Anda di halaman 1dari 19

Perhitungan Voltage Drop (Tegangan Jatuh) Pada Kabel - Pada kabel konduktor pasti memiliki

nilai impedansi dan sehingga setiap kali arus mengalir melalui kabel tersebut, akan ada jatuh
tegangan disepanjang kabel, yang dapat diturunkan dengan Hukum Ohm (yaitu V = IZ ). Penurunan
tegangan tersebut tergantung pada dua hal, yaitu :
1. Aliran arus melalui kabel - semakin tinggi arus, semakin besar tegangan drop
2. Impedansi konduktor - semakin besar impedansi, semakin besar tegangan drop

Impedansi kabel
Impedansi kabel merupakan fungsi dari ukuran kabel (luas penampang) dan panjang kabel.
Umumnya produsen kabel akan melampirkan data kabel yang diproduksinya seperti nilai resistansi
kabel dan reaktansi kabel dalam satuan / km.

Menghitung Jatuh Tegangan (Voltage Drop)


Untuk sistem suplay tegangan AC , metode menghitung jatuh tegangan (voltage drop) adalah
dengan berdasarkan faktor beban dengan mempertimbangkan arus beban penuh pada suatu sistim.
Tetapi jika beban memiliki arus startup tinggi (misalnya motor) , maka tegangan drop dihitung
dengan berdasarkan pada arus start up motor tersebut serta faktor daya .

Untuk sistem tiga phasa :


V3 = [S3 I ( RcCos + XcSin ) L] / 1000
Dimana :
V3 , Tegangan Jatuh (Voltage Drop) Tiga Phasa
I , adalah arus beban penuh atau arus nominal atau arus saat start (A)
Rc , adalah resistansi ac kabel ( / km )
Xc , adalah reaktansi ac kabel ( / km )
Cos , adalah faktor daya beban ( pu )
L , adalah panjang kabel ( m)

Untuk sistem fase tunggal :


V1 = [2 I ( RcCos + XcSin ) L] / 1000

Dimana :
V1 , Tegangan Jatuh (Voltage Drop) Satu Phasa
I , adalah arus beban penuh atau arus nominal atau arus saat start (A)
Rc , adalah resistansi ac kabel ( / km )
Xc , adalah reaktansi ac kabel ( / km )
Cos , adalah faktor daya beban ( pu )
L , adalah panjang kabel ( m)

Untuk sistem DC :
Vdc = [2 I Rc L] / 1000

Dimana :
V , Tegangan Jatuh (Voltage Drop) Tegangan DC
I , adalah arus beban penuh atau arus nominal atau arus saat start (A)
Rc , adalah resistansi dc kabel ( / km )
L , adalah panjang kabel ( m)

Tegangan Jatuh (Voltage Drop) Maksimum


Tegangan Jatuh (Voltage Drop) Maksimum merupakan drop tegangan tertinggi yang diperbolehkan
timbul sepanjang kabel yang dialiri oleh arus listrik. Bila drop tegangan yang timbul melebih batas
maksimum, maka ukuran kabel yang lebih besar harus dipilih.

Tegangan Jatuh (Voltage Drop) disepanjang kabel lebih ditentukan karena beban konsumen
(misalnya peralatan) sehingga tegangan yang sampai diinput peralatan tidak melebihi batas
toleransi. Ini berarti, jika tegangan pada alat tersebut lebih rendah dari tegangan minimum , maka
alat tidak dapat beroperasi dengan benar .

Secara umum, sebagian besar peralatan listrik akan beroperasi normal pada tegangan serendah 80
% dari tegangan nominal. Sebagai contoh, jika tegangan nominal adalah 230VAC, maka sebagian
besar peralatan dapat dijalankan pada > 184VAC. Pemilihan ukuran untuk kabel penghantar yang
baik adalah ukuran yang hanya mengalami drop tegangan sebesar kisaran 5 - 10% pada beban
penuh .

Rumus-rumus Dasar Elektrikal (Tegangan Jatuh)

Posted: Januari 15, 2011 in Iptek

5 Votes

Kalkulasi

V-drop =1.732 * I * (R * COS f + X * SIN f ) * (L/1000 * j)

Ket :

I = Arus ( Ampere )

L = Panjang Kabel ( Meter )

j = Jumlah Kabel yang digunakan, bukan jumlah urat kabel di dalam kabel

contoh : NYFGbY 3 * 16 mm2, berarti hanya memakai 1 kabel

NYFGbY 2 * (2 * 95 mm2), berarti memakai 2 kabel

R = Tahanan Kabel ( Ohm/Km )


X = Reaktansi Kabel ( Ohm/Km )

Cos f, Sin f = Faktor Daya

Contoh :

