Rekonsiliasi fiskal adalah proses penyesuaian atas laba komersial yang berbeda dengan
ketentuan fiskal untuk menghasilkan penghasilan neto/laba yang sesuai dengan ketentuan
pajak.
Koreksi fiskal adalah koreksi atau penyesuaian yang harus dilakukan oleh wajib pajak
sebelum menghitung Pajak Penghasilan (PPh) bagi wajib pajak badan dan wajib pajak
orang pribadi (yang menggunakan pembukuan dalam menghitung penghasilan kena pajak).
1. Biaya yang diakui lebih besar, seperti penyusutan menurut WP lebih rendah, selisih
amortisasi, dan biaya yang ditangguhkan pengakuannya
2. Penghasilan yang didapat dari penghasilan yang bukan merupakan objek pajak
3. Penghasilan yang didapat dari penghasilan yang sudah dikenakan PPh Final
Perbedaan Koreksi Fiskal
Terdapat perbedaan dalam perlakuan penetapan pendapatan dan biaya menurut Undang-Undang
Perpajakan Nomor 17 Tahun 2000 dengan Standar Akuntansi Keuangan sebagai akibat dari adanya
beda tetap dan beda sementara; perlakuan akuntansi terhadap perbedaan tersebut perlu dilakukan
rekonsiliasi antara laporan keuangan komersil
dengan laporan keuangan fiskal; dan pengaruh perbedaan tersebut terhadap laporan keuangan
yaitu pada besarnya jumlah pajak terutang dan jumlah laba usaha.
bisa mencoba membaca tulisan ini. Uraian dalam tulisan ini mungkin (sangat) berbeda dengan yang selama ini
ada di texbook apalagi PSAK, sehingga bisa dijadikan alternatif dalam upaya memahami pajak tangguhan.
Tulisan ini dimulai dengan konsep dasar pajak tangguhan yang kemudian diikuti dengan penerapannya untuk
Jika ada pertanyaan, komentar atau ingin menjawab pertanyaan yang ada, terkait tulisan ini, silahkan ditulis di
bagian comment.
Di Indonesia pajak tangguhan diatur dalam PSAK 46: Pajak Penghasilan. Pajak tangguhan adalah beban
pajak (deferred tax expense) atau manfaat pajak (deferred tax income) yang akan menambah atau
mengurangi jumlah pajak yang harus dibayar di masa depan. Pajak tangguhan ini timbul karena perbedaan
saat pengakuan pendapatan atau beban antara peraturan perpajakan (fiskal) dengan standar akuntansi
keuangan (komersial). Perbedaan saat pengakuan ini mengakibatkan pendapatan/beban yang diakui pada
masing-masing periode berbeda, namun secara keseluruhan pada akhirnya jumlah total pendapatan/beban
yang diakui sama antara fiskal dan komersial. Oleh karena itu perbedaan ini biasa disebut sebagai beda
sementara (temporary different). Beban/manfaat pajak tangguhan tidak akan mempengaruhi jumlah pajak
Beban pajak adalah jumlah pajak yang dihitung dengan cara dan tarif sesuai ketentuan perpajakan dengan
saat pengakuan pendapatan/beban sesuai standar akuntansi keuangan. Jumlah beban pajak ini bisa berbeda
dengan pajak kini (pajak yang dihitung sesuai dengan ketentuan perpajakan). Jika jumlah beban pajak dan
jumlah pajak kini tidak sama maka selisihnya merupakan pajak tangguhan. Beban pajak dapat dirumuskan
sbb:
Pajak tangguhan dapat berupa beban pajak tangguhan (debet) atau manfaat pajak tangguhan (kredit).
Berdasarkan rumus di atas, jika pajak tangguhan berupa beban maka jumlah pajak terutang
(dibayarkan)/pajak kini lebih kecil dari beban pajak yang berarti kekurangannya harus dibayarkan dimasa yang
akan datang. Oleh karena itu pengakuan beban pajak tangguhan mengakibatkan harus diakuinya liabilitas
pajak tangguhan. Sebailknya Jika pajak tangguhan berupa manfaat (income) maka jumlah pajak terutang
(dibayarkan)/pajak kini lebih besar dari beban pajak yang berarti kelebihannya dapat dikurangkan dari pajak
yang harus dibayarkan di masa yang akan datang. Oleh karena itu pengakuan manfaat pajak tangguhan
Pajak tangguhan dapat dihitung dengan pendekatan neraca dan pendekatan laba rugi. Dalam kondisi normal
kedua pendekatan tersebut akan menghasilkan angka yang sama. PSAK 46 mengharuskan untuk
Akuntansi pajak adalah proses penyusunan laporan keuangan sesuai dengan peraturan
undang - undang perpajakan. Sedangkan akuntansi komersial adalah proses penyusunan
laporan keuangan sesuai dengan PSAK, Informasi pembukuan diperlukan untuk
menghitung pajak terhutang dan verifikasi, serta pemeriksaan dan investigasi terhadap
kebenaran penghitungan jumlah utang pajak tersebut.
konsep Dasar Akuntansi Perpajakan
Tujuan Kebijakan Perpajakan :
1. Aspek Alokasi
Tax policy diarahkan pada sikap netral (tidak/cenderung pengaruhi alokasi &
diserahkan pada mekanisme pasar).
2. Aspek Distribusi
Diarahkan untuk pengaruhi penyebaran pemilikan atau penguasaan faktor- faktor
produksi dan pemerataan hasil pembangunan.
3. Aspek Stabilisasi
dilakukan melalui politik perpajakan, dimana pemerintah melakukan stabilitas ekonomi
dengan tingkat pendayagunaan tertentu, SDM, stabilitas harga dan tingkat inflasi.