Anda di halaman 1dari 29

Diklat Teknis Menggambar Teknik Dasar bagi Guru SMK

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamien, Puji Syukur kehadirat Allah yang Maha Kuasa yang
senantiasa selalu melimpahkan Rahmat, Taufiq dan Hidayahnya kepada kita semua baik
nikmat kesehatan maupun kesempatan dalam memberikan motivasi dan inspirasi sehingga
terselesainya bahan ajar ini.

Selanjutnya saya selaku Calon Widyaiswara yang mengikuti Program Diklat Calon
Widyaiswara diharuskan menyusun bahan ajar, sebagai salah satu persyaratan dan untuk
melengkapi tugas yang dimasudkan, maka saya menyusun bahan ajar tersebut dengan
judul: Menggambar Proyeksi

Bahan ajar ini ditulis berdasarkan informasi yang didapatkan dari Referensi dan
Modul serta bacaan lainnya yang mendukung. Selain itu bahan ajar ini juga dapat
dipergunakan untuk penyampaian keterampilan, sikap dan pengetahuan yang dibutuhkan
dalam suatu proses pembelajaran. Penekanan utamanya adalah tentang apa yang dapat
dilakukan seseorang setelah mengikuti pelatihan. Salah satu karakteristik yang paling
penting dari pelatihan yang berdasarkan kompetensi adalah penguasaan individu secara
aktual di tempat kerja.
Pada struktur pembahasan tulisan ini kemungkinan jauh dari sasaran dan
kesempurnaan yang diharapkan, maka kami selaku penulis mengharapkan kritikan yang
membangun dan respon positif agar tulisan ini akan lebih spesifik dan terstruktur.

Kiranya atas sumbangsih fikiran baik dari pembimbing, maupun rekan-rekan


seprofesi diucapkan terima kasih.

Menggambar Proyeksi 0
Diklat Teknis Menggambar Teknik Dasar bagi Guru SMK

DAFTAR ISI
Hal
DAFTAR ISI............ 1
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 2
A. Latar Belakang....................................................................................... 2
B. Deskripsi Singkat................................................................................... 2
C. Tujuan Pembelajaran............................................................................. 3
D. Materi Pokok dan Sub Materi pokok..................................................... 3

E. Petunjuk Belajar...................................................................... 3
BAB II. PROYEKSI PIKTORIAL...................................... 5
A. Pengertian Proyeksi................................................... 5
B. Gambar Pandangan Tunggal ( Piktorial )............................................... 6
C. Gambar Isometrik dari Bentuk Benda Sederhana.............................. 7
D. Gambar Isometrik Sebuah Lingkaran............................ 7
E. Rangkuman............................................................................................. 8
F. Latihan.................................................................................................... 8
BAB III. PROYEKSI ORTOGONAL....................................................................... 9
A. Ruang Lingkup Proyeksi Ortogonal........................................................ 9
B. Gambar Pandangan Majemuk ( Ortogonal ) ............................ 10
C. Membaca Gambar Dua Dimensi............. 17
D. Penyajian Proyeksi Ortogonal Pada Gambar Kerja........................... 18
E. Rangkuman ............................................................................................ 23
F. Latihan.................................................................................................... 23
BAB IV. PENUTUP................................................................................................. 25
A. Kesimpulan............................................................................................. 25
B. Implikasi................................................................................................ 25
C. Tindak Lanjut......................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 27

Menggambar Proyeksi 1
Diklat Teknis Menggambar Teknik Dasar bagi Guru SMK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahan ajar ini akan mempelajari tentang prinsip prinsip dasar menggambar PROYEKSI.
Ilmu proyeksi pada gambar adalah suatu hal yang sangat penting untuk diketahui bagi
seorang teknik dengan memanfaatkan keterampilan tangan yang memadukan cara
berpikir untuk menjelmakan sebuah pedoman yang dapat dimengerti oleh orang lain.
Bahan Ajar ini merupakan salah satu Bahan Ajar yang digunakan dalam pelatihan ini.
Sehingga Bahan Ajar ini terkait dengan Bahan Ajar yang lainnya. Adapun keterkaitannya
adalah sebagai berikut:

