Anda di halaman 1dari 18

Program Studi S-1 Farmasi

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari

MAKALAH AIR UNTUK INDUSTRI FARMASI

Oleh :

Kelompok II

Ahmad Budi Setiawan NIM SF14003


Ahmad Maulana NIM SF14005
Hj. Husnawati Noor Hidayah NIM SF14035
Nur Asrifah Rani NIM SF14069

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BORNEO LESTARI
BANJARBARU
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Air
Untuk Industri Farmasi ini tepat pada waktunya.
Dengan harapan makalah ini dapat membantu menambah pengentahuan dan
pengalaman bagi para pembaca serta dapat memberikan motivasi kepada kita. Kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berperan
serta dalam penyelesaian makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
selalu merestui segala langkah kita. Amin.

Banjarbaru, Maret 2017

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................. 3

BAB II. ISI............................................................................................................ 4


2.1 Derajat Air Untuk Industri Farmasi................................................... 4
2.2 Penggolongan Air Untuk Industri Farmasi........................................ 4
2.3 Penghilangan Partikel Air Pada Industri Farmasi............................. 7
2.4 Sistem Pengolahan Air Menurut CPOB............................................ 9

BAB III. PENUTUP.............................................................................................. 13


3.1 Kesimpulan........................................................................................ 13
3.2 Saran.................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA

3
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Air merupakan bagian terbesar dari permukaan bumi karena 70% dari
permukaan bumi adalah air. Air menjadi salah satu sumber daya alam yang paling
banyak dimanfaatkan oleh makhluk hidup di muka bumi untuk berbagai macam
kebutuhan. Seperti manusia yang menggolongkan air menjadi beberapa jenis
yaitu air tawar, air payau dan air asin (air laut). Ketiga jenis air tersebut memiliki
peranan yang berbeda sesuai dengan kebutuhannya seperti berikut.

A. Air sebagai kebutuhan sehari-hari

Air sebagai materi esensial dalam kehidupan tampak dari kebutuhan


terhadap air untuk keperluan sehari-hari di lingkungan rumah tangga ternyata
berbeda-beda di setiap tempat, setiap tingkatan kehidupan atau setiap bangsa
dan negara. Semakin tinggi taraf kehidupan seseorang semakin meningkat pula
kebutuhan manusia akan air. Jumlah penduduk dunia setiap hari bertambah,
sehingga mengakibatkan jumlah kebutuhan air meningkat. (Suriawiria,1996:
3).

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri terdapat pengertian mengenai air bersih yaitu air yang
dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi
persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak.

Bagi manusia kebutuhan akan air sangat mutlak karena sebenarnya zat
pembentuk tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air yang jumlahnya
sekitar 73% dari bagian tubuh. Air di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai
2

pengangkut dan pelarut bahan-bahan makanan yang penting bagi tubuh.


Sehingga untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya manusia berupaya
mendapatkan air yang cukup bagi dirinya (Suharyono, 1996). Dalam
menjalankan fungsi kehidupan sehari-hari manusia sangat tergantung pada air,
karena air dipergunakan pula untuk mencuci, membersihkan peralatan, mandi,
dan lain sebagainya. Manfaat lain dari air berupa pembangkit tenaga, irigasi,
alat transportasi, dan lain sebagainya yang sejenis dengan ini. Semakin maju
tingkat kebudayaan masyarakat maka penggunaan air makin meningkat.

Akan tetapi air yang dipergunakan tidak selalu sesuai dengan syarat
kesehatan, karena sering ditemui air tersebut mengandung bibit ataupun zat-zat
tertentu yang dapat menimbulkan penyakit yang justru membahayakan
kelangsungan hidup manusia.

Berdasarkan masalah di atas, maka perlu diketahui kualitas air yang bisa
digunakan untuk kebutuhan manusia tanpa menyebabkan akibat buruk dari
penggunaan air tersebut. Kebutuhan air bagi manusia harus terpenuhi baik
secara kualitas maupun kuantitasnya agar manusia mampu hidup dan
menjalankan segala kegiatan dalam kehidupannya.

