Anda di halaman 1dari 43

1

B
A
B

P
E
N
D
A
H
U
L
U
A
N

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kendaraan merupakan sarana terpenting dalamsistem
transportasi dan sangat dibutuhkan. Ide pengembangan sarana transportasi yang kian
berkembang, menunjukkan suatu bukti nyata dengan adanya perubahan-perubahanyang
terjadi pada sarana transportasi tersebut. Kendaraan yang dahulunya bersifat klasik
dimana mengandalkan tenaga hewan, kini telah berubah menjadi modern yang lebih
mengandalkan mekanik atau mesin.Mobil sebagai salah satu sarana transportasi, kerap
dipakai oleh segenap masyarakat. Dapat dikatakan bahwa mobil memiliki kelebian
tersendiri dibandingkan dengan kendaraan bermotor lainya. Diantaranya adalah dapat
mengangkut beban yang besar, dapat dipakai untuk menempuh perjalanan yang jauh,
memiliki konstruksi yang lebih kokoh dan stabil serta kelebihan-kelebihan lainnya.
Namun kadangkala kita selalu diperhadapkan pada masalah-masalah teknis
permesinannya. Hal ini membuktikan bahwa mesin tersebut yang terdiri dari bermacam-
macam elemen mesin memegang peranan yang sangat penting. Salah satu elemen
mesinyang akan dibahas lebih jauh pada tugas perencanaan ini adalah kopling, dalam
hali ini sebagai con toh analisa kita meng gunakan bahan Kopling Pada Mobil
Etios dengan berdasarkan data-data yang tertera pada brosur mobil tersebut.
2
B. Tujuan
Karena suatu perencanaa elemen mesin haruslah benar-benar akurat atau teliti,maka
khusus dalam perencanaan kopling ini terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai
agar memiliki efisiensi yang tinggi, antara lain :

1. Mendapatkan kekuatan kopling yang baik dengan dasar bahwa faktor


keamanan yang dimilikinya adalah optimal yang ditunjang dengan pemilihan
bahan yang sesuai.
2. Memiliki efisiensi kerja yang tinggi.
3. Mendapatkan kopling yang kuat tetapi ekonomis.
4. Dapat memperkirakan umur kopling yang direncanakan.

C. Batasan Masalah
Dalam perencanaan kopling ini tidak semua bagian-bagian dari sebuah koplingkami
jabarkan. Hanya sebahagian saja dimana dalam hal ini yang kami bahas adalah :

1. Diameter rata-rata plat tengah gesek


2. Luas bidang tekan pada kopling
3. Tekanan rata-rata pada permukaan kopling
4. Tekanan maximum pada permukaan kopling
5. Umur daripada plat kopling
6. Mengukur perkiraan temperatur plat pada saat digunakan
7. Mengetahui diameter poros kopling
B
A
B
I
I
K
O
P
L
I
N
G
A
.

P
e
n
g
e
r
t
i
a
n

K
o
p
l
i
n
g
Kopling atau Clutch yaitu peralatan transmisi yang menghubungkan
poros engkol dengan poros roda gigi
transmisi. Kopling suatu perangkat/ sistem yang merupakan bagian dari
sistem pemindah. Fungsi kopling adalah untuk memindahkan, memutus dan
menghubungkan putaran tenaga mesin ketransmisi, kemudian transmisi
mengubah tingkat kecepatan sesuai yang diinginkan dengan lembut dan
cepat.

