Draft Tesis Metpen Terapan Mas Dihan
Draft Tesis Metpen Terapan Mas Dihan
BAB I
PENDAHULUAN
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terdiri dari dua sumber penerimaan
negara yaitusumber dana luar negeri dan sumber danadalam negeri. Sumber
dana luar negeri, misalnya pinjaman luar negeri dan hibah, sedangkan sumber
dana dalam negeri misalnya penjualan migas dan non migas serta pajak. Saat ini
merupakan sumber penerimaan dalam negeri yang terbesar yaitu 70% dari
Undang No.16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umumdan Tata Cara Perpajakan,
pengertian pajak adalah "kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang,
dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk
satunya pada awal tahun 1984, pemerintah telah melakukan reformasi system
self assessment system yang sampai saat ini masih dipakai dalam system
pemungutan pajak di Indonesia. Pada self assessment system wajib pajak diberi
perundang-undangan perpajakan.
Indonesia.Masih saja terdapat wajib pajak yang belum benar atau tidak
Wajib Pajak badan masih sangat rendah walaupun pada periode 2010-2012
selalu mengalami kenaikan dari 32,66% pada tahun 2010 menjadi 53,70%
pada tahun 2012. Sedangkan untuk orang pribadi mencapai 53,72%. Terdapat
perbedaan yang cukup signifikan antara rasio tingkat kepatuhan DJP secara
Malang 2010-2015
N Tahun
Jenis WP
o 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Terdaftar 991 991 1,507 1,507 1,577 1,577
2 Wajib SPT Tahunan PPh 805 805 1,282 1,286 1,250 1,221
SPT Tahunan Yang
3 disampaikan 761 744 1,218 1,209 1,359 1,184
95% 92% 95% 94% 99% 97%
Rasio Kepatuhan
Sumber : Seksi Pengolahan Data dan Informasi KPP Madya Malang
SPT Tahunan PPh Badan di KPP Madya Malang memiliki rasio diatas 90% dan
4
cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Hal ini berbeda dengan
target penerimaan pajak KPP Madya Malang terus meningkat dari tahun ke
tahun seiring dengan meningkatnya target penerimaan pajak nasional. Berikut ini
2013-2015
Tahun
N Renc Realisas Renc Realisas Renc Realisas
Jenis Pajak
o 2013 i 2014 i 2015 i
2013 2014 2015
PPh Pasal
21/23/26/Fina
1 l 745 693 909 894 1.339 1.197
PPh Pasal
2 25/29 Badan 374 409 932 1.183 2.105 2.110
3 PPN/ PPnBM 2.732 2.414 5.587 4.975 10.256 9.860
4 Pajak lainnya 57 38 39 42 67 49
Jumlah 3.907 3.554 7.467 7.094 13.767 13.217
% realisasi 91% 95% 96%
Sumber : Seksi Pengolahan Data dan Informasi KPP Madya Malang
pajak KPP Madya Malang memiliki rasio diatas 90% dan cenderung mengalami
tersebut seiring dengan capaian realisasi penerimaan pajak yang tinggi .Suryadi
kelas pajak, SMS broadcasting, roadshow SPT Tahunan dan Sosialisasi interaktif
tentang peraturan dan ketentuan perpajakan terbaru kepada Wajib Pajak. Untuk
memberikan kemudahan kepada Wajib Pajak, dan sebagai salah satu bentuk
dari pelayanan prima, KPP Madya Malang secara rutin melakukan sosialisasi
diberbagai kota dengan tujuan untuk lebih mendekati Wajib Pajak yang berada
jauh dari lokasi KPP Madya Malang. Selain inovasi tersebut KPP Madya Malang
juga melakukan layanan yang telah dikembangkan DJP yang berorientasi pada
penggalian potensi dari Wajib Pajak yang telah terdaftar dengan himbauan-
saat ini sedang gencar dibangun oleh DJP sebagai daya dorong untuk mencapai
untuk meningkatkan kepatuhan dan menjaga agar wajib pajak tetap berada
pemeriksaan pajak dengan tujuan untuk menguji kepatuhan wajib pajak. Karyoto
(2011) Audit perpajakan atau pemeriksaan pajak merupakan hal tindakan penting
