Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1
terjadi, Tuan davis mungkin akan mengabaikan adanya kemungkinan mereka akan
kalah pada persidangan.
Bagaimana informasi tersebut disajikan, akan menjadi bias potensial kedua.
Robert Davis bisa mengidentifikasikan situasinya seperti dibawah ini :
Pilihan A Menyelesaikan diluar pengadilan dan menerima kehilangan 25 juta
dollar, atau
Pilihan B Menjalani persidangan dengan mengharapkan 50 persen kemungkinan
menang dari kekalahan sebesar 50 juta dolar
Pilihan alternatif untuk Tuan Davis
Pilihan C Menyelesaikan diluar persidangan dan bisa menyimpan 25 juta dollar
uang mungkin hilang akibat kekalahan di persidangan, atau
Pilihan D Menjalani persidangan dengan mengharapkan kemungkinan menang 50
persen atau dapat menyimpan 50 juta dollar.
2
Prilaku ini dapat menyia-nyiakan banyak sumber daya manusia yang potensial dalam
organisasi. Pelatihan dapat memberikan efek signifikan terhadap kualitas keputusan
manajerial.
3
5. Tingkat setiap Alternatif pada Setiap Standar
Seorang pembuat keputusan yang rasional akan mampu untuk mengukur secara hati-
hati, konsenkuensi potensial dari solusi alternatif yang dipilih pada setiap kriteria
yang diidentifikasikan.
6. Memperhitungkan Keputusan Optimal
Idealnya, setelah kelima langkah telah dilengkapi, proses perhitungan keputusan
optimal terdiri atas mengalikan efektivitas yang diharapkan dari setiap pilihan
dengan bobot dari setiap kriteria dengan tingkatan setiap kriteria pada setiap solusi
alternatif. Solusi dengan nilai ekpektasi paling tinggi harus dipilih.
Model dari pembuatan keputusan menyajikan asumsi bahwa kita telah mengikuti
enam langkah tersebut dengan cara yang rasional. Yaitu, para pembuat keputusan
diasumsikan:
(1) telah mendefinisikan masalah secara sempurna,
(2) mengidentifikasi semua kriteria,
(3) membobotkan semua kriteria berdasarkan semua prefensi secara akurat,
(4) mengetahui semua alternatif relevan,
(5) mengukur setiap alternatif berdasar setiap kriteria secara akurat,
(6) menghitung dan memilih alternatif dengan nilai tertinggi secara akurat.
BOUNDED RASIONALITAS
Model rasional didasarkan pada asumsi yang menjelaskan bagaimana keputusan
harus dibuat daripada menjelaskan bagaimana keputusan dibuat. Dalam hadiah
nobelnya, Simon (1957; March dan Simon, 1958) menyatakan bahwa penilaian
individual dibatasi pada rasionalitasnya dan kita dapat memahami lebih baik tentang
pembuatan keputusan dengan menjelaskan proses keputusan secara aktual, daripada
secara naratif. Pembatasan rasionalitas menyatakan bahwa pembuat keputusan
terkadang kekurangan informasi penting dalam mendefinisikan masalah, kriteria
relevan, dan sebagainya. Kendala waktu dan biaya membatasi kuantitas dan kualitas
dari informasi yang bersedia. Lebih lanjut, pembuat keputusan hanya menguasai
jumlah informasi yang sedikit. Akhirnya, keterbatasan intelegensi dan persepsi
menghalangi kemampuan pembuat keputusan untuk menghitung pilihan optimal dari
informasi yang ada secara akurat.
4
Wilayah pembuatan keputusan dapat dibagi menjadi dua bagian : studi tentang
model preskriptif dan studi tentang model deskriptif. Ahli keputusan preskriptif
terkait dengan metode penentuan untuk membuat keputusan optimal. Peneliti
keputusan deskriptif berkaitan dengan cara pembatasan dimana keputusan aktual
dibuat. Buku ini berdasarkan pada pendekatan deskriptif.