Prinsip Dasar Gambar Teknik


Anda di sini

Menggambar Proyeksi

Menyiapkan gambar Sket

Menggambar Detail

Mengenal Gambar Autocad

B. Deskripsi Singkat
Sesuai dengan judul materi bahan ajar ini penulis mencoba membahas tentang
pengertian proyeksi, dasar-dasar gambar proyeksi piktorial dan proyeksi orthogonal
(kwadran I dan proyeksi Kwadran III) yang selama ini merupakan prinsip-prinsip dasar
gambar teknik sebagai pedoman dalam pengetahuan dan keterampilan khususnya
guru guru SMK sebagai salah satu kompetensi yang perlu ditingkatkan. Hasil yang
akan didapat setelah mempelajari bahan ajar ini Peserta diklat akan mampu
menggambar Proyeksi dalam bentuk isometri, Dimetri, Oblik dan proyeksi ortogonal
disertai dengan penyajian proyeksi pada gambar kerja untuk pekerjaan pemesinan.

Menggambar Proyeksi 2
Diklat Teknis Menggambar Teknik Dasar bagi Guru SMK

C. Tujuan Pembelajaran
1) Kompetensi dasar
Setelah mengikuti materi ini, peserta diklat mampu menerapkan gambar proyeksi di
bidang Pemesinan dengan baik.

2) Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat :

a. Menggambar objek sederhana dengan mempergunakan Proyeksi Piktorial


b. Menggambar objek sederhana dengan mempergunakan Proyeksi Ortogonal

D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


1. Proyeksi Piktorial
A. Pengertian Proyeksi
B. Gambar Pandangan Tunggal (Piktorial)
C. Gambar Isometrik dari bentuk benda sederhana
D. Gambar Isometrik dari sebuah Lingkaran

2. Proyeksi Ortogonal
A. Ruang Lingkup Proyeksi Ortogonal
B. Gambar Pandangan Majemuk (Ortogonal)
C. Membaca gambar dua dimensi
D. Penyajian proyeksi Ortogonal pada gambar kerja

E. Petunjuk Belajar
Setelah selesai mempelajari Bahan Ajar ini, peserta diklat mampu menggambar dengan
baik. Bahan Ajar ini merupakan pokok-pokok mengenai prinsip dasar proyeksi pada gambar
teknik. Untuk mempelajari Bahan Ajar ini langkah langkah yang harus diperhatikan dan
dilakukan antara lain :
1. Persiapkan alat dan bahan sebagai berikut :
a. Meja gambar.
b. Penggaris.

c. Sablon huruf, bentuk ( geometri ).


d. Pensil.

Menggambar Proyeksi 3
Diklat Teknis Menggambar Teknik Dasar bagi Guru SMK

e. Kertas gambar.
f. Peralatan lainnya : Penghapus, Jangka, Busur, Pita isolasi, dsb.

2. Bacalah dengan seksama setiap bab dan menjawab pertanyaan atau latihan dalam
setiap bab. Apabila belum dapat menjawabnya dengan sempurna, hendaknya
peserta diklat mengulang materi yang belum dikuasai.

3. Buatlah rangkuman sesuai dengan pemahaman anda untuk setiap bab yang dapat
mencerminkan isi materi keseluruhan dari bab tersebut.
4. Cermatilah langkah langkah kerja pada setiap kegiatan belajar sebelum
mengerjakan, bila belum jelas tanyakan kepada Instruktor/ Fasilitator.
5. Buatlah etiket gambar lebih dahulu sebelum memulai menggambar.
6. Kembalikan semua peralatan praktik yang digunakan.

Menggambar Proyeksi 4
Diklat Teknis Menggambar Teknik Dasar bagi Guru SMK

BAB II
PROYEKSI PIKTORIAL

Indikator keberhasilan : Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan bahwa :

Peserta dapat menggambar objek sedehana dengan mempergunakan Proyeksi


Piktorial.