Gambar 1 :
Contoh bentuk
kopling pada
kendaraan

Didalam industri bidang otomotif, kopling digunakan untuk


memindahkan tenaga motor ke unit transmisi. Dengan menggunakan
kopling, pemindahan gigi-gigitransmisi dapat dilakukan, koling juga
memungkinkan motor juga dapat berputar walaupun tidak dalam posisi
netral.
Gambar 2 : Konstuksi letak
unit kopling (clutch) pada
kendaraan

Dalam keadaan normal, dimana fungsi kopling bekerja dengan


baik,begitu pengemudi menekan pedal kopling, tenaga mesin akan di
putuskan,karena saat pedal ditekan maka gaya tekan itu akan mendorong
release fork dan release fork akan mendorong release bearing. Sehingga
release bearing akan mengangkat mendorong pegas diapraghma dan
pressure palte, clutch disc akan terlepas dengan flywheel. Serentak roda
gigi akan terlepas dari pengaruh putaran mesin. Kondisi inilah yang
memungkinkan terjadinya perpindahan roda gigi pada transmisi.
Kopling dalam pemakaian dikendaraan, harus memiliki
syarat-syarat minimalsebagai berikut :

a. Harus dapat memutus dan menghubungkan putaran


mesin ke transmisi dengan lembut.
Kenyamanan berkendara menuntut terjadinya pemutusan dan
penghubungan tenaga mesin berlangsung dengan lembut.
Lembut berarti terjadinya proses pemutusan dan
penghubungan adalah secara bertahap.
b. Harus dapat memindahkan tenaga mesin dengan tanpa slip Jika
kopling sudah menghubung penuh
maka antara flywheel dan plat koping tidak boleh terjadi slip
sehingga daya dan putaran mesin terpindahkan 100%.
c. Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan
cepat. Pada saat kita operasionalkan, kopling harus dapat
memutuskan daya dan putaran dengan sempurna, yaitu daya
dan putaran harus betul-betul tidak diteruskan, sedangkan pada
saat kopling tidak dioperasionalkan, kopling harus
menghubungkan daya dan putaran 100%. Kerja kopling dalam
memutus dan menghubungkan daya dan putaran tersebut harus
cepat atau tidak banyak membutuhkan waktu.
B. Kopling Gesek
Kopling gesek adalah proses pemindahan tenaga melalui
gesekanantara bagian penggerak dengan yang akan digerakan. Konsep
kopling ini banyak dipergunakan pada 12 sistem pemindah tenaga
kendaraan, khususnya pada kendaraan ringan, sepeda motor, sedan dan
mobil penumpang lainnya.

Macam-macam Kopling Gesek :


Seperti telah dijelaskan di atas, kopling gesek banyak digunakanpada
kendaraan ringan. Pada kendaraan roda empat menggunakan jeniskering
dengan plat tunggal. Sedangkan pada sepeda motor,menggunakan jenis
basah dengan plat ganda. Perbedaan kopling basahdan kering, karena plat
kopling tidak kena minyak pelumas untuk jeniskering, dan plat kopling
bekerja dalam minyak pelumas untuk jenis basah.

1. Kopling pelat tunggal.


Komponen-komponen kopling gesek pelat tunggal secara
bersamaan membentuk rangkaian kopling/
kopling set (clutch assembly). Seperti terlihat pada gambar berikut ini :

Gambar 3 : kopling plat tunggal assembly


2. Kopling plat ganda/banyak

Gambar 4 : kopling plat banyak assembly


Kopling plat banyak adalah unit kopling dengan jumlah piringan
lebih dari satu lapisan plat kopling disebut dengan kampas kopling
terbuat dari paduan bahan asbes dan logam. Paduan ini dibuat
dengan tujuan agar plat kopling dapat memenuhi persyaratan, yaitu :
Tahan terhadap panas. Panas dalam hal ini terjadi
karena terjadi gesekan yang memang
direncanakan saat kopling akan dihubungkan.
Dapat menyerap panas dan membersihkan diri. Gesekan akan
menyebabkan panas dan kotoran debu bahan yang aus.
Kampas kopling dilengkapi dengan alur yang berfungsi untuk
ventilasi dan menampung dan membuang debu yang terjadi.
Tahan terhadap gesekan. Kampas kopling direncanakan
untukbergesekan, maka perlu dibuat tahan terhadap keausan
akibat gesekan.
Dapat mencengkeram dengan baik.

Plat kopling dilengkapi dengan alat penahan kejutan baik dalam


bentukpegas ataupun karet. Alat ini dipasang secara radial, hingga
disebut denganpegas radial. Konstruksinya seperti terlihat pada gambar
berikut ini.

