Anda di halaman 1dari 20

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Industri keripik pisang banyak tersebar di berbagai daerah di Indonesia

dan menjadi komoditi andalan mata pencaharian masyarakat setempat. Proses

pembuatan keripik pisang sangat mudah dan menggunakan peralatan bantu yang

sederhana. Mula-mula pisang diiris tipis dengan ketebalan kurang lebih 2 mm.

Pengirisan bisa dilakukan melintang atau memanjang sesuai dengan keinginan,

dan irisan pisang tersebut ditiriskan sejenak untuk menurunkan kadar airnya

sehingga siap untuk digoreng. Setelah masak, gorengan kripik pisang ini diangkat

dan ditiriskan. Untuk meningkatkan cita rasanya, dimasukan bumbu-bumbu

tambahan seperti air gula merah. Setelah dingin, keripik pisang dikemas dalam

pembungkus plastik yang kedap udara dan siap untuk dipasarkan.

Kualitas keripik pisang ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu rasa dan

kerenyahan serta bentuk irisan yang tidak pecah / rusak. Cara mengiris pisang

merupakan salah satu kendala utama dalam menghasilkan keripik pisang yang

berkualitas. Kebanyakan industri keripik pisang masih menggunakan cara manual,

dengan menggunakan pisau untuk mengiris pisang, sehingga hasil irisan tidak

optimal. Disamping itu, ada beberapa home industry yang menggunakan pisau

yang diletakkan pada piringan berputar. Jika pisang masih panjang, proses

pengirisan dapat dilakukan dengan mudah. Akan tetapi jika pisang sudah pendek

(karena sudah diiris), maka irisan pisang yang dihasilkan banyak yang sobek.

Oleh karena itu, selain kurang higienis, ketebalan irisan pisang. Yang dihasilkan

tidak seragam. Padahal ketebalan irisan sangat mempengaruhi kerenyahan dari

keripik pisang. Untuk itu perlu dilakukan perancangan mesin pengiris pisang yang

1
2

mampu menghasilkan irisan pisang dengan ketebalan yang seragam, lebih

higienis, aman, serta dapatmeningkatkan kapasitas produksi.

Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah sejak lama digunakan dan

perkembangannya mengikuti dengan perkembangan kebudayaan manusia.

Penggunaan alat dan mesin pertanian dimanfaatkan untuk memperbaiki dan

meningkatkan kesejahteraan rakyat guna mendapatkan hasil produksi yang lebih

besar dengan efisiensi sumber daya manusia, efisiensi waktu dan biaya yang lebih

hemat.

Perubahan-perubahan untuk memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan

rakyat yang dilakukan pemerintah sekarang berjalan dengan diarahkan pada

semua sektor. Tidak terkecuali sektor pertanian. Pertanian memiliki peranan yang

sangat penting bagi kesejahteraan rakyat. Berhasilnya sektor pertanian akan

berdampak pada ketahanan pangan.

Hasil-hasil pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan harus memiliki

penanganan pasca panen yang baik. Penanganan yang dilakukan diusahakan

memperhatikan tingkat standarisasi mutu yang diizinkan. Penanganan yang tidak

baik akan berdampak pada kualitas bahan yang buruk, harga jual yang rendah,

serta dapat menimbulkan kerugian bagi para produsen hasil-hasil pertanian

tersebut.

Pengiris merupakan salah satu bentuk operasi pengecilan ukuran dengan

cara pemotongan. Tujuan dari pengiris adalah memperkecil ukuran bahan hingga

membentuk chips. Kualitas hasil pengiris sangat tergantung pada karakteristik

mata pisau, sedangkan efisiensi pengiris sangat dipengaruhi oleh sifat geometri

dan kondisi kinematik bagian fungsional.


3

Alat pengiris pisang ini menggunakan mata ketam mesin yang dipasang

pada piringan yang berputar pada porosnya sebagai media untuk mengiris pisang

dengan ukuran ketebalan yang dapat diatur dengan mengatur jarak mata pisau

terhadap landasan piringannya. Pada alat ini penulis menggunakan motor listrik

sebagai sumber tenaganya. Kemudian motor listrik dihubungkan dengan silinder

pengiris agar berputar. Putaran silinder tersebut nantinya akan mengiris bahan.

