Laporan Aas - 011400367
Laporan Aas - 011400367
LAPORAN PRAKTIKUM
BATAN INSTRUMENTASI KIMIA
Disusun Oleh :
NIM : 011400367
Asisten : Maria
Christina .P
I. TUJUAN
I = Io . a.b.c
Atau,
dengan,
c = konsentrasi, M/L3
a. Lampu katoda
Lampu katoda merupakan sumber cahaya pada AAS. Lampu katoda
memiliki masa pakai atau umur pemakaian selama 1000 jam. Lampu katoda pada
setiap unsur yang akan diuji berbeda-beda tergantung unsur yang akan diuji,
seperti lampu katoda Cu, hanya bisa digunakan untuk pengukuran unsur Cu.
Lampu katoda terbagi menjadi dua macam, yaitu :
b. Tabung gas
Tabung gas pada AAS yang digunakan merupakan tabung gas yang berisi
gas asetilen. Gas asetilen pada AAS memiliki kisaran suhu 20000 K, dan ada
juga tabung gas yang berisi gas N2O yang lebih panas dari gas asetilen, dengan
kisaran suhu 30000 K. Regulator pada tabung gas asetilen berfungsi untuk
pengaturan banyaknya gas yang akan dikeluarkan, dan gas yang berada di dalam
tabung. Spedometer pada bagian kanan regulator merupakan pengatur tekanan
yang berada di dalam tabung. Gas ini merupakan bahan bakar dalam
Spektrofotometri Serapan Atom
c. Burner
d. Monokromator
Berkas cahaya dari lampu katoda berongga akan dilewatkan melalui celah
sempit dan difokuskan menggunakan cermin menuju monokromator.
Monokromator dalam alat SSA akan memisahkan, mengisolasi dan mengontrol
intensitas energi yang diteruskan ke detektor. Monokromator yang biasa
digunakan ialah monokromator difraksi grating.
e. Detektor
f. Sistem pembacaan
g. Ducting
Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot asap atau sisa
pembakaran pada AAS, yang langsung dihubungkan pada cerobong asap bagian
luar pada atap bangunan, agar asap yang dihasilkan oleh AAS, tidak berbahaya
bagi lingkungan sekitar. Asap yang dihasilkan dari pembakaran pada
spektrofotometry serapan atom (AAS), diolah sedemikian rupa di dalam ducting,
agar asap yang dihasilkan tidak berbahaya.
Eksitasi Na+ h Na
Bila suhu nyala terlalu tinggi akan terjadi peristiwa ionisasi sebagai
berikut
++ e
Ionisasi
Na Na
Alat:
1. Unit Spektrometri Serapan Atom (SSA)
2. Neraca analitik
3. Labu takar
4. Pipet tetes
5. Pipet gondok
6. Bulbpet
7. Buret
8. Statif
9. Gelas beker
10. Kertas timbang
11. Sendok sungu
12. Botol plastik
Bahan yang digunakan :
1. Aquadest
2. (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O
IV. LANGKAH KERJA
1. Dibuat larutan standar Fe 1000 ppm sebanyak 100ml dengan cara
menimbang (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O sebanyak 0,7006 gram, kemudian dimasukkan
ke dalam labu takar 100 ml dan dilarutkan dengan aquades serta ditandabataskan.
2. Larutan standar Fe 1000 ppm diencerkan menjadi 100 ppm sebanyak
100 ml.
5. Langkah (4) diulangi untuk variasi larutan standar dan yang ada pada
langkah (3).