Ga
mb
ar 5
:
peg
as
rad
ial
pad
a
kop
ling

Pegas radial berfungsi untuk meredam getaran/kejutan saat


koplingterhubung sehingga diperoleh proses penyambungan yang
halus, dan jugagetaran atau kejutan selama menghubungkan/bekerja.
Untuk itu maka pegasradial harus mampu menerima gaya radial yang
terjadi pada plat kopling memilikielastisitas yang baik.
Namun demikian karena penggunaan yang terus menerus,
maka pegasradial dapat mengalami
kerusakan. Untuk yang dalam bentuk karet,kemungkinan karetnya
berkurang/tidak elastis lagi atau pecah. Sedangkan yangpegas ulir,
kemungkinan berkurang panjang bebasnya, yang biasanya
ditunjukandengan ter- jadinya kelonggaran pegas dirumahnya dan
menimbulkan suara.
Plat kopling di samping pegas radial juga dilengkapi dengan pegas
aksial.Konstruksinya seperti terlihat pada gambar berikut ini :

Ga
mb
ar 6
:
peg
as
aks
ial
pad
a
kop
ling

Gesekan antar bidang/permukaan komponen tentu akan


menimbulkan panas, sehingga memerlukan media pendinginan. Ditinjau
dari lingkungan/mediakerja, kopling dibedakan menjadi :
Kopling basah
Kopling basah adalah unit kopling dengan bidang gesek
(piringan atau disc) terendam cairan/minyak. Aplikasi kopling
basah umumnya pada jenis atau tipe plat banyak, dimana
kenyamanan berkendara yang diutamakan dengan proses kerja
kopling tahapannya panjang, sehingga banyak terjadi
gesekan/slip pada bidang gesek kopling dan perlu pendinginan.
Kopling kering
Kopling kering adalah unit kopling dengan bidang gesek
(piringan atau disc) tidak terendam cairan/minyak (dan bahkan
tidak boleh ada cairan/minyak).
Untuk mendapatkan penekanan yang kuat saat bergesekan,
sehingga saat meneruskan daya dan putaran tidak terjadi slip maka
dipasangkan pegas penekan. Ditinjau dari pegas penekannya, kopling
dibedakan menjadi dua jenis pegas penekan :
Kopling pegas spiral

Gambar 7 : kopling gesek dengan pegas


spiral

Adalah unit kopling dengan pegas penekannya


berbentuk spiral. Dalam pemakaiannya dikendaraan kopling
dengan pegas coil memiliki kelebihan penekanannya kuat dan
kerjanya cepat/spontan. Sedangkan kekurangannya penekanan
kopling berat, tekanan pada plat penekan kurang merata, jika
kampas kopling aus maka daya tekan berkurang, terpengaruh oleh
gaya sentrifugal pada kecepatan tinggi dan komponennya lebih
banyak, sehingga kebanyakan kopling pegas spiral inidigunakan
pada kendaraan menengah dan berat yang mengutamakan kekuatan
dan bekerja pada putaran lambat.

Kopling pegas diaphragma

Gambar 8 : Kopling gesek pegas


diaphragma

Adalah unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk


diaphragma. Penggunaan pegas diaphragma mengatasi
kekurangan dari pegas spiral. Namun pegas diaphragma
mempunyai kekurangan kontruksinya tidak sekuat pegas spiral dan
kurang responsive (kerjanya lebih lambat), sehingga kebanyakan
kopling pegas diaphragm ini digunakan pada kendaraan ringan
yang mengutamakan kenyamanan
B
A
B
I
I
I
ANALISA PERHITUNGAN
KOPLING PLAT GESEK

A. Spesifikasi TOYOTA ETIOS


Dari data yang diperoleh di lapangan (pada brosur), mobil TOYOTA
ETIOS memiliki spesifikasi sebagai berikut :
a. Daya Maksimum (N) : 80 PS
b. Putaran Pada Daya Maksimum (n) : 5600 rpm
c. Torsi Maksimum (T) : 10,6 kgf.m
d. Putaran Pada Torsi Maksimum (n) : 3100 rpm