pajak dapat memberikan efek jera (detterent effect) kepada Wajib pajak sehingga
DJP memerlukan proses penentuan arah untuk mencapai visi dan misi
nya di masa yang akan datang. Visi DJP adalah menjadi institusi penghimpun
negara dan misi nya adalah menjamin penyelenggaraan negara yang berdaulat
pajak sukarela yang tinggi dan penegakan hukum yang adil, (2) pelayanan
benang merah dalam penelitian ini yaitu peneliti akan meneliti tentang misi DJP
yang dipengaruhi oleh faktor wajib pajak yaitu pemeriksaan pajak, kualitas
luar negeri yaitu diantaranya diteliti oleh Allingham and Sandmo (1972), Alm et
al. (1992), Kleven et.al (2011) ), Modugu (2014)dan penelitian dalam negeri yaitu
beberapa variabel Kualitas pelayanan yang pernah diteliti di luar negeri yaitu
diantaranya diteliti oleh Olabede (2011), dan penelitian dalam negeri yaitu
(2015).Variabel kepatuhan wajib pajak yang telah diteliti diluar negeri diantaranya
oleh Allingham and Sandmo (1972), Alm et al. (1992), Modugu (2014), Kleven
et.al (2011), Boylan (2009), Gupta and Mookherjee (2003), dan penelitian dalam
negeri yang telah dilakukan oleh Suryadi (2006) , Kariyoto (2011), Arsyad (2013).
Variabel penerimaan pajak telah diteliti oleh Gupta and Mookherjee (2003),
hukuman dan audit perpajakan merupakan alat yang efisien untuk mengurangi
pemeriksaan pajak dan sanksi penalti yang baik akan meningkatkan kepatuhan
Wajib Pajak. Kepatuhan dan kinerja penerimaan pajak dapat ditingkatkan melalui
bahwa penegakan hukum dalam hal ini pemeriksaan pajak dapat mengurangi tax
pajak dan terdapat perbedaan kepatuhan antara wajibpajak yang sering diaudit
dan tidak diaudit dimana perusahaan yang diaudit memiliki kepatuhan yang lebih
beberapa faktor yaitu diantara karena tarif pajak, pertimbangan ekonomi, sanksi
diperlukan juga kepatuhan pajak yang berasal dari kesadaran dan keikhlasan
sukarela wajib pajak merupakan salah satu misi DJP yaitu mengumpulkan
terdahulubaik dari dalam dan luar negeri yang meliputi kualitas pelayanan,
penelitian wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama. Obyek penelitian ini
adalah tax profesional dari wajib pajak Badan yang terdaftar di KPP Madya. Tax
sebagai alat untuk mewujudkan kepatuhan pajak dan kualitas pelayanan yang
variabel kualitas pelayanan dari replikasi penelitian Jatmiko (2006) dan Olabade
(2011) dimana peneliti ingin mengkonfirmasi ulang hasil penelitian tersebut yaitu
persepsitentangkualitaspelayananpajakterhadapkepatuhanwajibpajakorangpriba
Kanwil DJP Jawa Timur III sedangkan dalam penelitian ini peneliti menggunakan
persepsi Wajib Pajak Badan yang telah dilakukan pemeriksaan pajak dan atau
penelitian dengan menggunakan sudut pandang dari sisi Wajib Pajak bukan dari
sudut pandang petugas pajak karena Wajib Pajak memiliki peran yang dominan
adalah Wajib Pajak orang pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak
menggunakan sample Wajib Pajak Badan di KPP Madya atau Medium Taxpayer
kesadaran Wajib Pajak besar dan Wajib Pajak kecil dalam memenuhi kewajiban
dibandingkan Wajib Pajak kecil. Demikian juga sample yang digunakan oleh
Trisnawati (2015) yaitu Wajib Pajak hotel, restoran dan hiburan berbeda dengan
penelitian ini yang menggunakan Wajib Pajak dengan semua jenis klasifikasi
usaha .
penelitian ini.Pelayanan prima sebagai salah satu strategi dan daya dorong untuk
system untuk tercapainya tingkat kepatuhan pajak yang tinggi dan dapat
11
dengan tujuan untuk mengkaji lebih dalam kepatuhan pajak yang didukung oleh
penerimaan pajak.
