TEL
1. PT.Tanjung Enim Lestari Pulp And Paper (PT. TEL PP) MUARA ENIM
SUMATERA SELATAN
Cooling tower pada Power Plant PT. Tel PP digunakan untuk mendinginkan
fluida bertemperatur tinggi yang keluar melewati Heat Excahnger agar dapat
dipergunakan kembali sehingga menghemat penggunaan air. Cooling water ini
didistribusikan ke tiga tempat yaitu, turbin generator, evaporator, dan chemical plant.
Adapun area pendinginan air pada Power Plant terdiri dari cooling water cell,
penyaring cooled water, basin, pompa untuk mendistribusikan cooling water, dan
chemical dosing station.
Chemical treatment yang diberikan pada cooling water ada tiga macam bahan
kimia, yaitu :
1. Hipoklorit
Berfungsi sebagai desinfektan.
2. Polimer dispersant
Berfungsi sebagai scale inhibitor
3. Zinc phosphate
Berfungsi sebgai anti korosi.
Make up water pada cooling water ini disupply dari WTP.
Jenis cooling water yang ada di Power Plant PT. Tel PP merupakan jenis
counter flow induced-draft tower dengan open recirculating system. Mengenai jenis
tower dan sistemnya akan dijabarkan .
Yang menjadi medianya adalah air, ada beberapa alasan yaitu :
1. Air murah dan mudah diperoleh.
2. Panas laten dari air sangat besar sehingga hanya dengan sejumlah kecil
penguapan menghasilkan efek pendingin yang sangat besar. Heat transfer
dicapai dengan kenaikan temperature dari cooling medium.
Berikut adalah penjelasan mengenai Cooling Tower yang digunakan pada PT.
Tel beserta system resirkualsi yang digunakan:
Induced Draft Tower
Tipe aliran Angin Tarik, Pada menara pendingin aliran tarik, udara masuk dari
sisi menara melalui bukaan-bukaan yang cukup besar pada kecepatan rendah dan
bergerak melalui bahan pengisi (filling material). Kipas dipasang pada puncak
menara dan membuang udara kalor dan lembab ke atmosfer. Aliran udara masuk
menara pada dasarnya horizontal, tetapi aliran di dalam bahan
pengisi ada yang horizontal seperti yang terdapat pada cooling
tower aliran silang (cross flow) dan ada pula yang vertikal seperti
cooling tower aliran lawan arah (counter flow). Aliran lawan arah
lebih sering dipakai dan dipilih karena efisiensi termalnya lebih baik
daripada aliran silang.
1. Corrosion Inhibitor
Korosi adalah suatu peristiwa perusakan water oleh reaksi kimia atau reaksi
elektrokimia. Untuk menghindari ini maka diinjeksikan bahan kimia yang dapat
melapisi permukaan metal dan membentuk lapisan pasive (protective Film) agar
terhindar dari pemgaruh korosi atau dapat menurunkan kecepatan korosi. Bahan
kimia ini berupa cairan yang terdiri dari orto-phospat, poly-phospat, dan zinc dengan
perbandingan tetentu diinjeksikan ke dalam cooling water system
Pada prinsipnya corrosion inhibitor berguna untuk memproteksi agar gas
(pada pipa gas yang korosif) yang melalui pipa tersebut tidak kontak secara langsung
dengan pipa. Bagaimana caranya? Inhibitor tersebut akan membentuk film-ing pada
permukaan pipa sejauh inhibitor tersebut dapat meng-cover. Ini bertujuan agar tidak
terjadi korosi pada pipa yang dialiri oleh gas yang bersifat korosif tersebut.
1. Inhibitor Anodic : yang memiliki sifat Pasif, Tipis, Kuat, dengan komponen
utama berupa Zn, Cr, Al, Ti dan V;,
2. Inhibitor Katodik; bersifat kurang kuat tapi tebal, komponen utamanya adalah
Fosfat, Fosfonat, dll sedangkan yang ke
3. Inhibitor Katano berupa Synergestic Effect.
Kromat (Chromates)
Asam kromat dan garamnya merupakan jenis corrosion inhibitors yang paling
populer dan efektif digunakan. Cromat merupakan inhibitor anodik, sering
dibentuk bersama dengan inhibitor lain seperti seng, molibdenum, dan posfat.
Oleh karena kromat merupakan corrosion inhibitor yang paling mahal dan
merupakan dasar dari berbagai corrosion inhibitor, maka banyak yang harus
diperhatikan dalam penggunaannya sebelum diaplikasikan dalam cooling tower.
Terdapat proses yang dapat mengubah kromat hexavalen ke kromat trivalen
secara kimia dan memindahkan padatan terpresipitasi dari uap secara fisika.
Kromat bisa direcovery dan digunakan kembali melalui proses pertukaran ion.
Hexavalent Chromates (Cromium VI) secara selektif diganti pada resin penukar
ion dan direcover dan digunakan kembali dalam sistem. Pertukaran ion dan proses
elektrokimia mewakili investasi modal yang tinggi diikuti dengan biaya operasi
yang rendah. Proses ini juga dengan sendirinya tidak mengurangi tingkat effluent
kromium kurang dari 0.0t mg./l. Cromium VI dikenal sebagai human carcinogen
dan terdeteksi pada drinking water wells. Cromuim VI merupakan dissolved
heavy metal yang banyak digunakan pada proses industri.
Poliposfat (polyphosphates)
Poliposfat adalah corrosion inhibitor tipe katodik yang baik tetapi harus
dikontrol dengan hati-hati untuk mencegah deposisi fosfat sludge. Ortofosfat
dapat mempersulit pembentukan fosfat sludge yang mengurangi efisiensi transfer
panas dan yang sulit dipindahkan dari sistem.
