PRAKTIKUM
HIDROGEOLOGI
PERTEMUAN KE 2
UNIVERSITAS JAMBI
2016
LABORATORIUM HIDROGEOLOGI 2016
ACARA 1
Andy Yanottama 1
F1D114008
Kelompok 2
LABORATORIUM HIDROGEOLOGI 2016
pada suatu periode infiltrasi. Laju infiltrasi adalah jumlah air yang meresap ke
dalam tanah dalam waktu tertentu. Sedangkan kapasitas infiltrasi adalah laju
infiltrasi maksimum air meresap ke dalam tanah (Haridjaja, Murtilaksono dan
Rachman, 1991).
Laju infiltrasi tertinggi dicapai saat air pertama kali masuk ke dalam
tanah dan menurun dengan bertambahnya waktu (Philip, 1969 dalam Jury dan
Horton, 2004). Pada awal infiltrasi, air yang meresap ke dalam tanah mengisi
kekurangan kadar air tanah. Setelah kadar air tanah mencapai kadar air
kapasitas lapang, maka kelebihan air akan mengalir ke bawah menjadi
cadangan air tanah (ground water) (Jury dan Horton, 2004).
Laju infiltrasi adalah laju air yang meresap ke dalam tanah, yang
besarnya dinyatakan dalam mm/jam. Laju infiltrasi ini sangat besar
pengaruhnya di dalam rancangan-rancangan untuk cara pemberian air, periode
dan lamanya pemberian air beserta besarnya air yang harus diberikan.
Kemampuan tanah menyerap air akan semakin berkurang dengan makin
bertambahnya waktu. Pada tingkat awal kecepatan penyerapan air ini akan
mendekati konstan.
Laju infiltrasi (f) kapasitas infiltrasi (fp). Hal ini di pengaruhi oleh
intensitas hujan. Jika Intensitas Hujan < kapasitas infiltrasi maka laju infiltrasi
akan < kapasitas infiltrasi, dan jika > maka laju infiltrasi akan = kapasitas
infiltrasi.
Andy Yanottama 2
F1D114008
Kelompok 2
LABORATORIUM HIDROGEOLOGI 2016
Model Horton adalah salah satu model infiltrasi yang terkenal dalam
hidrologi. Horton mengakui bahwa kapasitas infiltrasi berkurang seiring
dengan bertambahnya waktu hingga mendekati nilai yang konstant. Ia
menyatakan pandangannya bahwa penurunan kapasitas infiltrasi lebih
dikontrol oleh faktor yang beroperasi di permukaan tanah dibanding dengan
proses aliran di dalam tanah. Faktor yang berperan untuk pengurangan laju
infiltrasi seperti penutupan retakan tanah oleh koloid tanah dan pembentukan
kerak tanah, penghancuran struktur permukaan lahan dan pengangkutan
partikel halus dipermukaan tanah oleh tetesan air hujan. Model Horton dapat
dinyatakan secara matematis mengikuti persamaan dibawah ini :
f = fc + (f0-fc) e(-kt)
Dimana :
f = kapasitas infiltrasi pada saat t (cm/jam)
fC = kapasitas infiltrasi pada saat konstan (cm/jam)
Andy Yanottama 3
F1D114008
Kelompok 2
LABORATORIUM HIDROGEOLOGI 2016
e = 2.718
e
K log
e
K log
F oF c
()log()
1
( FF c ) +
log
()
1
t=
Andy Yanottama 4
F1D114008
Kelompok 2
LABORATORIUM HIDROGEOLOGI 2016
Model ini sangat simpel dan lebih cocok untuk data percobaan.
Kelemahan utama dari model ini terletak pada penentuan parameternya f 0, fc,
dan K dan ditentukan dengan data-fitting. Meskipun demikian dengan
kemajuan sistem komputer proses ini dapat dilakukan dengan program
spreadsheet sederhana.
Andy Yanottama 5
F1D114008
Kelompok 2
LABORATORIUM HIDROGEOLOGI 2016
pengukuran yang mudah dilakukan juga bahan untuk membuat alatnya mudah
dicari,inilah yang menjadi alasan mengapa cara ini paling sering dilakukan.
