Anda di halaman 1dari 22

LANDASAN TEORI MEDIS

SINDROM NEFROTIK

A. Pengertian

Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria, hipoalbuminemia


dan hiperkolesterolemia. Kadang-kadang terdapat hematuria, hipertensi dan penurunan
fungsi ginjal ( Ngastiyah, 1997).

Penyakit ini terjadi tiba-tiba, terutama pada anak-anak. Biasanya berupa oliguria dengan
urin berwarna gelap, atau urin yang kental akibat proteinuria berat ( Mansjoer Arif, dkk.
1999).

Nephrotic Syndrome merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh adanya injury
glomerular yang terjadi pada anak dengan karakteristik : proteinuria, hypoproteinuria,
hypoalbuminemia, hyperlipidemia dan edema (Suryadi, 2001).

Sindrom nefrotik merupakan gangguan klinis ditandai oleh:

o Peningkatan protein dalam urin secara bermakna (proteinuria)


o Penurunan albumin dalam darah
o Edema
o Serum cholesterol yang tinggi (hiperlipidemia).

Tanda tanda tersebut dijumpai disetiap kondisi yang sangat merusak membran kapiler
glomerulus dan menyebabkan peningkatan permiabilitas glomerulus (Sukiane, 2002).

B. Etiologi

Penyebab sindrom nefrotik yang pasti belum diketahui, akhir-akhir ini dianggap sebagai
suatu penyakit autoimun, yaitu suatu reaksi antigen antibodi. Umumnya etiologi dibagi
menjadi :

1. Sindrom nefrotik bawaan

Diturunkan sebagai resesif autosomal atau karena reaksi maternofetal. Resisten


terhadap semua pengobatan. Prognosis buruk dan biasanya pasien meninggal
dalam bulan-bulan pertama kehidupannya.

2. Sindrom nefrotik sekunder

Disebabkan oleh :

Malaria kuartana atau parasit lainnya.

Penyakit kolagen seperti lupus eritematosus diseminata, purpura

anafilaktoid.

Glumerulonefritis akut atau kronik,

Trombosis vena renalis.

Bahan kimia seperti trimetadion, paradion, penisilamin, garam emas, air

raksa.
Amiloidosis, penyakit sel sabit, hiperprolinemia, nefritis

membranoproliferatif hipokomplementemik.

3. Sindrom nefrotik idiopatik

Tidak diketahui sebabnya atau disebut sindroma nefrotik primer. Berdasarkan


histopatologis yang tampak pada biopsi ginjal dgn pemeriksaan mikroskop biasa
dan mikroskop elektron, Churk dkk membaginya menjadi :

4. Kelainan minimal

Pada mikroskop elektron akan tampak foot prosessus sel epitel berpadu. Dengan
cara imunofluoresensi ternyata tidak terdapat IgG pada dinding kapiler
glomerulus.

5. Nefropati membranosa

Semua glomerulus menunjukan penebalan dinding kapiler yang tersebar tanpa


proliferasi sel. Prognosis kurang baik.

6. Glomerulonefritis proliferatif

o Glomerulonefritis proliferatif esudatif difus. Terdapat proliferasi sel mesangial


dan infiltrasi sel polimorfonukleus. Pembengkanan sitoplasma endotel yang
menyebabkan kapiler tersumbat.
o Dengan penebalan batang lobular.Terdapat prolefirasi sel mesangial yang
tersebar dan penebalan batang lobular.
o Dengan bulan sabit ( crescent)Didapatkan proliferasi sel mesangial dan
proliferasi sel epitel sampai kapsular dan viseral. Prognosis buruk.
o Glomerulonefritis membranoproliferatifProliferasi sel mesangial dan
penempatan fibrin yang menyerupai membran basalis di mesangium. Titer
globulin beta-IC atau beta-IA rendah. Prognosis buruk.
o Lain-lain perubahan proliferasi yang tidak khas.

7. Glomerulosklerosis fokal segmental

Pada kelainan ini yang mencolok sklerosis glomerulus. Sering disertai atrofi
tubulus. Prognosis buruk.

C. Patofisiologi

Terjadi proteinuria akibat peningkatan permiabilitas membran glomerulus. Sebagian


besar protein dalam urin adalah albumin sehingga jika laju sintesis hepar dilampui, meski
telah berusaha ditingkatkan, terjadi hipoalbuminemia. Hal ini menyebabkan retensi
garam dan air.

Menurunnya tekanan osmotik menyebabkan edema generalisata akibat cairan yang


berpindah dari sistem vaskuler kedalam ruang cairan ekstra seluler. Penurunan sirkulasi
volume darah mengaktifkan sistem imun angiotensin, menyebabkan retensi natrium dan
edema lebih lanjut.

Hilangnya protein dalam serum menstimulasi sintesis lipoprotein di hati dan peningkatan
konsentrasi lemak dalam darah (hiperlipidemia).

