Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN ANALITIK I B

SPEKTROFOTOMETRI HACH : PENENTUAN KONSENTRASI


N-AMONIA DALAM SAMPEL, PENGUJIAN AKURASI
METODA

NAMA KELOMPOK :

Kristi Diah Andini / 652015006

Yuniar Dwi Lestari / 652015017

Florensia Dwi Rahmawati / 652015022

Program Studi Kimia

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016
PENDAHULUAN

Amonia merupakan senyawa yang terdiri atas unsur nitrogen dan hydrogen serta
dikenal memiliki bau menyengat yang khas. Molekul ammonia terbentuk dari ion nitrogen
bermuatan negative dan tiga ion hydrogen bermuatan positif dengan rumus kimia NH3.
Amonia larut dalam air dengan membentuk larutan yang bersifat basa. Didalam air, nitrogen
ammonia berada dalam dua bentuk, yaitu ammonia (NH3) dan ammomium (NH4+). Amonia
banyak terkandung dalam limbah cair, baiklimbah domestik, limbah pertanian maupun
limbah dari pabrik (Bonnin dkk,2008)

Keseimbangan antara NH3 dan NH4+ dipengaruhi oleh temperature tetapi perbandingan
antara NH3 dan NH4+ sangat dipengaruhi oleh pH. Amoniak merupakan senyawa nitrogen
yang menjadi ion ammonium (NH4+) pada pH rendah. Amoniak dalam air permukaan berasal
dari air seni, air tinja, juga dari oksidasi zat organik (HaObCcNd) secara biologis, yang
berasal dari zat alam atau air buangan industri. (simangunsong,2009)

Amoniak yang terukur diperairan berupa NH3 dan NH4+. Amoniak bebas tidak dapat
terionisasi, sedangkan ammonium (NH4+) dapat terionisasi. Ammoniak bebas (NH3) yang
tidak terionisasi bersifat toksik terhadap organism akuatik. Toksisitas terhadap organism
akuatik akan meningkat jika terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, ph, dan suhu.
(effendi,2003)

Prinsip metode Nessler (K2HgI4) bila bereaksi dengan amoniak dalam larutan basa
akan membentuk disperse koloid yang berwarna kuning coklat. Intensitas dari warna
berbanding lurus dengan konsentrasi amoniak. Reaksi yang menghasilkan warna larutan
kuning coklat mengikuti hukum lambert-beer, dimana dalam hal ini tingkat absorban
berbanding lurus dengan konsentrasi, dengan rumus (Robert dkk, 2000)

A = a.b.c

Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum panjang gelombang tertentu dan


fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi.

TUJUAN

1. Menentukan konsentrasi n-amonia pekat


2. Menentukan konsentrasi n-amonia dalam sampel
3. Menentukan perbandingan selisih kandungan ammonia yang terdapat dalam air
sumur dan air hujan

ALAT DAN BAHAN

- Erlenmeyer - Spektrofometri HACH


- Pipet ukur 10 mL, 5mL - Sample cell
- Pilius - Cling
- Aquades - Polyvinyl Alcohol Dispersing
- Ammonium sulfat ABC Agent
- Ammonium sulfat sangat pekat - Reagen Nessler
- Mineral stabilizer - Timer
- Pipet tetes
-

- METODA

1. Disiapkan alat dan bahan


2. Disiapkan 5 erlenmeyer A,B,C,D,E dan F. Erlenmeyer A berisi 25 ml aquades yang
digunakan sebagai blanko, B berisi 25 ml sampel air hujan, C berisi 25 ml sampel air
sumur, D berisi 25 ml sampel amonia sangat pekat, E berisi 25 ml sampel amonia
pekat dan F berisi 25 ml sampel amonia dari hasil pengenceran 10 kali sampel E
3. Ditambah 3 tetes mineral stabillizer lalu dihomogenkan pada semua sampel
4. Lalu ditambah 3 tetes Polyvinyl Alcohol Dispersing Agent pada semua sampel dan
dihomogenkan
5. Kemudian ditambah 1 ml reagen Nessel pada setiap sampel dan dihomogenkan
6. Kemudian semua sampel di diamkan selama 1 menit
7. Setelah itu diambil 10 ml sampel A dimasukkan ke dalam sample cell
8. Lalu sample cell dimasukkan kedalam spectrofotometri HACH
9. Kemudian ditekan tombol zero untuk mengenolkan
10. Keluarkan sampel A lalu dimasukkan sampel B,C,D,E,F secara bergantian
11. Ditekan tombol read untuk membaca konsentrasi lalu dicatat hasilnya

- HASIL PENGAMATAN

Amonium sulfat encer : 0,10 mg/L


Amonium sulfat pekat : -0,02 mg/L
Ammonium sangat pekat : 2,27 mg/L
Air hujan : -0,16 mg/L
Air sumur : 0,45 mg/L
12,5 mL Air sumur + 12,5 mL ammonium sulfat sangat pekat : 1,36 mg/L
2,27 0,45
+ =1,36 mg/ L
- Pembuktian : 2 2