A. PENGERTIAN PROYEKSI

Untuk mengetahui arti proyeksi, ingat saja kata proyektor yaitu alat untuk memproyeksikan
gambar pada suatu layar. Arti proyeksi ialah memindahkan suatu bentuk dari suatu sudut
pandang tertentu pada suatu ruang gambar. Berdasarkan paparan di atas, dalam gambar
teknik gambar proyeksi terdiri atas gambar tiga dimensi (piktorial) dan gambar dua dimensi
(ortogonal).

Pada gambar terdapat tiga titik A, B, C dan diantaranya terdapat sebuah bidang datar P. Jika
titik A dihubungkan dengan titik B dan C oleh garis-garis lurus, maka bidang P akan
dipotong garis AB di D dan AC di E. Titik-titik D dan E pada bidang P disebut proyeksi dari
titik A. Garis lurus AB dan AC disebut garis proyeksi , bidang P disebut bidang proyeksi dan
titik A disebut titik penglihatan.

D E

B C

Menggambar Proyeksi 5
Diklat Teknis Menggambar Teknik Dasar bagi Guru SMK

B. GAMBAR PANDANGAN TUNGGAL(PIKTORIAL)


Pada gambar tiga dimensi, bentuk benda dapat diketahui dengan cepat karena ketiga sisi dari
benda digambarkan. Sehingga gambar ini digunakan antara lain pada brosur, katalog.
Berikut disampaikan gambar tiga dimensi yang sering digunakan, yaitu :
1. Isometrik, sisi kiri dan sisi kanan mempunyai sudut kemiringan 300, skala sisi kiri, sisi
kanan dan pada arah tegak 1 : 1. Sehingga jika kita menggambar kubus maka akan
tergambar kubus .
2. Dimetri, sisi kiri mempunyai sudut kemiringan 70 sedangkan sudut kemiringan sisi kanan
420, skala sisi kiri dan pada arah tegak 1 : 1, skala pada sisi kanan 1 : 2. Sehingga jika kita
menggambar sebuah kubus akan tergambar menjadi sebuah balok.
3. Oblik ( miring ), sisi kiri merupakan garis mendatar dan sisi kanan mempunyai sudut
kemiringan 450, skala sisi kiri dan pada arah tegak 1 : 1, skala pada sisi kanan 1 : 2.
Sehingga jika kita menggambar sebuah kubus akan tergambar menjadi sebuah balok.

Gambar perspektif yang sering digunakan

Menggambar Proyeksi 6
Diklat Teknis Menggambar Teknik Dasar bagi Guru SMK

C. GAMBAR ISOMETRIK DARI BENTUK BENDA SEDERHANA

Penggambaran sebuah benda sederhana tanpa bagian yang menonjol seperti gambar di
bawah dilaksanakan dengan menggambar isometri selubung segi empat dari benda tersebut
Dengan memindahkan ukuran-ukuran a,b,c dan d pada sisi selubung segi empat, maka sisi
dari bidang akan diperoleh.

e
b

D. GAMBAR ISOMETRIK DARI SEBUAH LINGKARAN

d1

d2

(a) (b)

Menggambar Proyeksi 7
Diklat Teknis Menggambar Teknik Dasar bagi Guru SMK

E. RANGKUMAN

1. Proyeksi ialah memindahkan suatu bentuk dari suatu sudut pandang tertentu pada suatu
ruang gambar
2. Isometrik, sisi kiri dan sisi kanan mempunyai sudut kemiringan 300, skala sisi kiri, sisi
kanan dan pada arah tegak 1 : 1. Sehingga jika kita menggambar kubus maka akan
tergambar kubus .
3. Dimetri, sisi kiri mempunyai sudut kemiringan 70 sedangkan sudut kemiringan sisi kanan
420, skala sisi kiri dan pada arah tegak 1 : 1, skala pada sisi kanan 1 : 2. Sehingga jika kita
menggambar sebuah kubus akan tergambar menjadi sebuah balok.
4. Oblik ( miring ), sisi kiri merupakan garis mendatar dan sisi kanan mempunyai sudut
kemiringan 450, skala sisi kiri dan pada arah tegak 1 : 1, skala pada sisi kanan 1 : 2.
Sehingga jika kita menggambar sebuah kubus akan tergambar menjadi sebuah balok.