Menurunnya respon imun karena sel imun tertekan, kemungkinan disebabkan karena
hypoalbuminemia, hyperlipidemia atau defisiensi seng.
Sindrom nefrotik dapat terjadi dihampir setiap penyakit renal intrinsik atau sistemik yang
mempengaruhi glomerulus. Meskipun secara umum penyakit ini dianggap menyerang
anak-anak, namun sindrom nefrotik juga terjadi pada orang dewasa termasuk lansia.

D. Manifestasi Klinik

Gejala utama yang ditemukan adalah :

Proteinuria > 3,5 g/hari pada dewasa atau 0,05 g/kg BB/hari pada anak-anak.
Hipoalbuminemia < 30 g/l.
o Edema generalisata. Edema terutama jelas pada kaki, namun dapat ditemukan
edema muka, ascxites dan efusi pleura.
o Anorexia
o Fatique
o Nyeri abdomen
o Berat badan meningkat
o Hiperlipidemia, umumnya ditemukan hiperkolesterolemia.
o Hiperkoagualabilitas, yang akan meningkatkan resiko trombosis vena dan arteri.

E. Komplikasi

Infeksi (akibat defisiensi respon imun)

Tromboembolisme (terutama vena renal)

Emboli pulmo

Peningkatan terjadinya aterosklerosis

Hypovolemia

Hilangnya protein dalam urin

Dehidrasi

F. Pemeriksaan Diagnostik

v Adanya tanda klinis pada anak

v Riwayat infeksi saluran nafas atas

v Analisa urin : meningkatnya protein dalam urin

v Menurunnya serum protein

v Biopsi ginjal

G. Penatalaksanaan Terapeutik

1. istirahat sampai edema tinggal sedikit

2. makanan yang mengandung protein tinggi sebanyak 3-4 gr/kgBB/hari, dengan garam
minimal bila edema masih berat. Bila edema berkurang dapat diberi garam sedikit.

3. mencegah infeksi. Harus diperiksa juga apakah anak menderita tuberkulosis

4. diuretikum

5. kortikosteroid
International Cooperative Study of Kidney Disease In Children (ISKOC) mengajukan
pengobatan sebagai berikut

a. Selama 28 hari prednison diberikan peroral dengan dosis 60 mg/hari/luas permukaan


badan dengan maksimum 80 mg/hari.

b. Kemudian dilanjutkan dengan prednison peroral selama 28 hari dengan dosis


40mg/hari/lpb, setiap 3 hari dalam 4 minggu dengan dosis maksimum 60 mg/hari

Jika terdapat respon selama poin b, maka pengobatan ini dilanjutkan intermiten
selama 4 mingggu

6. antibiotik hanya diberikan bila terjadi infeksi sekunder

7. lain-lain

pungsi asites, pungsi hidrothorak, dilakukan bila ada indikasi vital. Bila ada gagal jantung
diberikan digitalis.

H. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Selain proteinuria masif, sedimen urin biasanya normal. Bila terjadi hemeturia
mikroskopik (>20 eritrosit/LPB) dicurigai adanya lesi glomerular (mis: sklerosis
glomerolus fokal). Albumin plasma rendah dan lipid meningkat. IgM dapat meningkat,
sedangkan IgG menuyrun. Komplemen serum normal dan tidak ada tioglobulin.

I. DIAGNOSA

Analisis urin menunjkukkan proteinuria +3 atau +4. mungkin ada hematuria


mikroskopis, tetapi jarang hematuria makroskopis. Fungsi ginjal mungkin normal atau
menurun. Klirens kreatinin rendah karena terjadi penurunan perfusi ginjal akibat
penurunan volume intravaskuler, dan akan kembali normal bila volume intravaskuler
membaik. Ekresi protein melebihi 2gr/24jam. Kadar kolesterol dan trigliserida serum
naik, karena penurunan fraksi terikat albumin.

J. KOMPLIKASI

Peritonitis, hiperkoagubilitas yang menyebabkan tromboemboli, syok dan gagal


ginjal akut

K. PENGOBATAN

Pengobatan SN terdiri dari pengobatan spesifik yang ditujukan terhadap penyakit


dasar dan pengobatan non-spesifik untuk mengurangi proteinuria, mengontrol edema dan
mengobati komplikasi. Diuretik disertai diet rendah garam dan tirah baring dapat
membantu mengontrol edema. Kontrol proteinuria dapat memperbaiki hipoalbuminemia
dan mengurangi risiko komplikasi yang ditimbulkan. Pembatasan asupan protein 0,6-0,8
gr/kg berat badan/hari dapat mengurangi proteinuria.
L. PROGNOSIS

Prognosis bervariasi tergantung pada penyebab, usia penderita dan jenis


kerusakan ginjal yang bisa diketahui dari pemeriksaan mikroskopis pada biopsi.
Gejalanya akan hilang seluruhnya jika penyebabnya adalah penyakit yang dapat diobati
(misdalnya infeksi atau kanker) dan obat-obatan.

Prognosis biasanya baik jika pengobatan memberikan respon yang baik terhadap
kortikosteroid. Anak-anak yang lahir dengan sindroma ini jarang ada yang bertahan hidup
sampai usia 1 tahun, beberapa diantaranya bertahan setelah menjalani dialisa atau
pencangkokan ginjal.