Alat pengiris ini juga dilengkapi dengan hopper sebagai wadah masuknya bahan

sehingga bahan lebih mudah teriris dan tidak mudah terlontar keluar.

Tujuan Penelitian

Menguji besarnya rpm yang dihasilkan dengan mencobakan berbagai diameter

pulley pada alat pengiris pisang mekanis

Kegunaan Penelitian

1. Bagi penulis yaitu sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan

syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Keteknikan

Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

2. Bagi mahasiswa, sebagai informasi pendukung untuk melakukan penelitian

lebih lanjut mengenai alat pengiris pisang mekanis.

3. Bagi masyarakat, khususnya bagi pengusaha makanan agar dapat membantu

proses produksi lebih efektif dan efisien.

Hipotesa Penelitan

Diduga adanya pengaruh dari besar masing-masing diameter pulley

terhadap besarnya putaran putaran (rpm)yang dihasilkan dan kapasitas produksi

yang dihasilkan.
TINJAUAN PUSTAKA

Pisang

Sejarah pisang

Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di

Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika

(Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut

dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang.

Botani pisang

Klasifikasi botani tanaman pisang adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Keluarga : Musaceae

Genus : Musa

Spesies : Musa Paradisiaca, Linn.

Jenis pisang dibagi menjadi tiga:

1) Pisang yang dimakan buahnya tanpa dimasak yaitu M. paradisiaca var

Sapientum, M. nana atau disebut juga M. cavendishii, M. sinensis. Misalnya

pisang ambon, susu, raja, cavendish, barangan dan mas.

2) Pisang yang dimakan setelah buahnya dimasak yaitu M. paradisiaca forma

typicaatau disebut juga M. paradisiaca normalis. Misalnya pisang nangka, tanduk

dan kepok.

3) Pisang berbiji yaitu M. brachycarpa yang di Indonesia dimanfaatkan daunnya.

Misalnya pisang batu dan klutuk.

4
5

4) Pisang yang diambil seratnya misalnya pisang manila (abaca). (Anonimous

2011)

Pengolahan Makanan

Pengolahan makanan adalah kumpulan metode dan teknik yang digunakan

untuk mengubah bahan mentah menjadi makanan atau mengubah makanan

menjadi bentuk lain untuk konsumsi oleh manusia atau hewan di rumah atau oleh

industri pengolahan makanan. Pengolahan makanan membutuhkan ladang bersih

dan telah panen atau produk hewan yang disembelih dan penjual daging dan

menggunakannya untuk memproduksi produk makanan menarik, dapat dipasarkan

dan tahan lama. Proses yang sama digunakan untuk membuat pakan hewan.

Contoh ekstrim pengolahan makanan meliputi penyiapan ikan fugu mati atau

konsumsi dibawah gravitasi nol (Anonimous, 2010).

Dalam proses pengolahan hasil pertanian atau perkebunan menjadi produk

olahan bahan jadi (final product) dan bahan setengah jadi (semifinal product).

Untuk bahan industri pangan dan non pangan secara garis besar dapat

digambarkan sebagai berikut:


6

Proses

Hasil Product
Pertanian

Operasi

Gambar 1. Proses pengolahan hasil pertanian menjadi produk olahan

Pengolahan

Alat peralatan dan


mesin-mesin. Hasil olahan
Bahan mentah Pengolahan secara Fisik,
kimiawi, mikrobiologi
dan biokimia
Gambar 2. Proses pengolahan bahan mentah menjadi produk olahan

(Setyohadi, 2006).

Bahan mentah sering berukuran lebih besar daripada kebutuhan, sehingga

ukuran bahan ini harus diperkecil. Operasi pengecilan ukuran ini dapat dibagi dua

kategori utama, tergantung kepada apakah bahan tersebut bahan cair atau bahan

padat. Apabila bahan padat, operasi pengecilan disebut penghancuran dan

pemotongan, dan apabila bahan cair disebut emulsifikasi atau atomisasi.

