosi, pikiran, mood, respon koping, ketakutan
o Spiritual Suffering, mereka yang tidak menderita
secara fisik dan psikis, akankah saya masuk surga
atau neraka ?
Spiritual, arti hidup dan mati, agama, Impact of
actual and anticipated losses (dampak kerugian
aktual).

Kualitas hidup Kunci Konsep The Well Being


Paradox
o Umumnya tidak dirasakan oleh orang sehat kecuali
bagi orang orang yang berfikir kebelakang atau
merefleksikan kehidupannya
o Tidak berhubungan dengan kekuatan fisik dan
fungsinya, kualitas hidup orang cacat bisa lebih baik
dari orang normal
o Dipengaruhi oleh faktor kesehatan dan faktor non
kesehatan, tiap individu berbeda menilainya
o Diukur dengan alat-alat multidimensi
o Ukurannya sangat individual
Domain Kualitas Hidup
o Keluarga
o Teman
o Profesi
o Hiburan
o Spiritual * jangan sampai luput, ini penting
o Keuangan
o Kesehatan
Spiritualitas
o 90% populasi menyadari pentingnya keseimbangan
aspek spiritual dan kesehatan
o Jadi..Jika kita fokus hanya pada perawatan fisik
saja, maka kita ketinggalan perahu!
o Walau......, merawat rohani pasien tidak boleh
menghindari topik kematian
Mengukur kualitas perawatan paliatif
o Presentasi dari perawatan paliatif memuaskan atau
sangat memuaskan dapat dilihat seperti dibawah:
Kontrol nyeri - 95% (apakah dapat mengontrol
nyeri secara bagus)
Kontrol gejala selain nyeri - 92% (selain nyeri)
Dukungan kualitas hidup pasien - 89% (suport
pasien)
Dukungan untuk keluarga yang cemas - 84%
(suport keluarga)
Cara dimana pasien diberitahu penyakit terminal
pasien - 88% (tingkah laku kita)
Perawatan keseluruhan yang disediakan oleh
program perawatan paliatif - 95%
Hal hal yang perlu diperhatikan pada perawatan
paliatif
o Legal
o Keuangan
o Situasi kehidupan pasien
o Caregivers (pengasuh) (apakah ada caregiver atau
tidak, supaya bisa mengatur ada caregiver)
o Ketergantungan perawatan
o Kebutuhan domestik
Langkah awal
o Melakukan penilaian tentang penyakitnya supaya kita
arahkan ke perawatan terbaik, umunya sering
terombang-ambing pengobatan alternatif
Membangun jalur komunikasi
Mengembangkan istilah yang cocok pada tingkat
pengetahuan keluarga
Menentukan bagaimana struktur pengambilan
keputusan
o Menilai sistem koping (ketika mengalami stress koping
nya apa ?, supaya dapat melakukan prevensi)
Fisik, ekonomi, keluarga dan kepentingan
pasien.
Dukungan jaringan sosial untuk pasien dan
pengasuh
o Menilai spiritual dan kebudayan yang dipercayai
Pengatahuan kematian dari pasien dan keluarga
Pengalaman sebelumnya dengan kematian (saat
kematian dikremasi atau dibalsam)
Tatacara mengurus kematian yang ada pada
keluarga mereka
Keyakinan agama (harus paham dengan
kepercayaan yang lain)
Edmonton Symptom Assessment System (ESAS
Numerical Scale) Assess Patients Goal (Sistem
Penilaian Gejala Edmonton atau ESAS)
o Sebuah penilaian tentang kehandalan dan validitas
Sistem Penilaian Gejala Edmonton (ESAS)
L.A. Richardson BSc and G.W. Jones MSc
MD
CURRENT ONCOLOGYVOLUME 16,
NUMBER 1
ESAS cukup diandalkan, tetapi
Valid untuk gejala distress fisik
Tidak valid untuk gejala emosional,
karena gejala emosional sedikit
terekspresikan dengan depresi dan
ansietas
o Hal ini cukup untuk mengukur perawatan paliatif
secara kuantitatif

Komunikasi dan Informasi


o Perlu atau tidaknya pasien mengetahui saat kematian
itu tiba
o Tim medis bertanggungjawab memberikan penjelasan
kondisi pasien
o Memastikan tingkat pengetahuan mereka mengenai
kondisinya tidak terlalu banyak dan sedikit dengan
bahasa yang dimengerti
o Keluarga mungkin tidak siap untuk menghadapi
kematian, perlu dukungan
Sikap dan pendekatan tim paliatif terhadap aspek
psikis penderita menuju kematian

TAHAPAN PENJELASA SIKAP TIM


PSIKIS N PALIATIF
Penyangkalan Sikap Dokter dan anggota
(denial) menolak atas tim harus menyadari
Pasien kenyataan fase ini dan harus
masih yang menghargai harapan
menyangsik ditujukan penderita. Biarkan
an diagnosis dengan fase ini berlalu
dari dokter menyangkal (antara beberapa jam
Berpindah fakta. hingga beberapa
ke dokter bulan).
lain untuk
berobat
Dibutuhkan
dukungan
dan
pengertian
yang
sebaik
baiknya

Kemarahan Mengapa Anggota tim/keluarga


(=anger) saya yang harus mengerti
Kemarahan mendapat alasan/latar belakang
dilampiaska nasib ini? kemarahan pada fase
n pada Sering sikap ini dan tidak
peristiwa marah menanggapinya
apa saja ditujukan secara emosional.
Pasien mulai pada
mengeluh anggota
dokter dan tim/keluarga.
perawat
tidak bisa
merawat,
keluarga
kurang
perhatian
dsb
Diberi
pengertian
yang baik
sehingga
pasien
merasa
dihormati
dan fase ini
akan dapat
dilampaui

Tawar-menawar Penderita Anggota tim harus


Kelakuan mulai mengerti fase ini dan
penderita menerima tidak menganggap
menjadi kenyataan sepele. Beri hiburan
normal akan tetapi dengan mengarahkan
kembali dan mencoba ke segi religi.
kadang tawar
kadang menawar
terlalu baik (pada Tuhan
Hiburan atau anggota
dengan Tim) untuk
mengarahka menunda
n ke segi kematian
religi dapat (tunggu
dilakukan perkawinan
anak saya)

Anda mungkin juga menyukai