LANDASAN TEORI KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah awal dari tahapan proses keperawatan. Dalam mengkaji,
harus memperhatikan data dasar pasien. Keberhasilan proses keperawatan sangat tergantung
pada kecermatan dan ketelitian dalam tahap pengkajian.

Pengkajian yang perlu dilakukan pada klien anak dengan sindrom nefrotik (Donna L.
Wong,200 : 550) sebagai berikut :
a. Lakukan pengkajian fisik termasuk pengkajian luasnya edema
b. Dapatkan riwayat kesehatan dengan cermat, terutama yang berhubungan dengan

penambahan berat badan saat ini, disfungsi ginjal.


c. Observasi adanya manifestasi sindrom nefrotik :
1) Penambahan berat badan
2) Edema
3) Wajah sembab :
a)Khususnya di sekitar mata
b)Timbul pada saat bangun pagi
c)Berkurang di siang hari
4) Pembengkakan abdomen (asites)
5) Kesulitan pernafasan (efusi pleura)
6) Pembengkakan labial (scrotal)
7) Edema mukosa usus yang menyebabkan :
a)Diare
b)Anoreksia
c)Absorbsi usus buruk
8) Pucat kulit ekstrim (sering)
9) Peka rangsang
10) Mudah lelah
11) Letargi
12) Tekanan darah normal atau sedikit menurun
13) Kerentanan terhadap infeksi
14) Perubahan urin :
a)Penurunan volume
b)Gelap
c)Berbau buah
d.Bantu dengan prosedur diagnostik dan pengujian, misalnya analisa urine akan

adanya protein, silinder dan sel darah merah; analisa darah untuk protein serum
(total, perbandingan albumin/globulin, kolesterol), jumlah darah merah, natrium
serum.
B. Diagnosa Keperawatan

1. Kelebihan volume cairan (total tubuh) berhubungan dengan akumulasi cairan


dalam jaringan dan ruang ketiga.
Tujuan
Pasien tidak menunjukkan bukti-bukti akumulasi cairan (pasien mendapatkan
volume cairan yang tepat)
INTERVENSI RASIONAL
a. Kaji masukan yang relatif terhadap a. perlu untuk menentukan fungsi ginjal,
keluaran secara akurat. kebutuhan penggantian cairan dan penurunan
resiko kelebihan cairan.
b. Timbang berat badan setiap hari b. Mengkaji retensi cairan
(ataui lebih sering jika diindikasikan). c. Untuk mengkaji ascites dan karena
c. Kaji perubahan edema : ukur lingkar merupakan sisi umum edema.
abdomen pada umbilicus serta pantau
edema sekitar mata.
d. Atur masukan cairan dengan cermat. d. agar tidak mendapatkan lebih dari jumlah
yang dibutuhkan
e. Pantau infus intra vena e. untuk mempertahankan masukan yang
diresepkan
f. Berikan kortikosteroid sesuai f. untuk menurunkan ekskresi proteinuria
ketentuan.
g. Berikan diuretik bila diinstruksikan. g. untuk memberikan penghilangan
sementara dari edema.

2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler) berhubungan dengan


kehilangan protein dan cairan, edema
Tujuan
Klien tidak menunjukkan kehilangan cairan intravaskuler atau shock hipovolemik
yang diyunjukkan pasien minimum atau tidak ada
INTERVENSI RASIONAL
a. Pantau tanda vital a. untuk mendeteksi bukti fisik penipisan
cairan
b. Kaji kualitas dan frekwensi nadi b. untuk tanda shock hipovolemik
c. Ukur tekanan darah c. untuk mendeteksi shock hipovolemik
d. Laporkan adanya penyimpangan d. agar pengobatan segera dapat dilakukan

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh yang menurun,


kelebihan beban cairan.
Tujuan
Tidak menunjukkan adanya bukti infeksi
INTERVENSI RASIONAL
a. Lindungi anak dari kontak individu a. untuk meminimalkan pajanan pada
terinfeksi organisme infektif
b. Gunakan teknik mencuci tangan yang b. untuk memutus mata rantai penyebaraan
baik infeksi.
c. Jaga agar anak tetap hangat dan c. karena kerentanan terhadap infeksi
kering pernafasan
d. Pantau suhu. d. indikasi awal adanya tanda infeksi
e. Ajari orang tua tentang tanda dan e. memberi pengetahuan dasar tentang tanda
gejala infeksi dan gejala infeksi
4. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema, penurunan
pertahanan tubuh.
Tujuan
Kulit anak tidak menunjukkan adanya kerusakan integritas : kemerahan atau
iritasi
INTERVENSI RASIONAL
a. Berikan perawatan kulit a. memberikan kenyamanan pada anak dan
mencegah kerusakan kulit
b. Hindari pakaian ketat b. dapat mengakibatkan area yang menonjol
tertekan
c. Bersihkan dan bedaki permukaan c. untuk mencegah terjadinya iritasi pada
kulit beberapa kali sehari kulit karena gesekan dengan alat tenun
d. Topang organ edema, seperti skrotum d. unjtuk menghilangkan aea tekanan
e)Ubah posisi dengan sering ; e. karena anak dengan edema massif selalu
pertahankan kesejajaran tubuh dengan letargis, mudah lelah dan diam saja
baik
f. Gunakan penghilang tekanan atau f. untuk mencegah terjadinya ulkus
matras atau tempat tidur penurun
tekanan sesuai kebutuhan

