LAPORAN PRAKTIKUM
Alat Deteksi dan Pengukuran Radiasi
BATAN
STATISTIKA PENCACAHAN
Disusun Oleh :
Nama : Anisa Novita Sari
NIM : 011400367
Jurusan : Teknokimia Nuklir
Rekan Kerja : Dwi Hartanto
Asisten : Maria Christina .P
I. TUJUAN
Instruksional Umum :
Praktikan dapat melakukan pencacahan radiasi, menganalisis secara statistik
untuk menentukan aktivitas sumber menggunakan system pencacahan
spektrokopi.
Instruksional Khusus :
1. Melakukan pengukuran laju cacah, laju cacah rata-rata dan deviasi
pengukuran
2. Melakukan koreksi perhitungan laju cacah terhadap cacah latar belakang
dan waktu mati (tidak dilakukan)
3. Melakukan pengukuran untuk menentukan efisiensi system pencacahan.
4. Menentukan aktivitas satu sumber yang tidak diketahui (unknown).
Radiasi yang dipancarkan oleh suatu zat radioaktif bersifat acak atau
random.Hal tersebut karena tidak diketahui bagian atom mana yang akan
memancarkanradiasi berikutnya setelah pancaran radiasi yang pertama. Oleh
sebab itu pancaranradiasi bersifat acak sehingga cacah radiasi yang diterima
oleh detektor hasilnyatidak tetap bila dilakukan dalam waktu yang berbeda .
Apabila pencacahan dilakukansecara berulang-ulang terhadap suatu sumber
tertentu maka hasil pencacahan radiasimerupakan hasil rata-rata pencacahan
yang diperoleh dari statistik.
Dalam menghadapi persoalan pencacahan radiasi ini maka perlu
diketahuiadanya suatu ralat atauerror terhadap suatu hasil pencacahan.
Umumnya ralat yangdipakai dalam statistik pencacahan adalah ralat acak
ataurandom. Ralat acak (random)yaitu kesalahan yang nilai kesalahannya
dapat diduga sebelumnya.
Statistik Peluruhan Radioaktif
Jika kita mengulangi satu jenis pengamatan secara berulang, maka
hasilnya sering kali tidak sama, tetapi berkisar pada sebuah nilai rata-rata
tertentu. Lebarnya hasil distribusi tersebut ditandai dengan adanya deviasi
standar. Dalam hal peluruhan radioaktif, jumlah partikel yang dihasilkan dari
sebuah sumber tiap satuan waktu rata-rata dapat dijelaskan dengan sebuah
distribusi yang disebut Distribusi Poisson. Distribusi ini cukup baik untuk
sederetan peristiwa yang sungguh-sungguh acak.
Selain distribusi Poisson, terdapat distribusi lain yaitu Distribusi Gauss.
Distribusi ini sangat baik diterapkan untuk peristiwa yang tidak acak, tetapi
hanya terganggu akibat ketidaktelitian dalam proses pengukuran. Di sini nilai
cacah rata-rata m dan deviasi standar merupakan dua besaran lepas satu
terhadap lainnya.
Sebagaimana diketahui proses pencacahan radiasi suatu peluruhan zat
radioaktif bersifat tidak menetu (random). Untuk proses tersebut keboleh
jadiannya akan mengikuti grafik distribusi poisson. peristiwa ini akan sangat
terlihat jelas apabila digunakan sumber radiasi yang lemah da pencacah yang
pendek. Untuk itu digunakan pencacahan dengan waktu yang singkat misalnya
100 kalidari suatu dari suatu sumber yang lemah atau cacah latar. Dari hasil
yang didapatkan dilakukan pengelompokkan menjadi m sehingga akan
diperoleh N(m)yaitu banyaknya hasil pencacahan yang menghasilkan cacah
sebesar m sebanyak npersatuan waktu dengan m = 1, 2, 3, maks.