pajak dalam melaporkan SPT Tahunan PPh Badan dan orang pribadi masih
sangat rendah, yaitu dengan rata- rata masih dibawah 60%. Apabila hal ini
berlangsung terus menerus untuk tahun yang akan datang, akan semakin berat
meningkatkan penerimaan pajak pada sistem self assesment yang dipakai dalam
Pajak. Selain kepatuhan wajib Pajak yang terbentuk secara terpaksa diperlukan
memberi dukungan agar wajib pajak dapat dengan mudah dan nyaman
tahun. Target penerimaan pajak dari tahun ke tahun terus meningkat seiring
penyampaian SPT Tahunan PPh Badan di KPP Madya Malang memiliki rasio
diatas 90% (cukup tinggi) sedangkan pencapaian tingkat kepatuhan Wajib Pajak
Badan secara nasional dalam penyampaian SPT Tahunan PPh Badan yang
berbasis teknologi modern yang memberikan kemudahan bagi wajib pajak dalam
berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pihak- pihak yang berkepentingan
antara lain :
1. Kontribusi Teoritis
Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan memberikan bukti empiris
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
awalnya hanya melihat dari sisi kepentingan ekonomi Wajib Pajak. Pada tahun
1972 Allingham dan Sandmo mulai melakukan penelitian yang spesifik mengenai
sanksi perpajakan pada perilaku tax evasion. Dalam penelitian tersebut tax
15
evasion diwujudkan dengan pelaporan pajak yang lebih kecil dari seharusnya.
dari penghasilan, tarif pajak, kemungkinan diperiksa fiskus, dan besarnya sanksi
pajak. Wajib Pajak akan berusaha sebisa mungkin agar mendapatkan expected
utility yang tinggi. Teori ini dinamakan sebagai Teori Maksimalisasi Utilitas. Teori
ini berkeyakinan tidak ada individu bersedia membayar pajak secara sukarela
(voluntary compliance). Oleh sebab itu individu akan selalu menentang untuk
membayar pajak (risk aversion). Untuk menjelaskan teorinya tersebut, Allingham dan
D = D (I,t,p, f)
D :declared income
I : pendapatan tetap
t : tarif pajak
f :penalty rate
Menurut teori ini , faktor utama yang mempengaruhi kepatuhan pajak antara
lain : pendapatan tetap (I), tarif pajak (t), probabilitas dilakukan audit (p), dan
tingkat pendapatan wajib pajak yang dilaporkan pada tingkat tarif pajak t. Pendapatan
dimungkinkan untuk di audit dengan denda sanksi sebesar f yang harus di bayar
pajak tergantung dan berbanding terbalik pada kemungkinan terkena sanksi dan
sejalan dengansemakin tingginya denda dan sanksi. Intinya teori ini semata-mata
(Yitzhaki, 1974).
Analisis teoritis dari model ini mengindikasikan bahwa dengan
meningkatkan kemungkinan audit dan sanksi pajak yang berat dapat meningkatkan
kepatuhan wajib pajak. Teori ini juga dapat memprediksi hubungan positif antara tarif
sanksi dengan tingkat kepatuhan wajib pajak. Selain itu model teori ini dapat
anggapan bahwa kenaikan tarif pajak juga akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak
yang ada.Jika dikaitkan dengan penelitian ini, maka teori maksimalisasi utilitas
dalam sistem perpajakan yang berlaku. Dalam hal ini otoritas pajak perlu meyakinkan
wajib pajakbahwa manfaat yang akan di terima ketika membayar pajak lebih besar
daripada risiko atausanksi yang harus ditanggung wajib pajak jika tidak patuh dalam
membayar pajak. Oleh karena itu, sangat penting untuk menanamkan pemahaman
Masruroh dan Zulaikha (2013).Teori ini menjelaskan bahwa seseorang dapat belajar
17
melalui pengamatan dan pengalaman langsung Robbins dan Judge (2008) dalam
Masruroh dan Zulaikha (2013). Teori pembelajaran sosial relevan untuk menjelaskan
perilaku Wajib Pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak. Teori ini
dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa Wajib Pajak akan patuh dalam membayar
dan melaporkan pajak yang menjadi kewajibannya jika lewat pengamatan dan
mendefinisikannya, beragam definisi dari para ahli yaitu sebagai berikut: menurut
Adriani (1991), seperti yang dijelaskan oleh Waluyo (2008) pajak adalah iuran
kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk
(2006) pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-
undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik
pajak adalah "kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
18
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak
mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
ditunjuk.