B. Analisa Perancangan
1. Torsi Maksimum
Harga torsi maksimum yang akan digunakan dalam perhitungan
perancangan kopling ini ditentukan berdasarkan dua kriteria, yaitu :
torsi maksimum dan daya maksimum kendaraan yang terdapat pada
data lapangan (brosur).
Kopling pelat gesek bekerja karena adanya gaya gesek dengan
permukaan, sehingga menyebabkan terjadinya momen puntir pada
poros yang digerakkan. Momen ini bekerja dalam waktu tR sampai
putaran kedua poros sama. Pada keadaan terhubung tidak terjadi slip dan
putaran kedua poros sama dengan putaran
awal poros penggerak, sehingga dapat dibuat persamaan :

Mr Mb Mh
Mr = Torsi
Gesek
(kgf.cm) M b
= Momen Puntir Poros
Transmisi (kgf.cm)
Mh = Torsi
Percepatan
(kgf.cm)

Nilai M h
dapat
dihitung
dengan
persamaa
n:

N
Mh 71620
n
Mh = Torsi Maksimum (kgf.cm)
N = Daya Maksimum (PS)
n = Putaran Poros (rpm)
71620 = Konstanta Korelasi Satuan

Men ghitung Torsi Maksimum


N
Mh 71620
n
80 ps
71620x
5600rpm
1023.14kgf .cm
10.23kgf .m
Maka untuk menjaga keamanan pemakaian dipilih harga torsi
yang paling tinggi yaitu : Mh = 10,6 kgf.m, dengan kecepatan putar
mesin n = 3100 rpm
7

2. Torsi Gesek
Mr C.M h
Mr = Torsi Gesek (kgf.cm)
C = Konstanta (2,5)

Harga C berkisar antara 2-3 untuk kendaraan jenis mobil dapat dipilih
dari tabel pada lampiran. Untuk ini dipilih C=2.2

Menghitung Torsi Gesek

Mr C.M h
2,5 x10,23
22,51kgf .m
2250,91kgf .cm

3. Kerja Gesek dan Daya Gesek


Kerja gesek ditentukan dari hubungan antara torsi, putaran dan
waktu terjadinya slip.

M r .n.t R
Ar
1910
A r = Kerja Gesek (kgf.cm)
Mr = Torsi Gesek (kgf.cm)
N = Putaran pada Torsi Maximum (rpm)
tR = Waktu Penyambungan/slip (detik)
1910 = Faktor Korelasi Satuan

Men ghitung Kerja Gesek


Dengan mengasumsikan waktu penyambungan t R = 0.5 detik maka
dapat dihitung besarnya kerja gesek yang dihasilkan sebagai berikut : 8

M r .n.t R
Ar
1
9
1
0
2250,91x3100x0,5
1
9
1
0
1826,66kgm.cm

Daya gesek dapat ditentukan dari hubungan kerja gesek dengan


frekuensi penggunaan kopling, yaitu jumlah penekanan atau pelepasan
kopling persatuan waktu.

A
r

.
z

2
7
.
1
04 Nr = Daya Gesek (hp) 9
z = Frekuensi Penekanan Kopling (jam)
27x104 = Faktor Korelasi Satuan
Menghitung Daya Gesek
Dengan mengasumsikan pemakaian kopling rata-rata pada kondisi
jalan apapun z = 60/jam maka dapat dihitung besarnya daya gesek
terhadap kopling sebagai berikut :

A
r

.
z

2
7
.
1
04

1826,66 x60
4
27x10
0,41Hp

4. Diameter Rata-rata Pelat Gesek


Diameter rata-rata pelat gesek ditentukan dengan menggunakan
persamaan untuk diameter rata-rata, yaitu :
0,4