Penghancuran dan pemotongan mengurangi ukuran bahan padat dengan kerja

mekanis, yaitu membaginya menjadi partikel-partikel lebih kecil. Penggunaan

proses penghancuran yang paling luas di dalam industri pangan barangkali adalah

dalam penggilingan butir-butir gandum menjadi tepung, akan tetapi penghancuran

ini dipergunakan juga untuk berbagai tujuan, seperti penggilingan jagung untuk

menghasilkan tepung jagung, penggilingan gula dan penggilingan bahan pangan

kering seperti sayuran. Pemotongan dipergunakan untuk memecahkan potongan


7

besar bahan pangan menjadi potongan-potongan kecil yang sesuai untuk

pengolahan lebih lanjut, seperti dalam penyiapan daging olahan (earle, 1969).

Logam yang Digunakan

Baja Tahan Karat

Baja tahan karat (stainless steel) mempunyai seratus lebih jenis yang

berbeda - beda. Akan tetapi, seluruh baja itu mempunyai satu sifat karena

kandungan kromium yang membuatnya tahan terhadap karat. Baja tahan karat

dapat dibagi ke dalam tiga kelompok dasar, yakni baja tahan karat berlapis ferit,

berlapis austenit, dan berlapis martensit. Baja tahan karat martensit mengandung

0,1 % C, 13 % Cr, dan 0,5 % Mn ini dapat didinginkan untuk memperbaiki

kekuatannya, tetapi tidak menambah kekerasan. Baja ini seringkali disebut besi

tahan karat dan digunakan khususnya untuk peralatan gas turbin dan pekerjaan

dekoratif. Apabila baja ini digunakan untuk alat-alat pemotong maka terlebih

dahulu ditemper atau disepuh pada temperatur sekitar 1800C, dan jika digunakan

untuk pegas terlebih dahulu ditemper pada temperatur sekitar 4500C (Amanto dan

Daryanto, 1999)

Elemen Mesin

Motor listrik

Motor listrik dapat digolongkan menjadi dua golongan sesuai dengan

sumber arus listrik, yaitu motor listrik arus searah atau DC dan motor listrik arus

bolak-balik atau AC. Motor listrik AC yang kecil banyak dipakai pada peralatan

rumah tangga misalnya alat cukur, alat kecantikan, alat dapur, dan sebagainya.

Sedangkan motor listrik yang besar banyak digunakan pada kompresor,


8

penggiling jagung, dan alat-alat bengkel atau pabrik. Dasar utama yang

menyebabkan motor berputar ialah reaksi antar kutub magnet. Kutub yang senama

tolak-menolak dan kutub yang tak senama tarik-menarik. Reaksi medan magnet

listrik pada stator dan medan magnet penghantar yang dialiri arus listrik

(Hartanto, 1997).

Prinsip kerja motor listrik

Pada motor listrik tenaga listrik dirubah menjadi tenaga mekanik. Perubahan

ini dilakukan dengan merubah tenaga listrik menjadi magnet yang disebut sebagai

elektro magnit. Sebagaimana kita ketahui bahwa : kutub-kutub dari magnet yang

senama akan tolak-menolak dan kutub-kutub tidak senama, tarik-menarik. Maka

kita dapat memperoleh gerakan jika kita menempatkan sebuah magnet pada

sebuah poros yang dapat berputar, dan magnet yang lain pada suatu kedudukan

yang tetap (Anonimous, 2010).

Motor listrik sering digunakan sebagai tenaga penggerak dibandingkan

dengan jenis tenaga-tenaga yang lain karena :

1. Dapat disesuaikan : motor dapat digunakan di hampir setiap lokasi

termasuk di dalam air.

2. Otomatis : motor dengan mudah dikontrol dengan alat otomatis.

3. Rapi : sebuah unit kecil memperkembangkan sejumlah kekuatan besar

secara bersama-sama.

4. Dapat dipercaya : motor listrik secara khusus untuk pekerjaan jarang

mengalami gangguan.

5. Ekonomis

6. Efisien : motor listrik memiliki efisiensi hingga 95 %.


9

7. Perawatan mudah : jika melindungi dari debu dan kotoran, motor hanya

membutuhkan sedikit perawatan.

