Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jepang memiliki batas wilayah negaranya yang langsung berbatasan dengan


negara China, Taiwan, Korea Selatan dan juga Rusia. Dalam hal ini, pertentangan
wilayah perbatasan terjadi antara Jepang dan ketiga negara tersebut. Jepang
memiliki pertikaian dengan Cina dan Taiwan dalam persoalan Kepulauan Senkaku.
Jepang juga mempunyai sengketa dengan negara Korea Selatan dan begitu juga
dengan Rusia, Jepang juga mengalami sengketa dengan Rusia dalam persoalan
Kepulauan Kuril, dimana perseteruan kedua negara.

ini terjadi sejak perang dunia ke II. Hingga sekarang Pulau Etorofu, Kunashiri,
Shikotan dan Habomai masih berada dalam kekuasaan Rusia. Namun Jepang
mengklaim bahwa pulau-pulau tersebut adalah wilayah teritori Jepang bagian Utara
yang telah dijajah oleh Rusia.

Rusia dan Jepang telah pernah menandatangani perjanjian resmi pertama


mengenai perbatasan pada tahun 1885 dimana dalam perjanjian ini dicantumkan :
Mulai dari ditandatanganinya perjanjian ini perbatasan kedua negara sudah
ditetapkan antara pulau Etorofu dan pulau Uruppu. Seluruh pulau Etorofu
merupakan kepemilikan Jepang, dan kepulauan Kuril yang berada di utara serta
yang termasuk didalamnya adalah pulau Uruppu merupakan milik Rusia.
Perjanjian Shimoda juga mencantumkan pulau Sakhalin atau Karafuto tidak untuk
dibagi tetapi berada dalam pengawasan bersama antara Rusia dan Jepang.

Munculnya permasalahan hubungan antara Jepang dan Rusia tentang


kepulauaun Kuril karena adanya perjanjian Shimoda tahun 1855 yang dalam pasal 2
menyatakan bahwa : selanjutnya batas antara kedua negara akan terletak antara
pulau Etorofu dan Uruppu. Seluruh Eoroffu adalah milik Jepang dan kepulauan
Kuril yang terletak disebelah utara dan termasuk pulau Urup akan menjadi milik
Rusia. Sedangkan Pulau Kunashir, Shikotan dan Kepulauan Habomai, yang
terletak di sebelah selatan Iturup, tidak secara eksplisit disebutkan dalam perjanjian
dan dianggap sebagai pulau-pulau yang tidak disengketakan.

Permasalahan antara Jepang dan Rusia selanjutnya muncul pada tahun 1904-
1905 dimana kedua negara saling memperebutkan wilayah Manchuria. Pada tahun
1905 disepakati perjanjian Porsmouth yang merupakan solusi awal yang
menyebutkan setengah dari kepulauan Shakalin selatan menjadi milik Jepang dan
Kuril menjadi milik Uni Soviet pada saat itu. Pada tanggal 8 September 1951
Jepang menandatangani perjanjian San Fransisco yang memuat pasal-pasal yang
menunjukkan tanggung jawab Jepang sebagai negara yang harus menanggung beban
biaya yang ditimbulkan selama masa penjajahan. Didalam perjanjian tersebut juga
tertuang pasal mengenai wilayah yang harus dikembalikan kepada negara asal.

Dampak dari perjanjian tersebut adalah pernyataan bahwa Jepang harus


menghentikan semua klaim terhadap kepulauan Kuril, dan perjanjian tersebut juga
tidak mengakui kedaulatan Rusia atas kepulauan Kuril. Rusia tetap mempertahankan
kedaulatan atas kepulauan-kepulauan tersebut dan diakui dengan adanya perjanjian-
perjanjian pada akhir perang dunia ke II, namun klaim Rusia tersebut ditolak
Jepang.

Permasalahan yang telah terjadi selama hampir 65 tahun tersebut berdampak


terhadap hubungan bilateral antara Jepang dan Rusia. Selama masa tersebut kedua
negara melakukan konfrontasi yang mengakibatkan konflik ini terus berlangsung
hingga mencapai puncaknya pada tahun 2007 yang ditandai dengan sebuah kapal
patroli Rusia melepaskan tembakan kepada nelayan Jepang dikawasan kepulauan
tersebut dengan alasan bahwa nelayan tersebut telah memasuki wilayah yuridiksi
Rusia.1

1 Dalam Stephen, M Waltz. 1998, International Relations; One World Many


Theories, Foreign Policy, No.110. Spring, hal. 25
1.2. Rumusan Masalah

Kepentingan jepang ingin merebut kepulauan kuril dari rusia? Politik luar negeri
jepang.?

