Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH

FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

OLEH: TUTOR IV

ANNISA FEBRIANI NIA NURHAYATI


PUTRI
RAHMAT ALHAMDA
DIANA ZULHIJAH
RAHMI DAFAT MAYENI
ELSA MAYORI
RINI SUNDARI
KEZZIA PUTRI WAZANE
WITRI ANWAR
MUTIA WATI
YULITA AYU PURNAMA
NOVI FEBRIANI SARI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

YARSI SUMBAR BUKITTINGGI

TA : 2015/2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas kehadirat Allah

SWT serta nikmat ilmu dan limpahan Rahmat serta karunia_Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN.

Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

membantu dalam pembuatan makalah ini terutama kepada dosen

pengajar mata kuliah Sistem Pencernaan dan anggota kelompok yang

sangat kompak dan saling membantu untuk menyelesaikan tugas

makalah ini.

Makalah ini belum sepenuhnya sempurna dan masih banyak

terdapat kekurangan.Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan

saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan


makalah ini.Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca dan

memberikan informasi yang baru dan menambah pengetahuan bagi

kita semua.

Bukittinggi, April 2016

Tim Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................. i

Kata Pengantar ............................................................................ ii

Daftar Isi ...................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................. 1

A. Latar Belakang................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................ 2
C. Tujuan .............................................................................. 3

BAB II : PEMBAHASAN .................................................................. 4

A. FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN .................................... 4


B. PROSES PENCERNAAN
C. GANGGUAN PADA SISTEM PENCERNAAN

BAB III : PENUTUP ........................................................................ 20

A. Kesimpulan ...................................................................... 13
B. Saran ............................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem pencernaan manusia adalah sistem yang berfungsi untuk

melakukan proses makanan sehingga dapat diserap dan digunakan

oleh sel-sel tubuh secara fisika maupun kimia. Karbohidrat, protein,

dan lemak juga harus melalui proses pencernaan terlebih dahulu

sebelum diserap oleh tubuh. Selain itu juga vitamin, air dan mineral

juga langsung dapat diserap oleh tubuh.

Sistem pencernaan pada manusia terdapat dua yaitu pencernaan

kimiawi dan pencernaan mekanik.Alat-alat pencernaan pada manusia

adalah organ-organ tubuh yang berfungsi mencerna makanan yang


kita makan.Alat pencernaan makanan juga dapat dibedakan atas

saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.System pencernaan

pada manusia juga meliputi organ-organ yang terletak diluar yaitu,

pankreas, hati, dan kandung lambung.Sistem pencernaan pada

manusia terdiri dari rongga mulut, esophagus, lambung, usus besar,

usus halus, dan anus.Sistem pencernaan salah satu sistem terpenting

tubuh dimana tubuh kita dabat tumbuh dan berkembang juga

dipengaruhi proses kerja organ-organ sistem pencernaan, maka dari

itulah makalah ini dapat membantu kita mengerti dalam mempelajari

sistem perncernaan lebih lanjut.

Sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi

sebagai berikut: menerima makanan, memecah makanan menjadi

zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan), menyerap zat-zat

gizi ke dalam aliran darah, dan membuang bagian makanan yang

tidak dapat dicerna dari tubuh.

Dengan mempelajari sistem pencernaan, kita dapat memahami

keterkaitan yang terjadi pada sistem pencernaan makanan, sehingga

dapat mengetahui sistem pencernaan pada manusia.Selain itu kita

juga diharapkan dapat berusaha menjaga kesehatan pada organ

pencernaan serta dapat mencegah gangguan atau penyakit yang

mungkin timbul pada organ itu.

Sistem pencernaan terdiri dari saluran panjang yaitu saluran

cerna. Saluran ini dimulai dari mulut sampai dubur (anus) dan
berlangsungnya proses pencernaan juga dipengaruhi oleh kerja

kelenjar-kelenjar besar terkait, seperti liur, hati, dan pankreas yang

mencurahkan sekretnya ke dalam saluran tersebut.

Pada proses pencernaan, makanan mula-mula dijadikan bagian

yang kecil-kecil dengan cara menggigitdan mengunyah, kemudian

dihaluskan lebih lanjut oleh asam klorida dan enzim-enzim

percernaan. Enzim-enzim ini membantu memecahakan atau

menghidrolisis protein, karbohidrat dan lemak menjadi senyawa dasar

asam amino, monosakarida dan gliserida.Senyawa ini kemudian

diabsorpsi melalui dinding usus kedalam darah.

Jadi, pencernaan merupakan proses yang mengubah bahan

makanan menjadi zat yang dapat diserap kedalam peredaran darah.

Bahan-bahan yang tidak berguna dan sebagian yang toksis,

dikeluarkan berupa feses.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah anatomi dan fisiologi system pencernaan pada

manusia?
2. Bagaimana gangguan yang terjadi pada system pencernaan?
1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah di atas tujuan dari penulisan makalah

ini adalah untuk:

1. Mengetahui Pengertian sistem pencernaan


2. Mengetahui Fungsi sistem pencernaan
3. Mengetahui Organ- organ dalam sistem pencernaan
4. Mengetahui Proses pencernaan dalam tubuh
5. Mengetahui Gangguan pada sistem pencernaan

BAB II

PEMBAHASAN
1. Pengertian Sistem Pencernaan Pada Manusia

Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses

mengubah makanan dan menyerap sari makanan yang berupa nutrisi-

nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Sistem pencernaan juga akan

memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang

sederhana dengan bantuan enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh.