Aktivitas Radioaktif
A Ao . e ( 0, 693. t ) / T
1
2
Dengan :
Detektor Geiger Muller (GM) terdiri dari suatu tabung logam atau gelas
yang dilapisi logam yang diisi dengan gas mulia dan gas poliatom atau gas
halogen. Pada proses tabung terdapat kawat logam yang berlku sabagai anoda,
sedangkan dinding tabung berlaku sebagai anoda. Berikut adalah gamabar
detektor Geiger Muller (GM):
Bila ke dalam tabung masuk zarah pengion alfa atau beta maka akan
terjadi ionisasi dan eksitasi pada atom-atom gas isian. Banyaknya pasangan ion
yang terjadi sebanding dengan zarah yang datang. Hasil inonisasi ini yang
disebut dengan ion-ion primer. Adanya tegangan tinggi menyebabkan electron
tertarik ke anoda dan dan ion positif tertarik ke katoda. Dalam perjalanan ke
anoda electron mendapatkan tambahan tenaga gerak dari medan listrik. Bila
tenganya sudah kuat elektron-elektron tersebut dapat mengionisasi atom-atom
gas isian, sehingga terjadi ionisasi sekunder. Elektron-elektron inipun akan
mampu mengionisasi gas isian. Dengan demikian jumlah electron yang
terkumpul di anoda jauh lebih banyak dari jumlah elektron yangterjadi pada
ionisasi primer. Peristiwa terjadinya proses ionisasi terus menerus ini
disebut Proses ionisasi dapat di ilustrasikan pada gambar 2.
Disamping itu ionisasi juga terjadi karena atom-atom yang tereksitasi akan
memancarkan foton. Foton tersebut dapat menimbulkan foto elektron lewat
fotolistrik.
Jika ion-ion positif sampai di dekat katoda, maka akan menarik electron
keluar dari katoda untuk membentuk atom netral. Dalam penetralan ini ada
kelebiahan tenaga yang dipancarkan sebagai foton. Foton ini yang akan
membebaskan elektron sehingga akan dapat mengakibatkan terjadinya yang
tidak dikehendaki. Untuk menghindarkan terjadinyaeini, dapat digunakan suatu
rangkaian elektronik (rangkaian Nehr Harper) atau dengan menambahkan
kedalam tabung gas poliatom atau gas halogen yang biasa disebut sebagai gas.
Detektor yang menggunakan gas quelencing dikenal dengan detektor. Sedang
yang menggunakan rangkaian elektronik dinamakan detektor nonself
quelenching.
DETEKTOR NaI(Tl)
Di dalam kristal bahan sintilator terdapat pita pita atau daerah yang dinamakan
sebagai pita valensi dan pita konduksi yang dipisahkan dengan tingkat energi tertentu.
Pada keadaan dasar, seluruh elektron berada di pita valensi sedangkan pita konduksi
kosong. Ketika terdapat radiasi yang memasuki kristal, terdapat kemungkinan bahwa
energinya akan terserap oleh beberapa elektron di pita valensi, sehinmgga dapat
meloncat ke pita konduksi. Beberapa saat kemudian, elektron elektron tersebut akan
kembali ke pita valensi melalui pita energi bahan aktivator sambil memancarkan
percikan cahaya. Jumlah percikan cahaya sebanding dengan energi radiasi diserap dan
dipengaruhi oleh jenis sintilatornya. Semakin besar energinya, semakin banyak
percikan cahayanya. Percikan percikan cahaya ini kemudian ditangkap oleh
photocathode. Detektor kelipan inorganik yang sering digunakan untuk spektroskopi
gamma adalah kristal tunggal alkali halida seperi NaI, karena NaI merupakan isolator,
maka pita valensi biasanya penih sedangkan pita konsuksi dalam keadaan kosong.