5. Perubahan nutrisi kurang dari kebtuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan


nafsu makan
Tujuan
Pasien mendapatkan nutrisi yang optimal
INTERVENSI RASIONAL
a. Beri diet yang bergizi a. membantu pemenuhan nutrisi anak dan
meningkatkan daya tahan tubuh anak
b. Batasi natrium selama edema dan b. asupan natrium dapat memperberat edema
trerapi kortikosteroid usus yang menyebabkan hilangnya nafsu
makan anak
c. Beri lingkungan yang menyenangkan, c. agar anak lebih mungkin untuk makan
bersih, dan rileks pada saat makan
d. Beri makanan dalam porsi sedikit d. untuk merangsang nafsu makan anak
pada awalnya
e. Beri makanan spesial dan disukai e. untuk mendorong agar anak mau makan
anak
f. Beri makanan dengan cara yang f. untuk merangsang nafsu makan anak
menarik

6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelelahan


Tujuan
Anak dapat melakukan aktifitas sesuai dengan kemampuan dan mendapatkan
istirahat dan tidur yang adekuat.
INTERVENSI RASIONAL
a. Pertahankan tirah baring awal bila a. tirah baring yang sesuai gaya gravitasi
terjadi edema hebat dapat menurunkan edema
b. Seimbangkan istirahat dan aktifitas b. ambulasi menyebabkan kelelahan
bila ambulasi
c. Rencanakan dan berikan aktivitas c. aktivitas yang tenang mengurangi
tenang penggunaan energi yang dapat menyebabkan
kelelahan

d. Instruksikan istirahat bila anak mulai d. mengadekuatkan fase istirahat anak


merasa lelah
e. Berikan periode istirahat tanpa e. anak dapat menikmati masa istirahatnya
gangguan
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
PADA PASIEN DENGAN SINDROM NEFROTIK

A. Pengkajian Data
Tanggal/Jam Pengakajian ; 10 Maret 2010/ Pukul 09.00 WIT
Tanggal/Jam Mask RS ; 7 Maret 2010/ Pukul 18.30 WIT
Ruangan/Kamar No ; Anak/ Kamar no 1
Diagnosa Medis ; Sindrom Nefrotik

1. Data Biografi
a. Idenditas Klien
Nama ; A/A.W
Nama Panggilan ; A/A.
Tanggal Lahir ; 14 Februari 2000
Umur ; 10 Tahun
Jenis Kelamin ; Laki-Laki
Agama ; Kristen Protestan
Suku/Bangsa ; Indonesia
Pendidikan ; SD
Bahasa Yang Digunakan ; Ambon
b. Idenditas Orang Tua
Ibu Ayah
Nama ; Ny. S Tn. A
Umur ; 35 Tahun 37 Tahun
Agama ; Kristen Protestan Kristen Protestan
Suku/Bangsa ; Indonesia Indonesia
Pendidikan ; SMA SMA
Pekerjaan ; PNS PNS
Alamat Rumah ; Kuda Mati Kuda Mati

Sumber Biaya ; Didapat dari Penghasilan Ayah dan Ibu

2. Riwayat Kesehatan Sekarang


a. Keluhan Utama Pengkajian ; Edema, Wajah Sembab
b. Keluhan Yang Menyertai ; Nafsu Makan Berkurang, Badan
Lemas, letih, panas, Pusing, sakit kepala.
c. Riwayat Kesehatan Utama
- Faktor Pencetus ; Edema
- Lokasi Penyebaran ; Seluruh Tubuh
- Hal-hal yang memberatkan ; Keluhan Bertambah jika
bergerak/beraktifitas
- Hal-hal yang meringankan ; Saat beristirahat, saat minum obat.
d. Catatan Kronologis
Pada tanggal 7 Maret 2010 sekitar Pukul 18.00 WIT pasien merasa
Tubunya Panas, disertai dengan mual dan muntah. Pasien kemudian ingin
berkemih, tetapi tidak bisa karena pusing. Akhirnya pasien di bawah ke RSU
dr.M.Haulussy Ambon. Sesampai di RSU, Pasien di bawah langsung oleh Orang
Tua ke UGD dan diterima oleh dokter jaga dan diberikan terapi ;
- IVFD RL 20 tt/Menit
- Nifedipin 3x10 mg
- CTM 3x1
Setelah selesai Di Observasi selama + 15 Menit pasien kemudian di bawah ke
Ruang anak untuk diberikan perawatan selanjutnya.
3. Riwayat Kesehatan Masa lalu
A. Riwayat Kelahiran dan Kehamilan
Antenatal
1. Kesehatan Ibu pada waktu hamil
- Hiperemisis Gravidarum ; Tidak ada
- Perdarahan pervagina ; Tidak ada
- Anemia ; Tidak ada
- Penyakit Infeksi ; Tidak ada
- Pre eklamsi/eklamsi ; Tidak ada
- Gangguan lesehatan ; Tidak ada
2. Pemeriksaan Kehamilan
- Teratur ; Ya, teratur
- Diperiksa oleh ; Tenaga Kesehatan
(Bidan dan Dokter)
- Tempat Pemeriksaan ; Tempat praktek,
Puskesmas,Poliklinik.