F. LATIHAN

1. Apa yang dimaksud dengan proyeksi ?


2. Berapa sudut kemiringan dari ISOMETRI ?
3. Apa pengertian dari bidang proyeksi ?
4. Coba anda gambarkan Isometri, Dimetri dan Oblik dari gambar sebuah benda
sederhana berikut kedalam kertas gambar A4.

Menggambar Proyeksi 8
Diklat Teknis Menggambar Teknik Dasar bagi Guru SMK

BAB III
PROYEKSI ORTOGONAL

Indikator keberhasilan: Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan bahwa :

Peserta dapat menggambar objek sederhana dengan mempergunakan proyeksi


ORTOGONAL

A. RUANG LINGKUP PROYEKSI ORTOGONAL


Pada gambar teknik mesin, terutama pada gambar kerja dipergunakan cara proyeksi
orthogonal. Gambar orthogonal dipergunakan untuk memberikan informasi yang lengkap
dan tepat dari suatu benda tiga dimensi. Untuk mendapatkan hasil demikian, bendanya
diletakkan dengan bidang-bidangnya sejajar dengan bidang proyeksi, terutama sekali bidang
yang penting diletakkan sejajar dengan bidang proyeksi vertikal.

Bentuk yang rumit ternyata sulit untuk diinformasikan dengan gambar tiga dimensi, misalkan
bagian-bagian yang terhalang atau gambar sebuah ulir. Dengan alasan tersebut maka gambar
kerja pada umumnya digambar menggunakan proyeksi ortogonal (gambar dua dimensi).

Prinsip proyeksi ortogonal adalah dengan membayangkan bahwa benda tiga dimensi
diproyeksikan pada bidang-bidang yang saling tegak lurus (ortogonal), sehingga dihasilkan
gambar dua dimensi yang disebut pandangan (tampak). Setelah itu bidang-bidang yang saling
tegak lurus tersebut dibentangkan menjadi bidang datar, bidang datar itulah yang menjadi
bidang gambar.

Proyeksi orthogonal pada umumnya tidak memberikan gambaran lengkap dari benda hanya
dengan satu proyeksi saja. Biasanya diambil tiga bidang tegak lurus, dan dapat ditambah
dengan bidang bantu bila diperlukan. Bendanya diproyeksikan pada tiap-tiap bidang proyeksi
untuk memperlihatkan benda tersebut pada bidang dua dimensi. Dengan menggabungkan
gambar-gambar proyeksi tersebut akan diperoleh gambaran jelas dari benda dimaksud.
Bidang-bidang proyeksi yang utama digunakan adalah bidang horizontal dan vertical,
seperti gambar. Bidang ini membagi seluruh ruang dalam empat kwadran. Jika benda yang
akan digambar diletakkan di kwadran pertama, maka cara ini disebut proyeksi kwadran/

Menggambar Proyeksi 9
Diklat Teknis Menggambar Teknik Dasar bagi Guru SMK

sudut pertama ( Proyeksi Eropa ) dan jika bendanya diletakkan pada kwadran ketiga, maka
cara proyeksi ini disebut proyeksi kwadran/ sudut ketiga (Proyeksi Amerika).

Gambar-gambar pandangan pada umumnya digambar menurut cara proyeksi sudut


pertama atau sudut ketiga.

B. GAMBAR PANDANGAN MAJEMUK ( PROYEKSI ORTOGONAL )

Menurut ISO, gambar dua dimensi yang standar ialah metode proyeksi sudut pertama (first
angle projection/proyeksi eropa/metode e) dan metode proyeksi sudut ketiga (third angle
projection/proyeksi amerika/metode a), penggunaan kedua cara ini tergantung dari kebiasaan
masing-masing perusahaan.
B.1. Metode e
Jika hasil hasil gambar proyeksi sudut pertama dan proyeksi sudut ketiga dibandingkan, maka
akan terlihat bahwa gambar yang satu merupakan kebalikannya gambar yang lain, dilihat dari
segi susunannya. Oleh karena itu pembedaannya sangatlah penting. Harus dicatat bahwa dua
cara proyeksi ini jangan dipakai bersamaan. Lambang untuk metode e, biasanya disimpan
pada bagian bawah dari ruang gambar atau pada kepala gambar.