Sistem pencernaan pada manusia hampir sama dengan sistem

pencernaan hewan lain yaitu terdapat mulut, lambung, usus, dan

mengeluarkan kotorannya melewati anus. Proses pencernaan pada

manusia terbagi atas 5 macam yaitu:

1.1. Injesti

Adalah proses menaruh atau memasukkan makanan di mulut.

Biasanya menggunakan tangan atau menggunakan alat bantu

seperti sendok, garpu, sumpit, dan lain sebagainya.

1.2. Pencernaan Mekanik

Proses pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan

menjadi kecil dan lembut. Pencernaan mekanik dilakukan oleh gigi

dan alat bantu lain seperti batu kerikil pada burung merpati. Proses

ini bertujuan untuk membantu untuk mempermudah proses

pencernaan kimiawi. Proses ini dilakukan secara sadar atau sesuai

dengan keinginan kita.


1.3. Pencernaan Kimiawi

Proses pencernaan kimiawi yaitu proses mengubah molekul-

molekul zat makanan yang kompleks menjadi molekul-molekul

yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna. Pencernaan

kimiawi dilakukan oleh enzim, asam, bile, dan air. Proses ini

dilakukan secara tidak sadar karena yang mengaturnya adalah

enzim.

1.4. Penyerapan

Penyerapan adalah gerakan nutrisi dari sistem pencernaan ke

sistem sirkulator dan lymphatic capallaries melalui osmosis,

transport aktif, dan difusi.

1.5. Penyingkiran

Yaitu penyingkiran/pembuangan material yang tidak dicerna

dari tract pencernaan melalui

Fungsi utama sistem pencernaan adalah untuk memindahkan

zat gizi atau nutrien, air, dan elektrolit dari makanan yang kita

makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Dimana dalam proses

memindahkan zat tersebut sistem pencernaan melaksanakan 4

proses dasar, yaitu motilitas, sekresi, digesti, dan absorpsi.


1. MOTILITAS

Motilitas adalah kontraksi otot yang mencampur dan

mendorong isi saluran pencernaan, otot polos di dinding saluran

pencernaan secara terus menerus berkontraksi dengan kekuatan

rendah yang disebut dengan tonus. Tonus ini sangat penting

untuk mempertahankan agar tekanan pada isi saluran

pencernaan tetap dan untuk mencegah dinding saluran

pencernaan melebar secara permanen setelah mengalami

distensi (peregangan).
Dalam proses motilitas terjadi dua gerakan yaitu:
a. Gerakan propulsif
yaitu gerakan mendorong atau memajukan isi saluran

pencernaan sehingga berpindah tempat ke segmen

berikutnya, dimana gerakan ini pada setiap segmen akan

berbeda tingkat kecepatannya sesuai dengan fungsi dari

regio saluran pencernaan, contohnya gerakan propulsif

yang mendorong makanan melalui esofagus berlangsung

cepat tapi sebaliknya di usus halus tempat utama

berlangsungnya pencernaan dan penyerapan makanan

bergerak sangat lambat.


b. Gerakan mencampur
gerakan ini mempunyai 2 fungsi yaitu mencampur

makanan dengan getah pencernaan dan mempermudah

penyerapan pada usus.

Yang berperan dalam kedua gerakan ini salah satunya yaitu


muskularis eksterna suatu lapisan otot polos utama di

saluran pencernaan yang mengelilingi submukosa. Di

sebagian besar saluran pencernaan lapisan ini terdiri dari

dua bagian yaitu lapisan sirkuler dalam dan lapisan

longitudinal luar. Serat-serat lapisan otot polos bagian dalam

berjalan sirkuler mengelilingi saluran, kontraksi serat-serat

sirkuler ini menyebabkan kontriksi, sedangkan kontraksi

serat-serat di lapisan luar yang berjalan secara longitudinal

menyebabkan saluran memendek, aktivitas kontraktil

lapisan otot polos ini menghasilkan gerakan propulsif dan

mencampur.
2. SEKRESI

Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke lumen saluran

pencernaan oleh kelenjar eksokrin. Sekresi pencernaan terdiri dari

air, elektrolit, dan konstituen organik spesifik seperti enzim, garam

empedu, atau mukus. Sekresi ini memerlukan ATP, baik untuk

transport aktif bahan-bahan ke dalam sel maupun untuk sintesis

produk sekretorik oleh Retikulum Endoplasma. Sekresi tersebut

dikeluarkan ke lumen saluran pencernaan karena adanya

rangsangan saraf atau hormon yang sesuai.

3. DIGESTID
igesti merupakan proses penguraian makanan dari struktur

yang kompleks menjadi satuan-satuan yang lebih kecil sehingga


dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi didalam sistem

pencernaan. Pencernaan dilakukan melalui proses hidrolisis

enzimatik. Dengan menambahkan H2O di tempat ikatan, enzim

dalam sekresi pencernaan memutuskan ikatan-ikatan yang

menyatukan subunit-subunit. Karbohidrat atau polisakarida

menjadi monosakarida, lemak yang pada umumnya adalah

trigliserida dipecah menjadi monogliserida dan asam lemak,

sedangkan protein diubah menajdi asam-asam amino.