- Hasil Pemeriksaan ; Baik dan Normal


- Imunisasi TT ; Pernah, 1 kali pada
kehamilan 7 bulan
3. Riwayat Pengobatan selama Kehamilan
- Vitamin penambah Darah
a. Usia Kehamilan saat kelahiran ; 9 Bulan
b. Cara persalinan ; Normal
c. Ditolong oleh ; Bidan
d. Keadaan Bayi saat lahir
- BB ; 3 Kg
- PB ; 50 CM
- LD ; -
- LK ; -
- LA ; -
Neonatal
1. Catatan Kongenital ; Tidak ada

2. Ikterus ; Tidak ada


3. Kejang ; Tidak ada
4. Perdarahan ; Tidak ada

5. Paralisis ; Tidak ada


6. Trauma Persalinan ; Tidak ada
7. Penurunan BB ; Tidak ada
8. Pemberian Minuman ASI ; ada ASI/Pasi
B. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan
1. BB lahir
- Saat Lahir ; 3 Kg
- 1 Tahun ; 10 Kg
- 5 Tahun ; 20 Kg
- Sekarang ; 33 Kg
2. Penyakit-penyakit yang pernah diderita ; Batuk, pilek, demam
3. Pernah di rawat di RS ; Pasien belum pernah
dirawat di RS
sebelumnya
4. Tindakan Seperti Operasi ; Pasien belum pernah
di operasi
5. Alergi ; Tidak ada alergi
6. Kecelakaan ; Pasien tidak pernah
mengalami
kecelakaan
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Genogram 3 Generasi

63 60 61 59

42 39 37 41 39 35 30 24 20

13 10 6

Keterangan ;

; Laki-laki

; Perempuan

X ; Meninggal

____ ; Garis perkawinan

| ; Garis keturunan

-------- ; Tinggal serumah

; Pasien

b. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat Penyakit Orang Tua Saudara Kandung Anggota keluarga Lain
o Penyakit yang Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pernah diderita
o Penyakut yang Tidak ada Tidak ada Tidak ada
sedang diderita

c. Koping Keluarga
Koping Keluarga Baik
d. Sistem Nilai Kepercayaan
Keluarga Percaya Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Tim Medis Anaknya akan
cepat sembuh.