N
r
d 71,5
b
KT . . j.n1 / 2
d

d = Diameter Rata-rata pelat (cm)


b
= Ratio Antara Lebar Pelat Terhadap Diameter Rata-rata
d
KT = Parameter Koefisien Gesek
n = Putaran (rpm)
71,5 = Faktor Korelasi Satuan
j = Jumlah plat gesek

Men ghitung Diameter rata-rata Pelat Gesek


Untuk menghitung diameter rata-rata plat gesek harus ada
beberapa persamaan yang harus dipenuhi diantaranya ada beberapa hal
sebagai berikut :
x Berdasarkan tabel faktor koreksi untuk lenturan KT = 1,0
1,5, tentukan harga KT yang diambil paling besar (1,5) karena
sedikit terjadi kejutan / tumbukan
b b
x berkisar antara 0,15 s.d 0,3, dan coba ambil angka
tentukan harga 0,175
Dan d d
harga
x Jumlah plat gesek yang dipakai kita tentukan j = 2

0, 4

Nr
d 71,5
.
1/
K T . b j.n2 0, 4
d

0,41
71,5 1/ 2
1,5x0,175x2 x3100
71,5x0,014
12,92cm
b
Maka lebar pelat dapat diperoleh dengan substitusi harga d kedalam ratio
d
9

b
b
.
d
d
0,175x12,92
2,26cm
Dengan diketahuinya nila d dan b maka kita dapat menghitung
diameter rata-rata plat gesek d1
(diameter dalam) dan d0 (diameter luar)

d1 d b
12,92 2,26
10,66cm
d0 d b
12,92 2,26
15,18cm

5. Pengujian Harga K T dan K U


Untuk memeriksa apakah harga KT dan KU masih dalam batas-
batas yang diizinkan maka terlebih dahulu ditentukanya kecepatan
tangensialnya v :

S .d .n
v
60
Maka jika harga KT tidak berbeda jauh dengan pemilihan awal dan
harga KU masih berkisar antara 2-8 maka rancangan ini dapat
dilanjutkan.
N r .1000
KT 1/2 10
b.d. j.v

2
.
M
r
U

b
.
d
2

.
j
Men ghitung Kecepatan Tangensial

S .d .n
v
60
2
3,14x12,92x10 x3100
60
1257,88
6
0
20,96m / s

Men ghitung Harga KT dan KU

N r .1000
KT 1/2
b.d. j.v
0,699 x1000
1/ 2
2,26x12,92 x2 x20,96
405,92
11
267,61
1,52kgm.cm 2
10

2
.
M
r
U

b
.
d
2

.
j
2 x 2250,91
2
2,26x12,92 x2
4501,83

755,29
3
5,96x10 kgm.cm

6. Luas Bidang Tekan


Tekanan permukaan terjadi akibat adanya gaya tekan yang mengenai
satuan luas bidang tekan. Gaya ini dipengaruhi oleh koefisien gesek sebesar
= 0,3 dan ini adalah koefisien gesek bahan permukaan pelat gesek yang kita
pilih. Luas bidang tekan sama dengan luas permukaan pelat dan dapat
diperoleh dari
hubungan :
F S .b.d. j.Y
2 11
F = Luas Bidang Tekan (cm )
Y = Faktor Koreksi Luas Permukaan akibat Pengurangan Luas alur

Men ghitung Luas Bidang Tekan


Untuk dapat menghitung luas bidang tekan maka kita harus
mendapatkan nilai Y dengan mengasumsikan = 0,9

F S .b.d. j.Y
3,14 x2,26 x12,92 x2 x0,9
2
165,17cm

7. Tekanan Rata-rata Permukaan


Tekanan rata-rata permukaan dicari dari hubungan torsi maksimum,
diameter rata-rata, koefisien gesekan dan luas bidang tekan

2.M r
p
P .d. f
2
p = Tekanan Permukaan Rata-rata (kgf/cm )
P = Koefisien Gesek
2
F = Luas bidang Tekan (cm )