4. ABSORPSI
Setelah proses digesti molekul-molekul yang telah menjadi

satuan-satuan kecil dapat diabsorpsi bersama dengan air, vitamin,

dan elektrolit, dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau

limfe. Absorpsi sebagian besar terjadi di usus halus. Penyerapan

glukosa dan galaktosa dilakukan melaui transport aktif sekunder,

sedangkan fruktosa secara difusi terfasilitasi. Monogliserida dan

asam lemak diabsorpsi dengan bantuan garam empedu sebagai

kilomikron. Peptida berukuran besar menggunakan transitosis

sedangkan peptida berukuran kecil menggunakan H+ dan asam

amino dengan bantuan Na+. Vitamin-vitamin larut air diserap

secara pasif bersama air, sedangkan vitamin larut lemak diangkut

dalam misel dan diserap secara pasif bersama dengan produk

akhir pencernaan lemak. Vitamin B12 bersifat unik, vitamin ini

harus berikatan dengan faktor intrinsik lambung agar dapat

diserap di ileum terminal oleh mekanisme transportasi khusus.


2. Organ Dalam Sistem Pencernaan Pada Manusia

Organ yang termasuk dalam sistem pencernaan terbagi menjadi dua

kelompok. Yaitu:

2.1. Saluran Pencernaan

Saluran pencernaan adalah saluran yang kontinyu berupa

tabung yang dikelilingi otot. Saluran pencernaan mencerna

makanan, memecah nya menjadi bagian yang lebih kecil dan

menyerap bagian tersebut menuju pembuluh darah. Organ-organ

yang termasuk di dalam nya adalah : mulut, faring, esofagus,

lambung, usus halus serta usus besar. Dari usus besar makanan

akan dibuang keluar tubuh melalui anus.

2.2. Organ pencernaan tambahan (aksesoris)

Organ pencernaan tambahan ini berfungsi untuk membantu

saluran pencernaan dalam melakukan kerjanya. Gigi dan lidah

terdapat dalam rongga mulut, kantung empedu serta kelenjar

pencernaan akan dihubungkan kepada saluran pencernaan

melalui sebuah saluran. Kelenjar pencernaan tambahan akan

memproduksi sekret yang berkontribusi dalam pemecahan bahan

makanan. Gigi, lidah, kantung empedu, beberapa kelenjar

pencernaan seperti kelenjar ludah, hati dan pankreas.


3. Bagian-Bagian Sistem Pencernaan Pada Manusia

1. Kelenjar ludah

2. Parotis

3. Submandibularis
(bawah rahang)

4. Sublingualis
(bawah lidah)

5. Rongga mulut

6. Amandel

7. Lidah

8. Esofagus

9. Pankreas

10.Lambung

11.Saluran pankreas

12.Hati

13.Kantung empedu

14.duodenum

15.Saluran empedu

16.Kolon

17.Kolon
transversum

18.Kolon ascenden
19.Kolon descenden

20.Ileum

21.Sekum

22.Appendiks/Umbai
cacing

23.Rektum/Poros
usus

24. Anus

4. PROSES PENCERNAAN PADA MANUSIA

Pertama-tama, pencernaan dilakukan oleh mulut. Disini

dilakukan pencernaan mekanik yaitu proses mengunyah makanan

menggunakan gigi dan pencernaan kimiawi menggunakan enzim

ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan

dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi

gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ

pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada

pH antara 6,8 7 dan suhu 37oC.

Makanan selanjutnya dibawa menuju lambung dan melewati

kerongkongan. Makanan bisa turun ke lambung karena adanya

kontraksi otot-otot di kerongkongan. Di lambung, makanan akan

melalui proses pencernaan kimiawi menggunakan zat/enzim

sebagai berikut:
Renin, berfungsi mengendapkan protein pada susu (kasein)

dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.

Pepsin, berfungsi untuk memecah protein menjadi pepton.

HCl (asam klorida), berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen

menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang

pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus

halus.

Lipase, berfungsi untuk memecah lemak menjadi asam

lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat

sedikit.

Setelah makanan diproses di lambung yang membutuhkan

waktu sekitar 3 4 jam, makanan akan dibawa menuju usus dua

belas jari. Pada usus dua belas jari terdapat enzim-enzim berikut

yang berasal dari pankreas:

1. Amilase. Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum)

menjadi gula lebih sederhana (maltosa).

2. Lipase. Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi

asam lemak dan gliserol.


3. Tripsinogen. Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi

tripsin, yaitu enzim yang mengubah protein dan pepton

menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh

usus halus.

Selain itu, terdapat juga empedu. Empedu dihasilkan oleh

hati dan ditampung di dalam kantung empedu. Selanjutnya,

empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas

jari. Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat

warna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi

mengemulsikan lemak. Zat warna empedu berwarna

kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara merombak sel darah

merah yang telah tua di hati. Empedu merupakan hasil

ekskresi di dalam hati. Zat warna empedu memberikan ciri

warna cokelat pada feses.

Selanjutnya makanan dibawa menuju usus halus. Di dalam

usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan

melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat dicerna

menjadi glukosa. Lemak dicerna menjadi asam lemak dan

gliserol, serta protein dicerna menjadi asam amino. Jadi, pada

usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan karbohidrat,

lemak, dan protein diselesaikan. Selanjutnya, proses

penyerapan (absorbsi) akan berlangsung di usus kosong dan


sebagian besar di usus penyerap. Karbohidrat diserap dalam

bentuk glukosa, lemak diserap dalam bentuk asam lemak

dan gliserol, dan protein diserap dalam bentuk asam amino.

Vitamin dan mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat

langsung diserap oleh usus halus.

Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya

selulosa, bersama dengan lendir akan menuju ke usus besar

menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri

Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses

pembusukan sisa makanan menjadi feses. Selain

membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga

menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam

proses pembekuan darah. Sisa makanan dalam usus besar

masuk banyak mengandung air. Karena tubuh memerlukan

air, maka sebagian besar air diserap kembali ke usus besar.

Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari usus

besar.