Sebuah mesin kompresor chiller daya 545 HP/400 KW, 380 VAC, 3-fase digunakan
utk sistem pendingin udara bangunan mall dng jarak 200 meter antara panel
distribusi & starternya, berapa tegangan diterima starter chiller jika tegangan sisi
panel distribusi awal 390 VAC, dan kabel yang digunakan adalah NYY 2*(4*1*300)
mm2 dng susunan trefoil di atas ladder antara panel distribusi dan starter ?
(Abaikan jarak starter & chiller)

dengan,

R = 0.078 Ohm/Km

X = 0.08 Ohm/Km

Jawaban : Arus beban motor adalah = 400 / ( 1.732 * 0.38 * 0.8 ) = 760 Amp

Kalkulasi V-drop

=1.732 * I * (R * COS f + X * SIN f ) = 1.732 * 760 * (0.078 * 0.8 + 0.08 *0.6) *


200/(1000 * 2) =14,5 Volt

2 * (4 * 1 * 300) mm2, Teg. diterima starter (Vs) = 375 Volt ( Dibawah Rating )
Kerugian akibat Rendahnya Faktor Daya (Power
Faktor)
POSTED BY DIREKTORI LISTRIK POSTED ON 12:12 WITH NO COMMENTS

Kerugian akibat Rendahnya Faktor Daya (Power Faktor)


- Power Faktor (faktor daya)merupakan hal yang penting dalam sebuah jaringan tenaga listrik AC
baik jaringan tiga phasa maupun jaringan satu phasa. Kerugian akibat rendahnya Faktor Daya dapat
dijelaskan dengan nilai arus yang mengalir pada jaringan tersebut dengan menggunakan
persamaan perhitungan Daya baik yang tiga phasa maupun 1 phasa , sbb :

Untuk 3 phasa :
P = 3 V x I Cos , sehingga I = P / ( 3 V x Cos ) , sehingg dapat dikatakan bahwa I 1/Cos ,
yaitu : I (arus) berbanding terbalik terhadap Cos.

Sedangkan untuk 1 phasa :


P = V x I Cos , sehingga I = P / ( V x Cos ) , sehingga dapat dikatakan bahwa I 1/Cos , yaitu
: I (arus) berbanding terbalik terhadap Cos.

Dari kedua persamaan diatas, jelas terlihat bahwa arus (I) berbanding terbalik dengan Cos , yang
merupakan faktor daya. Sehingga apabila faktor daya meningkat maka arus menjadi turun, dan
sebaliknya apabila faktor daya rendah, arus yang mengalir akan menjadi tinggi.

Dari penjelasan diatas, terlihat bahwa faktor daya rendah mengakibatkan arus (I) yang mengalir
pada sistim jaringan tenaga listrik tersebut mengalami kenaikan, dan kenaikan arus mengakibatkan
kerugian - kerugian pada jaringan itu sendiri, sbb :

1 ) Kerugian pada jalur penghantar ( Rugi Tembaga )


Pada sebuah penghantar , kerugian yang timbul akibat arus yang mengalir adalah berbanding lurus
dengan nilai arus pangkat 2 ( I2) . Sehingga rugi - rugi daya pada penghanar tersebut menjadi :
Rugi daya = I2xR : yaitu , semakin besar arus yang mengalir pada penghantar tersebut , semakin
besar kerugian (losses daya) pada jaringan tersebut.
Dengan kata lain,
Power Loss = I2xR ;dari penjelasan diats telah dinyatakan bahwa I = 1/Cos, sehingga I 2= 1/Cos2.
Jadi, jika faktor daya = 0,8 , maka kerugian atas faktor daya ini adalah = 1/Cos 2 = 1 / 0,82 = 1,56 ,
sehingga kerugian yang ditimbulkan adalah 1,56 kali dibanding bila faktor daya jaringan tersebut 1.

2 ) Besarnya rating kVA yang dibutuhkan untuk sebuah peralatan yang akan digunakan
Seperti yang kita tahu bahwa hampir semua peralatan mesin Listrik ( Transformer , Alternator dll )
dihitung dalam satuan kVA . Sedangkan Faktor daya merupakan perbandingan antara daya nyata
(aktif - P = kW) dengan daya semu (S =kVA) , yaitu :

Cos = P / S = kW / kVA

Sehingga , semakin rendah faktor daya , semakin besar rating kVA sebuah peralatan mesin listrik
tersebut , dan semakin besar rating kVA sebuah mesin , semakin besar pula ukuran mesin dan
semakin besar mesin semakin besar biaya pengadaannya dan perawatannya.

3 ) Ukuran Penghantar
Ketika faktor daya rendah , arus yang mengalir akan meningkat , dengan demikian , untuk
mengalirkan arus yang besar dibutuhkan ukuran penghantar konduktor yang lebih besar dan
semakin besar penghantar atau konduktor akan semakin besar biaya yang dibutuhkan untuk
pengadaannya.