5. Riwayat Kesehatan Lingkungan


a. Resiko Bahaya Kecelakaan
- Rumah ; Ada
- Lingkungan Rumah ; Baik, tidak jauh dari jalan raya
b. Polusi ; Ada
c. Tempat Bermain ; Dalam dan sekitar rumah
6. Pengkajian Fisik
A. Penampilan Umum
1. Keadaan Umum ; Baik
2. Tingkat Kesadaran ; Compos Mentis
3. BB sebelum Sakit= 33 Kg, saat Sakit = 30 Kg, BB turun 4 Kg dalam 3 hari
TB = 120 Cm, LK = Tidak Dikaji, LD = Tidak Dikaji, LLA = Tidak dikaji.
4. Status Gizi ; Baik
5. TTV
- TD ; 110/70 mmHg
- S ; 38,5c
- N ; 180x/menit
- P ; 18 x/menit
B. Kepala
- Rambut ; Bersih dan tidak mudah rontok
- Warna ; Hitam
- Tekstur ; Bulat Simetris
- Nyeri Kepala ; Tidak ada Nyeri, merasa pusing
C. Muka
- Bentuk ; Simetris
- Paralysis ; Tidak ada
- Oedema ; ya, ada
- Ekspresi ; meringis
D. Mata
- Penglihatan ; Pasien dapat melihat dengan baik
- Pupil ; Simetris
- Konjungtiva ; Pucat
- Kornea ; Hitam kecoklatan
- Pengeluaran Secret ; Tidak mengeluarkan secret
- Cekung ; Tidak cekung
- Odema ; Tidak Odema
- Scelera ; Tidak Icterus
- Penggunaan alat Bantu; Tidak menggunakan alat Bantu
- Peradangan ; Tidak ada peradangan
5. Mulut
A. Bibir
- Membran Mukosa ; Ada Membran Mukosa
- Tekstur ; Lembab
- Peradangan ; Tidak ada peradangan
- Lesi ; Tidak ada lesi
- Kelainan ; Tidak ada kelainan
B. Lidah
- Warna ; Merah Mudah
- Tekstur ; Lembab
- Peradangan ; Tidak ada peradangan
- Lesi ; Ada lesi
C. Gusi
- Warna ; Merah Mudah
- Tekstur ; Lembab
- Peradangan ; Tidak ada peradangan
D. Gigi
- Jumlah ; 32 Buah
- Masalah Gigi ; Tidak ada masalah
- Struktur ; Baik, beraturan
- Peradangan ; Tidak ada peradangan
- Penampilan ; Baik
- Kebersihan gigi ; Baik
E. Hidung
- Struktur ; Simetris kanan kiri
- Penciuman ; Fungsi penciuman baik
- Polip ; Tidak ada polip
- Secret ; Tidak terdapat secret pada lubang hidung
- Sinusitis ; Tidak ada peradangan
- Perdarahan ; Tidak ada Perdarahan
7. Telinga
- Bentuk ; Simetris kanan kiri
- Pendengaran ; Fungsi pendengaran baik
- alat Bantu ; Tidak menggunakan alat Bantu dengar
8. Leher
- Distensi Vena ; Tidak Distensi
- Pembesaran kelenjar ; Tidak terjadi pembesaran
- Vena jugularis ; Tidak ada peningkatan tekanan
- Pembengkakan ; ya, ada pembengkakan
- Keluhan lain ; Tidak ada keluhan
9. Dada/Thorax
- Simetris ; Ya, simetris kanan kiri
- Pertumbuhan BD ; Tidak ada
- Pembengkakan ; Ya, ada pembengkakan
- Retraksi dinding Dada; Tidak ada
10. Abdomen
- Bentuk ; Simetris kanan kiri
- Warna kulit abdomen ; Pucat kecoklatan
- Nyeri tekan ; Tidak ada nyeri tekan
- Nyeri lepas ; Tidak ada nyeri lepas
- Adakah peradangan ; Tidak ada peradangan
- Bunyi usus ; Peristaltik, bunyi terdengar (+)
11. Kulit
- Tekstur ; Kurang baik
- Turgor ; Jelek
- Warna ; Sawo matang
- Odema ; ya, odema
- Tanda radang ; Tidak ada tanda radang
12. Ekstermitas
A. Atas
- Terpasang IVFD pada tangan kanan
- Warna Jari dan kuku merah mudah
- Kekuatan otot lemah
- Tidak ada nyeri sendi
- Koordinasi otot Baik
B. Bawah
- Kekuatan otot lemah
- Tidak ada nyeri sendi
- Koordinasi otot baik
13. Muskuluskletal
- Trauma ; Tidak ada Trauma
- Nyeri sendi ; Tidak ada nyeri sendi
- Kekuatan otot ; Lemah
- Pola aktifitas ; Dibantu sebagian
7. Pola Kebiasaan Sehari-Hari

NO. POLA HIDUP SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT


1. Makan
Pagi Roti, Nasi, singkong Bubur, roti
Siang Nasi, ikan, sayur,telur Bubur,sayur,ikan,tahu
Malam Nasi,ikan,sayur Bubur,ikan,sayur
Frekuensi 3x sehari 3x sehari
Jenis makanan Semua jenis makanan Bubur
Jumlah makanan 1 porsi porsi
Keluhan saat makan Tidak ada keluhan Nafsu Makan Berkurang

2. Minum
Jenis minuman Air putih,teh,susu,juice Air putih, juice
Jumlah Minuman + 1500 cc + 1000 cc
Frekuensi Minuman 7-8 x sehari 4-6 x sehari
Keluhan saat minum Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
3. Eliminasi
Frekuensi BAB 1-2 x sehari 1 x sehari
Warna Kuning Kuning kecoklatan
Konsistensi Lunak Lunak
Keluhan BAB Tidak ada keluhan Dibantu perawat dan keluarga
Frekuensi BAK 5-6 x sehari 3-4 x sehari
Warna Kuning Kuning
Jumlah BAK + 400 cc + 100-200 cc
Keluhan BAK Tidak ada keluhan Dibantu perawat dan keluarga,

4. Tidur dan Istirahat


Tidur siang + 3 Jam + 2 jam
Tidur malam + 7-8 Jam + 6-7 jam
Keluhan gangguan tidur Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

5. Personal Hygiene
Frekuensi Mandi 2 x sehari 1 x sehari
Frekuensi sikat gigi 2 x sehari 1 x sehari
Ganti pakaian 2 x sehari 1 x sehari
Masalah saat mandi Tidak ada masalah Dibantu perawat dan keluarga
6. Kebiasaan Lain
Mengisap Jari Tidak Tidak
Menggigit Kuku Tidak Tidak
Mempermainkan genital Tidak Tidak
Mudah marah Tidak Tidak

8. Keadaan Psikologis
- Keadaan Emosional ; Baik
- Pola Adaptasi ; Baik
- Sifat Dasar/karakter ; Agak pemalu

9. Keadaan Sosial
- Interaksi Dalam Keluarga ; Baik
- Hubungan Dengan Orang yang paling dekat ; Baik
- Rekreasi ; Kadang-kadang