Selanjutnya sisa-sisa makanan akan dibuang melalui anus

berupa feses. Proses ini dinamakan defekasi dan dilakukan

dengan sadar.

5. Organ Sistem Pencernaan pada Manusia


Terdapat 6 organ utama dalam sistem pencernaan yaitu mulut,

kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Berikut adalah 6

organ pencernaan manusia beserta bagian-bagiannya.

1. MULUT

Pintu masuk pertama ke saluran pencernaan adalah

melalui mulut atau rongga oral, makanan akan dihancurkan

dengan dikunyah yang melibatkan seluruh organ dalam

mulut, yaitu :
a. Gigi
b. Lidah
Lidah membentuk dasar rongga mulut, terdiri dari otot

rangka yang dikontrol secara volunter, pergerakannya

penting untuk memandu makanan di dalam mulut sewaktu

mengunyah dan menelan. Di lidah terdapat papil-papil


pengecap (taste buds) yang juga tersebar di palatum

mole, tenggorokan dan dinding dalam pipi.


c. Kelenjar saliva
Kelenjar saliva utama yaitu kelenjar sublingual,

submandibula, dan parotis yang terletak di luar rongga

mulut dan menyalurkan air liur melalui duktus-duktus

pendek ke dalam mulut. Selain itu, terdapat kelenjar saliva

minor yaitu kelenjar bukal di lapisan mukosa pipi.


Saliva terdiri dari 99,5 % H2O, 0,5 % protein dan

elektrolit. Protein saliva terpenting adalah amilase, mukus,

dan lisosom, yang menentukan fungsi saliva sebagai

berikut :
1. Saliva memulai pencernaan karbohidrat di mulut

melalui kerja amilase saliva, enzim yang memecah

polisakarida menjadi disakarida.

2. Saliva mempermudah proses menelan dengan

membasahi partikel partikel makanan sehingga

menyatu serta menghasilkan pelumasan karena

adanya mukus yang kental dan licin.

3. Saliva mempunyai efek antibakteri oleh enzim

lisosom
4. Saliva berfungsi sebagai pelarut untuk molekul-

molekul yang merangsang papil pengecap karena

hanya molekul dalam larutan yang dapat bereaksi

dengan reseptor papil pengecap.


5. Saliva berperan dalam higiene mulut dengan

membantu menjaga kebersihan mulut dan gigi.


6. Penyangga bikarbonat saliva menetralkan asam pada

makanan yang dihasilkan oleh bakteri di mulut

sehingga membantu mencegah karies gigi.


d. . Palatum. Keberadaannya memungkinkan bernapas dan

mengunyah
berlangsung bersamaan.
e. Uvula. Uvula terletak di bagian belakang palatum dekat

tenggorokan yaitu suatu tonjolan menggantung dari

palatum mole (langit-langit lunak), yang berperan penting

untuk menutup saluran hidung ketika menelan.

2. FARING DAN ESOFAGUS

Motilitas yang berkaitan dengan faring dan esofagus

adalah menelan atau deglutition. Menelan dimulai ketika

bolus didorong oleh lidah ke bagian belakang mulut menuju


faring. Tekanan bolus di faring merangsang reseptor tekanan

di faring yang kemudian mengirim impuls aferen ke pusat

menelan di medula. Pusat menelan kemudian secara refleks

mengaktifkan serangkaian otot yang terlibat dalam proses

menelan. Menelan dibagi menjadi tiga tahap yaitu :


Fase Menelan :
1. Fase Oral.
Makanan yang dikunyah oleh mulut (bolus) didorong

ke belakang mengenai dinding posterior faring oleh

gerakan volunter lidah.


2. Fase Faringeal
Uvula terelevasi sehingga menutup rongga hidung,

laring terelevasi kemudian kontraksi otot-otot laring

menyebabkan pita suara merapat erat satu sama

lain, sehingga pintu masuk glotis tertutup dan

mencegah makanan masuk trakea. Kemudian bolus

melewati epiglotis menuju faring bagian bawah dan

memasuki esofagus.
3. Fase Esofageal
Terjadi gelombang peristaltik pada esofagus

mendorong bolus menuju sfingter esofagus bagian

distal, kemudian menuju lambung. Peristaltik

mengacu pada kontraksi berbentuk cincin otot polos

sirkuler yang bergerak secara progresif ke depan

dengan gerakan mengosongkan, mendorong bolus di

depan kontraksi. Dengan demikian pendorongan

makanan melalui esopagus adalah proses aktif yang


tidak mengandalkan gravitasi. Makanan dapat

didorong ke lambung bahkan dalam posisi kepala di

bawah. Gelombang peristaltik berlangsung sekitar 5

9 detik untuk mencapai ujung bawah esopagus.

Kemajuan gelombang tersebut dikontrol oleh pusat

menelan melalui persyarafan vagus.

Sekresi esofagus seluruhnya bersifat protektif dan

berupa mukus, mukus disekresikan di sepanjang

saluran pencernaan. Dengan menghasilkan lubrikasi

untuk lewatnya makanan, mukus esofagus

memperkecil kemungkinan rusaknya esofagus oleh

bagian-bagian makanan yang tajam, mukus juga

melindungi dinding esofagus dari asam dan enzim

getah lambung apabila terjadi refluks lambung.


3. LAMBUNG

Lambung terbagi menjadi beberapa bagian yaitu fundus

adalah bagian lambung yang terletak di atas lubang

esofagus, korpus yaitu bagian tengah atau utama lambung,

lambung bagian bawah yaitu antrum, bagian akhir lambung


adalah sfingter pilorus, yang berfungsi sebagai sawar antara

lambung dan bagian atas usus halus, duodenum.

