Anda di halaman 1dari 5

DINAMIKA PARTIKEL http://klaudya-tamaleroh.blogspot.

com/2011/10/dinamika-
partikel.html

Dinamika partikel adalah cabang mekanika yang mempelajari gerak suatu partikel
dengan meninjau penyebab geraknya. Gerak dari suatu partikel dipengaruhi oleh sifat-
sifat dan susunan benda lain yang ada disekitarnya. Persoalan pengaruh lingkungan yang
mempengaruhi gerak suatu partikel telah dipecahkan oleh Issac Newton (1642-1727)
yang digambarkan dengan menggunakan hanya tiga hukum sederhana yang dinamakan
dengan hukum Newton tentang gerak.
1. Hukum I Newton
Hukum pertama Newton menyatakan bahwa sebuah benda dalam keadaan diam atau
bergerak dengan kecepatan konstan akan tetap diam atau bergerak dengan kecepatan
konstan kecuali ada gaya eksternal yang berpengaruh pada benda tersebut.
Kecenderungan dari sifat benda seperti itu disebutkan bahwa benda mempunyai
kelembaman, sehubungan dengan itu, hukum I Newton sering disebut hukum
kelembaman/inersia.
Hukum pertama Newton tidak membuat perbedaan antara benda yang diam dengan
benda yang bergerak dengan kecepatan konstan, pertanyaan apakah suatu benda sedang
diam atau bergerak denan kecepatan konstan bergantung pada kerangka dimana benda
tersebut diamati. Hukum pertama Newton berlaku pada kerangka acuan yang inersial,
yaitu kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan konstan atau diam.
2. Hukum II Newton
Pada hakikatnya, hukum pertama dan hukum kedua Newton dianggap sebagai definisi
gaya. Gaya adalah suatu pengaruh pada sebuah benda yang menyebabkan benda
mengubah kecepatannya atau mengalami percepatan. Arah gaya sama dengan arah
pecepatan yang ditimbulkan oleh gaya tersebut jika gaya itu adalah satu-satunya gaya
yang bekerja pada benda yang bermassa. Massa adalah sifat intrinsik sebuah benda yang
mengukur resistansinya terhadap percepatan. Jika gaya Fdikerjakan pada benda bermassa
m1, dan menghasilkan percepatan a1, maka
F = m1a1
Jika gaya yang sama dikerjakan pada benda kedua yang massanya m 2 dan menghasilkan
percepatan a2 maka
F = m2a2
Dengan menggabungkan kedua persamaan diatas kita dapatkan
F = m1a1= m2a2
Atau
Hubungan tersebut dapat digunakan untuk menentukan perbandingan massa-massa
partikel yang diukur dari pengukuran yang terjadi pada m1 dan m2. Jika m1dipilih
sebagai satuan massa maka massa partikel lain dapat ditentukan. Massa dari benda yang
ditentukan dengan cara tersebut dinamakan dengan perbandinganmassa Inersia
Dari definisi tentang gaya dan massa diatas, Newton menyatakan dalam hukum II
Newton, yaitu laju perubahan momentum benda terhadap waktu berbanding lurus
dengan resultan gaya yang bekerja pada benda dan besarnya sama dengan gaya tersebut
Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa percepatan berbanding lurus dengan gaya
yang bekerja dan berbanding terbalik dengan massa benda. Atau dapat dikatakan besar
percepatan benda bila dikalikan dengan massanya akan sama dengan besar gaya yang
bekerja pada benda tersebut.
Momentum sebuah partikel secara matematis didefinisikan sebagai hasil kalimassa
dengan kecepatan, sedangkan secara fisisnya momentum sebuah partikel dianggap
sebagai ukuran kesulitan untuk mendiamkan suatu benda.
Hukum kedua Newton dalam kaitannya dengan momentum dapat dituliskan
3. Hukum III Newton
Hukum ketiga Newton kadang-kadang dinamakan hukum interaksi atau aksi reaksi.
Hukum ini menggambarkan sifat penting dari gaya, yaitu bahwa gaya selalu terjadi
bersama-sama.
Misalkan F12 adalah gaya yang dikerjakan oleh partikel 1 pada partikel 2, dan
F21 adalah gaya oleh partikel 2 pada partikel 1.
Persamaan ini dikenal dengan Hukum kekekalan momentum, dengan penjelasan jika
resultan gaya eksternal yag bekerja pada sistem sama dengan nol, maka vektor
momentum total sistem tetap konstan.
Momentum Sudut
Pada gerak rotasi momen inersia I merupakan analogi dari massa m dan kecepatan
sudut merupakan analogi dari kecepatan linear v, maka rumus momentum sudut dapat
ditulis sebagai
L=rxp
= r. p sin
=r.m
= r. mr
= mr2

Momentum sudut merupakan besaran vektor. Arah momentum sudut mengikuti aturan
tangan kanan, yaitu apabila keempat jari tangan kanan (selain jempol) dikepalkan
mengikuti arah rotasi benda, maka jempol yang teracung menunjukkan arah momentum
sudut.
Hubungan momentum sudut dengan momen gaya
Mengingat hubungan impuls dengan momentum Fdt = dp pada gerak linear, maka secara
analogi, pada gerak rotasi diperoleh
Ndt=dL
Keterangan :
L = Momentum sudut (kg.m2/s)
I = Momen inersia (kg.m2)
N = Momen gaya (N.m)

Kekekalan Momentum Sudut


F = m.a

Jika F = 0 maka dp = 0 atau p = konstanta hukum kekekalan momentum linear dari


persamaan diatas dapat diturunkan kaitan momentum sudut dengan momen gaya yaitu:

Jika = 0 maka L = konstan atau dengan kata lain momentum sudut sistem kekal.
Dari persamaan diatas kita peroleh jika tidak ada momen gaya luar yang bekerja pada
sistem , maka momentum sudut L konstan, atau dengan kata lain dapat disebut prinsip
kekekalan momentum sudut. Secara matematis, kekekalan momentum sudut ditulis
sebagai
L1=L2
GAYA FUNGSI POSISI
Usaha dan Energi
Konsep usaha yang dikerjakan oleh sebuah gaya, energi potensial dan energi kinetik
sangat penting dalam masalah dinamika. Usaha yang dilakukan pada sebuah partikel dw
oleh sebuah gaya hingga partikel tersebut berpindah sepanjang lintasan sejauh dr
dinyatakan:
Persamaan diatas juga dapat dituliskan dalam bentuk Karena adalah energi kinetik
partikel maka, diketahui bahwa besarnya usaha yang dikerjakan pada sebuah partikel
sama dengan perubahan energi kinetik partikel. Usaha dw bernilai negatif, ketika
momentum partikel yang bergerak berlawanan arah dengan gaya yang bekerja, sehingga
usaha akan mengurangi energi kinetik partikel.
Usaha oleh gaya F yang mengalami pergeseran dari titik ke titik dinyatakan dalam
integrasi :
Usaha adalah jumlah dari perubahan energi kinetik partikel
Fungsi dinamakan energi potensial. Integral dari usaha
Untuk gerak satu dimensi jika menimbulkan gaya hanya fungsi dari posisi
kemudian jumlah dari energi kinetik dan energi potensial adalah konstanta dan usahanya
sama dengan nol, ketika partikel tersebut bergerak mengelilingi suatu lintasan tertutup
dan kembali ke posisi semula, contohnya gaya pegas dan gaya gravitasi. Sedangkan gaya
desipatif adalah gaya yang usahanya tidak sama dengan nol dan bergantung pada lintasan,
contohnya gaya gesek.
Contoh problem gaya konservatif
1. Gaya pegas
2. gaya konservatif

2. Gaya Gravitasi
Dulu, diasumsikan bahwa g adalah konstan. Kenyataannya, gaya gravitasi antara dua
pertikel berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara keduanya (Hukum Gravitasi
Newton).

dimana G adalah konstanta gravitasi Newton, M adalah massa bumi, dan r adalah jarak
antara pusat bumi dengan benda. Dapat didefinisikan bahwa gaya sama dengan besarnya
ketika suatu benda berada pada permukaan bumi, sehingga , adalah percepatan gravitasi
pada permukaan bumi. R adalah jari-jari bumi (diasumsikan bola),. Dengan mengabaikan
beberapa gaya seperti hambatan udara.
Misalkan sebuah benda dilempar ke atas dengan laju awal diatas permukaan bumi,
dengan. Untuk penyelesaian, diperoleh hubungan,
GERAK KARENA GAYA SEBAGAI FUNGSI WAKTU ( Konsep Dari Impuls)
Jika gaya bekerja pada sebuah partikel , yang diketahu secara jelas sebagai sebuah
fungsi waktu, maka persamaan gerak, untuk massa konstan adalah :
Persamaan tersebut bisa diintegralkan secara langsung untuk memperoleh
Integral F(t) dt, dinamakan impuls. Ini akan sama dengan perubahan momentum
yang diberikan oleh suatu gaya F(t) yang bekerja pada suatu benda pada interval waktu
tertentu. ( Ini bisa kita rubah dengan nilai awal dari t sampai t0).
Kedudukan/posisi suatu partikel sebagai sebuah fungsi waktu bisa diperoleh
dengan mengintegralkan dua kali F(t),
Gaya sebagai fungsi kecepatan
Sering terjadi bahwa gaya yang terjadi pada sebuah benda merupakan fungsi dari
kecepatan benda. Contoh nyata, yaitu pada kasus hambatan viskositas yang bekerja pada
benda yang brgerak dalam fluida. Jika gaya dapat dinyatakan hanya sebagai fungsi
kecepatan saja:
Momen gaya merupakan salah satu bentuk usaha dengan salah satu titik sebagai
titik acuan. Misalnya anak yang bermain jungkat-jungkit dengan titik acuan adalah
poros jungkat-jungkit. Momen gaya adalah hasil kali gaya dan jarak terpendek arah garis kerja
terhadap titik tumpuh. Momen gaya sering disebut dengan momen putar atau torsi,
diberi lambang ( dibaca : tau ).

A. Momen Inersia Rotasi Benda Tegar


Benda tegar adalah benda padat yang tidak berubah bentuk apabila dikenai
gaya luar.
Resultan gaya putar dirumuskan sebagai berikut.

mi Ri2disebut
Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N . m yang setara dengan joule.
momen inersia atau momen kelembaman terhadap sumbu putar, yaitu
penjumlahan hasil kali massa tiap partikel dalam suatu benda tegar dengan kuadrat
jaraknya dari sumbu. Momen inersia dirumuskan sebagai berikut :

A. Persamaan Lain Gerak Rotasi Benda Tegar


Setiap benda berotasi pasti memiliki momentum sudut. Dengan cara yang
hampir sama pada gerak translasi, momentum sudut benda yang berotasi akan
memiliki nilai yang sebanding dengan momen inersia dan kecepatan
angulernya.Dalam dinamika rotasi, jika suatu benda berotasi terhadap sumbu
inersia utamanya maka momentum sudut total L sejajar dengan kecepatan anguler
dan selalu searah dengan sumbu rotasi. Momentum sudut (L) adalah hasil kali
momen kelembaman I dan kecepatan anguler . Momentum sudut dapat
dirumuskan sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai