Anda di halaman 1dari 2

I.

PENGERTIAN MUTILASI
Dari pengertiannya, kata "mutilasi" tidak selalu identik dengan manusia atau hewan.
Kata ini lebih identik dengan pekerjaan memotong-motong atau memilah sesuatu menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil. Mutilasi (mutilate) menurut Burton's Legal Thesaurus berarti
"amputate, batter, blemish,broise, butcher, cripple, cut, damage, debilitate, deface, deform,
deprive of an important part, disable, disfigure, dismantle, dismember, distort, gash, impair,
incapatitate, injure, knock out of shape, lacerate, maim, mangle, render a document
imperfect" (William C. Burton, Burton's Legal Thesaurus, 3 rd ed, New York: McGraw-Hill,
1998). Kejahatan mutilasi adalah jenis kejahatan yang tergolong sadis, dimana pelaku kejahatan
itu tidak hanya membunuh atau menghilangkan nyawa orang lain melainkan ia juga memotong-
motong setiap bagian tubuh si korbannya. Menurut beberapa ahli kejahatan pidana, biasanya
kejahatan ini terjadi tergantung kepada keadaan psikis si pelaku, dimana si pelaku cenderung
mengalami gangguan kejiwaan. Pada pendapat ahli lain, bahwa kejahatan ini merupakan
kejahatan susulan dari sebuah kejahatan pembunuhan, dengan maksud untuk menutupi
kejahatan pembunuhan tersebut maka dilakukanlah pemutilasian tubuh korban, sehingga korban
tidak diketahui keberadaannya ataupun jika diketahui maka akan mengelabui penyidik untuk
mengungkap identitasnya.
Dari sisi ilmu kriminologi, yang dimaksud dengan mutilasi adalah terpisahnya anggota
tubuh yang satu dari anggota tubuh lainnya oleh sebab yang tidak wajar. Suatu konteks tindak
kejahatan orang melakukan tindakan mutilasi adalah dengan tujuan untuk membuat relasi antara
dirinya dengan korban terputus dan agar jati diri korban tidak dikenali dengan alasan-alasan
tertentu.

II. JENIS-JENIS MUTILASI


Mutilasi memiliki beberapa unsur, seperti unsur perencanaan (direncanakan-tidak
direncanakan), unsur pelaku (individu-kolektif), dan unsur ritual atau inisiasi, serta unsur
kesehatan atau medis. Dari berbagai macam jenis mutilasi, secara umum setidaknya tindak
pidana mutilasi dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Mutilasi defensif (defensive mutilation), atau disebut juga sebagai pemotongan atau
pemisahan anggota badan dengan tujuan untuk menghilangkan jejak setelah
pembunuhan terjadi. Motif rasional dari pelaku adalah untuk menghilangkan tubuh
korban sebagai barang bukti atau untuk menghalangi diidentifikasikannya potongan
tubuh korban.
b. Mutilasi ofensif (offensive mutilation), adalah suatu tindakan irasional yang
dilakukan dalam keadaan mengamuk, frenzied state of mind. Mutilasi kadang
dilakukan sebelum membunuh korban.

Anda mungkin juga menyukai