Ditinjau dari segi kualitas (mutu) air secara langsung atau tidak langsung
pencemaran akan berpengaruh terhadap kualitas air. Sesuai dengan dasar
pertimbangan penetapan kualitas air minum, usaha pengelolaan terhadap air
yang digunakan oleh manusia sebagai air minum berpedoman pada standar
kualitas air terutama dalam penilaian terhadap produk air minum yang
dihasilkannya.

B. Air sebagai kebutuhan industri

Air merupakan kebutuhan penting dalam proses produksi dan kegiatan lain
dalam suatu industri. Untuk itu diperlukan penyediaan air bersih yang secara
3

kualitas memenuhi standar yang berlaku dan secara kuantitas dan kontinuitas
harus memenuhi kebutuhan industri sehingga proses produksi tersebut dapat
berjalan dengan baik. Dengan adanya standar baku mutu untuk air bersih
industri, setiap industri memiliki pengolahan air sendiri-sendiri sesuai dengan
kebutuhan industri. Karena setiap proses industri maupun segala aktivitas
membutuhkan air sebagai bahan baku utama atau bahan penolong.
Sumber air di perusahaan farmasi seperti PT. Bayer Indonesia
menggunakan 2 sumber, yaitu air Artesis dan air PAM. Akan tetapi dengan
adanya himbauan pemerintah tentang pembatasan pemakaian air artesis, maka
untuk pemakaian air artesis sebagai sumber air baku hanya diperlukan pada
saat keadaan krisis saja seperti pada saat sumber air baku yang berasal dari
PAM tidak mencukupi kebutuhan perusahaan.
Di PT. Bayer Indonesia ada 2 macam air hasil pengolahan yaitu potable
water dan purified water. Potable water digunakan untuk keperluan rumah
tangga perusahan seperti air minum, mencuci alat, air, dan juga di proses lebih
lanjut untuk pembuatan purified water. Purified water digunakan untuk
keperluan produksi seperti untuk pelarutan, sterilisasi alat/tangki dan juga
sebagai air umpan pada boiler.
1.2 Tujuan
1. Dapat mengtahui derajat air yang digunakan pada fasilitas industry farmasi.
2. Mengetahui penggolongan air untuk industri farmasi.
3. Mengetahui cara penghilangan partikel pada air yang digunakan dalam
industri farmasi.
4. Mengetahui system pengelolaan air menurut CPOB.
4

BAB II
ISI

2.1 Derajat Air Yang Digunakan Dalam Industri Farmasi

Air merupakan salah satu aspek kritis (vital) dalam pelaksanaan c-GMP. Hal
tersebut disebabkan karena air merupakan bahan baku dalam jumlah besar,
terutama untuk produk sirup, obat suntik cair, cairan infus, dan lain-lain. Bila
tercemar, beresiko sangat fatal bagi pemakai (pasien).

Kualitas air yang digunakan untuk produksi, tergantung dari persyaratan air
yang digunakan produk yang dibuat, misalnya air murni atau air untuk injeksi.
Berikut adalah standar air yang digunakan untuk produksi sesuai dengan
persyaratan CPOB.

2.2 Penggolongan Air pada industri Farmasi

2.2.1 Kegunaan Air di Farmasi

Air murni adalah air yang disaring secara mekanis atau harus terlebih
dahulu diolah dan dibersihkan untuk konsumsi. Air suling dan air
deionisasi adalah bentuk yang paling umum dari air murni, namun air juga
dapat dimurnikan dengan proses lainnya termasuk reverse osmosis, filtrasi
5

karbon, mikrofiltrasi, ultrafiltrasi, oksidasi ultraviolet, atau elektrodialisis.


Dalam beberapa dekade terakhir, kombinasi dari proses di atas sudah mulai
digunakan untuk menghasilkan air kemurnian tinggi sehingga kontaminan
yang diukur dalam bagian per miliar (ppb) atau bagian per triliun (ppt). Air
murni memiliki banyak kegunaan, terutama dalam ilmu farmasi dan teknik
laboratorium dan industri, dan diproduksi dalam berbagai kemurnian. Air
suling yang dihasilkan melalui proses penyulingan, memiliki konduktivitas
listrik tidak lebih dari 10 mikrodetik / cm dan total padatan terlarut kurang
dari 10 mg / liter. Distilasi melibatkan pemanasan air dan kemudian
terkondensasi uapnya dan meninggalkan kontaminan padat. Proses distilasi
dapat menghasilkan air yang sangat murni. Distilasi saja tidak menjamin
tidak adanya bakteri dalam air minum kecuali wadah yang digunakan juga
disterilkan.

