Anda di halaman 1dari 12

7 MACAM TARIAN TRADISIONAL

1. TARI BALI
Kesenian tari bali ini memang sangat di kagumi oleh banyak wisatawan asing seperti
wisatawan dari AS, Thailand, Australia, Jerman, Jepang dan juga Cina, karena mereka suka
dengan tarian anak bangsa indonesia yang semakin tersohor karena karya kesenian tari mereka
ini. Banyak sekali turis yang mau berkunjung untuk bisa belajar tari bali karena mereka suka
sekali dengan cerita dan juga pertunjukan seni bali itu sendiri, bali sangat banyak di temui
sanggar tari apa itu tari seperti tari leak atau tari legong yang sudah sangat terkenal sekali.

2. TARI SAMAN
Di antara beraneka ragam tarian dari pelosok Indonesia, tari saman termasuk dalam
kategori seni tari yang sangat menarik. Keunikan tari saman ini terletak pada kekompakan
gerakannya yang sangat menakjubkan. Para penari saman dapat bergerak serentak mengikuti
irama musik yang harmonis. Gerakan-gerakan teratur itu seolah digerakkan satu tubuh, terus
menari dengan kompak, mengikuti dendang lagu yang dinamis. Sungguh menarik, bukan? Tak
salah jika tari saman banyak memikat hati para penikmat seni tari. Bukan hanya dari Indonesia,
tapi juga dari.

3. TARI REOG PONOROGO


Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa timur bagian barat-laut
dan Ponorogo dianggap sebagai

kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak,
dua sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budaya daerah
di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan
yang kuat. Reog juga sangat menghibur turis-turis yang datang ke Indonesia dan Reogpun
menjadi salah satu tarian Indonesia yang mendunia.
4. TARI PENDET
Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di Pura,
sebuah tempat ibadat bagi umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan
penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Tarian ini diciptakan oleh I Wayan Rindi.
Rindi merupakan maestro tari yang dikenal luas sebagai penggubah tari pendet sakral yang bisa
di pentaskan di pura setiap upacara keagamaan. Tari pendet juga bisa berfungsi sebagai tari
penyambutan. Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet
menjadi tarian ucapan selamat datang, meski tetap mengandung anasir yang sakral-religius.
tari Pendet hingga saat ini menjadi tontonan wajib wisatawan yang berkunjung ke Pulau

5. TARI KECAK
Kecak (pelafalan: /ke.tak/, secara kasar KEH-chahk, pengejaan alternatif: Ketjak,
Ketjack), adalah pertunjukan seni khas Bali yang diciptakan pada tahun1930-an dan dimainkan
terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-
laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan cak dan
mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisanKera membantuRama
melawan Rahwana. Namun demikian, Kecak berasal dari ritual Sanghyang, yaitu tradisi tarian
yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar melakukan komunikasi dengan Tuhan atau
roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.
Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan
catur melingkari pinggang mereka. Selain para penari itu, ada pula para penari lain yang
memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sigriwa.

Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian sanghyang. Selain itu, tidak digunakan alat
musik. Hanya digunakan kincringan yang dikenakan pada kaki penari yang memerankan tokoh-
tokoh Ramayana.

Sekitar tahun 1930-an Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies
menciptakan tari Kecak berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana.
Wayan Limbak memopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-
nya. Hingga saat ini tari Kecak menjadi tarian yang di kenal dunia lawat ciri khasnya yang tidak
ada di negara manapun.
6. TARI KLASIK KRATON SURAKARTA
Disebut sebagai tari klasik Surakarta karena bersumber pada tradisi budaya di lingkungan
kraton. Semua gerakan baik itu tangan, kaki, badan maupun kepala memiliki aturan sendiri-
sendiri. Gerakan tertentu bahkan memiliki filosofi yang sarat pesan, tidak sekedar
melambangkan sebuah aktivitas. Belum lagi pakaian yang harus dikenakan dan musik yang
mengiringi. Unsur-unsur itulah yang membuatnya berbeda dengan tari-tarian rakyat yang
bersumber pada ekspresi masyakarat tempat dimana tarian itu berkembang. Menikmati tari
klasik jawa di tempatnya dilahirkan, ibarat menjadi bangsawan di masa kerajaan.
7. Tari Bedhaya Sang Amurwabhumi

Ken Arok yang memerintahkan Singasari depalan abad lampau bergelar Sri Radjasa
Bhantara sang Amurwabhumi itu bertandang di kraton Kasultanan Yogyakarta. Saat itu gending
mendayu-dayu di pendapa ndalem Wironegaran di suatu malam yang anggun. Dan sang
Amurwabhumi larut di sana, selama tiga puluh menit yang mempesona.
Begitulah kraton Yogyakarta membuka diri. Betapa sang Amurwabhumi hanya karya
tari bedhaya, tapi kraton Kasultanan Ngayogyakarta yang terawat baik hingga di jaman
kontemporer sekarang ini, tak menutup diri pada sejarah bangsanya, betapapun pahitnya
dia. Tari Bedhaya Sang Amurwabhumi itu diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X
setahun setelah dinobatkan menjadi raja Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Karya seni tari yang dicukil dari serat Pararaton itu mengkisahkan pergulatan asmara
serta kepemimpinan yang dipersembahkan Sultan HB X untuk mengenang ayahanda, Sri
Sultan HB IX. Pergelaran tari itu memperlihatkan gerak dan penataan koreografis tanpa
cacat dalam menggambarkan kisah Ken Arok dan sang Pradnya Paramitha Ken Dedes di
sebuah masa yang berbunga dan padat politik kerajaan itu.

Menari memang tak hanya sekedar menghafal gerak. Menari adalah efek ekspresi
jiwa, sehingga dengan begitu seluruh tubuh jumbuh, menyatu dalam sebuah kesatuan
gerak. Gerakan tubuh bukan sekedar interprestasi dari fisik semata-mata, tapi juga batin.
Roso. Perasaan.

Memang ada sebuah motif di sana. Pemerintahan Sang Amurwabhumi agaknya


mengusahakan harmoni antara kepercayaan Hindu dan Budha. Di kraton Yogyakarta ada
ketentraman budaya yang selalu diupayakan agar ia terawat baik, bagi kehidupan juga bagi
bangsanya.

Anda mungkin juga menyukai