4 ) Voltage Drop (Tegangan Jatuh) dan jeleknya regulasi tegangan (VR)


Tegangan jatuh (Voltage Drop) disepanjang penghantar dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan , Tegangan Jatuh (Voltage Drop)= V = IZ .
Pada kondisi Faktor Daya rendah , arus yang mengalir akan meningkat . Sehingga dari persamaan
(V = IZ ), Tegangan Jatuh pada penghantar akan mejadi lebih besar.
Pengaruh dari Voltage Drop, akan mengakibatkan buruknya nilai regulasi tegangan (Voltage
Regulation = VR) pada sistim, yang dapat dijelaskan dengan persamaan Voltage Drop (V R) sebagai
berikut :
Voltage Regulasi (VR) = ( VNL-No Load - VFL-Full Load ) / VFL-Full Load

Ketika faktor daya bernilai rendah , tegangan drop akan menjadi besar , sehingga nilai tegangan
diujung penerima menjadi kecil bila dibandingkan dengan Tegangan diujung pengirim. Dan akan
semakin besr selisihnya apabila dibandingkan dengan nilai tegangan disii pengirim ketika pada
kondisi tanpa beban, dimana arus tidak ada yang mengalir.
Dari persaman Voltage Regulasi diatas, dengan rendahnya faktor daya , maka voltage drop akan
semakin besar dan akan menyebabkan Voltage Regulsai menjadi tinggi. Beberapa peralatan listrik,
ada yang membutuhkan nilai voltage regulasi yang rendah sehingga, dengan kondisi faktor daya
yang rendah, maka operasional alat akan menjadi terganggu. Biasanya, untuk menjaga penurunan
tegangan dalam batas tertentu , perlu menginstal peralatan regulasi ekstra yaitu regulator Voltage,
yang tentu saja membutuhkan biaya tambahan.

5 ) Efisiensi Rendah
Dalam kasus rendahnya Faktor Daya , akan ada drop tegangan yang cukup besar dan kerugian
disepanjang penghantar dan hal ini akan menyebabkan sistem atau peralatan akan memiliki nilai
efisiensi yang rendah . Hal ini jelas terlihat pada sistim pembakitan (generator).

6 ) Penalti dari Penyedia Layanan Listrik (PLN)


PLN akan membebankan denda faktor daya di bawah 0,85 tertinggal dalam tagihan tenaga listrik .

Power Faktor (PF) Pada Motor


POSTED BY DIREKTORI LISTRIK POSTED ON 11:17 WITH NO COMMENTS

Power Faktor (PF) Motor - Power Faktor atau Faktor Daya bukanlah suatu ukuran efisiensi. Power
faktor tidak lain adalah sebuah rasio perbandingan antara daya nyata (Real Power -
kW) terhadap daya semu (Apparent Power - kVA). Apabila suatu beban menyerap daya reaktif -
kAVR, hal ini berarti Power faktor nya adalah lagging. Hampir seluruh motor , power faktornya
bersifat lagging. Pengoperasian suatu sistim yang memiki power faktor yang rendah akan
menyebabkan penurunan kemampuan kapasitas suplai dari sumber power listriknya (perusahaan
listrik - kala di Indoensia adalah PLN). Untuk mencegah penurunan tersebut, sebuah perusahaan
listrik mengharuskan setiap pelanggannya agar selalu menjaga power faktor sistim kelistrikannya
pada batas yang telah ditetapkan dan akan memberi pinalti apabila power faktor sistim kelistrikan
pelanggan tersbut dibawah batas yang telah ditetapkan.

Untuk memahami perbedaan ketiga daya dalam sistim kelistrikan (kVA, kW dan kVAR) tidak
terlepas dari pemahaman mengenai power faktor. Sebagai ilustrasi, sebuah beban mekanikal yang
digerakan oleh motor akan memerlukan daya kerja yang dikonsumsi sebagai energi. Daya yang
dibutuhkan tersebut merupakan daya nyata (Real Power) dengan satuan kW.
Dilain sisi , motor merupakan suatu beban yang bersifat induktif, yang berarti arus yang diserap
oleh motor untuk berputar tertingal terhadap tegangan suplainya, (lagging). Pada kondisi ini, daya
reaktif diserap oleh motor. Daya reaktif (Reacktive Power) tersebut tidak dapat digunakan untuk
mengoperasikan beban mekanikal tadi, namun diperlukan motor untuk membangkitkan medan
magnitnya (magnetic field) sehingga motor dapat berputar. Daya reaktif tersebut dinyatakan dalam
kVAR (kilo-volt-ampere-reactive). Dan hasil penjumlahan vektor antara daya nyata , kW(kilo-watt)
dengan daya reactive, kVAR merupakan daya semu , kVA (kilo-volt-ampere) yang merupakan hasil
kali dari tegangan (Voltage) dan arus (Ampere).

Sebuah motor yang beroperasi akan selalu menyerap daya nyata (kW dan daya reaktif (kVAR). Bila
sebuah motor dioperasikan langsung tanpa menggunakan kapasitor, seluruh daya aktif (kW) dan
daya reaktif (kVAR) diserap dari sumer suplainya - perusahaan listrik (PLN).