8. Tenang : motor secara umum lebih tenang dari pada mesin yang di

jalankan.

9. Aman : apabila dipasang dengan tepat, dipelihara, dan digunakan, motor

sangat aman untuk dioperasikan.

10. Mudah dioperasikan : tidak membutuhkan banyak pelatihan untuk

mengoperasikan motor (Cooper, 1992).

Motor listrik mempunyai keuntungan sebagai berikut :

1. Dapat dihidupkan dengan hanya memutar sakelar

2. Suara dan getaran tidak menjadi gangguan

3. Udara tidak ada yang diisap, juga tidak ada gas buang, karena itu tidak

perlu mengukur polusi lingkungannya atau membuat ventilasi

4. Motor DC mempunyai daya besar pada putaran rendah. Di lain pihak

motor AC yang menggunakan sumber daya umum tidak mudah

mengubah putarannya

Di lain pihak, motor listrik juga memiliki kekurangan sebagai berikut :

1. Motor listrik membutuhkan sumber daya, kabelnya harus dapat

dihubungkan langsung dengan stopkontak, dengan demikian tempat

penggunaannya sangat terbatas panjang kabel

2. Kalau dipergunakan baterai sebagai sumber daya, maka beratnya akan

menjadi besar

3. Secara umum biaya listrik lebih tinggi dari harga bahan bakar minyak
10

4. Untuk menghasilkan daya yang sama dihasilkan oleh sebuah motor

pembakaran, maka motor listrik akan lebih berat

(Soenarta dan Furuhama, 2002).

Roda Gigi

Bila sebuah mesin mempunyai susunan yang kompak dan letak poros

saling berdekatan, untuk pemindahan gaya digunakan roda gigi. Penggunaaan

roda gigi menghasilkan konstruksi yang lebih kokoh dan meniadakan sejumlah

besar gerakan yang hilang tak berguna. Prinsip kerja pasangan roda gigi yaitu

penyaluran atau pemindahan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan

dihubungkan langsung antara roda gigi yang satu dengan roda gigi yang lain. Pada

sistem ini pun tidak mungkin terjadi slip karena masing-masing roda gigi saling

berhubungan secara langsung (Smith and Wilkes, 1990).

Dalam hal penggolongan roda gigi dibedakan atas tiga keadaan sesuai

dengan kedudukan yang diambil poros yang satu terhadap yang lain, yaitu:

1. Poros sejajar satu sama lain (roda gigi silindrik)

2. Poros saling memotong (roda gigi kerucut)

3. Poros saling menyilang (poros gigi sekrup)

(Stolk dan Kross, 1981).

Puli ( Pulley )

Pulley merupakan komponen mesin yang paling banyak dipakai untuk mesin

industri, mesin perkakas, maupun dalam bidang otomotif. Ada beberapa tipe

pulley yaitu:
11

1. Pulley tipe V

2. Pulley timming

3. Pulley variable (pulley V bisa di setting besar kecil).

4. Pulley round (alur U).

5. Loss Pulley biasa sebagai adjustment).

Sudut alur dalam satu jenis pulley biasanya berbeda-beda. Semakin kecil

pulley maka semakin kecil/pendek area contact line, untuk itu agar daya

cengkeram belt lebih kuat/tidak selip maka sudut alur diperkecil

(Anonimous, 2009).

Pulley sabuk dibuat dari besi cor atau dari baja. Pulley kayu tidak banyak

lagi dijumpai. Untuk konstruksi ringan diterapkan pulley dari paduan aluminium.

Pulley sabuk baja terutama cocok untuk kecepatan sabuk yang tinggi (diatas 35

m/det) (Stolk dan Kross, 1981).

Gambar 3. Puli

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan pulley V ini adalah besi

tuang kelabu. Alasan menggunakan besi tuang kelabu adalah tahan panas, tahan

korosi, mampu meredam getaran, mudah didapat dan murah harganya. Pola dibuat

pola pejal belahan dengan bahan dari kayu mahoni. Dan untuk pembuatan cetakan
12

menggunakan pasir silica dan water glass sebagai pengikat dengan proses CO2.