4. Pajak digunakan untuk keperluan pemerintah/ negara membiayai
undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik
unsur:
1. Iuran rakyat kepada negara Yang berhak memungut pajak adalah negara,
Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
peraturan yang telah ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak
ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara
kesejahteraan umum.
Definisi pajak yang dikemukakan oleh Feldmann dalam Resmi (2013:2):
Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada
bahwa, Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang
terkandung pula 2 fungsi pajak, yaitu: (1) Fungi Budgetair (Sumber Keuangan
bahwa pajak merupakan salah satu sumber dana bagi pemerintah untuk
memiliki arti bahwa pajak merupakan alat untuk pengatur atau melaksanakan
kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi serta mencapai tujuan -
bahwa:
Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib
bahwa:
Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang Wajib Pajak
pajak, dengan kesadaran dan kemauan sendiri harus mendaftarkan diri menjadi
kekurangan pajaknya dan melaporkan semua itu ke kantor pajak (Rini, 2008).
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pengertian Wajib Pajak adalah
orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan
pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan
adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang
melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan
atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma,
massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk
badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
dibagi menjadi dua. Pertama, kepatuhan secara administratif atau secara formal,
teknis atau materiil, yang mengacu pada perhitungan jumlah beban pajak secara
risiko terdeteksi,serta tingkat sanksi yang dikenakan. Hal ini berangkat dari
kepatuhan pajak.
b. Norma atau nilai yang berlaku, baik norma yang dipegang olehpribadi
Harinurdin (2009) menyatakan wajib pajak yang patuh berarti wajib pajak
tersebut telah sadar pajak, yaitu memahami akan hak dan kewajiban
suatu keadaan bahwa wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan
wajib pajak yang menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan peraturan
pengukuran yaitu :
23
pembayaran didasarkan atas ketepatan dalam nilai dan besaran yang harus
didasarkan atas ketepatan dalam waktu pelaporan nilai pajak yang harus
pada definisi kepatuhan material pada KMK No. 544/04/2000 stdd KMK No.
menentukan definisi yang tepat dan pemahaman yang akurat tentang kualitas
yang tepat.
seperti yang dikutip oleh Lupiyoadi (2001), kualitas dapat diartikan sebagai biaya
yang dapat dihindari (avoidable) dan yang tidak dapat dihindari (unavoidable).
24
Yang termasuk dalam biaya yang dapat dihindari misalnya biaya akibat
kegagalan produk, sementara yang termasuk biaya yang tidak dapat dihindari
kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada
mengandung pengertian:
pelayanan sebagai ukuran seberapa baik tingkat layanan yang diberikan mampu
kualitas pelayanan menurut Supranto (2006: 226) adalah sebuah kata yang bagi
yang diharapkan dan jasa yang dirasakan atau dipersepsikan. Apabila jasa yang
tersebut akan dipersepsikan baik atau positif. Demikian juga sebaliknya apabila
jasa yang dipersepsikan lebih jelek dibandingkan dengan jasa yang diharapkan
26
Direktorat Jendral Pajak melalui satuan kerja yang ada dibawahnya dalam
menjadi peranan penting bagi fiskus yang dalam hal ini Direktorat Jendral
Pajak adalah aspek pelayanan terhadap wajib pajak. Tidak dapat dipungkiri
Jendral Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak (KPP) kepada wajib pajak
memberikan jasa dengan kualitas yang lebih tinggi dari pesaing mereka secara
1. Reability
2. Responsiveness
3. Competence
4. Access
lain.
5. Courtesy
lain-lain).
6. Communication
pelanggan.