Men ghitung Tekanan Rata-rata Permukaan


Dengan mengasumsikan koefisien gesek ( P ) dari permukaan gesek =
0.3 maka tekanan rata-ratanya
dapat dihitung dengan rumus perhitungan diatas

2.M r
p
P .d. f
2 x 2250,91
0,3x12,92x165,17
4501,83
12

640,33
7,03kgm / cm 2
1
1

8. Tekanan Maksimum Permukaan


Tekanan maksimum permukaan digunakan untuk memilih pelat
gesek yang cocok dan aman. Pada table 2 lampiran II tertulis harga-
harga tekanan untuk bahan pelat gesek maka tekanan rata-rata dapat
dihitung dengan persamaan berikut :
d
Pmax p
d1
Men ghitung Tekanan Maksimum Permukaan

d
Pmax p
d1
12,92
7,03x
10,66
2
/ cm
8,5
2k
gf

Dengan asumsi koefisien gesek dari permukaan gesek adalah 0,1


dan tekanan maksimum yang diizinkan agar keamanan selama
2
pemakaian terjamin adalah 3,22kgf/cm maka dari tabel 2 pada lampiran
II dapat disimpulkan bahwa permukaan pelat gesek dapat terbuat dari
bahan Asbestos Pressed Hidraulically with plastic, yang mempunyai
limit koefisien gesek antara 0,20,35 dan tekanan permukaan yang
diizinkan antara 0,580 kgf/cm. Jadi, bahan inisesuai digunakan untuk
rancangan, karena tekanan maksimum permukaan gesek yang dirancang
masih berada dalam batas tersebut.

9. Umur Pelat Gesek


Umur pelat gesek atau ketahanan pelat gesek (kampas kopling)
menentukan nilai jual pelat gesek tersebut sehingga memiliki daya saing 1
dipasara. Umur pelat gesek ditentukan dari hubungan antara volume 1
keausan spesifik dan daya gesek, sedangkan untuk menghitung
volume keausan digunakan metode
perhitungan sebagai berikut :

VV F.SV . j
VV =
Volume Keausan
3
(cm ) F
= Luas Permukaan
Bidang Tekan
2
(cm ) S V
= Tebal Lapisan
Permukaan Gesek
(cm)
J

J
u
m
l
a
h

P
l
a
t

G
e
s
e
k
Dengan didapatkanya hasil volume keausan dengan menggunakan 1
metode perhitungan seperti diatas maka umur pelat gesek dapat 1
ditentukan dari pesamaan :

VV
LB
QV .N r
LB = Umur Pelat Gesek (jam)
VV = Volume Keausan (cm3)
QV = Keausan Spesifik

Men ghitung Umur Pelat Gesek


Umur pelat gesek ditentukan dari hubungan antara volume keausan
spesifik dan daya gesek. Dengan adanya dengan ini maka kita
mengasumsikan tebal permukaan gesek (SV) tersebut adalah 2 mm/0,2
cm dan ini sama dengan tebal keausan maksimum dari pelat gesek.
12

VV F .SV . j
165,17 x0,2 x2
3
66,07cm
Untuk dapat menghitung volume keausan Plat Gesek maka kita perlu
mengetahui nilai keausan spesifik
(QV) kita dapat mengasumsikan nilai keausan spesifik sesuai dengan
standar yaitu 0,125 maka dapat dihitung volume keausan sebagai
berikut :

VV
LB
QV .N r
66,07
0,125x0,406
1302,09 jam

10. Temperatur Kerja Pelat dan Kopling


Temperatur kerja kopling harus memenuhi temperatur yang
diizinkan, karena apabila melewati batas yang diizinkan akan
menyebabkan pelat gesek cepat sekali aus yang menyebabkan umur
pakai kopling lebih pendek. Untuk dapat mengetahui temperature kerja
plat kopling maka terlebih dahulu kita harus mengetahui nilai beberapa
hal berikut ini :

Luas Permukaan Bidang Pendingin dapat diketahui dengan rumus


persamaan berikut ini :