Kapasitor merupakan komponen listrik yang bersifat menyerap arus sehingga bersifat leading (arus
yang mengalir mendahului tegangan), dan dapat melepaskan muatan arusnya kebeban bila
diperlukan. Jika kapasitor dipasangkan kesebuah motor, maka daya reaktif (kVAR) yang diserap
oleh motor tersebut dari sebuah perusahaan listrik akan berkurang dan bahkan bisa menjadi 0,
karena kebuthan daya reaktifnya telah disuplai melalui kapasitor.

Dan satu lagi, dengan adanya kapasitor, high efficiency motor dan power faktor tinggi tidak begitu
dibutuhkan pada sebuah motor. Motor yang high efficiency dan memiliki power faktor tinggi sangat
jarang ditemukan dan tidak banyak diproduksi, karena perancangan sebuah motor haruslah
mengadop semua parameter seperti, kenaikan temperatur, karakteristik torsi, power faktor, efisiensi
dan lainnya, sehingga apabila hanya menitik beratkan kepada salah satu parameter saja, misalnya
power faktor, maka akan ada parameter lainny ayang akan dikorbankan.
Contohnya adalah , seperti rancangan sebuah motor untuk menaikkan power faktor , hal yang
dilakukan adalah denga mengurangi dan memperkecil air gap motor tersebut, dan pengurangan air
gap ini dapat menyebabkan efisiensi motor menjadi turun.

SOAL-SOAL TRANSFORMATOR

1. Perbandingan lilitan primer dengan lilitan sekunder sebuah transformator adalah 4:10. Jika kuat arus
primer 5 ampere, berapakah kuat arus sekunder?
Penyelesaian:
Diketahui:
NP : NS = 4 : 10,
IP= 5 A.
Ditanyakan: IS = ?
Jawab:
IS = (NP / NS) x IP
IS = (4/10) x 5
IS = 2 A
Jadi kuat arus sekundernya 1 Ampere.

2. Sebuah trafo digunakan untuk menaikkan tegangan AC dari 12 V menjadi 120 V. Hitunglah kuat arus
primer, jika kuat arus sekunder 0,6 A dan hitunglah jumlah lilitan sekunder, jika jumlah lilitan primer 300.
Penyelesaian:
Diketahui:
Vp = 12 V
Is = 0,6 A
Vs = 120 V
Np = 300
Ditanya: IP = ... ? dan Ns= ... ?
Jawab:
Vp/Vs = Is/Ip
Ip = (Vs/Vp) x Is
Ip = (120 V/12 V) x 0,6 A
Ip = 6 A
Vp/Vs = Np/Ns
Ns = (Vs/Vp) x Ns
Ns = (120 V/12 V) x 300
Ns = 3000

Jadi, kuat arus primernya 0,6 A dan kumparan sekunder terdiri atas 3.000 lilitan.

3. Sebuah transformator dihubungkan dengan PLN pada tegangan 100 V menyebabkan kuat arus pada
kumparan primer 10 A. Jika perbandingan jumlah lilitan primer dan sekunder 1 : 25, hitunglah tegangan
pada kumparan sekunder dan kuat arus pada kumparan sekunder.
Penyelesaian:
Diketahui:
Vp = 100 V
Ip = 10 A
Np : Ns = 1 : 25
Ditanya: Vs = ... ? dan Is= ... ?
Jawab:
Vp/Vs = Np/Ns
Vs = (Ns/Np) x Vp
Vs = (25/1) x 100 V
Vs = 2.500 V

Np/Ns = Is/Ip
Is = (Np/Ns) x Ip
Is = (1/25) x 10 A
Is = 0,4 A
Jadi, tegangan sekundernya 2.500 V dan kuat arus sekundernya 0,4 A.

4. Sebuah trafo arus primer dan sekundernya masing-masing 0,8 A dan 0,5 A. Jika jumlah lilitan primer dan
sekunder masing-masing 100 dan 800, berapakah efisiensi trafo?
Jawab:
Diketahui:
Ip = 0,8 A
Np = 1.000
Is = 0,5 A
Ns = 800
Ditanya: = ... ?
Penyelesaian:
= (Is x Ns/ Ip x Np) x 100%
= (0,5 A x 800/ 0,8 A x 1000) x 100%
= (400/ 800) x 100%
= 0,5 x 100%
= 50%
Jadi, efisiensi trafo sebesar 50%.

5. Sebuah trafo tegangan primer dan sekundernya 220 V dan 55 V. Jika kuat arus primer 0,5 A dan kuat arus
sekunder 1,5, berapakah efisiensi trafo?
Jawab:
Diketahui:
Ip = 0,5 A
Vp = 220 V
Is = 1,5 A
Vs = 55 V
Ditanya: = ... ?
Penyelesaian:
= (Is x Vs/ Ip x Vp) x 100%
= (1,5 A x 55 V/0,5 A x 220 V) x 100%
= (82,5 W/ 110 W) x 100%
= 0,75 x 100%
= 75%
Jadi, efisiensi trafo sebesar 75%.