2.2.2 Water For Injection

Air untuk injeksi adalah air yang di preparasi melalui proses distilasi
air atau air murni, atau oleh reverse osmosis-ultrafiltrasi (membran reverse
osmosis, membran ultrafiltrasi atau sistem pemurnian gabungan
menggunakan membran) dari air murni, dan digunakan untuk preparasi
injeksi, atau untuk penggunaan alternatif sebagai air yang dikemas untuk
injeksi, yang disimpan dalam wadah yang sesuai dan disterilkan. ketika air
untuk injeksi disiapkan oleh reverse osmosis-ultrafiltrasi, dilakukan
pencegahan terhadap kontaminasi mikroba dari sistem pemurnian untuk
mendapatkan kualitas yang baik yang setara dengan air hasil distilasi. air
untuk injeksi untuk persiapan sediaan injeksi harus digunakan segera
setelah preparasi. Namun, hal itu dapat disimpan untuk jangka waktu
tertentu, jika sistem pemurni air yang ditetapkan untuk menghindari
kontaminasi mikroba dan pertumbuhan dalam periode yang ditentukan. air
untuk injeksi di preparasi dengan distilasi dan dikemas dalam wadah
6

sebagai produk disterilkan dan dapat diberi label "air suling untuk injeksi"
sebagai nama yang umum digunakan.

2.2.3 Purifed Water

Air murni adalah air yang dimurnikan dengan hiperfiltrasi (reverse


osmosis, ultrafiltrasi), pertukaran ion, distilasi atau kombinasi dari metode
ini. ketika preparasi air murni, hati-hati untuk mencegah kontaminasi
mikroba. digunakan segera setelah pemurnian. Air murni dapat disimpan
untuk jangka waktu tertentu, jika berada dalam wadah yang cocok yang
bisa mencegah pertumbuhan mikroba.
Air merupakan cairan singular, oleh karena kapasitasnya untuk
membentuk jaringan molekul 3 dimensi dengan ikatan hidrogen yang
mutual. Hal ini disebabkan karena setiap molekul air mempunyai 4 muatan
fraksional dengan arah tetrahedron, 2 muatan positif dari kedua atom
hidrogen dan dua muatan negatif dari atom oksigen. Akibatnya, setiap
molekul air dapat membentuk 4 ikatan hidrogen dengan molekul
disekitarnya. Sebagai contoh, sebuah atom hidrogen yang terletak di antara
dua atom oksigen, akan membentuk satu ikatan kovalen dengan satu atom
oksigen dan satu ikatan hidrogen dengan atom oksigen lainnya, seperti
yang terjadi pada es Perubahan densitas molekul air akan berpengaruh pada
kemampuannya untuk melarutkan partikel. Oleh karena sifat muatan
fraksional molekul, pada umumnya, air merupakan zat pelarut yang baik
untuk partikel bermuatan atau ion, namun tidak bagi senyawa hidrokarbon.
Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-
zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-
gram) disebut sebagai zat-zat hidrofilik (pencinta air), dan zat-zat yang
tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut
sebagai zat-zat hidrofobik (takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air
ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya
tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-
7

molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik
antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan
akan mengendap dalam air.
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air
tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu
atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan
tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar)
andtemperatur 273,15 K (0 C). Zat kimia ini merupakan
suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan
banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa
jenis gas dan banyak macam molekul organik. Keadaan air yang berbentuk
cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum dalam kondisi normal,
terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidrida-hidrida lain
yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel periodik, yang mengisyaratkan
bahwa air seharusnya berbentuk gas, sebagaimana hidrogen sulfida.
Dengan memperhatikan tabel periodik, terlihat bahwa unsur-unsur yang
mengelilingi oksigen adalah nitrogen,flor, dan fosfor, sulfur dan klor.
Semua elemen-elemen ini apabila berikatan dengan hidrogen akan
menghasilkan gas pada temperatur dan tekanan normal. Alasan mengapa
hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk fase berkeadaan cair,
adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif ketimbang elemen-
elemen lain tersebut (kecuali flor).
Tarikan atom oksigen pada elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat
dari pada yang dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah
muatan positif pada kedua atom hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada
atom oksigen. Adanya muatan pada tiap-tiap atom tersebut membuat
molekul air memiliki sejumlah momen dipol. Gaya tarik-menarik listrik
antar molekul-molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing-masing
molekul saling berdekatan, membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang
pada akhirnya menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik ini disebut
8

sebagaiikatan hidrogen. Air sering disebut sebagai pelarut universal karena


air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis
antara fase cairdan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam
bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang
berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-).
2.3 Penghilangan Partikel Pada Sediaan Air Industri Farmasi
Penghilangan partikel pada sediaan air untuk industry farmasi menggunakan
alat seperti:
A. Sand Filter
Filter ini terdiri dari pasir silika. Dapat menyaring suspensi berukuran
partikel 250-500 nm. Contonya adalah pasir dan endapan kasar yang
tersuspensi.

B. Catridge Filter
Terbuat dari kain yang mempunyai pori-pori berukuran 10 m. Dapat
menyaring suspensi berukuran partikel 100-250 nm. Contohnya adalah
endapan-endapan halus.
9

C. Carbon Filter
Filter ini terdiri dari karbon aktif. Dapat menyaring koloid yg berukuran 1-
100 nm dan juga dapat menyerap minyak, bau, warna dan zat-zat organik
lainnya. Memiliki kapasitas perubahan kation yaitu dapat menyerap sebagian
kation seperti besi dan mangan.

2.4 Sistem Pengolahan Air Menurut CPOB


A. Mekanisme kerja Purified Water System
10

Purified water system merupakan sistem pengolahan air yang dapat


menghilangkan berbagai cemaran (ion, bahan organik, partikel, mikroba dan
gas) yang terdapat di dalam air yang akan digunakan untuk produksi. Air (raw
water) pengolahan air dapat diperoleh dari air PDAM (city water), Shallow
well (sumur dangkal) dengan kedalaman 10-20 m, atau berasal dari Deep well
(sumur dalam) dengan kedalaman 80-150 m. Variasi mutu dari pasokan air
mentah (raw water) yang memenuhi syarat ditentukan dari target mutu air
yang akan dihasilkan. Demikian pula mutu air menentukan peralatan yang
diperlukan untuk pengolahan air tersebut. Purified water system terdiri dari:
Multimedia filter, Carbon filter, Water softener, Heat Exchanger (HE), Micro
filter, Ultra filtration (R.O = Reverse Osmosis), dan Electro De-Ionization
(EDI).
B. Multimedia filter
Multimedia filter berfungsi untuk menghilangkan lumpur, endapan dan
partikel-partikel yang terdapat pada raw water. Multimedia filter terdiri dari
beberapa filter dengan porositas 6-12 mm; 2,4 4,8 mm; 1,2-2,4 mm; dan
0,6-1,2 mm. Filter-filter ini tersusun dalam satu vessel (tabung) dengan bagian
bawah tabung diberikan gravel atau pasir sebagai alas vessel (sehingga sering
juga disebut dengan sand filter).
C. Active Carbon filter
Carbon aktif adalah karbon yang telah diaktifkan dengan
menggunakan uap bertekanan tinggi atau karbon dioksida (CO2) yang berasal
dari bahan yang memiliki daya adsorbsi yang sangat tinggi. Biasanya
digunakan dalam bentuk granular (butiran). Active carbon berfungsi sebagai
pre-treatment sebelum proses de-ionisasi untuk menghilangkan chlorine,
chloramine, benzene, pestisida, bahan-bahan organik, warna, bau dan rasa
dalam air.
D. Water Softener Filter
Water softener filter berisi resin anionik yang berfungsi untuk
menghilangkan dan/atau menurunkan kesadahan air dengan cara mengikat ion
Ca++ dan Mg++ yang menyebabkan tingginya tingkat kesadahan air.
E. Reverse Osmosis
11

