Anda di halaman 1dari 2

Sosial Budaya

Pantang makanan adalah bahan makanan atau masakan yang tidak boleh dimakan oleh para
individu dalam masyarakat karena alasan yang bersifat budaya (Marsetya &Kartasapoetra,
2002). Biasanya pihak yang diharuskan memantang memiliki ciri-ciri tertentu, atau sedang
mengalami keadaan tertentu ( misalnya karena sedang hamil atau menyusui) , dan karena
dalam kebudayaan setempat terdapat suatu kepercayaan tertentu terhadap bahan makanan
tersebut (misalnya berkenaan dengan sifat keramatnya). Adat memantang makan itu diajarkan
secara turun temurun dan cenderung di taati walaupun individu yang menjalankannya
mungkin tidak terlalu paham atau yakin akan rasional dan dari alasan-alasan memantang
makanan yang bersangkutan, dan sekedar karena patuh akan tradisi setempat
(Swasono,1998).
Kepercayaan makanan masyarakat tentang konsepsi kesehatan dan gizi sangat
berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan. Semakin banyak pantang dalam makanan
maka semakin kecil peluang keluarga untuk mengkonsumsi makanan yang beragam.
Beberapa jenis bahan makanan dilarang dimakan oleh anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui
atau pun kaum remaja. Jika ditinjau dari konteks gizi, bahan makanan tersebut justru
mengandung nilai gizi yang tinggi,tetapi tabu itu tetap dijalankan dengan alasan takut
menanggung resiko yang akan timbul. Sehingga masyarakat yang demikian akan
mengkonsumsi bahan makanan bergizi dalam jumlah yang kurang,dengan demikian maka
penyakit kekurangan gizi akan mudah timbul di masyarakat. (Suhardjo, 1989)
Dengan adanya pantangan dalam makanan maka semakin kecil peluang ibu untuk
mengkonsumsi makan yang beragam. Sehingga masyarakat akan mengkonsumsi bahan
makanan bergizi dalam jumlah yang kurang ,dengan demikian penyakit kekurangan gizi akan
mudah timbul di masyarakat.

Penyakit Infeksi
Penyakit infeksi merupakan penyakit yang disebabkan oleh agen biologi (seperti
virus, bakteri,atau parasit) , bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia
( seperti keracunan). Penyakit infeksi merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan ibu.
Status gizi kurang akan meningkatkan kepekaan ibu terhadap resiko terjadinya
infeksi, dan sebaliknya infeksi dapat meningkatkan resiko kurang gizi. Penyakit infeksi dapat
bertindak sebagai pemula terjadinya kurang gizi sebagai akibat menurunnya nafsu makan,
adanya penggunaan penyerapan dalam saluran pencernaan atau peningkatan kebutuhan zat
gizi oleh adanya penyakit.
Kaitan penyakit infeksi dengan keadaan gizi kurang mrupakan timbal balik, yaitu
hubungan sebab akibat. Penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan gizi dan keadaan gizi
yang jelek dapat mempermudah infeksi, penyakit infeksi terkait status gizi yaitu TB,
diare,dan malaria.
Kekurangan zat gizi makro berkontruktibusi terhadap penyakit infeksi dan sebaliknya
penyakit infeksi menyebabkan terjadinya malnutrisi. Orang yang menderita kekurangan gizi
akan sangat rentan terhadap berbagai penyakit. Hal ini karena kurangnya asupan makanan
yang bergizi yang dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh. Demikian pula jika seseorang
terkena penyakit infeksi akan menurunkan nafsu makananannya sehingga jika tidak
tertangani akan menyebebkan kekurangan gizi.
( Sumber : repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/.../2996/.../FARIDA
%20HIDAYATI-FKIK.pd.)

Anda mungkin juga menyukai