Motilitas lambung bersifat kompleks & dikontrol oleh

beberapa faktor, terdapat empat asfek motilitas lambung,

yaitu:

a. Empty Stomach Contractility


Kotraksi pada lambung menuju bagian distal dari saluran

pencernaan. Diperlukan waktu 90 menit untuk mencapai

usus besar. Berfungsi sebagai housekeeping , menyapu sisa-

sisa makanan dan bakteri keluar dari traktus GI ke usus

besar
b. Pengisian Lambung
Volume lambung jika kosong sekitar 50 ml, tetapi organ ini

dapat mengembang hingga kapasitasnya mencapai sekitar 1

liter ketika makan. Akomodasi perubahan volume ini dapat

menyebabkan ketegangan pada dinding lambung dan

meningkatkan tekanan intralambung, tapi hal ini tidak akan

terjadi karena adanya faktor plastisitas otot polos lambung

dan relaksasi resesif lambung pada saat terisi.


Plastisitas adalah kemampuan otot polos mempertahankan

ketegangan konstan dalam rentang panjang yang lebar,

dengan demikian pada saat serat-serat otot polos lambung

teregang pada pengisian lambung, serat-serat tersebut

melemas. Sifat dasar otot polos tersebut diperkuat oleh


relaksasi refleks lambung pada saat terisi. Interior lambung

membentuk lipatan-lipatan yang disebut rugae. Selama

makan, rugae mengecil dan mendatar pada saat lambung

sedikit demi sedikit melemas karena terisi. Relaksasi refleks

lambung sewaktu menerima makanan ini disebut relaksasi

resesif.

c. Pencampuran Lambung
Volume telah menyentuh 1 L, tekanan dalam lambung

akan meingkat. Ketika Kontraksi peristaltik lambung yang

kuat merupakan penyebab makanan bercampur dengan

sekresi lambung, seperti asam dan enzim pencernaan, dan

menghasilkan kimus. Setiap gelombang peristaltik antrum

mendorong kimus ke depan ke arah sfingter pilorus. Apabila

kimus terdorong oleh kontraksi peristaltik yang kuat akan

melewati sfingter pilorus dan terdorong ke duodenum tetapi

hanya sebagian kecil saja. Sebelum lebih banyak kimus dapat

diperas keluar, gelombang peristaltik sudah mencapai

sfingter pilorus menyebabkan sfingter berkontraksi lebih

kuat, menutup dan menghambat aliran kimus ke dalam

duodenum. Sebagian besar kimus antrum yang terdorong ke

depan tapi tidak masuk ke duodenum berhenti secara tiba-

tiba pada sfingter yang tertutup dan bertolak kembali ke

dalam antrum, hanya untuk didorong ke depan dan bertolak


kembali pada saat gelombang peristaltik yang baru datang.

Gerakan maju mundur tersebut disebut retropulsi,

menyebabkan kimus bercampur secara merata di antrum.

Motilitas gastric dibawah kontrol saraf dan ini distimulasi oleh

distensi lambung.

d. Pengosongan Lambung
Kontraksi peristaltik antrum, selain menyebabkan

pencampuran lambung juga menghasilkan gaya pendorong

untuk mengosongkan lambung. Jumlah kimus yang masuk ke

duodenum pada setiap gelombang peristaltik sebelum

sfingter pilorus tertutup tergantung pada kekuatan

peristaltik. Intensitas peristaltik antrum sangat bervariasi

tergantung dari pengaruh berbagai sinyal dari lambung dan

duodenum.
Faktor-Faktor Efek pada Motilitas dan Pengosongan

Lambung

Di dalam Lambung
- Volume Kimus
- Derajat Keenceran Di dalam Duodenum Keberadaan

dari:
-lemak
-asam
-hipertonis
-peregangan
Di luar St.Pencernaan
- Emosi
- Nyeri Hebat
- Penurunan glukosa di hipotalamus
Peningkatan volume merangsang motilitas dan

pengosongan.

Peningkatan keenceran mempercepat pengosongan

Faktor-faktor tersebut menghambat pengosongan hingga

duodenum mengatasi faktor-faktor yang sudah ada

sebelumnya.

Merangsang atau menghambat motilitas dan pengosongan

Menghambat pengosongan
Merangsang motilitas disertai rasa lapar Tabel berikut

menggambarkan faktor yang mempengaruhi motilitas dan

pengosongan lambung :

Sekresi Lambung Mukosa lambung mempunyai dua tipe

kelenjar tubular yang penting, yaitu kelenjar Oksintik

(disebut juga kelenjar gastrik) dan kelenjar pilorik. Kelenjar

oksintik menyekresi asam hidroklorida, pepsinogen,

faktor intrinsik, dan mukus. Kelenjar pilorik terutama

menyekresi mukus untuk melindungi mukosa pilorus dari

asam lambung. Kelenjar pilorik juga menyekresi hormon

gastrin. Sel-sel parietal secara aktif mengeluarhan HCl ke

dalam lumen kantung lambung, hal ini menyebabkan pH

lumen turun sampai 2. HCl membantu fungsi pencernaan,

antara lain :
1. Mengaktifkan prekursor enzim pepsinogen menjadi

enzim aktif pepsin.

2. Membantu penguraian serat otot dan jaringan ikat,

sehingga partikel makanan berukuran besar dapat

dipecah menjadi partikel kecil.