. S .( d K d 1 2 ) 2
FK
b 4
S .d K K
dK = Diameter Terluar atau Diameter Rumah Kopling (cm)
bK = Lebar Rumah Kopling (cm) 13

Selanjutnya kita harus mencari nilai kecepatan tangensial dapat


diperoleh dengan rumus persamaan berikut ini :

.
d

.
n
K

6
0
Selanjutnya kita harus mencari nilai koefisien perpindahan panas,
dari rumah kopling dapat diketahui dengan rumus persamaan berikut ini
:
D K 4,5 3 / 4
)
6(VK
VK = Kecepatan Tangensial Rumah Kopling (m/det)

Selanjutnya kita harus mencari nilai dari kenaikan temperatur dapat


diketahui dengan rumus persamaan berikut ini :
632.N r
't 14
FK .D K
2
FK = Luas Permukaan Bidang Pendingin (m )
DK = Koefisien Perpindahan Panas
o
(kcal/m C.jam)

Selanjutnya setelah nilai-nilai diatas diketahui maka kita dapat


menghitun Temperatur kerja kopling dengan dipengaruhi oleh koefisien
perpindahan panas dari rumah kopling, luas perpindahan panas dan
temperatur sekeliling. Temperatur Kerja Kopling adalah :
t t L 't
t = Temperatur Kerja Kopling
tL = Temperatur Lingkungan
t = Kenaikan Temperatur

Men ghitung Temperatur Kerja Pelat dan Koplin g


Untuk mengetahui temperature kerja plat dan kopling maka kita
harus mencari terlebih dahulu luas permukaan bidang pendingin
dengan persamaan sebagai berikut :

dk d 0 2.3
15,5 2x3
15,8 6
21,18cm

bk 2 3
5cm

. S .(d K d12 ) 2
FK
b 4
S .d K K
3,14 x(21,18 2 10,66 2 )
3,14 x21,18x5
4
1052,22
332,53
4
332,59 263,06
2
595,64cm

Selanjutnya kita akan mencari kecepatan tangensial pada rumah


kopling dapat diketahui dengan persamaan berikut ini :
V

.
d

.
n
K

6
0
3,14 x 21,18 x3100

60
34.37m/det ik
Selanjutnya kita akan mencari koefisien perpindahan panas, dari
rumah kopling dapat diketahui dari
persamaan berikut ini :
D K 4,5 3 / 4
)
6(VK
3/4
4,5 6 x(34,37)
4,5 85,17
R
89,67kkal / m C. jam
14
Selanjutnya kita harus mencari nilai kenaikan temperatur dapat
dihitung dari hubungan persamaan berikut ini :

632.N r
't
FK .D K
632 x 0,041
595,64x10 4 x89,67
256,54
5,34 x10 3
48,03R C
Selanjutnya setelah beberapa persamaan diatas diketahui nilainya
maka temperature kerja kopling dapat diketahui, dengan Lasumsi
temperatur kerja lingkungan ( t ) adalah 20oC, maka temperatur
kerja kopling dapat diketahui dengan persamaan berikut ini :
t 't
tL
20 48,03
R
68,03 C

Berdasarkan tabel 2 temperatur kerja yang diizinkan untuk


Asbestos Pressed Hidraulically with Plastic antara 250C sampai
550C, jadi temperaturkerja kopling hasil rancangan dapat diterima
karena masih dalam batas yang diizinkan.

11. Diameter Poros


Untuk perancangan poros, hal yang sangat berpengaruh adalah torsi
dari kopling, dengan menggunakan rumus perhitungan poros dan harga
tegangan geser seperti persamaan berikut ini :

d 3
16.M r S .W YP
15

Men ghitung Diameter Poros


Untuk menghitung diameter poros maka kita harus
mengkonversikan terlebih dahulu harga torsi gesek dari kopling ke
dalam satuan SI seperti berikut :
Torsi Gesek = 2250,91kgf.cm atau 22,51kgf.m
Dikonversikan ke satuan SI menjadi : 22,51x9,81 = 220,81Nm =
220814,69Nmm