Mengapa menggunakan pendekatan deskriptif? Karena manajer membuat
ratusan keputusan setiap harinya, hampir tidak tersedia keputusan rasional yang
sistematis dan tidak memakan waktu. Kebanyakan keputusan signifikan dibuat
dengan penilaian daripada menetapkan model preskriptif. Mitzberg (1975)
menemukan bahwa rata-rata manajer terlibat dalam aktivitas yang berbeda setiap
sembilan menit. Ia menambahkan bahwa dalam pembuatan keputusan, manajer
cenderung menghindari data yang sulit (sistematis, analitis) dan bergantung pada
penilaian intuitif.
Walaupun konsep tersebut dibatasi rasionalitas, konsep tersebut tidak
memberitahu kita bagaimana penilaian bis amenjadi bias. Lima belas tahun setelah
penelitian Simon dipublikasikan, Kahneman dan tversky (1972, 1973, 1979; Tversky
dan Kahneman, 1971, 1073, 1974, 1981) melanjutkan penelitian yang telah
dilakukan oleh March dan Simon. Hasil penelitian mereka mengantar kita pada
pemahaman yang modern tentang penilaian. Mereka menyatakan bahwa orang-orang
bergantung pada jumlah strategi yang disederhanakan. Strategi yang disederhanakan
ini disebut Heuristics. Heuristics adalah standar peraturan yang secara implisit
mengarahkan penilaian kita. Konsep tersebut digunakan sebagai mekanisme untuk
mencakup semua lingkungan disekitar keputusan kita yang cenderung kompleks.
Secara umum, heuristics sangat membantu, namun penggunaannya kadang akan
membawa kita kepada beberapa kesalahan.
5
TEORI UTILITAS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
6
seharusnya hanya tergantung pada mereka yang memiliki hasil yang berbeda, bukan
pada hasil yang sama untuk kedua alternatif.
d. Transitivitas. Jika pembuat keputusan rasional lebih memilih hasil A ke B, dan hasil
hasil B ke C, maka orang tersebut harusnya lebih memilih hasil A daripada hasil C.
e. Kontinuitas. Untuk suatu hasil, seorang pembuat keputusan harus lebih suka
bertaruh antara hasil terbaik dan terburuk untuk hasil pasti diantara peluang terbaik
cukup baik.
f. Invarian. Prinsip invarian menetapkan bahwa pengambil keputusan seharusnya
tidak terpengaruh oleh cara alternatif disajikan.
Ekstensi
Setelah von Neumann dan Morgenstern (1947) mengajukan teori utilitas yang
diharapkan mereka, puluhan teoretikus lain mengembangkan ekstensi dan variasi. Salah
satu variasi yang paling penting adalah teori subjektivitas manfaat yang diharapkan.
Teori ini awalnya dikembangkan oleh Leonard Savage (1954). Perbedaan utama antara
teori Savage dan teori von Neumann dan Morgenstern adalah bahwa Savage
diperbolehkan untuk subyektif, atau pribadi, dan hasil yang probabilitas. Sebelum tahun
1954, probabilitas dalam teori utilitas yang diharapkan telah diperlakukan sebagai
probabilitas obyektif dalam arti klasik. Teori umum Savage menyatakan bahwa
probabilitas subjektif untuk memasukkan hasil kejadian orang-orang.
Generalisasi ini adalah kasus yang sangat penting ketika probabilitas obyektif
tidak dapat ditentukan sebelumnya atau ketika hasil hanya akan terjadi sekali. Sebagai
contoh, dalam kerangka teori utilitas subyektif yang diharapkan, masuk akal untuk
mempertimbangkan probabilitas dari suatu peristiwa diulang seperti perang nuklir di
seluruh dunia, meskipun tidak ada cara untuk menentukan kemungkinan perang nuklir
didasarkan pada frekuensi relatif. Sebaliknya, sulit untuk mengetahui apa yang
sebenarnya terjadi kemungkinan perang nuklirdalam konteks teori utilitas klasik.
