1
Soekirman Kongres PERSAGI Jogya
APA SCALING UP NUTRITION
ITU ?
Atas desakan sejak 2008 dari 100 organisasi masyarakat, profesi,
pemerintahan berbagai negara, termasuk organisasi2 PBB, pada
September 2010 PBB mendeklarasikan adanya program global utk
mempercepat penurunan pravalensi masalah kurang gizi, terutama
Stunting di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Suatu program gizi global yang berupaya mengatasi semua faktor
langsung dan tidak langsung penyebab Stunting.
Suatu program gizi global yang tidak hanya melibatkan pemerintah
tetapi juga swasta dan masyarakat, termasuk perguruan tinggi,
secara internasional, regional, nasional dan daerah.
Suatu program gizi global yang didasarkan data ilmiah Lancet
2008 dan 2013 (evidence based) yang a.l. memperkenalkan best
practices dalam menangani Stunting melalui 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) dengan pendekatan intervensi spesifik dan
intervensi sensitif.
November 25, 2014
2
Soekirman Kongres PERSAGI Jogya
Prevalence of
Stunting
PAPER 1
Source : The Lancet Maternal and Child Undernutrition Series (2008)
Prevalence of Stunting in Indonesia
by Province (Riskesdas 2010)
Laut Sulawesi
Indonesia: 35,6 %
0
200
400
km
< 20 % (0 province) 30-39,9 % (18 province)
0
200
400
mm
November 25, 2014 20-29,9 % (8 province) 40 % (7 province)
4
Soekirman Kongres PERSAGI Jogya
ANAK PENDEK / STUNTING
USIA SAMA TINGGI BEDA
37% = 1 DARI 3 ANAK - PENDEK
5
Soekirman Kongres PERSAGI Jogya
ANAK PENDEK KURANG GIZI TERSEMBUNYI
Pertumbuhan
yg Hilang
Gangguan
NORMAL
Pertumbuhan
INDONESIA
7
Soekirman Kongres PERSAGI Jogya
SUN BERUPAYA MEMPERKECIL DAMPAK
STUNTING DAN MENCEGAH NCD
8
Soekirman Kongres PERSAGI Jogya
MENGAPA SUN ?
1. Karena masalah Kekurangan Gizi yang belum dapat
dituntaskan di banyak negara berkembang: anak
pendek, kurus, anemi dan KVA.
2. Muncul Masalah Gizi baru: Beban Ganda Masalah Gizi
kurang gizi (kurus, pendek) sekaligus kelebihan gizi
(gemuk/obes).
3. Lancet 2008/2013: meta-analisis mengungkap
kompleksitas faktor penyebab anak pendek dan upaya
mengatasi/mencegahnya Intervensi Spesifik dan
Intervensi Sensitif.
4. Sasaran global WHO 2013: menurunkan 40% prevalensi
Stuting dan menghentikan kenaikan prevalensi anak
gemuk.
November 25, 2014
9
Soekirman Kongres PERSAGI Jogya
MENGAPA SUN ?
5. MDGs 2000-2015 dg 8 goal-nya, mengabaikan aspek gizi
(World Bank 2006) tdk ada goal spesifik gizi - hanya
implisit pada goal ke-1: Kemiskinan dan Kelaparan.
6. Rekomendasi para Ekonom Dunia di Copenhagen 2008,
2012 - (Copenhagen Consensus) investasi di bidang
gizi perlu mendapat prioritas dalam pembangunan
bangsa - One of the most compelling investment is to
get nutrients to the worlds undernourished. High
economic returns, high impact on economic growth
and poverty reduction.
7. SUN adalah upaya dunia untuk mempercepat penang-
gulangan masalah anak pendek secara menyeluruh
(spesifik & sensitif) langsung di bawah koordinasi
SekJen PBB.
10
November 25, 2014
Soekirman Kongres PERSAGI Jogya
LINTAS SEKTOR-MULTI
DISIPLIN
INTERVENSI SPESIFIK INTERVENSI SENSITIF
(KESEHATAN) (NON KESEHATAN)
11
November 25, 2014
Soekirman Kongres PERSAGI Jogya
KUNCI PENCEGAHAN
ANAK PENDEK
12
November 25, 2014
Soekirman Kongres PERSAGI Jogya
MELINDUNGI REMAJA PEREMPUAN CATIN
SAMPAI
1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN
2 Tahun
13
November 25, 2014
Soekirman Kongres PERSAGI Jogya
APA MANFAAT SUN UNTUK INDONESIA
14
November 25, 2014
Soekirman Kongres PERSAGI Jogya
SUN MEMERLUKAN UPDATE
PENGETAHUAN KITA
Dari Copenhagen Consensus (ekonomi), Lancet
(epidemiologi), Riskesdas dll. Kita belajar bahwa:
Masalah gizi serius bukan GIZI BURUK, tetapi ANAK
KURUS DAN ANAK PENDEK
Fokus bukan lagi pada BALITA TAPI
PADA REMAJA CATIN & 1000 HPK
Beban ganda masalah gizi: kurus dan gemuk
dan dampak negatifnya.
15
November 25, 2014
Soekirman Kongres PERSAGI Jogya
UPDATING PENGETAHUAN
16
November 25, 2014
Soekirman Kongres PERSAGI Jogya
TERIMA KASIH
17
November 25, 2014
Soekirman Kongres PERSAGI Jogya