6. Efisiensi sebuah trafo 60%. Jika energi listrik yang dikeluarkan 300 J, berapakah energi listrik yang masuk
trafo?
Jawab:
Diketahui:
= 60%
Ws = 300 J
Ditanya: Wp = ... ?
Penyelesaian:
= (Ws/Wp) x 100%
60% = (300 J/Wp) x 100%
60% = (300 J/Wp) x 100%
6 = 3000 J/Wp
Wp = 3000 J/6
Wp = 3000 J/6
Wp = 500 J
Jadi, energi yang masuk trafo sebesar 500 J.

7. Sebuah trafo memiliki efisiensi 75%. Tegangan inputnya 220 V dan tegangan outputnya 110 V. Jika kuat
arus primer yang mengalir 2 A, berapakah kuat arus sekundernya?
Jawab:
Diketahui:
= 75%
Vp = 220 V
Vs = 110 V
Ip = 2 A
Ditanya: Is = ... ?
Penyelesaian:
= (Is x Vs/ Ip x Vp) x 100%
75% = (Is x 110 V/2 A x 220 V) x 100%
75 = 11.000 Is /440 A
Is = 75 x 440 A / 11.000
Is = 3 A
Jadi, kuat arus sekundernya sebesar 3 A

8. Sebuah trafo memiliki perbandingan lilitan 10 : 2 dihubungkan ke sumber listrik 100V untuk menyalakan
sebuah lampu 25 W. Hitunglah tegangan listrik yang diserap oleh lampu dan kuat arus yang masuk
kedalam trafo:
Diket: Np:Ns = 10 : 2
Vp = 100 V
Ps = 25 W
Dit. Vs =
Ip =
Jawab:
Np : Ns = Vp : Vs Pp = Ps
10 : 2 = 100 : Vs Vp . Ip = Ps
Vs = 20 V 100 . Ip = 25
Ip = 0,25 A

9. Sebuah trafo memiliki perbandingan lilitan kumparan 10:1 dihubung-kan ke listrik 100 V untuk menyalakan
sebuah lampu 7,5 W. Jika efisiensi trafo 75 %, berapakah arus listrik pada kumparan primer?
Diket: Np : Ns = 10:1
Vp = 100 V
Ps = 7,5W
= 75%
Dit Ip =
Jawab:
= (Ps/Pp)X100 % Pp = Vp . Ip
75 % = 7,5/Pp X 100% 10 = 100 . Ip
0,75 = 7,5/Pp Ip = 0,1 A
Pp = 7,7/0,75 = 10 W

10.Suatu transformator fasa tunggal 20 kVA, 3300/440 Volt mempunyai tahanan 2,5 ohm pada sisi tegangan
tinggi dan 0,046 ohm pada sisi tegangan rendah. Hitung jatuh tagangan di tahanan dan rugi-rugi tembaga
pada beban penuh?
Jawaban:
Tahanan total transformator pada sisi 440 Volt
= 0,046 + (440/3300)2 x 2,5 ohm
= 0,09044 ohm
Arus beban penuh pada sisi 440 Volt
= 20 x 1000 = 45,5 Ampere
440

Jadi, jatuh tegangan di tahanan


= 45,5 x 0,09044
= 4,11502 Volt
Rugi rugi tahanan pada beban penah
= (45,5)2 x 0,09044
= 187,23341 Watt

11.Pengukuran hubungan singkat transformator fasa tunggal 15 Kva yang mempunyai perbandingan
tegangan 2400 V /240 V. f = 50 c/s menghaasilkan data pengukuran sbb:
Arus hubung singkat Ihs = 6,25 A
Tegangan yang dipasang Vhs = 131 V
Daya masuk Phs = 214 W

Hitunglah prosentasi pengaturan untuk beban dengan cos = 0.8 terbelakang.


Pemecahan:
Faktor kerja pada keadaan hubungan singkat :

12.Sebuah trafo mempunyai 480 lilitan pada kumparan primer dan 90 lilitan pada kumparan sekunder. Fluk
magnet maksimum sebesar 1,1 Tesla pada tegangan 2000 Volt dengan frekuensi 50 Hz, hitunglah :
1.Fluks maksimum di inti besi
2.Luas penampang inti
3.Induksi emf sekunder
Jawab :
Fluks maksimum di inti besi
Luas penampang inti
Induksi emd sekunder

13.Sebuah tranformator fasa-tunggal mempunyai rating 440/220 V, 5.0 kVA. Jika sisi tegangan rendah
dihubung-singkat dan 35 V dikenakan pada sisi tegangan tinggi, arus nominal (rated) mengalir pada
kumparan-kumparan dan masukkan daya adalah 100 W. Tentukanlah resistansi dan reaktansi kumparan
tegangan-tinggi dan rendah jika rugi daya dan perbandingan antara reaktansi dan resistansi pada kedua
kumparan adalah sama.
Jawab :
Inominal (rated) = 5000/220 = 22.73 A (pada tegangan rendah)
Inominal (rated) = 5000/440 = 11.36 A (pada tegangan tinggi)
Z = 35/11.36 = 3.08 (R,Z,X tegangan tinggi)