Material yang diambil untuk poros ini adalah AISI 4340 COLD
DRAWN dengan yp = 99000psi atau
682,8Mpa dengan menggunakan rumus perhitungan poros dan
harga tegangan geser, kita akan
mendapatkan harga diameter poros yang kita inginkan, yaitu :

16.M r
d 3
S .W YP

3
16 x2250,91
3,14x682,8

3
3533035,06
2
1
4
3
,
9
9
3
1647,88
11,81mm
C. Hasil Perancangan
Dari hasil perhitungan diatas dan menggunakan data dari lapangan yg
tertera pada brosur maka didapatkan hasil perancangan koplint pada
kendaraan TOYOTA ETIOS diperoleh hasil sebagai berikut :

Torsi Maksim Mh = 1023kgf.cm

Torsi Gesek Mr = 2251kg.cm


Kerja Gesek A = 1826,66kgf.cm
r

Daya Geser Nr = 0,41Hp

Diameter rata-rata pelat d = 12,92cm

Diameter (luar) pelat d0 = 15,18cm

Diameter (dalam) pelat dI = 10,66cm


Luas Bidang Tekan F = 165,17cm
2

Tekanan rata-rata permukaan p = 7,03kgm/cm


2

Tekanan Maksimum Pmax = 5,52kgf/cm


2

Perkiraan Umur Plat LB = 1302jam


Temperatur Kerja t 0
= 68,03 C

Diameter Poros = 11,81mm

D. Analisa Perancangan
Dari hasil perancangan yang telah dilakukan melalui perhitungan
berdasarkan teori yang penulis peroleh, didapatkan ada beberapa spesifikasi
yang berbeda dengan ukuran yang sebenarnya berdasarkan data lapangan
yang ada. Hal ini dimungkinkan, karena adanya beberapa variabel yang
diasumsikan yang berpengaruh langsung terhadap hasil perancangan yang
dibuat. Hal lain yang cukup berpengaruh adalah asumsi-asumsi yang penulis
lakukan, yang didapatkan berdasarkan perkiraan-perkiraan atau pembulatan
angka yang disesuaikan dengan pemahaman yang penulis miliki. Hal
penting lain yang perlu diperhatikan pada perancangan kopling ini adalah
perancangan pada umur pakai plat kopling. Dengan semakin lamanya umur
pakai kopling, maka efisiensi dalam pemakaian akan semakin tinggi dan
mampu untuk bersaing dengan produk sejenis dipasaran. Umur plat dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
Luas permukaan gesek
Daya gesek
Faktor keausan plat gesek
Umur kopling berbanding lurus dengan luas permukaan serta volume
keausan. Semakin besar diameter plat gesek, maka permukaan akan semakin
luas sehingga volume keausannya besar dan umur pakai kopling akan lebih
lama. Disamping itu berdasarkan tegangan permukaan yang bekerja pada
plat gesek dapat pula diperkirakan jenis bahan yang cocok untuk plat gesek,
sehingga dengan analisa ini efisiensi ekonomis juga dapat dilakukan.
B
A
B
I
V
L
A
M
P
I
R
A
N

A. Tabel 1. Empirical values for C


B. Tabel 2. Typical Data for friction pairings
17

C. Tabel 3. Charateristics of Friction Clutch and Brakes


D. Brosur & Spesifikasi Toyota Etios

D
A
F
T
A
R
P
U
S
T
A
K
A
1. MACHINE ELEMENT, Dobrovolsky. V, K.Zablonsky, S. Mak, A.
Radchick, L. Erlickh

2. FISIKA JILID 1, Halliday and Resnick, terjemahan P. Silaban

3. ELEMEN MESIN, Nieman. G, terjemahan Ir. Anton Budiman dan Ir.


Bambang Priambodo

4. PERANCANGAN KOPLING, Yefri Chan, Teguh Budianto, Universitas


Darma Persada

5. BROSUR SPESIFIKASI TOYOTA ETIOS, toyota astra.co.id

Anda mungkin juga menyukai