Reverse osmosis merupakan teknik pembuatan air murni (purified


water) yang dapat menurunkn hingga 95% Total Dissolve Solids (TDS) di
dalam air. Reverse osmosis terdiri dari lapisan filter yang sangat halus (hingga
0,0001 mikron).
F. EDI (Elektonic De-Ionization)
EDI merupakan perkembangan dari Ion Exchange system dimana
sebagai pengikat ion (+) dan (-) dipakai juga elektroda disamping resin.
Elektroda ini dihubungkan dengan arus listrik searah sehingga proses
pemurnian air dapat berlangsung terus menerus tanpa perlu regenerasi.
Setelah melewati EDI, selanjutnya purified water yang dihasilkan ditampung
dalam tanki penampungan (storage tank) yang dilengkapi dengan CIP
(cleaning in place) dan looping system dan siap didistribusikan ke ruang
produksi.
G. Mekanisme kerja Water for Injection (WFI)
Pengolahan air untuk injeksi (Water For Injection/WFI) berasal dari
purified water system, yang selanjutnya dilakukan destilasi (penyulingan)
dengan terlebih dahulu melewati lampu UV untuk membunuh bakteri. Sesuai
dengan persyaratan CPOB yang terbaru, proses destilasi menggunakan 6
(enam) kolom destilasi, artinya air yang digunakan untuk produk-produk steril
tersebut mengalami 6 kali proses destilasi. Dengan unit ini diperoleh air untuk
injeksi yang memenuhi persyaratan Water For Injection (WFI). Selanjutnya,
WFI yang dihasilkan kemudian disimpan dalam storage tank pada suhu 70-
80oC sebelum didistribusikan untuk produksi produk steril.
Beberapa hal lain yang diatur dalam CPOB Terkini sebagai
persyaratan penting air untuk produksi yang sebelumnya tidak diatur dalam
CPOB yang lama (2001) , antara lain :
1) Daerah mati (dead legs/kran) harus sekecil mungkin (maksimum 3 x
diameter pipa)
2) Aliran air untuk produksi harus disirkulasi secara terus menerus (24 jam)
3) Pipa distribusi (terutama untuk produk steril) menggunakan baja anti
karat jenis SS 316L
4) Pipa distribusi menggunakan double tube
12

5) Pipa distribusi tidak boleh ditanam atau menempel pada dinding ruang
produksi, tapi harus terdapat jarak yang cukup antara pipa dengan dinding
untuk memudahkan pembersihan
6) Tanki penampung dari bahan SS 316 L yang dilengkapi dengan fasilitas
CIP (cleaning in place) yang memungkinkan proses pembersihan tanki
secara menyeluruh.
7) Parameter pengoperasian : suhu, konduktifitas, flow rate, porositas filter,
dan lain-lain harus didokumentasikan
8) Terdapat gambar skematik titik-titik pemakaian air
9) Terdapat sistem alert (peringatan) dan action limit (batas tindakan) pada
sistem pengolahan air.
Bangunan pengolahan air harus terpisah dari bangunan untuk proses
produksi, walaupun demikian letaknya sebaiknya berdekatan, agar resiko
pencemaran bisa ditekan seminimal mungkin selama distribusi dalam pipa
penyalur. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang bangunan untuk
pengolahan air, antara lain adalah:
1) Luas bangunan harus cukup luas untuk menampung tangki-tangki
pengolahan air
2) Lantai dan dinding bangunan harus dilapisi cat yang dapat mencegah
tumbuhnya lumut dan jamur (misalnya cat Epoxy atau cat minyak)
3) Posisi lantai bangunan harus lebih tinggi dari sekitarnya untuk mencegah
air hujan masuk ke dalam dan dapat menyebabkan pencemaran.
13