R = {100/(11.36)2} = 0.775

Untuk rugi yang sama pada gulungan-gulungan tegangan tinggi dan rendah,
rtt = 0.775/2 = 0.3875 xtt = 3.85 x 0.3875 = 1.49
rtr = 0.3875 x (220/440)2 = 0.097 xtr = 1.49 x (220/440)2 = 0.373

14.Sebuah transformator fasa-tunggal dengan rating 30 kVA, 1200/120 V dihubungkan sebagai transformator-
oto untuk mencatu 1320 V dari suatu rel 1200 V.
(a).Gambarkanlah suatu diagram hubungan-hubungan transformator yang memperlihatkan tanda-tanda
polaritas pada kumparan dan arah-arah yang dipilih sebagai positif untuk arus di masing-masing
kumparan sehingga arus-arus akan menjadi sefasa.

(b) .Tunjukanlah pada diagram nilai-nilai arus nominal dari pada kumparan-kumparan, dan pada masukkan
dan terminal keluaran.

(c) .Tentukanlah kilovoltamper nominal dari unit sebagai sebuah transformator-oto.

(d) .Jika efisiensi transformator ini yang dihubungkan untuk kerja 1200/120 V pada beban nominal
dan faktor daya satu adalah 97%, tentukanlah efesiensinya sebagai sebuah transformator-oto
dengan arus nominal pada kumparan-kumparannya yang bekerja pada tegangan nominal untuk
mencatu suatu beban dengan faktor daya satu.

Jawab :

(a). dan (b).


Itt nominal = 30 000/1200 = 25 A
Itr nominal = 30 000/120 = 250 A

(c). dan (d).


15.Sebagai transformator biasa dihubungkan untuk kerja 1200/120 V, pada beban nominal dengan faktor
daya = 1 dan efisiensi 97 % :
Poutput = 30 000 W ; Pinput = 30 000/0.97 = 30 928 W
Rugi daya = Pinput - Poutput = 30 928 30 000 = 928 W
Rugi daya pada transformator-oto tetap sama, karena arus dan tegangan pada gulungan-gulungan tersebut
tidak berubah.

Untuk transformator-oto :
Poutput = 1320 x 250 = 330 000 W;
Pinput = Pouput + Rugi daya = 330 000 + 928 = 330 928 W.
Jadi efisiensi nya = {(Poutput)/( Pinput)}x100 = (330 000/330 928) x 100 = 99.7 %.
kVA nominal (rated) dari transformator oto ini adalah = 330 kVA.Selesaikanlah Soal 6.7 jika transformator
itu mencatu 1080 V dari suatu rel 1200 V.

Jawab :

Seperti dalam Soal 6.7 ; Rugi daya = 928 W,

Sebagai transformator-oto;
Poutput = 1080 x 250 = 270 000 W
Pinput = Pouput + Rugi daya = 270 000 + 928 = 270 928 W.
Jadi efisiensi nya = {(Poutput)/( Pinput)}x100 = (270 000/270 928) x 100 = 99.7 %.kVA nominal (rated) dari
transformator oto ini adalah = 270 kVA.

16.Suatu beban resistif 8000 kW yang terhubung- dihubungkan pada sisi tegangan rendah yang terhubung-
dari sebuah transformator Y- dengan rating 10 000 kVA, 138/13.8 kV. Hitunglah resistansi beban dalam
ohm pada masing-masing fasa jika diukur antara saluran dan netral pada sisi tegangan tinggi
transformator. Abaikanlah impedansi transformator dan misalkan bahwa tegangan nominal dikenakan
pada primer dari transformator.

Jawab :

17.Selesaikanlah Soal 6.9 jika tahanan-tahanan yang sama dihubungkan kembali dalam susunan Y.

Jawab :

18.Tiga buah trnasformator masing-masing dengan rating 5 kVA, 220 V pada sisi sekunder dihubungkan -
dan mencatu suatu beban resistif murni sebesar 15 kW pada 220 V. Suatu perubahan yang dilakukan
mengurangi beban menjadi 10 kW, dan masih tetap resistif murni. Seseorang menyarankan bahwa
karena beban tinggal dua-pertiga dari semula, sebuah transformator dapat dilepaskan dan sistem dapat
dioperasikan dengan cara -terbuka. Tegangan-tegangan tiga-fasa seimbang masih akan dicatu pada
beban karena dua buah tegangan-tegangan salurannya (jadi juga tegangan ketiga) tidak akan berubah.
Untuk menyelidiki saran ini lebih lanjut :
(a). Carilah masing-masing arus saluran (besar dan sudutnya) dengan beban 10 kW dan transformator
antara a dan c dilepaskan (Misalkan Vab = 220 A0 V, dan urutannya a b c ).
(b). Carilah kilovoltampere yang diberikan oleh masing-masing transformator yang masih tertinggal .
(c). Batasan apakah yang harus dikenakan pada beban untuk pengoperasian -terbuka transformator
transformator ini ?
(d). Carilah alasannya mengapa niali-nilai kilovoltampere masing-masing transformator mempunyai suatu
komponen Q sedangkan bebannya adalah resistif murni.