3. Bersama dengan lisosom mematikan sebagian besar

mikroorganisme yang masuk bersama makanan

Pepsinogen merupakan enzim inaktif yang disintesa oleh

aparatus golgi dan retikulum endoplasma kemudian

disimpan di sitoplasma dalam vesikel sekretorik yang

dikenal dengan granula zimogen. Pepsinogen mengalami

penguraian oleh HCl menjadi enzim bentuk aktif yaitu

pepsin. Pepsin berfungsi untuk mengaktifkan kembali

pepsinogen (proses otokatalitik) dan sintesa protein

dengan memecah ikatan asam amino menjadi

peptida.Sekresi mukus berfungsi sebagai sawar protektif

dari cedera terhadap mukosa lambung karena sifat

lubrikalis dan alkalisnya dengan menetralisasi HCl yang

terdapat di dekat mukosa lambung. Hormon gastrin

disekresikan oleh sel-sel gastrin (sel-sel G) yang terletak di

daerah kelenjar pilorus lambung, gastrin merangsang

peningkatan sekresi getah lambung yang bersifat asam,

dan mendorong pertumbuhan mukosa lambung dan usus


halus, sehingga keduanya dapat mempertahankan

kemampuan sekresi mereka.

4. USUS HALUS

Usus halus terbagi menjadi tiga segmen yaitu

duodenum, jejenum dan ilieum. Pada usus halus ini terjadi

sebagian besar pencernaan dan penyerapan.

Motilitas Usus Halus Segmentasi adalah metode motilitas

utama usus halus yaitu proses mencampur dan

mendorong secara perlahan kimus dengan cara kontraksi

bentuk cincin otot polos sirkuler di sepanjang usus halus,

diantara segmen yang berkontraksi terdapat daerah yang

berisi kimus. Cincin-cincin kontraktil timbul setiap

beberapa sentimeter, membagi usus halus menjadi

segmen-segmen seperti rantai sosis. Segmen-segmen


yang berkontraksi, setelah jeda singkat, melemas dan

kontraksi kontraksi berbentuk cincin kemudian muncul di

daerah yang semula melemas. Perjalanan isi usus

biasanya memerlukan waktu 3-5 jam untuk melintasi

seluruh panjang usus halus, sehingga tersedia cukup

waktu untuk berlangsungnya proses pencernaan dan

penyerapan.

Sekresi Usus Halus Kelenjar brunner di duodenum

mensekresikan mukus alkalis kental yang membantu

melindungi mukosa duodenum dari asam lambung.

Rangsang vagus meningkatkan sekresi kelenjar brunner

tetapi mungkin tidak menimbulkan efek pada kelenjar

usus. Selain itu, juga terdapat sekresi HCO3- dalam jumlah

yang cukup banyak yang independen terhadap kelenjar

brunner. Setiap hari kelenjar eksokrin yang terletak di

mukosa usus halus mengeluarkan 1,5 liter larutan garam

dan mukus cair (succus entericus).


Digesti Usus Halus Pencernaan di dalam lumen usus

halus dilaksanakan oleh enzim-enzim pankreas dan sekresi

empedu. Enzim pankreas meyebabkan lemak direduksi

menjadi satuan-satuan monogliserida dan asam lemak

bebas yang dapat diserap, protein diuraikan menjadi

fragmen peptida kecil dan beberapa asam amino, dan

karbohidrat direduksi menjadi disakarida dan beberapa


monosakarida. Dengan demikian proses pencernaan lemak

selesai dalam lumen usus halus tapi pencernaan protein

dan karbohidrat belum.

Dari permukaan luminal sel-sel epitel usus halus terbentuk

tonjolan-tonjolan seperti rambut yang disebut Brush

Border, yang mengandung tiga kategori enzim, yaitu :


1. Enterikinase, mengaktifkan enzim pankreas

tripsinogen
2. Golongan disakaridase (sukrose, maltase dan

laktase), yang menyelesaikan pencernaan

karbohidrat dengan menghidrolisis disakarida yang

tersisa menjadi monosakarida penyusunnya.


3. Golongan aminopeptidase, yang menghidrolisis

peptida menjadi komponen asam aminonya,

sehingga pencernaan protein selesai.

Absorpsi Usus Halus Semua produk pencernaan

karbohidrat, protein dan lemak serta sebagian

besar elektrolit, vitamin dan air dalam keadaan

normal diserap oleh usus halus. Sebagian besar

penyerapan berlangsung di duodenum dan

jejenum, dan sangat sedikit yang berlangsung di

ilieum.
a. Penyerapan Garam dan Air
Air diabsorpsi melalui mukosa usus ke dalam

darah hampir seluruhnya melalui osmosis. Jumlah

air yang diserap per harinya dari makanan adalah


2000 ml dan dari getah-getah pencernaan

sebanyak 7000 ml/ harinya. 95%nya diabsorpsi

dan hanya 100-200 ml air per hari yang

dikeluarkan bersama feses. Natrium diserap secara

transpor aktif dari dalam sel epitel melalui bagian

basal dan sisi dinding sel masuk ke dalam ruang

paraseluler. Sebagian Na diabsorpsi bersama

dengan ion klorida, dimana ion klorida bermuatan

negatif secara pasif ditarik oleh muatan listrik

positif ion natrium.


b. Penyerapan Karbohidrat
Karbohidrat diserap dalam bentuk disakarida

maltosa, sukrosa, dan laktosa. Disakaridase yang

ada di brush border menguraikan disakarida ini

menjadi monosakarida yang dapat diserap yaitu

glukosa, galaktosa dan fruktosa. Glukosa dan

galaktosa diserap oleh transportasi aktif sekunder

sedangkan fruktosa diserap melalui difusi

terfasilitasi
c. Penyerapan Protein
Protein diserap di usus halus dalam bentuk

asam amino dan peptida, asam amino diserap

menembus sel usus halus melalui transpor aktif

sekunder, peptida masuk melalui bantuan

pembawa lain dan diuraikan menjadi konstituen


asam aminonya oleh aminopeptidase di brush

border atau oleh peptidase intrasel, dan masuk ke

jaringan kapiler yang ada di dalam vilus.