Menggambar Proyeksi 10
Diklat Teknis Menggambar Teknik Dasar bagi Guru SMK

Gambar lambang metode e

Gambar proses metode e

Menggambar Proyeksi 11
Diklat Teknis Menggambar Teknik Dasar bagi Guru SMK

Gambar Tiga Pandangan Metode E

Prinsip Yang Sama Dari Paparan Tadi Diterapkan Pada Gambar Berikut Ini

Gambar Penerapan Metode E


Gambar berikut memperlihatkan cara menggambar enam pandangan menurut metode e, yaitu
pandangan depan (utama/a), atas (b), kiri (c), kanan (d), bawah (e) dan belakang (f).

Menggambar Proyeksi 12
Diklat Teknis Menggambar Teknik Dasar bagi Guru SMK

Gambar Enam Pandangan Metode E

Gambar berikut merupakan pandangan depan, kanan dan atas dari metode a. Pandangan
kanan dan atas mengacu pada pandangan depan, untuk pandangan kanan dilihat dari sebelah
kanan pandangan depan, ditarik dan digambar pada sebelah kanan pandangan depan. Dengan
cara sama, untuk pandangan atas, dilihat dari sebelah atas, ditarik dan digambar pada sebelah
atas pandangan depan.

Menggambar Proyeksi 13
Diklat Teknis Menggambar Teknik Dasar bagi Guru SMK

B.2.Metode a
Lambang untuk metode a, biasanya disimpan pada bagian bawah dari ruang gambar atau pada
kepala gambar.

Gambar lambang metode a

Gambar proses metode a

Menggambar Proyeksi 14
Diklat Teknis Menggambar Teknik Dasar bagi Guru SMK

GAMBAR 1.6 PROSES METODE A (TIGA PANDANGAN BALOK)

Pada uraian gambar berikut, disampaikan gambar-gambar yang mudah dipahami tentang
bagaimana cara membuat gambar dua dimensi dengan mudah. Gambar berikut merupakan
pandangan depan, kiri dan atas dari metode e. pandangan kiri dan atas mengacu pada
pandangan depan, untuk pandangan kiri dilihat dari sebelah kiri pandangan depan, didorong
dan digambar pada sebelah kanan pandangan depan. dengan cara sama, untuk pandangan
atas, dilihat dari sebelah atas, didorong dan digambar pada sebelah bawah pandangan depan.

Menggambar Proyeksi 15
Diklat Teknis Menggambar Teknik Dasar bagi Guru SMK

Gambar Tiga Pandangan Metode A

Prinsip yang sama dari paparan tadi diterapkan pada gambar berikut ini.

Gambar Penerapan Metode A

Gambar berikut memperlihatkan cara menggambar enam pandangan menurut metode a, yaitu
pandangan depan (utama/a), kanan (b), atas (c), kiri (d), bawah (e) dan belakang (f).

Menggambar Proyeksi 16
Diklat Teknis Menggambar Teknik Dasar bagi Guru SMK

Gambar Enam Pandangan Metode A

C. MEMBACA GAMBAR DUA DIMENSI


Sangat diperlukan keterampilan membaca gambar dengan cepat bagi orang teknik, yaitu
menafsirkan bentuk tiga dimensi dengan berdasarkan gambar dua dimensi karena gambar
kerja pada umumnya disajikan dalam bentuk proyeksi ortogonal (gambar dua dimensi).

Paparan berikut ini adalah langkah-langkah (terutama bagi yang baru mempelajari gambar
teknik) untuk menafsirkan bentuk dengan berdasarkan gambar dua dimensi:
1) Membuat balok asal, ukuran diambil dari pandangan depan dan atas (kiri).
2) Memindahkan pandangan, pandangan dipindahkan pada sisi balok, ukuran diambil dari
masing-masing bagian.
3) Menaksir bentuk, dalam contoh dengan mengacu pada pandangan depan dapat
disimpulkan bahwa bagian kanan kosong, menurut pandangan atas, bagian depan yang
kosong.
4) Garis bantu dihilangkan, supaya bentuk lebih jelas.

Menggambar Proyeksi 17
Diklat Teknis Menggambar Teknik Dasar bagi Guru SMK

5) Memeriksa gambar dengan cara membandingkan antara gambar tiga dimensi yang telah
dibuat dengan gambar dua dimensi.

Gambar cara membaca gambar

D. PENYAJIAN PROYEKSI ORTOGONAL PADA GAMBAR KERJA


Pemilihan pandangan
Pandangan suatu benda yang memberikan informasi terbanyak, dinyatakan sebagai
pandangan utama atau pandangan depan.

Gambar Pemilihan pandangan

Menggambar Proyeksi 18
Diklat Teknis Menggambar Teknik Dasar bagi Guru SMK

Jumlah pandangan
Jumlah pandangan (termasuk potongan) yang dibutuhkan disesuaikan dengan keperluan
tanpa dapat menimbulkan keraguan, misalnya untuk benda silindris dengan bentuk yang
sederhana cukup digambar satu pandangan.

Gambar Jumlah pandangan

Posisi gambar
Posisi gambar, terutama pandangan depan harus digambarkan sesuai dengan kedudukan
utama saat dibuat ( proses pembuatannya di mesin )

Gambar posisi gambar

Pandangan setempat
apabila cara penyajian dapat dilakukan tanpa
menimbulkan keraguan, maka diperbolehkan
memberikan pandangan setempat, sebagai ganti
pandangan utuh untuk benda simetri. Pandangan
setempat harus digambarkan dengan metode
proyeksi sudut ketiga (metode a), tidak bergantung
pada cara penyajian yang dipakai pada gambar.

Gambar pandangan setempat

Menggambar Proyeksi 19
Diklat Teknis Menggambar Teknik Dasar bagi Guru SMK

Perpotongan yang sebenarnya

Perpotongan geometri sebenarnya bila tampak


sebenarnya harus digambarkan dengan garis tebal
kontinyu, apabila terhalang, digambarkan dengan
garis putusputus.

Gambar perpotongan yang sebenarnya

Penggambaran perpotongan yang disederhanakan


Pengambaran perpotongan geometrik sesungguhnya yang disederhanakan atau garis
perpotongan maya dapat diberlakukan pada perpotongan :

 Antara dua silinder : garis lengkung perpotongan


dapat diganti dengan garis lurus;

Gambar perpotongan dua silinder

 Antara suatu silinder dengan prisma


segi empat : pergeseran garis lurus
perpotongan dapat diabaikan.

Gambar perpotongan silinder dengan prisma segi empat

Catatan : Penggambaran perpotongan yang disederhanakan harus dihindari, apabila hal itu
mempengaruhi pengertian gambar, misalnya pada gambar bentangan.

Menggambar Proyeksi 20
Diklat Teknis Menggambar Teknik Dasar bagi Guru SMK

Ujung poros berpenampang bujursangkar


untuk menghindari pernggambaran pandangan atau
potongan tambahan, ujung poros berpenampang
bujursangkar, dapat ditunjukan dengan diagonal,
dibuat dari garis tipis kontinyu.

Gambar ujung poros berpenampang bujur sangkar

Pandangan bendabenda simetri


Untuk menghemat waktu dan ruang, suatu objek simetri dapat digambar sebagian
saja.
Garis simetri ditunjukan dengan dua garis pendek sejajar pada ujungnya, yang
digambarkan dengan tegak lurus pada garis sumbu.

Cara lain adalah dengan menggambarkan garisgaris gambar pada benda tersebut
sedikit melewati sumbusumbu simetri. Dalam hal ini, garis pendek sejajar dapat
ditinggalkan.