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air
tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu
atom oksigen. Air merupakan salah satu aspek kritis (vital) dalam pelaksanaan c-
GMP. Hal tersebut disebabkan karena air merupakan bahan baku dalam jumlah
besar, terutama untuk produk sirup, obat suntik cair, cairan infus, dan lain-lain.
Bila tercemar, beresiko sangat fatal bagi pemakai (pasien).
Air murni adalah air yang disaring secara mekanis atau harus terlebih
dahulu diolah dan dibersihkan untuk konsumsi, Air murni memiliki banyak
kegunaan, terutama dalam ilmu farmasi dan teknik laboratorium dan industri, dan
diproduksi dalam berbagai kemurnian. Air suling yang dihasilkan melalui proses
penyulingan, memiliki konduktivitas listrik tidak lebih dari 10 mikrodetik / cm
dan total padatan terlarut kurang dari 10 mg / liter.
Air untuk injeksi adalah air yang di preparasi melalui proses distilasi air
atau air murni, atau oleh reverse osmosis-ultrafiltrasi (membran reverse osmosis,
membran ultrafiltrasi atau sistem pemurnian gabungan menggunakan membran)
dari air murni, dan digunakan untuk preparasi injeksi, atau untuk penggunaan
alternatif sebagai air yang dikemas untuk injeksi, yang disimpan dalam wadah
yang sesuai dan disterilkan.
Penghilangan partikel pada sediaan air untuk industry farmasi
menggunakan alat seperti: Sand Filter (Filter ini terdiri dari pasir silika), Catridge
Filter (Terbuat dari kain yang mempunyai pori-pori berukuran 10 m), Carbon
Filter (Filter ini terdiri dari karbon aktif).
14

Mekanisme kerja Purified Water System merupakan sistem pengolahan


air yang dapat menghilangkan berbagai cemaran (ion, bahan organik, partikel,
mikroba dan gas) yang terdapat di dalam air yang akan digunakan untuk
produksi. Air (raw water) pengolahan air dapat diperoleh dari air PDAM (city
water), Shallow well (sumur dangkal) dengan kedalaman 10-20 m, atau berasal
dari Deep well (sumur dalam) dengan kedalaman 80-150 m. Multimedia filter
berfungsi untuk menghilangkan lumpur, endapan dan partikel-partikel yang
terdapat pada raw water. Multimedia filter terdiri dari beberapa filter dengan
porositas 6-12 mm; 2,4 4,8 mm; 1,2-2,4 mm; dan 0,6-1,2 mm. Carbon aktif
adalah karbon yang telah diaktifkan dengan menggunakan uap bertekanan tinggi
atau karbon dioksida (CO2) yang berasal dari bahan yang memiliki daya adsorbsi
yang sangat tinggi. Biasanya digunakan dalam bentuk granular (butiran). Water
softener filter berisi resin anionik yang berfungsi untuk menghilangkan dan/atau
menurunkan kesadahan air dengan cara mengikat ion Ca++ dan Mg++ yang
menyebabkan tingginya tingkat kesadahan air. Reverse osmosis merupakan
teknik pembuatan air murni (purified water) yang dapat menurunkn hingga 95%
Total Dissolve Solids (TDS) di dalam air. Reverse osmosis terdiri dari lapisan
filter yang sangat halus (hingga 0,0001 mikron). EDI merupakan perkembangan
dari Ion Exchange system dimana sebagai pengikat ion (+) dan (-) dipakai juga
elektroda disamping resin. Elektroda ini dihubungkan dengan arus listrik searah
sehingga proses pemurnian air dapat berlangsung terus menerus tanpa perlu
regenerasi. Pengolahan air untuk injeksi (Water For Injection/WFI) berasal dari
purified water system, yang selanjutnya dilakukan destilasi (penyulingan) dengan
terlebih dahulu melewati lampu UV untuk membunuh bakteri.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung
jawabkan.
15

Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa
untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di
jelaskan.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan. Petunjuk Operasional Penerapan Pedoman Cara
Pembuatan Obat yang Baik. Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Jakarta. 2001

Hammer, Mark, J. 1977. Water and Waste-water Technology. Canada: John Wiley &
Son, Inc.

Spellman, Frank, R. 2003. Handbook of Water and Wastewater Treatment. United


States of America: Lewis Publishers

Anda mungkin juga menyukai