1.3. LANDASAN KONSEPTUAL


1.3.1. Kebijakan Luar Negeri

Kebijakan luar negeri ( foreign policy ) adalah merupakan strategi atau


rencana tindakan yang dibentuk oleh para pembuat keputusan suatu negara
dalam menghadapai negara lain atau unit politk internasional lainnya .
Dikendalikan dalam kepentingan nasional.

Rosenau memberi defenisi terhadap kebijakan luar negeri ( foreign


policy ) sebagai berikut: all the attitudes and activities through which
organized nation societes seeks with and benefit from international
environment.

Sedang tipe-tipe keputusan luar negeri dapat dibedakan (Toma dan Gorman
1991,135-136) :

Keputusan mikro dikenal sebagai keputusan administratif dan biasanya


dibuat lebih rendah dari organisasi pemerintah, dan biasnya dikerjakan secara
individu bukan oleh kepemimpinan politik. Keputusan ini sempit jangkaunnya
dan rendah tingkat keseriusannya ancamannnya. Sehingga tidak membutuhkan
perhatian dari pembuat keputusan tingkat atas.

Keputusan krisis adalah keputusan yang mirip dengan keputusan mikro,


namun merupakan keputusan kecil yang melibatkan pembuatan keputusan
tingkat tinggi. Keputusan ini dibuat pada situasi yang mengancam, dengan
demikian keputusan ini mengandung elemen yangv tidak diperhitungkan
sebelumnya ( surprise ) dan diputuskan dalam jangka waktu yang pendek.2

2 http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-kebijakan-luar-negeri-faktor.html
1.4. Alur Pemikiran

BAB II

DINAMIKA POLITIK PEMERINTAHAN JEPANG

2.1 Sistem Pemerrintahan Jepang

Jepang juga merupakan sebuah negara kepulauan yang didirikan oleh Kaisar
Jimmu pada abad ke-7 SM. Jepang menjadi negara yang paling disegani di wilayah Asia
karena memiliki tekhnologi yang jauh lebih maju dibandng dengan negara-negara di
sekitarnya. Di Jepang terdapat 47 pemerintah daerah tingkat prefektur (setingkat
provinsi) dan memiliki lebih dari 3300 pemerintah daerah pada tingkat bawah. Para
kepala pemerintah daerah tersebut dipilih oleh rakyat setempat melalui pemilihan.

Jepang adalah negara kekaisaran yang mana kepala negaranya seorang kaisar
dengan kepala pemerintahan seorang perdana menteri. Kaisar adalah kepala negara
seremonial yang di dalam konstitusi disebutkan sebagai simbol negara dalam urusan
diplomatik dengan negara lain. Jepang sangat sering melakukan pergantian perdana
menteri, namun hal itu tidak mengganggu kestabilan negara sehingga jepang termasuk
negara yang dan banyak investor yang tertarik untuk menanamkan modal asing di
jepang.

Parlemen jepang adalah parlemen dua kamar yang dibentuk mengikuti sistem
inggris. Terdiri atas Majelis Rendah dan Majelis TInggi. Majelis Rendah beranggotakan
480 orang anggota dewan dan dipilih secara langsung oleh rakyat setiap empat tahun
sekali atau setlah Majelis Rendah dibubarkan. Majelis Tinggi Jepang terdiri atas 240
anggota dewan yang memiliki masa jabatan enam tahun dan juga dipilih langsung oleh
rakyat. Setiap warga negara jepang yang berusia 20 tahun ke atas berhak untuk
mengikuti pemilihan.

Ciri-ciri sistem pemerintahan Jepang adalah sebagai berikut:

a. Bentuk pemerintahan adalah monarki konstitusional dengan sistem demokrasi


parlementer.

b. Kepala pemerintahan adalah raja/kaisar. Raja/kaisar Jepang sebagai simbol dan


lambang kesatuan. Kepala perdana menteri adalah perdana menteri.

c. Pemilihan raja berdasarkan keturunan, sedangkan perdana menteri berasal dari


pimpinan partai mayoritas yang ada di parlemen (House of Representatives).

d. Parlemen menganut sistem bikameral

e. Badan kehakiman adalah supreme court.

Sejak tahun 1947 di Jepang mulai berlaku sebuah konstitusi atau Udang-Undang
Dasar yang didasarkanpada tiga prinsip, yaitu : kedaulatan rakyat, hormat terhadap hak
hak asasi manusia, danpenolakan perang. Di dalam konstitusi ini juga menetapkan
tentang tiga kemandirian badanpemerintah yang terdiri dari :

* Badan Legislatif. Biasa disebut parlemen.