Sedangkan proses peleburan menggunakan dapur kupola. Dalam proses

pengecoran akan terjadi perubahan bentuk akibat dari proses pembekuan logam

cair. Hal ini dapat diatasi dengan penambahan penyusutan dan penambahan

permesinan, sehingga didapatkan bentuk dimensi yang sesuai dengan yang kita

inginkan dan tecapai produk yang berkualitas (Malik, 2002).

Keuntungan jika menggunakan puli:

1) Bidang kontak sabuk-puli luas,

2) Tegangan puli biasanya lebih kecil sehingga lebar puli bisa dikurangi.

3) Tidak menimbulkan suara yang bising dan lebih tenang.

Jarak yang jauh antara dua poros sering tidak memungkinkan transmisi

langsung dengan pasangan roda gigi. Dalam demikian, cara transmisi putaran dan

daya lain yang dapat diterapkan adalah dengan menggunakan sebuah sabuk atau

rantai yang dibelitkan di sekeliling puli atau sproket pada poros. Jika pada suatu

konstruksi mesin putaran puli penggerak dinyatakan n1 dengan diameter dp dan

puli yang digerakkan n2 dan diameternya Dp, maka perbandingan putaran

dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:

N1 d p
= ( 1 )
n2 D p

( Roth dkk., 1982 ).

Pemasangan puli antara lain dapat dilakukan dengan cara:

- Horizontal, pemasangan puli dapat dilakukan dengan cara mendatar

dimana pasangan puli terletak pada sumbu mendatar.


13

- Vertikal, pemasangan puli dilakukan secara tegak di mana letak pasangan

puli adalah pada sumbu vertikal. Pada pemasangan ini akan terjadi getaran

pada bagian mekanisme serta penurunan umur sabuk

( Mabie and Ocvirrk, 1967 ).

Sabuk-V

Sabuk/belt berfungsi untuk memindahkan putaran dari poros satu lainnya,

baik putaran tersebut pada kecepatan putar yang sama maupun putarannya

dinaikkan maupun diperlambat, searah dan kebalikannya. Sabuk V terbuat dari

karet dan mempunyai penampang trapesium. Sabuk V dibelitkan di sekitar alur

pulley yang berbentuk V pula. Transmisi sabuk yang bekerja atas dasar gesekan

belitan mempunyai beberapa keuntungan karena murah harganya, sederhana

konstruksinya dan mudah untuk mendapatkan perbandingan putaran yang

diinginkan. Transmisi tersebut telah digunakan dalam semua bidang industri,

misalnya mesin-mesin pabrik, otomobil, mesin pertanian, alat kedokteran, mesin

kantor dan alat-alat listrik. Kekurangan yang ada pada sabuk ini adalah terjadinya

slip antara sabuk dan pulley sehingga tidak dapat dipakai untuk putaran tetap atau

perbandingan transmisi yang tetap (Daryanto, 1993).

Sabuk bentuk trapezium atau V dinamakan demikian karena sisi sabuk

dibuat serong, supaya cocok dengan alur roda transmisi yang berbentuk V. kontak

gesekan yang terjadi antara sisi sabuk V dengan dinding alur menyebabkan

berkurangnya kemungkinan selipnya sabuk penggerak dengan tegangan yang

lebih kecil dari pada sabuk yang pipih. Dalam kerjanya, sabuk V mengalami

pembengkokan ketika melingkar melalui roda transmisi.

Susunan khas sabuk V terdiri atas :


14

1. Bagian elastis yang tahan tegangan dan bagian yang tahan kompresi

2. Bagian yang membawa beban yang dibuat dari bahan tenunan dengan

daya rentangan yang rendah dan tahan minyak sebagai pembalut.

(Smith dan Wilkes, 1990).

Adapun faktor yang menentukan kemampuan sabuk untuk menyalurkan

tenaga tergantung dari :

1. Regangan sabuk pada pulley

2. Gesekan antara sabuk dan pulley

3. Lengkung persinggungan antara sabuk dan pulley

4. Kecepatan sabuk (makin cepat sabuk berputar makin kurang terjadi

regangan dan singgungan). (Pratomo dan Irwanto, 1983).