Sebuah radiasi dapat mengeksitasi sebuah elektron menyebrangi celah pita dari pita
valensi ke pita konduksi. Tetapi elektron ini akan kehilangan energinya dengan
memancarkan sebuah foton dan kembali ke pita valensi. Untuk meningkatkan
keboleh jadian emisi foton dan mengurangi serapan cahaya oleh kristal, sejumlah
kecil material yang dinamakan aktivator ditambahkan ke dalam NaI. Aktivator yang
banyak digunakan adalah thalium. Sehingga detektornya dinamakan NaI(Tl).
Sinar yang masuk ke dalam suatu detektor sintilator akan berinteraksi dengan
atom atom di dalamnya shingga terjadi 3 mekanisme sebagaiberikut :
a. Efek fotolistrik
Yaitu suatu gejala dimana suatu cahaya yang frekuensinya cukup tinggi
dijauhkan pada suatu permukaan logam, maka akan terjadi pemancaran elektron dari
permukaan logam tersebut
b. Produksi pasangan
Yaitu suatu peristiwa yang terjadi apabila suatu foton ditembakkan pada suatu
inti atom sehingga inti atom tersebut akan memancarkan sepasang elektron dan
positron. Hal ini terjadi karena untuk memenuhi hukum kekekalan energi dan
momentum linier serta hukum kekekalan muatan listrik.
c. Hamburan Compton
Yaitu suatu peristiwa dimana suatu foton menumbuk elektron dan kemudian
mengalamai hamburan dari arahnya yang semula sedangka elektronnya menerima
impuls dan bergerak. Dalam tumbukan ini foton dapat dipandang sebagai partikel
yang kehilangan sejumlah energi yang besarnya sama dengan besarnya energi kinetik
yang diterima elektron.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Detektor GM
3. Sumbertegangan tinggi
4. Timer
5. Counter
Bahan :
2. Sumber radiasi
V. DATA PERCOBAAN
Detektor GM
Tegangan : 780 V
Waktu cacah : 60 s
NO Cacah
1 1403
2 14133
3 1437
4 1452
5 1353
6 1394
7 1410
8 1420
9 1328
10 1442
11 1357
12 1404
13 1436
14 1337
15 1349
16 1315
17 1343
18 1379
19 1332
20 1342
NO Cacah
1 2452
2 3368
3 3322
4 2936
5 2722
6 2592
7 2064
8 2611
9 2586
10 2888
11 2091
12 2348
13 2613
14 2177
15 2380
16 2804
17 2749
18 3292
19 2769
20 2711
VI. PERHITUNGAN
Detektor GM
R
NO Cacah )2
( i R
Ri R
1 1403 20,7000 428,4900
2 1413 30,7000 942,4900
3 1437 54,7000 2992,0900
4 1452 69,7000 4858,0900
5 1353 -29,3000 858,4900
6 1394 11,7000 136,8900
7 1410 27,7000 767,2900
8 1420 37,7000 1421,2900
9 1328 -54,3000 2948,4900
10 1442 59,7000 3564,0900
11 1357 -25,3000 640,0900
12 1404 21,7000 470,8900
13 1436 53,7000 2883,6900
14 1337 -45,3000 2052,0900
15 1349 -33,3000 1108,8900
16 1315 -67,3000 4529,2900
17 1343 -39,3000 1544,4900
18 1379 -3,3000 10,8900
19 1332 -50,3000 2530,0900
20 1342 -40,3000 1624,0900
R = 1382,3
R
( iR)2
= 36312,2000
2
R
= 1910753,2900
2
2
x=
( Ri R)
R
2 363122,2
x=
1382,3
2
x =26,2694
1
{Bcg (cpm)+3 Bcg}2
MDA =
t
1
2
{ ( 54,8 ) +(3 54,8)}
=
60
= 0,246
2
2
x=
( Ri R)
R
2656277,75
x 2=
2673,75
x 2=993,4653
1
{Bcg (cpm)+3 Bcg}2
MDA =
t
1
2
{ ( 153,4 ) +(3 153,4)}
=
60
= 0,412
VII. PEMBAHASAN
VIII. KESIMPULAN
Maria Christima.P
Anisa Novita Sari