12,5 mL Air hujan + 12,5 mL ammonium sulfat sangat pekat : 1,20 mg/ L
2,27
+0=1,13 mg/ L
- Pembuktian : 2

- Konsentrasi larutan ammonium sulfat : 2,5 mg/L

2,27
100 =90,8
- % ammonium sulfat = 2,5

- PEMBAHASAN

- Pada praktikum kali ini, dicari kandungan konsentrasi n-ammonia dalam


sampel air sumur dari daerah dadapayam dan air hujan dari magelang. Dalam praktikum kali
ini untuk mengetahiu kandungan amonia, digunakan spektrofotometri HACH.
Spektrofotometri HACH merupakan alat instrumen yang digunakan untuk kegiatan analisa
air dan merupakan alat yang sensitive sehingga data yang didapat lebih akurat. Namun, tidak
semua sampel dapat terbaca oleh alat ini, ini dikarenakan kemurnian standar dari sampel
tidak 100% dan konsentasi amonia yang terkandung didalamnya sedikit. Ini dibuktikan
dengan hasil pengamatan pada sampel ammonium sulfat pekat dan air hujan.

- Penentuan ammonia dalam praktikum ini digunakan pereaksi Nessler .


Digunakannya pereaksi nessler karena pereaksi nessler bila bereaksi dengan amoniak akan
membentuk diperse koloid yang berwarna kuning sehingga cocok digunakan dalam
praktikum. Intensitas / kepekatan warna kuning juga menunjukkan kandungan amonia yang
ada yaitu semakin kuning keorangean maka ammonia yang terkandung didalamnya semakin
banyak begitu pula sebaliknya. Pada hasil praktikum, warna yang paling pekat terdapat pada
larutan ammonia sangat pekat, dan ammonia yang paling sedikit kasndungannya terdapat
pada aquades.

- Dari hasil praktikum kadar ammonium sangat pekat yang didapat sebanyak

0,45
x 100 =18
90,8%. Pada air sumur sebesar 18% dengan perhitungan : 2,5 . Sedangkan

pada air hujan tidak dapat ditentukan ilainya karena konsentrasi amonia yang terlalu kecil.
Berdasarkan data yang didapatkan kandungan ammonia air sumur lebih besar dibandingkan
air hujan. Dari hasil yang didapatkan, kandungan ammonia pada sumur didadapayam sudah
melebihi standar yaitu sebesar 0,45mg/L yang seharusnya hanya terdapat 0,02 mg/L . Hal ini
disebabkan oleh air sumur yang telah terkontaminasi dengan ammonia. Penyebab
terkontaminasi diperkirakan karena tanah disekitar sumur tersebut mengandung urea yang
digunakan oleh para petani, atau yang berasal dari kotoran hewan dipakai sebagai pupuk.
Urea dalam tanah dihidrolisa dengan cepat oleh enzim urease menjadi amonium karbonat,
yang dengan sendirinya akan menaikkan kadar ammonium dalam air sumur. Jika semakin
tinggi kandungan amonia dalam perairan maka akan bersifat toksik dan korosif dimana akan
berdampak buruk bagi pengguna air. Hal lain juga yang dapat mempengaruhi kualitas air
sumur. Oleh sebab itu lokasi air sumur letaknya minimal 25 cm dari pemukiman agar air
sumur tidak terkontaminasi. Air sumur pun tidak boleh terletak di dekat pabrik maupun
kebun.
- KESIMPULAN

1. % kadar ammonium sangat pekat sebesar 90,8%


2. Konsentrasi n-amonia dalam sampel yaitu
- air sumur + ammonia sangat pekat = 1,36 mg/L
- air hujan + ammonia sangat pekat = 1,20 mg/L
3. Perbandingan selisih kandungan ammonia pada sampel air sumur dan air hujan yaitu
0,16 mg/L yang mana air sumur lebih besar kandungan ammonia dbandingkan air
hujan.
-

- DAFTAR PUSTAKA

- Bonnin, E.P., Biddinger, E. J., dan Botte. G.G., (2008), Effect of Catalyst on
Electrolysis of Ammonia Efflent, journal of power sources, 182, hal. 284-290.
-
- Effendi ,H. 2003.Telaah Kualitas Air . Yogyakarta : Penerbit Kanisius
-
- Robert, dkk. 2000. Modern Methodsof Chemical Analysis. New York : John
Wiley and Sons.
-
- Simangunsong, M.. 2009. Studi Pemanfaatan Tanah Diatomea Aktif Sebagai
adsorben Terhadap Senyawa Nitrogen Yang Terdapat Dalam Air Danau Toba.
Tesis Universitas Sumatera Utara. Medan.

Anda mungkin juga menyukai