* Badan Eksekutif. Terdiri dari anggota kabinet.
* Badan Yudikatif. Berfungsi sebagai pengadilan hukum.

https://www.astalog.com/5685/bentuk-negara-jepang-yaitu.htm

Bentuk Pemerintahan Jepang Sekarang

Semasa Restorasi Meiji (masa berakhirnya kejayaan samurai dan shogun), Jepang mulai
mengadopsi sistem politik, hukum dan pemerintahan dari dunia barat, yaitu bentuk
pemerintahan Jepang yang menganut sistem dari Eropa terutama Inggris dan sistem dari
Amerika. Pada tahun 1881-1931 hukum gaya kuno lenyap digantikan oleh hukum
modern, khususnya hukum pidana. Ini didasarkan pada asumsi bahwa kejahatan dan
hukum harus dibatasi oleh ruang lingkup penetapan hukum secara pasti.

Undang-Undang Dasar Meiji sendiri sudah disahkan pada tahun 1889 dan parlemen
Kekaisaran bersidang untuk pertama kalinya pada tahun 1890. Pasca Perang Dunia II
sebagai simbol demokrasi muncullah Undang-Undang Dasar Negara Jepang pada tahun
1947. Sejak itu mulailah berlaku institusi politik modern gaya Amerika di Jepang.
Karena Jepang termasuk negara yang kalah dalam Perang Dunia II. Dalam hal ini
membawa beberapa konsukuensi bagi mereka. Di antaranya adalah keharusan untuk
mengikuti sistem yang dianut oleh negara pemenang perang.

Berdasarkan konstitusi yang yang baru ini Jepang ditetapkan sebagai negara yang
menganut paham pasifisme (paham cinta damai) dan mengutamakan praktik demokrasi
liberal. Karena itu Jepang tidak boleh mengembangkan industri persenjataan dan tidak
mempunyai angkatan bersenjata. Sistem pertahanan negara dibangun dengan sistem
pertahanan sipil dan wajib militer.
Jepang masih menganut sistem negara monarki konstitusional yang berarti kekuasaan
Kaisar Jepang dibatasi oleh konstitusi. Kaisar adalah kepala negara seremonial yang di
dalam konstitusi disebutkan sebagai simbol negara dalam urusan diplomatik dengan
negara lain. Sementara itu kekuasaan pemerintah berada di tangan Perdana Menteri dan
anggota terpilih parlemen Jepang. Itu berarti sebetulnya kedaulatan sepenuhnya berada
di tangan rakyat. Jepang sangat sering berganti Perdana Menteri tetapi pergantian itu
tidak mempengaruhi stabilitas dalam negeri mereka. Tak pernah terjadi pergolakan
demontrasi apalagi kerusuhan. Karena itulah Jepang termasuk negara paling aman di
dunia sehingga mempengaruhi iklim industri dan penanaman modal asing di Jepang.

Parlemen Jepang adalah parlemen dua kamar yang dibentuk mengikuti sistem Inggris.
Terdiri atas Majelis Rendah dan Majelis Tinggi. Majelis Rendah beranggotakan 480
orang anggota dewan dan dipilih secara langsung oleh rakyat setiap empat tahun sekali
atau setelah Majelis Rendah dibubarkan. Majelis Tinggi Jepang terdiri atas 240 anggota
dewan yang memiliki masa jabatan enam tahun dan juga dipilih langsung oleh rakyat.
Setiap warga negara Jepang yang berusia 20 tahun ke atas berhak untuk memilih.

Pemilihan umum dilaksanakan hari Minggu di beberapa fasilitas umum seperti sekolah.
Yang menarik adalah cara para calon memeperkenalkan diri dan programnya kepada
masyarakat. Para calon didampingi tim sukses turun langsung ke masyarakat, berorasi
di depan stasiun, berkeliling dari rumah ke rumah, memasang pamflet dan menyebarkan
brosur.

Kabinet Jepang beranggotakan Perdana Menteri dan para menteri. Perdana Menteri
berasal dari partai mayoritas di Majelis Rendah. Perdana Menteri adalah kepala
pemerintahan. Menteri-menteri kabinet diangkat oleh Perdana Menteri sedangkan
Perdana Menteri diangkat oleh Kaisar berdasarkan keputusan Parlemen Jepang serta
memberikan persetujuan atas pengangkatan menteri-menteri kabinet. Perdana Menteri
memerlukan dukungan dan kepercayaan dari anggota Majelis Rendah untuk bertahan
sebagai Perdana Menteri.
http://indojapanese.com/bentuk-pemerintahan-jepang/

BAB III
PERSENGKETAAN KEPULAUAN KURIL ANTAR JEPANG-RUSIA

3.1 Konflik Kepulaun Kuril

Bab 3 dan bab 4 seimbang halamannya, pemerintahannya siapa pada kepentingan siapa.

Anda mungkin juga menyukai