7. Credibility
8. Security
28
10. Tangible
Yaitu bukti fisik dari jasa berupa fasilitas fisik, peralatan yang
terpercaya.
diberikan oleh pemberi jasa. Hal ini meliputi fasilitas fisik, perlengkapan dan
rasa percaya para nasabah kepada perusahaan. Hal ini meliputi beberapa
Apabila jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan
mencakup suatu jenis pajak tertentu baik tahun berjalan dan tahun-
tahun sebelumnya.
b. Pemeriksaan pajak lengkap merupakan pemeriksaan yang mencakup
b. SPT Tahunan Pasal 21 dan SPT Masa PPN terjadi lebih bayar sehingga
Masa PPN dalam tahun berjalan tidak dilaporkan selama 3 (tiga) bulan
berturut-turut.
2.6.3 Tujuan Pemeriksaan Pajak
1. Menetapkan besarnya jumlah pajak yang terhutang berdasarkan SKPKB,
dalam hal:
a. SPT tidak disampaikan tepat pada waktunya meskipun sudah
Pajak.
b. Penentuan besarnya jumlah angsuran pajak dalam suatu masa pajak
pemeriksaan.
c. Memberikan keterangan yang diperlukan baik secara tertulis maupun
secara lisan 2.
33
SPT.
2.6.5 Metode Pemeriksaan Pajak
dokumen pendukung.
2. Merode Tidak Langsung adalah teknik dan prosedur pemeriksaan dengan
harga pokok untuk dibandingkan dengan penjualan, hal ini untuk melihat
sejauh mana pengaruh atau dampak biaya yang ada terkait dengan
aktiva.
2.6.6 Indikator Pemeriksaan Pajak
terhadap Wajib Pajak yang SPT-nya menyatakan Lebih Bayar karena hal ini telah
34
diatur dalam UU KUP. Di samping itu pemeriksaan dilakukan juga terhadap Wajib
Pajak tertentu dan Wajib Pajak yang tingkat kepatuhannya dianggap rendah.
Pada masa yang akan datang, dengan kuasa Pasal 17C UU KUP, pemeriksaan
terhadap Wajib Pajak yang SPT-nya menyatakan Lebih Bayar akan dikurangi
yang tingkat kepatuhannya rendah tersebut atau Wajib Pajak yang memenuhi
1. Pemeriksaan Rutin
perpajakannya.
Pemeriksaaan yang dilakukan terhadap Wajib Pajak badan atau Wajib Pajak
orang pribadi yang terpilih berdasarkan skor resiko tingkat kepatuhan secara
komputerisasi.
3. Pemeriksaan Khusus
berkaitan dengan Wajib Pajak tersebut, atau untuk memperoleh data atau
tempat usaha yang pada umumnya berbeda lokasinya dengan wajib pajak
domisili.
Pemeriksaan yang dilakukan dalam tahun berjalan terhadap wajib pajak untuk
jenis-jenis pajak tertentu atau untuk seluruh jenis pajak dapat dilakukan
pemeriksaan tahun berjalan ini hanya dapat dilakukan terhadap masa pajak
1. Pemeriksaan Lapangan
berwenang:
tidak bergerak yang diduga atau patut diduga digunakan untuk menyimpan
mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak yang diperiksa melalui kepala unit
pelaksana Pemeriksaan.
2. Pemeriksaan Kantor
berwenang:
menjadi dasar pembukuan atau pencatatan, dan dokumen lain termasuk data
diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang
terutang pajak;c. meminta kepada Wajib Pajak untuk memberi bantuan guna
kelancaran Pemeriksaan;
c.meminta keterangan lisan dan/atau tertulis dari Wajib Pajak;
d. meminjam KKP yang dibuat oleh akuntan publik melalui Wajib Pajak; dan
37
wawancaradan pengujian fisik; (d) melakukan uji silang dengan pihak ketiga; (e)
berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-
pajak rakyat. Tidak hanya sampai pada definisi singkat di atas bahwa dana
tujuan negara yang disepakati oleh para pendiri awal negara ini yaitu
keadilan sosial.