Campuran Seng (zinc compounds)
Seng adalah jenis inhibitor katodik, merupakan pelindung yang lebih baik
pada korosi tipe pit. Seng relatif sensitif dengan kadar pH, tidak dapat berfungsi
dengan baik sebagai corrosin inhibitor pada pH lebih besar dari 7.8-8.2.
Molibdenum dan ferrosianida
Jenis inhibitor ini digunakan hanya pada saat-saat tertentu saja.
Senyawa-senyawa organik (organics)
Antara lain : corrosion inhibitor tipe thiazole untuk tembaga dan paduan
temabaga, 2-mercaptobenzothiazole (MBT), benzotriazole (BZT) atau tolytriazole
(TT), amina, quartenari, emulsifier, soluble oils, dll.
2. Scale Inhibitor
Scale atau kerak terjadi karena adanya endapan deposit di permukaan metal.
Endapan ini dapat digolongkan dalam beberapa jenis :
Mineral Scale, yaitu pengendapan garam-garam kristal apabila daya
kelarutannya dilampaui (misalnya : garam-garam Ca, Mg, SiO2)
Suspended Matters, yaitu partikel-partikel asing yang masuk ke
dalam sistem karena terbawa udara (misal : debu-debu)
Corrosion Product, hasil sampingan dari proses korosi yang tidak larut dalam air.
Adanya scale atau kerak dalam permukaan pipa akan menyebabkan:
Mengganggu perpindahan panas (heat transfer)
Menyebabkan penyumbatan pipa
Menyebabkan korosi
Pada dasarnya bahan-bahan kimia ini mengandung group P-O-P dan cendrung
untuk melekat pada permukaan kristal. Ikatan oksigen fosforini sangat tidak stabil
dalam larutan encer dan akan terhidrolisa (bereaksi dengan air) menghasilkan
ortofosfat yang tidak aktif atau tidak berfungsi sebagai scale inhibitor. Reaksi ini
biasa disebut sebagai reversi. Scale inhibitor organik yang biasa digunakan: organo
fosfonat, organo fosfat ester dan polimer-polimer organik.
Organo fosfat esterefektif untuk kerak CaSO4, organo fosfonat efektif untuk
kerak CaCO3 dan polimer-polimer organik efektif untuk kerak CaCO3, CaSO4 dan
BaSO4. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan inhibitor adalah :
keefektifan, kestabilan, kacocokan dan biaya. Sifat dari scale inhibitor yang sangat
diharapkan stabil dalam air pada waktu yang panjang dan temperatur yang tinggi.
Organo fosfor lebih stabil dari anorganik polifosfat. Ikatan langsung antara karbon-
fosfor menyebabkan organo fosfat lebih stabil melawan reversi terhadap waktu,
temperatur dan pH.
3.Biocide
Biocide adalah suatu bahan kimia yang dirancang untuk mengendalikan
populasi dari mikroba dengan cara membunuh mikroba tersebut. Biocide ini dipakai
biasanya untuk cooling tower dalam keadaan open sistem sedangkan untuk closed
sistem umumnya hal tersebut tidak perlu memakai produk pembasmi mikroba.
Bakteri serta mikroorganisme patogen terdapat di mana-mana di seluruh
lingkungan hidup. Dan juga diketahui bahwa mereka sering ditemukan dalam
menara pendingin air atau cooling tower. ketika menara pendingin berupa resirkulasi
sistem terbuka, mikroba dapat menyebar dari udara ke air. mikroba dapat dengan
cepat berlipat ganda dikarenakan oleh substrat yang dibutuhkannya berlimpah untuk
tumbuh dan juga kondisinya sangat ideal untuk mikroba tumbuh. Contoh adalah pH,
temperatur, nutrisi dan konsentrasi oksigen. nutrisi dalam air meningkat diakrenakan
oleh penguapan air. proses sirkulasi air dan Kebocoran dapat juga menyebabkan
nutrisi untuk mikroba menjadi menigkat. hal ini menjadi suatu masalah yang mana
dengan Biocide kita dapat mengatasinya.
Sistem air pendingin khususnya jenis open recirculation merupakan
lingkungan yang sangat baik bagi pertumbuhan mikriorganisme. Mikroorganisme
menimbulkan lendir/slime yang berwarna coklat kehitaman yang menempel di
permukaan pipa. Slime ini mengurangi efek pencegahan korosi dan menurunkan
efisiensi Cooling Water.
Untuk mencegah pertumbuhan bakteri/ mikroorganisme tersebut, diinjeksikan
gas chlorine yang akan mampu membunuh hampir semua jenis mikroba yang ada.
Disamping bakteri, Cl2 juga mampu menghilangkan fungi / jamur, alga/ganggang,
dan lumut.
Adapun beberapa biocide yang digunakan pada cooling tower, antara lain :
2-Octyl-4-isothiazolin-3-one; 2-Octyl-3(2H)-isothiazolone; Octhilinone;
Kathon 893; RH 893; Skane M-8; 2-octyl-3-isothiazolone; kathon lp preservative;
kathon sp 70; micro-chek 11; micro-chek 11d; micro-chek skane; pancil; pancil-t;
skane hq; Kathon; Microbicide M-8; Isothiazolone, 2-octyl-; Octyl-3(2H)-
isothiazolone.
Pentakloropenol
Selain daripada zat-zat kimia yang telah disebutkan untuk mengatasi masalah-
masalah dalam cooling tower bisa juga menggunakan aplikasi produk-produk yang
dapat mencegah masalah-masalah tesebut. Adapun produk tersebut dapat dilihat
dalam tabel dibawah ini:
Cooling Water Scale Ficusbio RSI index < 6,0 untuk masalah
& Corrosion Control 210 kerak dan korosi ringan.