Gambar pandangan benda simetri yang tidak digambar penuh

Catatan :
Pemakaian dalam praktik, kehatihatian diperlukan untuk untuk menggambarkan
benda dengan cara ini, agar tidak menimbulkan salah penafsiran.

Menggambar Proyeksi 21
Diklat Teknis Menggambar Teknik Dasar bagi Guru SMK

Pandangan yang terselang (diperpendek)


untuk menghemat ruangan, suatu benda yang panjang dapat digambarkan sebagian
dengan memotongnya. Batas pemotongan bagian-bagian ini digambarkan
berdekatan satu dengan yang lain, menggunakan garis tipis kontinyu bergelombang.

Gambar gambar yang diperpendek

Penggambaran bagian yang berulang

Apabila dalam suatu gambar terdapat beberapa bagian


gambar yang mempunyai bentuk dan ukuran sama, cara
penggambarannya dapat disederhanakan dengan
menggambarkan satu bagian yang berulang. Walaupun
demikian, jumlah, macam dan letak bagian berulang harus
ditunjukkan.

Gambar penggambaran bagian yang berulang

Elemen digambarkan dalam skala yang lebih besar


Dalam hal skala yang terlalu kecil, sehingga rincian suatu bagian benda tidak dapat
ditunjukkan atau diberi ukuran, maka bagian tersebut dapat dibingkai dengan garis
tipis kontinyu dan diberi pengenal dengan huruf besar. Bagian yang dibingkai,
digambarkan dengan skala yang lebih besar, dengan disertai skala dan huruf
pengenalnya.

Menggambar Proyeksi 22
Diklat Teknis Menggambar Teknik Dasar bagi Guru SMK

Gambar Bagian yang diperbesar

E. RANGKUMAN
1. Prinsip proyeksi ortogonal adalah dengan membayangkan bahwa benda tiga dimensi
diproyeksikan pada bidang-bidang yang saling tegak lurus (ortogonal), sehingga dihasilkan
gambar dua dimensi yang disebut pandangan (tampak). Setelah itu bidang-bidang yang
saling tegak lurus tersebut dibentangkan menjadi bidang datar, bidang datar itulah yang
menjadi bidang gambar.
2. Menurut ISO ( International Standard Organization ) gambar dua dimensi yang standard
ialah metode Proyeksi sudut pertama ( First Angle Projection/ Proyeksi Eropa/Metode E )
dan metode Proyeksi sudut ketiga ( Third Angle Projection/ Proyeksi Amerika/ Metode A )

F. LATIHAN
1. Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan Proyeksi Ortogonal.
2. Apa perbedaan Proyeksi Eropa dan Proyeksi Amerika?
3. Jelaskanlah mengapa Proyeksi Eropa disebut juga proyeksi kwadran pertama dan
Proyeksi Amerika disebut proyeksi kwadran ketiga.
4. Tuliskan langkah langkah untuk menafsirkan bentuk dengan berdasarkan gambar dua
dimensi.

Menggambar Proyeksi 23
Diklat Teknis Menggambar Teknik Dasar bagi Guru SMK

5. Coba anda gambarkan Proyeksi Eropa dan Proyeksi Amerika dari gambar sebuah benda
sederhana berikut kedalam kertas gambar A4. Setelah itu bandingkan hasilnya.

Menggambar Proyeksi 24
Diklat Teknis Menggambar Teknik Dasar bagi Guru SMK

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam rangka peningkatan kualitas yang bertumpu pada kompetensi dibidang teknik dapat
diupayakan melalui pendidikan dan latihan. Menggambar Proyeksi salah satu kompetensi
yang harus dimiliki oleh guru sekolah menengah kejuruan. Pemahaman yang kurang akan
menimbulkan masalah ketika harus dijelaskan kepada peserta didik.
Pentingnya penerapan Proyeksi pada Gambar Teknik menuntut kita memahami prisip dasar
Proyeksi, baik pengertian secara umum maupun penjabarannya serta penerapannya pada
gambar kerja.

Langkah yang pertama penulis mengungkapakan hal yang mendasari prinsip dasar
proyeksi Piktorial, yakni cara pandang sebuah objek benda tiga dimensi dilihat dari sudut
pandang yang pusatkan. Cara menggambar sebuah kubus menjadi gambar kubus
(Isometri) dan balok (Dimetri).