V. DATA PERCOBAAN
Rambat Ralat
No Nama alat Ketidakpastian
1 Pipet Gondok 10 ml 0,01mL
2 Pipet Gondok 2 ml 0,015mL
3 Pipet Gondok 25 ml 0,03 mL
4 Neraca Analitik 0,0001mL
5 Labu Ukur 50 ml 0,06mL
6 Buret 25 ml 0,05 mL
7 alat AAS 1 ppm
VI. PERHITUNGAN
= 0,1 L
= 1000 mg/L
= 100 mg/0,1L
Mr ( NH 4 ) 2 Fe ( SO 4 ) .6 H 2O
Massa ( NH 4 ) 2 Fe ( SO 4 ) .6 H 2O= x 100 mg
Ar Fe
gr
391,14
mol
gr
56
mol
= 700,25 mg
= 0,70025 gram
2. Kurva kallibrasi
Konsen
Absorb
trasi
ansi
(ppm)
2 0,051
8 0,198
12 0,298
20 0,467
45 0,814
50 0,864
Kurva Kalibrasi
1
Absorbansi 0.4
0.2
0
0 10 20 30 40 50 60
Konsentrasi (ppm)
3. Menghitung Presisi
standar deviasi
Rsd ( manual )= 100
mean
4. Menghitung Akurasi
Konsentrasi larutan Absorbansi (A) A rata rata
1 2 3
Sampel 13,6 ppm 0,336 0,331 0,329 0,332
y=0,0164 x +0,074
0,332=0,0164 x +0,074
0,3320,074
x=
0,0164
X =15,73 ppm
Nilai error=|CsCp
Cp |
100
|15,7313,6
13,6 |
15,66
Akurasi=100 Kesalahan
Akurasi=100 15,6
Akurasi=84,34
Konsentrasi Absorba
(ppm) nsi
20 0,467
45 0,814
50 0,864
Grafik konsentrasi (ppm) vs absorbansi
1
Absorbansi
0.4
0.2
0
15 20 25 30 35 40 45 50 55
Konsentrasi (ppm)
y = 0,0134x + 0,1997
R = 0,9984
Absorbans
2
A A A ( A A )
i
0,018 0,001 0,000
0,017 0,017 0,000 0,000
0,017 0,000 0,000
Jumlah 0,000
s=
)2
( A A
n1
0
2
Rumus :
S=3 SD blanko
S=3 0
S=0 ----------> Deteksi limit bawah nya dalam absorbansi
y=0,0164 x +0,074
0=0,0164 x+ 0,074
00,074
x=
0,0164
X =15,73 ppm
y=0,0044=0,0164 x +0,074
( 0,00440,074 )
X=
0,0164
= - 4,24 ppm
8. Konsentrasi sampel
Absorbansi Absorbans
No Sampel 1 2 3 i Rata-rata
8 Air Keran 0 0 0 0
Sampel 13,6
9 0,336 0,331 0,329 0,332
ppm
Sampel
10 0,015 0,015 0,015 0,015
Blanko
y0,074
x=
0,0164
00,074
x=
0,0164
x=4,5 ppm ----> Deteksi limit bawah nya dalam
konsentrasi
Dengan cara yang sama, maka diperoleh :
Konsentras Konsentras
Sampel Absorbansi Result type i (alat) i (manual)
dalam ppm dalam ppm
Air Kran 0 Mean -3,3578 -4,5
Sampel 13,6 0,332 Mean 16,3262 15,73
R% = RV 100%
Ralat buret
R% = (0,05 25 mL) 100 %
Nilai ralat koreksi atau Ralat (R) Alat yang digunakan, maka jika dibuat ke dalam
prosentase menjadi:
RR= R 2
11,1359
3,33
Jadi, besarnya nilai Rambatan Ralat (rr) dari alat-alat yang digunakan
adalah sebesar 3,33 %
VII. PEMBAHSAN
Pada percobaan kali ini, berdasarkan grafik diperoleh limit deteksi atas
adalah y = 0,0134x + 0,1997 dengan R = 0,9984. Nilai R menunjukkan linieritas
data yang diperoleh. Semakin nilai R mendekati 1, maka data tersebut akan
semakin linier. Daerah yang linier ini menunjukkan daerah kerja. Namun, untuk
penentuan besar nilai limit deteksi bawah dari instrument ini yaitu dengan nilai
absorbansi 0 atau dengan konsentrasi terkecil yang dapat diukur AAS sebesar
15,73 ppm.
Sensitivitas didefinisikan sebagai konsentrasi unsur dalam larutan air yang
dinyatakan dalam ppm yang memberi absorbansi sebesar 0,0044 sebanding
dengan penyerapan 1% radiasi yang diteruskan sehingga untuk membuktikannya
dilakukan perhitungan untuk mencari besarnya konsentrasi untuk nilai absorbansi
tersebut. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa besarnya konsentrasi untuk
absorbansi 0,0044 adalah sebesar -4,24 ppm. Tanda minus (-) menunjukkan
bahwa untuk absorban sebesar 0,0044 tidak terdeteksi oleh alat.
VIII. KESIMPULAN
Basset, J. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisa Kuantitatif Anorganik. EGC:
Jakarta
Underwood, A.L. dan Day R.A. 2001. Analisa Kimia Kualitatif Edisi Keenam.
Erlangga: Jakarta
Maria Christima.P
Anisa Novita Sari