1.5 Hasil
Tabel 1. Pengamatan Di Lapangan
Andy Yanottama 6
F1D114008
Kelompok 2
LABORATORIUM HIDROGEOLOGI 2016
Laju
t (jam) f (cm/jam) fc f-fc Log(f-fc) Infiltrasi (f)
(cm/jam)
5/60 12 0,4 11,6 1,06
10/60 1,2 0,4 0,8 -0,09
15/60 0,4 0,4 0 -
1.6 Pembahasan
Pada kegiatan praktikum Hidrogeologi ini yang mengenai Implementasi
Proses Infiltrasi, yang mana sebelumnya telah kita ketahui bahwa proses
infiltrasi merupakan sebagai proses masuknya air ke dalam tanah melalui
permukaan tanah. Proses infiltrasi yang dimaksud adalah infiltrasi vertikal,
yaitu gerakan ke bawah dari permukaan tanah, yang mana infiltrasi tanah
tersebut meliputi infiltrasi kumulatif, laju infiltrasi dan kapasitas infiltrasi.
Infiltrasi kumulatif adalah jumlah air yang meresap ke dalam tanah pada suatu
periode infiltrasi. Laju infiltrasi adalah jumlah air yang meresap ke dalam tanah
dalam waktu tertentu. Sedangkan kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi
maksimum air meresap ke dalam tanah
Pada praktikum ini dalam menentukan parameter nilai-nilai infiltrasi
maka digunakanlah persamaan Model Horton. Horton mengakui bahwa
kapasitas infiltrasi berkurang seiring dengan bertambahnya waktu hingga
mendekati nilai yang konstant. Ia menyatakan pandangannya bahwa penurunan
kapasitas infiltrasi lebih dikontrol oleh faktor yang beroperasi di permukaan
tanah dibanding dengan proses aliran di dalam tanah. Berikut adalah
persamaan Model Horton :
f = fc + (f0-fc) e(-kt)
K = -1 / 0.434 m
Andy Yanottama 8
F1D114008
Kelompok 2
LABORATORIUM HIDROGEOLOGI 2016
1.7 Kesimpulan
1. Laju infiltrasi tertinggi dicapai saat air pertama kali masuk ke dalam
tanah dan menurun dengan seiring bertambahnya waktu.
f = fc + (fo fc)e-kt ; i fc
Implikasi proses infiltrasi terhadap suatu pengembangan kawasan
pertambangan, yaitu khususnya pada kawasan pertambangan
batugamping. Dimana sebelum dilakukan penambangan, batugamping
bagian atas umumnya mempunyai rekahan yang intensif akibat dari
proses karstifikasi, sehingga menjadikan zona ini mempunyai porositas
Andy Yanottama 9
F1D114008
Kelompok 2
LABORATORIUM HIDROGEOLOGI 2016
Andy Yanottama 10
F1D114008
Kelompok 2
LABORATORIUM HIDROGEOLOGI 2016
DAFTAR PUSTAKA
Eka, Irwan Saputra. 2013. Infiltrasi dan Kurva Kapasitas Infiltrasi Menurut Model
Horton. Universitas Sriwijaya : Palembang.
Rohmad. 2015. Infiltrasi dan Kurva Infiltrasi Model Horton. Universitas Jenderal
Soedirman : Porwokerto.
Andy Yanottama 11
F1D114008
Kelompok 2
LABORATORIUM HIDROGEOLOGI 2016
LAMPIRAN
Perhitungan :
60
f= x selisih tiap penurunan
Interval
60 cm
f 1= x 1=12
5 jam
60 cm
f 2= x 0,2=1,2
10 jam
60 cm
f 3= x 0,1=0,4
15 jam
60 cm
f c= x 0,1=0,4
15 jam
Persamaan 1
y=m x+C
0,08=m1,06+C (1)
Persamaan 2
y=m x+C
0,17=0,99m+C (2)
C=C
Andy Yanottama 12
F1D114008
Kelompok 2
LABORATORIUM HIDROGEOLOGI 2016
1,15 m=0,09
m=0,08
1
K (konstanta)=
0,434 x m
1
K ( konstanta )= =28,57
0,434 x0,08
f =f c + ( f 0 f c ) eKt
f =0,4+1,16
f =1,56
Volume Infiltrasi
( f 0f c )
V ( t )=f c x t+ ( 1eKt )
K
( 120,4 )
V ( t )=0,4 x 2+ ( 10,1 )
28,57
11,6
V ( t )=0,8+ ( 0,9 )
28,57
Andy Yanottama 13
F1D114008
Kelompok 2
LABORATORIUM HIDROGEOLOGI 2016
V ( t )=0,8+0,41 ( 0,9 )
V ( t )=0,8+0,37
cm
V ( t )=1,17
jam
LAMPIRAN
Andy Yanottama
Gambar 3. Ember dan gayung Gambar 4. Double ring infiltrometer14
F1D114008
Kelompok 2
Gambar 6. Pengisian air pada
Gambar 5. Pemasangan ring ring kecil
LABORATORIUM HIDROGEOLOGI 2016
Andy Yanottama 15
F1D114008
Kelompok 2