Dengan demikian proses penyerapan karbohidrat

dan protein melibatkan sistem transportasi khusus

yang diperantarai oleh pembawa dan memerlukan

pengeluaran energi serta kotransportasi Na.


d. Penyerapan Lemak
Lemak diabsorpsi dalam bentuk monogliserida

dan asam lemak bebas, keduanya akan larut dalam

gugus pusat lipid dari misel empedu, dan zat-zat

ini dapat larut dalam kimus. Dalam bentuk ini,

monogliserida dan asam lemak bebas ditranspor ke

permukaan mikrovili brush border sel usus dan

kemudian menembus ke dalam ceruk diantara

mikrovili yang bergerak. Dari sini keduanya segera

berdifusi keluar misel dan masuk ke bagian dalam

sel epitel. Proses ini meninggalkan misel empedu

tetap di dalam kimus, yang selanjutnya akan

melakukan fungsinya berkali-kali membantu

absorpsi monogliserida dan asam lemak.

5. USUS BESAR
Usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks dan

rektum. Rata-rata kolon menerima sekitar 500 ml kimus

dari usus halus setiap harinya, isi usus yang disalurkan

ke kolon terdiri dari residu makanan yang tidak dapat

dicerna (misal selulosa), komponen empedu yang tidak

diserap dan sisa cairan, bahan ini akhirnya yang disebut

feses. Selulosa dan bahan makanan lain yang tidak

dapat dicerna membentuk sebagian besar feses dan

membantu pengeluaran tinja secara teratur karena

berperan menentukan isi kolon.


Motilitas Usus Besar Gerakan usus besar umumnya

lambat dan tidak propulsif, sesuai dengan fungsinya

sebagai tempat absorpsi dan penyimpanan. Motilitas

yang terjadi pada kolon adalah kontraksi haustra yaitu

gerakan mengaduk isi kolon dengan gerakan maju


mundur secara perlahan yang menyebabkan isi kolon

terpajan ke mukosa absortif. Peningkatan motilitas

terjadi setiap 3-4 kali sehari setelah makan yaitu terjadi

kontraksi simultan segmen-segmen besar di kolon

asendens dan transversum sehingga feses terdorong

sepertiga sampai seperempat dari panjang kolon,

gerakan ini disebut gerakan massa yang mendorong isi

kolon ke bagian distal usus besar sebagai tempat

defekasi. Sewaktu gerakan massa di kolon mendororng

isi kolon ke dalam rektum, terjadi peregangan rektum

dan merangsang reseptor regang di dinding rektum

serta memicu refleks defekasi.

Sewaktu makanan masuk ke lambung terjadi gerakan

massa di kolon yang terutama disebabkan oleh reflek

gastrokolon yang diperantarai oleh gastrin ke kolon.

Refleks ini sering ditemukan setelah sarapan timbul

keinginan kuat untuk buang air besar. Refleks

gastroileum memindahkan isi usus halus yang tersisa ke

dalam usus besar dan reflek gastrokolon mendorong isi

kolon ke dalam rektum yang memacu proses defekasi.


Feses di rektum menyebabkan peregangan yang

kemudian dideteksi oleh receptor di rektum

terbentuklah suatu impuls yang menunju mysenteric


plexus peristaltic. Hal ini menimbulkan gelombang pada

kolon desenden dan sigmoid. Apabila sfingter anus

eksternus (otot rangka) juga melemas, terjadi defekasi.

Refleks lainnya, impuls yang berasal dari rektum

rektum sigmoid desenden menuju medula spinalis

lalu menuju kolon anus.


Sekresi Usus Besar Sekresi kolon terdiri dari larutan

mukus alkalis (HCO3-) yang fungsinya adalah

melindungi mukosa usus besar dari cedera kimiawi dan

mekanis, juga menghasilkan pelumasan untuk

memudahkan feses lewat.


Absorpsi Usus Besar Dalam keadaan normal kolon

menyerap sebagian besar garam dan air. Natrium zat

yang paling aktif diabsorpsi dan, Klorida diabsorpsi

secara pasif mengikuti penurunan gradien listrik, dan air

diabsorpsi secara osmosis.

6. ANUS
Merupakan lubang pada ujung saluran pencernaan

yang menghubungkan rektum dengan dunia luar (udara

luar). Terletak di dasar pelvis. Di anus, terjadi proses

perjalanan terakhir dari feces yang telah dibentuk di

colon. Proses pengeluaran feces melalui anus disebut

defekasi.

Di anus terdapat otot sphinkter yang berfungsi untuk


membuka dan menutup anus. Fungsi utama anus adalah
sebagai alat pembuangan feses melalui proses defekasi (buang
air besar).Fungsi otot sphinkter adalah untuk membuka atau
menutup anus. Sedangkan fungsi rektum adalah untuk
menyimpan feses sementara waktu.