Sabuk-V mempunyai penampang trapesium yang terbuat dari karet, tenunan

atau semacamnya digunakan sebagai inti sabuk untuk membawa tarikan yang

besar. Sabuk-V dibelitkan di sekeliling alur puli yang berbentuk V. Selain

koefisien gesek dan kekuatannya, harganya yang relatif murah membuat sabuk-V

lebih sering dipakai (Sularso dan Suga, 2004).

Adapun kelebihan sabuk-V adalah sebagai berikut:

- Rasio kecepatan yang tepat tidak pernah dipertahankan

- Slip yang terjadi tidak lebih dari 1-2 %

- Efisiensi penyaluran daya (dengan mengabaikan kehilangan daya pada

bantalan shaft) berkisar 97-99 %

- Mampu meredam beban mendadak

- Tidak memerlukan pelumasan

- Tidak berisik
15

- Dapat dioperasikan pada kecepatan linear lebih dari 5000 rpm

Sedangkan kelemahan dari sabuk-V adalah sebagai berikut:

- Tidak dapat digunakan pada jarak yang panjang

- Tidak cocok untuk beban yang berat pada kecepatan rendah

(Daywin dkk, 2008).

Mekanisme Pembuatan Alat

Dalam pekerjaan bengkel alat dan mesin, benda kerja yang akan dijadikan

dalam bentuk tertentu sehingga menjadi barang siap pakai dalam kehidupan

sehari-hari, maka dilakukan proses pengerjaan dengan mesinmesin perkakas,

antara lain mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, mesin frais, mesin skrap, mesin

asah, mesin gerinda, dan mesin yang lainnya (Daryanto, 1984).

Motor listrik sering digunakan sebagai tenaga penggerak dibandingkan

dengan jenis tenaga-tenaga yang lain karena dapat disesuaikan : motor dapat

digunakan di hampir setiap lokasi termasuk di dalam air (Cooper, 1992).

Pemasangan puli antara lain dapat dilakukan dengan cara vertikal,

pemasangan puli dilakukan secara tegak di mana letak pasangan puli adalah pada

sumbu vertikal. Pada pemasangan ini akan terjadi getaran pada bagian mekanisme

serta penurunan umur sabuk (Mabie and Ocvirk, 1967).


BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pertanian, Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan pada bulan Februari sampai Maret

2012

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pisang, kawat

las, baut dan mur, plat aluminium, support siku, plat siku, mata pisau, motor

listrik, bearing (bantalan), sabuk V (V belt), cat dan puli (pulley) dengan ukuran:

8 inci tipe A1 ,9 inci tipe A1, 10 inci tipe A1

Adapun alat-alat yang digunakan adalah mesin las, mesin bubut, mesin

bor, mesin gerinda, mistar siku, jangka sorong, water pass, kunci pas dan ring,

gergaji besi, timbangan, ember, stopwatch, kalkulator, alat tulis, dan komputer.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode perancangan percobaan rancangan

acak lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri dari satu faktor yaitu diameter

pulley pada alat pengiris.

Adapun diameter pulley yang diuji adalah :

d1 = 8 inci

d2 = 9 inci

d3 = 10 inci

16
17

Banyaknya ulangan pada masing-masing perlakuan sebanyak tiga kali

ulangan. Sehingga kombinasi perlakuan (tc) sebanyak 3x3 = 9,

maka jumlah ulangan minimum perlakuan (n) adalah :

Tc(n-1) 15

9 (n-1) 15

9n 9 15

n 2.67

n3

Jumlah ulangan dilakukan sebanyak 3.

Pelaksanaan Penelitian

Komponen Alat

Alat pengiris pisang mekanis ini mempunyai beberapa bagian penting,

yaitu:

1. Kerangka Alat

Kerangka alat ini berfungsi sebagai pendukung komponen lainnya, yang

terbuat dari besi siku. Alat ini mempunyai panjang 75 cm, tinggi 70 cm, dan

lebar 60 cm.

