BAB IV SDH Revisi
BAB IV SDH Revisi
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini dibahas mengenai kesenjangan yang penulis dapatkan antara
konsep dasar teori dan kasus nyata An. L di ruang Edelweis RSUD DR. M. Yunus
1. Pengkajian
Dalam memberikan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan tahap
awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam
merupakan hari kedua An. L di rawat dengan diagnosa Pneumonia. Pada tahap
influenzae. Pada bayi dan anak kecil ditemukan staphylococcus aureus sebagai
penyebab pneumonia yang berat, dan sangat progresif dengan mortalitas tinggi.
2
masyarakat, baik di luar rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
yang disebabkan biasanya oleh virus, bakteri dan jamur. Pneumonia nasokonial
didapat di rumah sakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang terjadi pada
orang selama 48 jam atau lebih yang dirawat di rumah sakit karena penyakit
dan faktor lain yaitu pneumonia aspirasi dari lingkungan, keluarga mengatakan di
rumah menggunakan racun nyamuk bakar, ayah pasien sering merokok di dalam
gejala awal seperti demam dan batuk pilek, gejala nafas cuping hidung, takipnea,
dispnea dan apnea baru timbul. Otot bantu nafas interkostal dan abdominal
mungkin digunakan. Batuk umumnya dijumpai pada anak besar, tapi pada
3
neonatus bisa tanpa batuk. Wheezing mungkin akan ditemui pada anak-anak
dengan pneumonia viral atau mikoplasma, seperti yang ditemukan pada anak-
anak dengan asma atau bronkiolitis. Tanda dan gejala tersebut juga dialami oleh
pernafasan 50x / menit dengan irama tidak teratur, cepat dan dangkal, terlihat
asidosis metabolic dengan atau tanpa retensi CO. Pemeriksaan penunjang pada
dilapangan atas sampai bawah paru kanan dan tampak rongga lusen berdinding
pneumonia dilakukan pemberian oksigen lembab 1-4 L/menit sampai sesak nafas
25mg (IV) sebagai antibiotik, Ambroxol sirup 3x sdt untuk pengencer dahak
4
parestamol syrup 4x1 (1/2 sdt) untuk penurun panas dan F75 diberikan 37,5cc
mempunyai komplikasi gizi buruk jadi terjadinya penambahan terapi F-75 dan F-
(pada seseorang, kelompok, atau keluarga) yang dapat ditangani oleh perawat
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d inflamasi trachea bronchial, pembentukan
dengan sianosis.
c. Gangguan pola napas tidak efektif b.d peradangan ditandai dengan dispnea.
d. Hipertermi b.d peningkatan laju metabolisme umum
e. Nyeri (akut) b.d inflamasi parenkim paru, batuk menetap.
f. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
infeksi.
5
fisik maupun wawancara pada ibu serta keluarga An L dapat dirumuskan beberapa
Diagnosa yaitu :
d. Kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake nutrisi tidak
adekuat
3. Perencanaan
Rencana keperawatan adalah sesuatu yang telah dipertimbangakan secara
klien sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan sehingga kebutuhan klien dapat
An. L sama dengan landasan teori, karena rencana tindakan keperawatan tersebut
telah sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang telah ditetapkan.
4. Implementasi
6
dilakukan oleh penulis seperti pada perencanaan diagnosa bersihan jalan nafas
tidak efektif yaitu ajarkan teknik batuk efektif dan tindakan suction dan diagnosa
pola nafas tidak efektif yaitu mengeluarkan secret dengan batuk efektif tidak bisa
keperawatan, kerjasama dengan perawat ruangan, serta data medis dari dokter
analisis)
Pada implementasi pertama, evaluasi implementasi yang dilakukan
menggunakan metode respon hasil. Pada diagnosa yang didapat saat pengakajian
hari pertama terdiri atas 3 diagnosa prioritas yakni : Bersihan jalan nafas tidak
7
efektif b/d penumpukan sekret; pola nafas tidak efektif b/d peradangan ditandai
pertama di dapatkan respon hasil yang didapatkan belum sesuai dengan kriteria
hasil.
Pada implemtasi kedua, evaluasi implementasi yang dilakukan
menggunakan metode SOAP. Pada diagnosa bersihan jalan nafas tidak efektif b/d
penumpukan sekret; pola nafas tidak efektif b/d peradangan ditandai dengan
kriteria hasil.
Pada implementasi ketiga, evaluasi implementasi yang dilakukan pada
kelima diagnose dari mulai hari pertama diteggakkan belum ada perubahan
nafas tidak efektif b/d penumpukan sekret, pola nafas tidak efektif b/d
perbaikan yaitu akral menjadi hangat, konjungtiva ananemis, CRT kembali < 3
detik.
Pada implementasi keenam dan ketujuh, evaluasi tujuan diagnosa Pada
diagnosa bersihan jalan nafas tidak efektif b/d penumpukan sekret, pola nafas
tidak efektif b/d peradangan ditandai dengan dispnea, gangguan pertukaran gas
metabolisme umum, kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake
nutrisi tidak adekuat, belum ada perubahan yang signifikat dari implementasi
kelima. Namun pada hari senin 22 februari 2016 keluarga pasien meminta pulang
waktu, terlebih lagi pasien pulang atas permintaan kedua orang tuanya dan