Jawab :
(a). Vab dan Vbc akan tetap sama walaupun transformator ke tiga dihilangkan, Vca juga sama, kita masih
punya catu 3 fasa, sehingga :

Vab = 220 A0 V; Vbc = 220 A240 V; Vca = 220 A120 V; Sehingga


Van = 220/3 A-30 V; Vbn = 127 A210 V; Vcn = 127 A90 V;

Jadi Ia = {10 000/(3x220)}A-30 = 26.24 A-30 A


Ib = 26.24 A210 A; Ic = 26.24 A90 A
(b). Kilovoltampre = 220 x 26.24 x 10-3 = 5.772 kVA tiap tranformator.
(c). Beban harus dikurangi hingga (5.0/5.772) x 100 = 86.6 %, atau
86.6 % x 5.0 kVA = 4.33 kVA.
(d). Arus dan tegangan pada kedua transformator yang tertinggal adalah tidak se fasa. Keluaran dari masing-
masing transformator sebelum pengurangan beban adalah :
S1 = Vab . Ia* = 220 A0 x 26.24A30 = 5772.8A30 V = 5000 + j2886 VA
S2 = Vcb . Ic* = 220 A60 x 26.24 A270 = 5772.8A330 VA = 5000 j2886 VA
Q nya sama besar tapi berlawanan tanda, dari transformator Delta yang terbuka tidak ada keluaran Q.
Sesudah pengurangan beban sebesar 86.6% :
S1 = 4330 + j 2500 VA; dan S2 = 4330 j 2500 VA.

19.Sebuah transformator dengan rating 200 MVA, 345 Y/20.5 kV menghubungkan suatu beban dengan
rating 180 MVA, 22.5 kV, faktor daya 0.8 tertinggal pada suatu saluran transmisi. Tentukamlah (a) rating
masing-masing dari tiga buah transformator fasa-tunggal yang jika dihubungkan dengan tepat akan jadi
ekivalen dengan transformator tiga-fasa itu dan (b) impedansi kompleks beban dalam per satuan pada
diagram impedansi jika dasar pada saluran transmisi adalah 100 MVA, 345 kV.

Jawab :

20.Sebuah generatot 120 MVA, 19.5 kV mempunyai XS = 1.5 per satuan dan dihubungkan pada suatu
saluran oleh sebuah transformator dengan rating 150 MVA, 230 Y/18 kV dan X = 0.1 per satuan. Jika
dasar yang akan dipakai pada perhitungan adalah 100 MVA, 230 kV untuk saluran transmisi, hitunglah
nilai-nilai per satuan yang akan dipakai untuk reaktansi transformator dan generator.

Jawab :
kV dasar untuk generator adalah = 230 (18/230) = 18 kV
Untuk Generator : XS = 1.5 x (19.5/18)2 x (100/120) = 1.47 p.u
Untuk Transformator : X = 0.1 x (100/150) = 0.067 p.u

21.Rating tiga-fasa sebuah transformator adalah 5000 kVA, 115 /13.2 kV, dan impedansinya 0.007 + j0.075
per satuan. Transformator ini dihubungkan pada suatu saluran transmisi yang impedansinya 0.02 + j0.10
per satuan dengan dasar 10 MVA, 13.2 kV. Saluran mencatu suatu beban tiga-fasa dengan rating 3400
kW, 13.2 kV, dengan faktor daya tertingal 0.85. jika tegangan pada sisi tegangan tinggi tetap 115 kV
ketika beban pada ujung saluran dilepaskan, hitunglah regulasi tegangan pada beban. Bekerjalah dengan
per satuan dan pilihlah sebagai dasar 10 MVA, 13.2 kV pada beban.
Jawab :

22. Sebuah trafo ideal mempunyai tegangan primer dan sekunder 80 volt dan 200 volt, jika arus yang
mengalir pada kumparan primer 2 A,maka arus yang mengalir pada kumparan sekunder adalah .... A
Jawab:
Dik : Vp = 80 volt Vs = 200 volt Ip = 2 A
Dit : Is
Penyelesaian:
Vp Vs=Is Ip
80200=Is2 Is = 2 x 80 / 200
= 0,8 A

23.Jika sebuah trafo memiliki kumparan primer (Np) 2200, tegangan input (Vp) 220V, dan tegangan output
sekunder (Vs) yang diinginkan adalah 10V, maka jumlah kumparan sekunder adalah.
Np/Ns=Vp/Vs
2200/Ns=220/10
Ns=2200/(220/10)
Ns = 2200 / 22
Ns = 100
Jadi untuk menghasilkan tegangan output (Vs) sekunder 10V, kumparan sekunder (Ns) harus 100 lilitan