Menurut Siti (2004:2) Faktor-faktor yang berperan penting dalam
jelas sederhana dan mudah dimengerti, baik oleh fiskus, maupun oleh
Pasal 4 ayat (1) menyatakan: wajib pajak wajib mengisi dan menyampaikan
ketetapan pajak. Dalam hal ini, pem-bayar pajak mengisi sendiri Surat
Pemberitahuan (SPT) yang dibuat pada setiap akhir masa pajak atau akhir
tanpa ada unsur pe-maksaan.Namun, semuanya itu hanya dapat terjadi bila
mengenai pembayaran.
d. Convenience adalah pajak harus dipungut pada saat yang paling baik
pajaknya.
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN
perpajakan untuk mewujudkan citra dan target pajak menjadi nyata. Dalam
langkah perbaikan dan perubahan dalam pemungutan pajak dimulai pada awal
41
assessment system.
pada tahun 2002 DJP mencoba berbenah kembali yaitu dengan meluncurkan
dan terkini. Strategi yang ditempuh adalah pemberian pelayanan prima sekaligus
kepatuhan wajib pajak. Kepatuhan pajak di KPP Madya Malang telah berhasil
mencapai tingkat kepatuhan yang cukup tinggi, hal tersebut sangat berbeda
Beberapa variabel dalam penelitian ini telah diteliti oleh para peneliti terdahulu.
Hasil dari penelitian Allingham and Sandmo (1972), Alm et.al (1992),
yang berasal dari kesadaran dan keikhlasan Wajib Pajak dalam melaksanakan
sebagai berikut:
Gambar 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
Rhoades (1999)
Rhoades (1999)
H5
Kariyoto (2011)
Jatmiko (2006)
Kepatuhan (Y1) Penerimaan
Pajak (Y2)
Olabede (2011) Rhoades (1999)
Nurlis(2015)
H2
44
H4
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang telah dikemukakan
berikut:
Hipotesis 1 : Pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan
Wajib Pajak.
Hipotesis 2 : Kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan
Wajib Pajak
Hipotesis 3 : Pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap penerimaan
pajak
Hipotesis 4 : Kualitas pelayanan pajak berpengaruh terhadap
penerimaan pajak
Hipotesis 5 : Kepatuhan pajak berpengaruh terhadap penerimaan
pajak
2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah serangkaian
peran yang penting dalam menguji dan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.
dan wajib pajak; memeriksa di tempat wajib pajak; melakukan pemeriksaan atas
(1972) menyimpulkan bahwa tarif pajak, tingkat hukuman dan audit perpajakan
sehingga dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Alm et.al (1992) dalam
penalti yang baik akan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Kepatuhan dan
(Aritonang, 2001).
Perpajakan (Studi Pada Kantor Wilayah Direktorat Pajak Jawa Timur III). Tujuan
hukum dalam hal ini pemeriksaan pajak dapat mengurangi tax evasion atau
terdapat perbedaan kepatuhan antara wajib pajak yang sering diaudit dan tidak
diaudit dimana perusahaan yang diaudit memiliki kepatuhan yang lebih tinggi.
tingkat kepatuhan wajib pajak, baik formal maupun material dari peraturan
compliance seorang wajib pajak dimana kepatuhan ini akan sangat berdampak
tempat wajib pajak yang ruang lingkup pemeriksaannya meliputi satu jenis pajak,
dibangun oleh DJP sebagai daya dorong untuk mencapai visi dan misinya.
Pelayanan merupakan setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh
47
satu kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan
tindakan yang ditawarkan oelh DJP kepada Wajib Pajak yang pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan. Salah satu misi DJP
kualitas jasa, yaitu expected service dan perceived service. Apabila jasa
pelayanan fiskus dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Selain itu,
Wajib Pajak yang diukur dari pemeriksaan pajak, penegakan hukum dan
kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan
yang dilakukan oleh fiskus, peningkatan kesadaran yang didukung oleh semakin
Asli Daerah.
berikut:
peningkatan penerimaan pajak yang disebabkan karena efektifitas eTax Filing &
membayar pajak.
pajak diharapkan dapat mengurangi biaya wajib pajak dan mempermudah Wajib
pelaporan yang dilakukan oleh wajib pajak sehingga wajib pajak mengerti dan
paham akan kewajiban pajaknya yang harus dipenuhi, dengan pelayanan yang
pajak dan penerimaan pajak. Berdasarkan teori dan hasil penelitian di atas,
penerimaan negara dari sektor perpajakan. Dalam sudut pandang yang berbeda
penerimaan pajak didapatkan bahwa kepatuhan wajib pajak yang diukur dari
pajak.