10. Aspek Spiritual


- Agama ; Kristen Protestan
- Kegiatan Agama ; Baik, Sebelum sakit Pasien sering beribadah

11. Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan Laboratorium pada tanggal 9 Maret 2010
NO. JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
A. Darah Lengkap
1. Haemaglobin 13,4 Gr % 12-14 Gr %
2. Lanjut Endap Darah - 10 mm/jam 15mm/jam
- 75 25mm/jam
3. Leukosit 24.400/mm2 4.000-10.000/mm2
4. Eritrosit 4,95 mm 4,0-5,0 ,,
5. Hitung jenis Leukosid Stag 2 % 2-6%
Segmen 57 % 50-70%
Limposit 35 % 20-50%
Monosit 6 % 2-8%

B. Kima Darah
1. SGOT 73 < 47 u / 1 (25 c)
2. SGPT 84 < 42 u / 1 (25c)
3. Ureum 21,2 10-50 Mg/dl
4. Croatinin 1,4 0,50-0,90 Mg/dl

12. Penatalaksanaan Medis


- IVFD Rl 20 tt/menit
- Cefotaxime 3 x 250 mg/IV
- ketorolak/ 12 jam inj
- Capitril 3 x 25 mg
- Pletaal 1 x 50 mg
- Paracetamol 3x1
- Prednison 60 mg/hari

KLASIFIKASI DATA
Data Subjektif Data Objektif
DS ; Ibu Pasien mengatakan
o Badan Lemas o Edema
o Letih o Badan Bengkak
o Pusing o KU Lemah
o sakit kepala o Wajah Sembab
o Nafsu Makan Berkurang o Konjungtiva Pucat
o Pola aktifitas Dibantu sebagian o Tekstur KulitKurang baik
o Turgor kulit Jelek
o Terpasang IVFD pada tangan kanan
o Kekuatan otot lemah
o Badan Panas
o Makan porsi
o BB turun 3 Kg dalam 3 hari
o S ; 38,5c
o N ; 180x/menit
o Wajah Sembab
o Badan panas

ANALISA DATA

NO. DATA ETIOLOGI MASALAH


1. DS ; Ibu pasien mengatakan Edema Resiko tinggi kekurangan
o Badan Lemas volume cairan
o Letih (intravaskuler)
o sakit kepala
o Pusing
DO ;
o Edema
o Badan Bengkak
o KU Lemah
o N ; 180x/menit

2. DS ; Ibu Pasien Mengatakan Penurunan pertahanan Resiko tinggi kerusakan


o Badan Lemas tubuh. integritas kulit
o Letih
o Pusing
o sakit kepala
DO ;
o Edema
o Badan Bengkak
o KU Lemah
o Wajah Sembab
o Tekstur KulitKurang baik
o Turgor kulit Jelek
o S ; 38,5c

3. DS; Ibu pasien mengatakan Kehilangan nafsu Perubahan nutrisi kurang


o Nafsu Makan Berkurang makan dari kebutuhan tubuh
DO ;
o Tekstur KulitKurang baik
o Turgor kulit Jelek
o Makan porsi
o BB turun 3 kg dalam 3 hari

4. DS ; Ibu pasien Mengatakan Kelemahan Fisik Intoleransi Aktifitas


o Pola aktifitas Dibantu sebagian
o Badan Lemas
DO ;
o Terpasang IVFD pada tangan
kanan
o Kekuatan otot lemah

DIAGNOSA KEPERAWATAN/PRIORITAS MASALAH

1. Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler) Berhubungan dengan edema.


2. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit Berhubungan Dengan Penurunan pertahanan
tubuh.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebtuhan tubuh Berhubungan dengan Kehilangan nafsu
makan
4. Intoleransi Aktifitas Berhubungan dengan Kelemahan Fisik
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO. IMPLEMENTASI EVALUASI


DX
10 Maret 2010 Pukul 10.00 WIT 11 Maret 2010 Pukul 09.00 WIT
1. Pukul 10.15 WIT
1) Memantau tanda vital Pasien apakah S ; Ibu pasien mengatakan
ada kelainan atau tidak o Badan masih Lemas
Hasil ; o Pusing hilang
Tubuh pasien mengalami o sakit kepala hilang
pembengkakan o Letih berkurang

Pukul 10.25 WIT O;


2) Mengkaji kualitas dan frekwensi o Edema berkurang
nadi Pasien. o KU masih Lemah
Hasil ;
N ; 180x/menit A ; Masalah Belum teratasi
Pukul 10.35
3) mengukur TTV pada Pasien P ; Intervensi dilanjutkan
Hasil ;
-TD ;110/70 mmHg
-S ;38,5c
-N ;180x/menit
-P ;18 x/menit

Pukul 10.40 WIT


4) Berkolaborasi dengan Dokter untuk
pemberian Obat pada pasien sesuai
indikasi
Hasil ;
Perawat memberikan obat Prednison 60
mg/hari melalui oral.