Teoretikus lain telah meningkatkan teori utilitas klasik dalam cara-cara
tambahan. Sebagai contoh, Duncan Luce (1959) dan lain-lain telah mengembangkan
apa yang mereka sebu tdengan Stochastic Model yaitu pilihan model yang
memperlakukan preferensi seolah-olah mereka memiliki komponen acak. Sampai
Stochastic Model dikembangkan, teori utilitas memiliki waktu yang sulit menjelaskan
mengapa rasional untuk memilih sup satu hari dan salad berikutnya. Cara Luce
7
memecahkan masalah ini adalah untuk mengobati preferensi untuk sup dan salad
sebagai probabilistik, daripada pilihan yang tetap terjadi 100 persen dari waktu.
Ekstensi lebih lanjut atau alternatif untuk teori utilitas yang diharapkan telah
ditawarkan oleh Peter Fishburn (1984), Udar Karmarkar (1978), John Payne (1973), dan
Clyde Coombs (1975), di antara banyak lainnya. Dengan demikian, walaupun
diharapkan teori utilitas sering dibahas seolah-olah itu adalah salah satu teori terpadu,
tidak ada satu pun yang menerima teori utilitas. Teori utilitas yang diharapkan
sebenarnya adalah teori keluarga (meskipun teori utilitas yang diharapkan
seringdigunakan sebagai referensi singkat dengan teori yang dikembangkan oleh von
Neumann dan Morgersten).
8
PARADOKS DI DALAM RASIONALITAS DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
9
ELLSBERGS'S PARADOX
Pelanggaran terhadap prinsip cancellation juga dikemukakan oleh Daniel
Ellsberg (1961). Paradox Ellsberg mengungkapkan contoh sebagai berikut, kiranya
sebuah guci berisi 90 bola, 30 diantaranya berwarna merah, dan sisanya 60 bola
berwarna hitam dan kuning dalam proporsi yang tidak diketahui. Satu bola diambil dari
guci, dan warna bola tersebut akan menentukan hasil anda sesuai dengan tabel A.
Pada warna apa anda akan bertaruh, merah ataukan hitam ? kebanyakan orang
akan memilih warna merah (alternatif A) untuk menghidari ketidakpastian jumlah
campuran antara bola hitam dan kuning. Sedangkan jika anda dihadapkan pada
alternatif seperti Tabel B, maka bagaimanakah taruhan anda? Pada situasi yang kedua
ini kebanyakan orang akan bertaruh pada alternatif B, untuk menghindari ketidakpastian
yang berhubungan dengan rasio dari bola hitam dan kuning. Dengan kata lain,
kebanyakan orang akan memilih alternatif A untuk kasus yang pertama dan alternatif B
untuk kasus yang kedua.
Pada dua kasus di atas keduanya sudah setara dalam segala hal, kecuali bahwa
bola kuning pada kasus pertama tidak bernilai uang, dan pada kasus kedua bernilai $
100. Jadi, karena bola kuning selalu bernilai sama dalam kasus pertama dan kedua,
maka bola kuning tidak mempengaruhi pilihan yang dibuat untuk kedua kasus tersebut.
Hal ini sama seperti jarak yang sama tidak mempengaruhi pilihan terhadap dua mobil
(pada contoh prinsip cancellation), bertentangan dengan teori utilitas yang diharapkan,
bagaimanapun orang sering memilih perbedaan dalam dua permasalahan.
INTRANSITIVITY
Prinsip lainnya dalam pengambilan keputusan rasional adalah Prinsip
Intransitivitas, yang menyatakan bahwa seorang pembuat keputusan yang lebih memilih
hasil A dari hasil B, dan memilih hasil B dari hasil C, dan juga memilih hasil A
dibanding hasil C. Kiranya anda memiliki pilihan diantara tiga pelamar kerja, dan anda
memiliki informasi tentang intelegensi dan pengalaman kerja setiap pelamar. Keputusan
yang akan dibuat mengikuti aturan sebagai berikut, jika perbedaan IQ diantara dua
pelamar lebih dari 10 poin, maka pelamar dengan IQ tertinggi yang dipilih, tapi jika
10
perbedaan IQ diantara dua pelamar sama atau kurang dari 10 poin, maka pilih pelamar
dengan pengalaman kerja yang lebih lama.
11