24.Jika sebuah trafo memiliki kumparan primer (Np) 2000 dan kumparan sekunder (Ns) 500, berapakah arus
primer dan arus sekunder jika digunakan untuk menyalakan sebuah pemanas 25 Volt 50 Watt.
Pp = Ps
Vp x Ip = Vs x Is
Is = Ps / Vs
Is = 50 / 25
Is = 2

Jadi arus sekunder (Is) trafo tersebut adalah 1 Ampere


Np / Ns = Is / Ip
Np / Ns = (Ps / Vs) / Ip2000 / 500 = (50 / 25) / Ip 4 = 2 / Ip
Ip = 2 / 4 Ip = 0.5 atau Np / Ns = Is / Ip 2000 / 500 = 2 / Ip 4 = 2 / Ip
Ip = 2 /4
Ip = 0.5
Jadi Arus Primer (Ip) adalah 0.5 Ampere

Catatan:
Tegangan primer dan tegangan sekunder trafo adalah tegangan bolah-balik (AC).

25.Sebuah transformator dapat digunakan untuk menghubungkan radio transistor 9 volt AC, dari tegangan
sumber 120 volt. Kumparan sekunder transistor terdiri atas 30 lilitan. Jika kuat arus yang diperlukan oleh
radio transistor 400 mA, hitunglah:

a. jumlah lilitan primer,


b. kuat arus primer,
c. daya yang dihasilkan transformator!
Penyelesaian:

Diketahui:

Vp = 120 V
Ns = 30
Vs = 9 V
Is = 400 mA = 0,4 A

Ditanya:

a. Np = ... ?
b. Ip = ... ?
c. P = ... ?

Pembahasan :

26.Sebuah tempat gulung kawat transformator mempunyai ukuran lebar 2,5 cm dan tinggi 2 cm. Besar jumlah
gulungan per volt ?
Jawab :

gpv = f / O
f = 50 Hz
O = 2,5 x 2 = 5 Cm2
gpv = 50 / 5
= 10 gulung / volt

(setiap 10 lilitan kawat berlaku untuk tegangan sebesar 1 volt)

27.Dibutuhkan sebuah transformator dengan tegangan 220 V untuk gulung primer dan tegangan 6 V
digulungan sekundernya, lebar tempat gulungan kawat 2,5 cm dan tinggi 2 cm. Berapa jumlah gulungan
atau banyaknya lilitan untuk kawatprimer dan sekunder.
Jawab :
O = 2,5 x 2 = 5 cm2
gpv = 50 / 5 = 10
Jadi untuk gulung primer dibutuhkan sejumlah 220 x 10 = 2200 lilitan. Untuk gulungan sekunder
dibutuhkan 6 x 10 = 60 lilitan. Mengingat selalu adanya tenaga hilang di tansformator jumlah lilitan
digulungan sekunder ditambahkan 10% = 60 +6 = 66 lilitan.
Dengan jumlah lilitan tersebut diatas, maka bila gulung primer dihubungkan kepada tegangan listrik jala
jala sebesar 220 V, gulungan sekundernya menghasilkan tegangan sebesar 6 volt.

28.Untuk menyalakan lampu 10 volt dengan tegangan listrik dari PLN 220 volt digunakan transformator step
down. Jika jumlah lilitan primer transformator 1.100 lilitan, berapakah jumlah lilitan pada kumparan
sekundernya ?
Penyelesaian :
Di ketahui : Vp = 220 V
Vs = 10 V
Np = 1100 lilitan
Ditanyakan : Ns = ?
Jawab :
Jadi, banyaknya lilitan sekunder adalah 50 lilitan.
29.Sebuah transformator step down mempunyai jumlah lilitan primer 1000 dan lilitan
sekunder 200, digunakan untuk menyalakan lampu 12 V, 48 W.
Tentukan :
a. arus listrik sekunder
b. arus listrik primer
Penyelesaian :
Diketahui: Np = 1000 lilitan
Ns = 200 Lilitan
Vp = 12 V
Ps = 48 W
Ditanyakan :
a. Is = .. ?
b. Ip = .. ?
Jawab :
P=I.V
Jadi, kuat arus sekunder adalah 4 A
Jadi, kuat arus sekunder adalah 0,8 A

30.Sebuah transformator mempunyai efisiensi 80%. Jika lilitan primer dihubungkan


dengan tegangan 200 V dan mengalir kuat arus listrik 5 A,
Tentukan:
a. daya primer,
b. daya sekunder
Penyelesaian :
Diketahui :
Ditanyakan :
a. Pp = .. ?
b. Ps = .. ?
Jawab :
Jadi, daya primer transformator 1000 watt.
Jadi, daya sekunder transformator 800 watt.

Anda mungkin juga menyukai