Langkah yang kedua penulis juga mengungkapkan bahwa benda tiga dimensi
diproyeksikan pada bidang bidang yang saling tegak lurus (ortogonal), sehingga
dihasilkan gambar dua dimensi yang disebut pandangan (tampak). Dan menurut ISO
(INTERNATIONAL STANDARD ORGANIZATION) gambar dua dimensi yang standard
ialah metode Proyeksi sudut pertama ( First Angle Projection/ Proyeksi Eropa/Metode E )
dan metode Proyeksi sudut ketiga ( Third Angle Projection/ Proyeksi Amerika/ Metode A )

B. IMPLIKASI
Dimungkinkan setelah peserta diklat mengerjakan soal soal dan latihan dalam Bahan
Ajar Menggambar Proyeksi dan nilainya kurang dari 70 %, maka peserta diklat
disarankan untuk mendalami kembali materi Bahan Ajar ini.
Diharapkan indikator keberhasilan pembelajaran peserta diklat dapat mengembangkan
belajar yang optimal.

Menggambar Proyeksi 25
Diklat Teknis Menggambar Teknik Dasar bagi Guru SMK

Selanjutnya peserta diklat mampu menjawab inovasi perkembangan tentang


menggambar teknik, memecahkan masalah masalah yang timbul untuk menjawab
tantangan global baik didunia pendidikan kejuruan maupun didunia industri di Indonesia.

C. TINDAK LANJUT
Peserta diklat sebagai guru sekolah menengah kejuruan melalui menggambar proyeksi
mampu mengembangkan bahan ajar dan model(benda) sebagai objek sederhana
sebagai alat bantu mengajar sehingga turut serta mengembangkan sumber daya
manusia Indonesia. Setelah memahami Prinsip Menggambar Proyeksi Peserta diklat
dapat melanjutkan ke Bahan ajar selanjutnya yaitu : Menyiapkan Gambar Sket .

Menggambar Proyeksi 26
Diklat Teknis Menggambar Teknik Dasar bagi Guru SMK

DAFTAR PUSTAKA

1. Narayana, Dr. K.L. dan Dr. P. Kannaiah, K. Venkata Reddy. MACHINE DRAWING.
New Age Publihsers New Delhi 2006.
2. Stirling, Norman. An Introduction to Technical Drawing. DELMAR PUBLISHERS
NEW YORK 1977.
3. Sato, G. Takeshi dan N. Sugiarto Hartanto, Menggambar Mesin Menurut Standar
ISO, PT. Pradnya Paramita Jakarta, 1986
4. Winarno, Joko Modul Membaca Gambar Teknik Direktorat Dikmenjur Kementrian
Pendidikan Nasional Jakarta, 2005.

Menggambar Proyeksi 27
Diklat Teknis Menggambar Teknik Dasar bagi Guru SMK

BIO DATA PENULIS

Penulis dilahirkan di P. Brayan - Medan, 07


Mei 1977 merupakan anak pertama dari 5
bersaudara. Setelah lulus dari STM tahun
1995 melanjutkan pendidikan di Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara di Jurusan
Teknik Mesin dan selesai pada tahun 2001.
Sejak tahun 2007 s.d sekarang Penulis
adalah salah satu Instruktor di Departemen
Teknik Mesin PPPPTK bidang Bangunan
dan Listrik Medan.
Sebelumnya pernah menjadi Guru di SMK Swasta di Medan tahun 2001
2003 setelah menjadi Karyawan PT. Genta Nusa Gemilang Sub Kontraktor dari
PT. INALUM Kuala Tanjung tahun 2003 2005.
Pada tahun 2008 2009 Penulis sempat mengikuti International Leadership
Training yang diselenggarakan di Negara German atas kerja sama PPPPTK
Bangunan dan Listrik dengan Inwent German. Saat ini Penulis berdomisili di
Medan.

Menggambar Proyeksi 28

Anda mungkin juga menyukai