2. Piringan Pengiris

Piringan pengiris adalah komponen utama yang akan mengiris bahan. Pada alat

ini digunakan mata pisau pengiris yang diameter piringan pengiris 30 cm dan

tebal piringan sebesar 0,8 cm dengan sudut kemiringan mata pisau pengiris

lebih kurang 45o . Piringan pengiris ini berputar searah dengan arah putaran

motor listrik.
18

3. Motor Listrik

Motor listrik berguna sebagai sumber penggerak. Pada alat ini digunakan

motor listrik berkekuatan 0,25 HP.

4. Lubang Pemasukan

Lubang pemasukan (Hopper) berguna untuk memasukkan bahan yang akan

diiris pada piringan pengiris. Dimensi hopper , ukuran lubang bagian atas

dengan panjang 25 cm, lebar 20 cm, ukuran lubang bagian bawah dengan

panjang 20 cm, lebar 5,5 cm dan tinggi 15 cm.. Hopper ini terbuat dari bahan

alumunium.

5. Pengumpan

Pengumpan (Feeder) berguna untuk memasukkan bahan yang akan diiris pada

piringan pengiris. Bahan yang akan diiris yang turun dari hopper didorong

secara manual menuju pisau pengiris.

6. Saluran pengeluaran

Saluran pengeluaran ini berguna untuk menyalurkan bahan yang sudah diiris

dengan piringan pengiris ke tempat penampungan bahan hasil parutan.

Persiapan bahan

1. Disiapkan bahan yang akan diiris (dalam penelitian bahan yang diiris adalah

pisang).

2. Dikupas dan dibersihkan pisang yang akan diiris.

3. Ditimbang bahan (pisang) yang akan diiris (dimana dalam penelitian berat

bahan adalah 3 kg) dalam satu kali ulangan.

4. Pisang siap untuk di iris.


19

Prosedur Penelitian

Adapun prosedur pengujian alat adalah :

1. Dipasang pulley sesuai dengan diameter yang diinginkan.

2. Ditimbang bahan yang akan diiris sebanyak 3 kg

3. Dinyalakan alat pengiris pisang mekanis.

4. Dimasukkan bahan ke dalam saluran pemasukan.

5. Dicatat waktu yang dibutuhkan untuk mengiris bahan.

6. Dihitung kapasitas alat, kapasitas hasil, dan kerusakan hasil.

7. Perlakuan tersebut diulangi sebanyak 3 kali ulangan

Parameter yang Diamati

1. Kapasitas Efektif Alat (kg/jam)

Pengukuran kapasitas alat dilakukan dengan membagi berat bahan yang

diparut terhadap waktu yang dibutuhkan untuk mengiris bahan.

BB
KA = ( 2 )
T
Keterangan:

KA = kapasitas alat (kg/jam)

BB = berat bahan yang telah diiris (kg)

T = waktu yang dibutuhkan untuk mengiris bahan (jam)

2. Persentase Bahan yang Tidak Teriris

Kriteria bahan yang tidak teriris yaitu bahan yang hancur, bahan dalam

bentuk butiran serta bahan berbentuk setengah lingkaran.


20

Pengukuran persentase bahan yang tidak teriris dapat ditentukan dengan

rumus:

BTT
% Ptt = x 100 % ............................................................ ( 3 )
BA

Dimana:

Ptt : persentase pisang yang tidak teriris (%)

BTT : bahan yang tidak teriris (kg)

BA : berat bahan awal kg)

3. Persentase Bahan yang tertinggal di dalam alat (%)

Kriteria bahan yang tertinggal dalam alat adalah semua semua bahan maupun

hasil irisan yang tertinggal dalam: saluran pemasukan, ruang pengirisan, dan

saluran pengeluaran. Pengukuran persentase bahan yang tertinggal di dalam

alat dapat ditentukan dengan rumus:

BT
% Pt = x 100 % ............................................................ ( 4 )
BA

Dimana:

Pt : persentase pisang yang tertinggal di dalam alat (%)

BT : bahan yang tertinggal di alat (kg)

BA : berat bahan awal (kg)

Anda mungkin juga menyukai