NO. IMPLEMENTASI EVALUASI


DX
2. 10 Maret 2010 Pukul 10.45 WIT 11 Maret 2010 Pukul 09.15 WIT
Pukul 10.45WIT
1). Memberikan perawatan kulit yang S ; Ibu pasien mengatakan
pada pasien o Badan masih Lemas
Hasil ; o Pusing hilang
Perawat Memandikan/lap pasien setiap o sakit kepala berkurang
pagi o Letih berkurang
O;
Pukul 11.00 WIT o KU masih Lemah
2) Perawat Menganjurkan kepada o Edema berkurang
keluarga untuk menghindari pakaian o Tekstur kulit agak baik
yang ketat pada pasien
o Turgor kulit agak baik
Hasil ;
Keluarga mendengarkan apa yang
disampaikan perawat dan keluarga tidak
menggunakan pakaian yang ketat A ; Masalah Belum teratasi
kepada pasien.

Pukul 11.10 WIT P ; Intervensi dilanjutkan


3) Membersihkan dan bedaki
permukaan kulit pasien beberapa kali
sehari selesai mandi.
Hasil ;
Perawat mamandikan pasien dan setelah
itu dibedaki dengan bedak johnson pada
seluruh kulit pasien.

Pukul 11.20 WIT


4) Mengubah posisi pasien dengan
sering ; mempasien pertahankan
kesejajaran tubuh dengan baik
Hasil ;
Perawat mengubah posisi pasien
senyaman mungkin sehingga pasien
merasa nyaman

NO. IMPLEMENTASI EVALUASI


DX
3. 10 Maret 2010 Pukul 11.30 WIT 11 Maret 2010 Pukul 09.30 WIT
Pukul 11.30
1) Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk S;
memberikan diet yang bergizi kepada o Nafsu Makan Meningkat
pasien dan berprotein tinggi
Hasil ; O;
Diet Yang diberikan yaitu diet TKTP o Makan 1 porsi dihabiskan
dan makanan yang diberikan yaitu o BB hanya naik 1 Kg
makanan yang berprotein tinggi seperti
telur, daging, dan susu

Pukul 11.45 WIT A; Masalah Teratasi


2) Menyediakan makanan yang hangat
kepada pasien
Hasil ;
Selera makan meningkat pada pasien P ; Intervensi dipertahankan

Pukul 11.50 WIT


3)Menciptakan lingkungan yang
menyenangkan, bersih, dan rileks pada
pasien saat makan
Hasil ;
Perawat membersihkan ruangan pasien
sebelum makan dan membatasi
pengunjung masuk pada saat pasien
makan, sehingga Nafsu makan pasien
meningkat

Pukul 12.00 WIT


4) Memberikan makanan dalam porsi
sedikit tapi sering kepada pasien
Hasil ;
Pasien makan makanan yang disediakan
perawat yaitu 1 porsi dihabiskan

NO. IMPLEMENTASI EVALUASI


DX
4. 10 Maret 2010 Pukul 12. 30 WIT 11 Maret 2010 Pukul 09.45 WIT
Pukul 12.30 WIT
1) Mengkaji tingkat kemampuan pasien S;
dalam melakukan gerakan/aktifitas o Aktifitas masih Dibantu sebagian
Hasil ;
- Pasien mampu bergerak ke kanan dan o Badan tidak lemas lagi
ke kiri
- Pasien tidak mampu untuk melakukan
aktifitas sendiri seperti pergi BAK, BAB
Pukul 12.40 WIT
2) Membimbing dan menganjurkan O;
kepada pasien untuk menggunakan o Kekuatan otot lemah
teknik menghemat energi saat o Masih Terpasang IVFD pada tangan
beraktifitas kanan
Hasil ;
Pasien mendengarkan apa yang
disampaikan perawat dan pasien tidak
akan beraktifitas yang dapat membuat
pasien lelah A ; Masalah teratasi sebagian
Pukul 12. 50 WIT
3) Membantu Aktifitas sehari-hari
pasien jika diperlukan
Hasil ; P ; Intervensi dilanjutkan
Perawat membantu pasien ke kamar
mandi untuk BAK dan BAB
Pukul 13.00 WIT
4) Memberikan Informasi tentang
pentingnya menghemat energi pada
keluarga dan pasien seperti ; Ibu, tolong
kalau Anak saat beraktifitas jangan yang
berat-berat ya supaya tidak cape dan
lelah .
Hasil ;
Keluarga Mendengarkan apa yang
disampaikan perawat dengan baik dan
menjalankannya setelah pasien keluar
dari RS

DAFTAR PUSTAKA
Doenges, M.E. 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC. Jakarta

Ester, M., 2001, Keperawatan Anak, EGC. Jakarta

Long, B.C. 1999, Keparawatan anak , Volume 3, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan

Keperawatan padjajaran Bandung

Nettina, S.M, 2001, Pedoman Praktik Keperawatan, EGC. Jakarta

Oswari, E. 2000, keperawatan anak , FKUI. Jakarta

Diposkan oleh Dafid.Stikes-Muhammadiyah-Pekajangan di 20:39

Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius. 2000

WWW.GOOGLE.COM ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA PASIEN HERNIA.

Anda mungkin juga menyukai