BAB IV
METODE PENELITIAN
variabel yang diteliti. Metode korelasi ini bertujuan untuk meneliti sejauh
mana variabel pada satu faktor berpengaruh terhadap variabel pada faktor
dan Penerimaan pajak (Y2) Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Malang.
kerangka teoritis.
4.3.1 Populasi
perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.
adalah seluruh Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Madya Malang.
4.3.2. Sampel
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan
adalah seluruh Wajib Pajak Badan yang terdaftar dan telah dilakukan
pemeriksaan pajak pada tahun 2013 sampai dengan 2015 di KPP Madya
Malang.
56
Unit analisis dalam penelitian ini adalah staf pajak atau tax
terdaftar pada KPP Madya Malang. Peneliti memilih unit analisis tersebut
kepatuhan wajib pajak lebih baik di wakili oleh staf pajak atau tax
professional perusahaan.
yang diambil adalah 100 Wajib Pajak Badan yang terdaftar dan telah
diperiksa pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 oleh KPP Madya
Malang.
fenomena. Konsep yang tidak mudah diamati dan diukur secara empiris
perlu diberi batasan atau definisi operasional yang jelas dipakai sebagai
buku atau sumber lain misalnya website dan jurnal. Namun bila definisi
yang memengaruhi nilai dari variabel lain dalam model. Variabel eksogen
dalam penelitian ini meliputi dua variabel yaitu pemeriksaan pajak (X 1),
oleh variabel eksogen dalam model, baik secara langsung maupun tidak
2. Kulitas Pelayanan
menurut Supranto (2006: 226) adalah sebuah kata yang bagi penyedia
d. Jaminan (Assurance)
e. Empati (Empathy),
perpajakannya.
Indikator:
adalah:
a. Kesesuaian pembayaran antara kewajiban perpajakan
b. Memiliki ketepatan perhitungan dengan baik
60
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih
responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang responden
dan sejenisnya.
Moment adalah:
n XY ( X )( Y )
rxy
{n X 2 ( X ) 2 }{n Y 2 ( Y ) 2 }
rxy
= Koefisien Korelasi
yaitu apabila nilai korelasi lebih besar dari 0,3 (dilihat dari r tabel) maka
yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama,
jika memiliki koefisien keandalan reliabilitas sebesar 0,6 atau lebih. Uji
Variabel dinyatakan reliabel jika alpha bernilai > 0,6. Formula dari Alpha
(
k
)(1
b 2 )
k 1 ( 2t )
b2 :
Jumlah varian butir
a. Data Primer
Data yang relevan dengan pembahasan yang didapat dari
Malang.
4.7.2. Metode Pengumpulan Data
sebagai berikut:
dan rata-rata serta presentasi dari hasil angket. Analisis data ini digunakan
pelayanan (X2), kepatuhan wajib pajak (Y1) dan Penerimaan Pajak (Y2).
R 51
i=
k = 5 = 0, 80
k = jumlah kelas
teknik analisis jalur (path analysis). Software yang akan digunakan untuk
aditif,
2. Hanya model rekursif dapat dipertimbangkan, yaitu hanya system aliran
reliabel),
4. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasikan) dengan benar
67
1
Pemeriksaan Py2x1
(X1)
Py1x1
Penerimaan
Kepatuhan Py2y Pajak
(Y1) 1 (Y2)
Kualitas Py1x2
Layanan Py2x2
(X2)
Gambar 4. 1 Model Diagram Jalur Hipotesis
dirumuskan.
Pada dasarnya koefisien jalur (path) adalah koefisien regresi
basis data yang telah di set dalam angka baku atau Z-score
r sederhana.
2. Menghitung koefisien jalur secara individu
Selanjutnya untuk mengetahui signifikasi analisa jalur, maka
atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 >Sig), maka Ho
DAFTAR PUSTAKA