Dinding anus diperkuat oleh 3 spinter:

a. Spinter Ani internus (Bekerja tidak menurut kehendak

)
b. Spinter Levator Ani (Bekerja juga tidak menurut

kehendak)
c. Spinter Ani Eksternus (Bekerja menurut kehendak)

6. Gangguan Pada Sistem Pencernaan Manusia

Gangguan pada sistem pencernaan cukup beragam. Faktor

penyebabnya-pun bermacam-macam, di antaranya makanan yang

kurang baik dari segi kebersihan dan kesehatan, keseimbangan

nutrisi, pola makan yang kurang tepat, adanya infeksi, dan kelainan
pada organ pencernaan. Ada beberapa gangguan atau kelainan yang

dapat terjadi pada sistem pencernaan pada manusia. Diantaranya:

1. Gastritis

Merupakan suatu peradangan akut atau kronis pada lapisan

mukosa (lender) dinding lambung. Penyebabnya ialah penderita

memakan yang mengandung kuman penyakit. Kemungkinan juga

karena kadar asam klorida (HCL) pada lambung terlalu tinggi.

2. Hepatitis

Hepatitis merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi

virus pada hati. Virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui air

atau makanan.

3. Diare

Diare terjadi karena adanya iritasi pada selaput dinding usus

besar atau kolon. Fases penderita diare berbentuk encer.

Penyebabnya adalah penderita memakan makanan yang

mengandung bakteri atau kuman. Akibatnya gerakan peristaltic

dalam usus tidak terkontrol. Sehingga, laju makanan meningkat

dan usus tidak dapat menyerap air. Namun, apabila fases yang

dikeluarkan bercampur dengan darah dan nanah, kemudian perut

terasa mulas, gejala tersebut menunjuk pada penyakit desentri.


Penyebabnya yakni infeksi bakteri Shigella pada dinding usus

besar.

4. Konstipasi

Konstipasi atau yang sering kita sebut dengan sebutan

sembelit adalah keadaan yang dialami seseoang dengan gejala

fases mengeras sehingga susah dikeluarkan. Sembelit disebabkan

oleh adanya penyerapan air pada sisia makanan. Akibatnya, fases

kekurangan air dan menjadi keras. Ini terjadi dari kebiasaan buruk

yang menunda-nunda buang besar. Selain itu, juga

karenakurangnya penderita dalam mengkonsumsi makanan

berserat. Oleh karena itu, banyak memakan buah-buahan dan

sayur-sayuran berserat serta minum banyak air dapat mencegah

gangguan ini.

5. Apendisitis

Apendisitis merupakan gangguan yang terjadi karena

peradangan apendiks. Penyebabnya ialah adanya infeksi bakteri

pada umbai cacing (usus buntu). Akibatnya, timbul rasa nyeri dan

sakit.

6. Hemeroid/Wasir/Ambeyen

Hemoroid/Wasir/Ambeyen merupakan gangguan

pembengkakan pada pembuluh vena disekitar anus. Orang yang


sering duduk dalam beraktivitas dan ibu hamil seringkali

mengalami gangguan ini.

7. Maag

Orang yang mengalami maag memiliki ciri-ciri rasa perih

pada dinding lambung, mual, muntah, dan perut kembung.

Gangguan ini disebabkan meningkatnya kadar asam lambung

yang dipicu karena pikiran tegang, pola makan yang tak teratur,

dan lain sebagainya.

8. Keracunan

Keracunan makanan dapat terjadi karena pengaruh beberapa

bakteri semisal bakteri Salmonela yang menyebabkan penyakit

demam tipus dan paratipus.

9. Tukak Lambung

Tukak lambung adalah salah satu kelainan sistem pencernaan

yakni kerusakan pada selaput lendir. Tukak lambung dapat

disebabkan oleh factor-faktor kuman, toksin, ataupun

psikosomatis. Kecemasan, ketakutan, stress, dan kelelahan

merupakan faktor psikosomatis yang akhirnya dapat merangsang

pengeluaran HCL di lambung. Jika HCL berlebihan, selapu lendir

lambung akan rusak.


10. Malnutrisi (kurang gizi)

Yakni penyakit yang disebabkan oleh terganggunya

pembentukan enzim pencernaan. Gangguan tersebut disebabkan

oleh sel-sel pancreas atropi yang kehilangan banyak reticulum

endoplasma. Sebagai contoh adalah kwashiorkor, yakni penyakit

akibat kekurangan protein yang parah dan pada umumnya

menyerang anak-anak.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem pencernaan terdiri dari saluran cerna yang dimulai

dari mulut sampai dubur (anus) dan berlangsungnya proses

pencernaan juga dipengaruhi oleh kerja kelenjar-kelenjar besar

terkait, seperti liur, hati, dan pankreas yang mencurahkan

sekretnya ke dalam saluran tersebut.

Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan zat

nutrient (zat yang sudah dicerna), air, garam yang berasal dari

zat makanan untuk didistribusikan ke sel-sel melalui sistem

sirkulasi.

3.2. Saran
Melihat akan pentingnya fungsi dari kesehatan saluran cerna

terhadap tubuh manusia karena setiap harinya organ-organ

sistem ini bekerja mencerna dan penyerap zat-zat nitrisi penting

untuk kelangsungan hidup kita, maka pengetahuan akan sistem

pencernaan sangat penting untuk dipelajari lebih mendalam

karena berhubungan langsung dengan tubuh kita.

DAFTAR PUSTAKA

Sherwood, Lauralee. Human Physiology. 6thed. USA: The

Thomson Corporation. 2007.


Silverthorne D. Human Physiology: An Integrated Approach. 2nd

Ed. Upper Saddle river, NJ: Pretince Hall Inc. 2001.


Ganong FW. Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-20. Jakarta: EGC.

2002

Barret KE. Gastrointestinal Physiology. New York: McGraw-Hill. 2006

Anda mungkin juga menyukai