Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


JOINT OPERATING BODY PT. PERTAMINA TALISMAN JAMBI
MERANG area Sungai Kenawang menggunakan dua buah gas turbine
generator sebagai pemasok utama untuk kebutuhan listriknya. Namun, yang
digunakan hanyalah salah satunya saja. Tujuan dari pada penggunaan tersebut
ialah saat gas turbine generator yang digunakan mengalami masalah, gas
turbine generator yang lain yang pada posisi standby akan langsung
beroperasi menggantikan tugasnya. Tetapi apabila kedua duanya mengalami
gangguan, maka emergency diesel generator lah yang akan membackup
kebutuhan listrik untuk menghindari berhentinya proses penambangan gas.
Untuk itulah penulis merencanakan penulisan dengan judul Analisis
penggunaan emergency diesel generator sebagai backup system di JOINT
OPERATING BODY PT. PERTAMINA TALISMAN JAMBI MERANG
area Sungai Kenawang.

1.2 Perumusan Masalah


Perumusan masalah pada laporan ini ialah tentang analisis emergency
diesel generator yang digunakan sebagai backup system di JOINT
OPERATING BODY PT. PERTAMINA TALISMAN JAMBI MERANG
area Sungai Kenawang.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui total daya
yang dapat di backup oleh emergency diesel generator yang digunakan
sebagai backup system di JOINT OPERATING BODY PT. PERTAMINA
TALISMAN JAMBI MERANG area Sungai Kenawang.

1.4 Metodologi Penelitian


Adapun metodologi yang digunakan penulis dalam membuat laporan
ini adalah sebagai berikut:
1.4.1 Metode Observasi
Penulis melakukan tinjauan ke JOINT OPERATING BODY PT.
PERTAMINA TALISMAN JAMBI MERANG area Sungai Kenawang
1
2

untuk mendapatkan data data yang dibutuhkan dengan melakukan


pengukuran.

1.4.2 Metode Referensi


Penulis mencari dan mengumpulkan data data dan sumber referensi
lainya dari buku buku yang ada di perpusatakaan jurusan teknik elektro
politeknik negeri sriwijaya dan perpusataakaan pusat politeknik negeri
sriwijaya, laporan yang bersifat ilmiah dan dari internet.

1.4.3 Metode Wawancara


Penulis melakukan wawancara dengan pembimbing lapangan yang ada
di JOINT OPERATING BODY PT. PERTAMINA TALISMAN JAMBI
MERANG area Sungai Kenawang serta dosen pembimbing dan dosen yang
mengajar di mata kuliah yang bersangkutan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup penulisan ini ialah pada emergency diesel generator
yang digunakan di JOINT OPERATING BODY PT. PERTAMINA
TALISMAN JAMBI MERANG area Sungai Kenawang sebagai backup
system.

1.6 Sistematika Penulisan


Laporan ini disusun berdasarkan sistematika berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
BAB III : ANALISA DATA
BAB IV : PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Generator Listrik
Generator listrik adalah sebuah alat yang merubah energi mekanik
menjadi energi listrik melalui induksi elektromagnetik. Untuk dapat
menghasilkan listrik, generator diputar porosnya sehingga untuk
menghasilkan energi listrik secara terus menerus biasanya porosnya dikopel
dengan prime mover atau dengan mesin turbin. Poros generator dikopel
4

dengan poros turbin melalui gear box dengan tujuan untuk mengurangi
jumlah putaran dari turbin.
Generator mendorong muatan listrik untuk bergerak melalui sebuah
sirkuit listrik eksternal, tetapi generator tidak menciptakan listrik yang sudah
ada pada di dalam kabel lilitannya. Proses ini dikenal sebagai pembangkit
listrik.
Untuk sumber bahan bakar dari turbin dapat berupa air atau yang
dikenal sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA), uap atau yang dikenal
sebagai pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), gas atau yang dikenal sebagai
pembangkit listrik tenaga gas (PLTG), nuklir atau yang dikenal sebagai
pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), surya atau cahaya matahari yang
dikenal sebagai pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan lain lain.
2.2 Generator Turbin Gas
Generator Turbin Gas adalah suatu alat yang memanfaatkan gas sebagai
fluida untuk memutar turbin dengan pembakaran internal. Didalam turbin gas
energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik melalui udara
bertekanan yang memutar roda turbin sehingga menghasilkan energi listrik.
Sistem turbin gas yang paling sederhana terdiri dari tiga komponen yaitu
kompresor, ruang bakar dan turbin gas.

2.2.1 Prinsip Kerja Turbin Gas


Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah
sebagai berikut:
1. Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan
2. Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang
bakar dengan udara kemudian di bakar.
3. Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke
luar melalui nozel (nozzle).
4. Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat
saluran pembuangan.

Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet).


Kompresor berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara
tersebut, sehingga temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara
bertekanan ini masuk kedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar dilakukan
5

proses pembakaran dengan cara mencampurkan udara bertekanan dan bahan


bakar. Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan
konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan
temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas melalui
suatu nozel yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu
turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk
memutar kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator
listrik, dll. Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar
melalui saluran buang (exhaust).
Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi
kerugian kerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan
oleh turbin gas dan berakibat pada menurunnya performa turbin gas itu
sendiri. Kerugian-kerugian tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen
sistem turbin gas. Sebab-sebab terjadinya kerugian antara lain:
Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan
(pressure losses) di ruang bakar.
Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan
terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan
temperatur dan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
Adanya mechanical loss, dsb.

2.2.2 Komponen Turbin Gas

Generator gas tersusun atas komponen-komponen utama seperti air


intake section, compressor section, combustion section, turbine section, dan
exhaust section. Sedangkan komponen pendukung turbin gas adalah starting
equipment, lube-oil system, cooling system, dan beberapa komponen
pendukung lainnya. Berikut ini penjelasan tentang komponen utama turbn
gas:
1. Air Intake Section. Berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang
terbawa dalam udara sebelum masuk ke kompresor. Bagian ini terdiri dari:
Air Intake Housing, merupakan tempat udara masuk dimana
6

didalamnya terdapat peralatan pembersih udara.


Inertia Separator, berfungsi untuk membersihkan debu-debu atau
partikel yang terbawa bersama udara masuk.
Pre-Filter, merupakan penyaringan udara awal yang dipasang pada inlet
house.
Main Filter, merupakan penyaring utama yang terdapat pada bagian
dalam inlet house, udara yang telah melewati penyaring ini masuk ke
dalam kompresor aksial.
Inlet Bellmouth, berfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat
memasuki ruang kompresor.
Inlet Guide Vane, merupakan blade yang berfungsi sebagai pengatur
jumlah udara yang masuk agar sesuai dengan yang diperlukan.
2. Compressor Section. Komponen utama pada bagian ini adalah aksial flow
compressor, berfungsi untuk mengkompresikan udara yang berasal dari inlet
air section hingga bertekanan tinggi sehingga pada saat terjadi pembakaran
dapat menghasilkan gas panas berkecepatan tinggi yang dapat menimbulkan
daya output turbin yang besar. Aksial flow compressor terdiri dari dua bagian
yaitu:
Compressor Rotor Assembly. Merupakan bagian dari kompresor aksial
yang berputar pada porosnya. Rotor ini memiliki 17 tingkat sudu yang
mengompresikan aliran udara secara aksial dari 1 atm menjadi 17 kalinya
sehingga diperoleh udara yang bertekanan tinggi. Bagian ini tersusun dari
wheels, stubshaft, tie bolt dan sudu-sudu yang disusun kosentris di
sekeliling sumbu rotor.
Compressor Stator. Merupakan bagian dari casing gas turbin yang terdiri
dari:
a. Inlet Casing, merupakan bagian dari casing yang mengarahkan
udara masuk ke inlet bellmouth dan selanjutnya masuk ke inlet
guide vane.
b. Forward Compressor Casing, bagian casing yang didalamnya
terdapat empat stage kompresor blade.
c. Aft Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat compressor
blade tingkat 5-10.
7

d. Discharge Casing, merupakan bagian casing yang berfungsi


sebagai tempat keluarnya udara yang telah dikompresi.
3. Combustion Section. Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara
bahan bakar dengan fluida kerja yang berupa udara bertekanan tinggi dan
bersuhu tinggi. Hasil pembakaran ini berupa energi panas yang diubah
menjadi energi kinetik dengan mengarahkan udara panas tersebut ke
transition pieces yang juga berfungsi sebagai nozzle. Fungsi dari keseluruhan
sistem adalah untuk mensuplai energi panas ke siklus turbin. Sistem
pembakaran ini terdiri dari komponen-komponen berikut yang jumlahnya
bervariasi tergantung besar frame dan penggunaan turbin gas. Komponen-
komponen itu adalah :
Combustion Chamber, berfungsi sebagai tempat terjadinya pencampuran
antara udara yang telah dikompresi dengan bahan bakar yang masuk.
Combustion Liners, terdapat didalam combustion chamber yang berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya pembakaran.
Fuel Nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke dalam
combustion liner.
Ignitors (Spark Plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api ke dalam
combustion chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat
terbakar.
Transition Fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran
gas panas agar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu turbin gas.
Cross Fire Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua
combustion chamber.
Flame Detector, merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi proses
pembakaran terjadi.
4. Turbin Section. Turbin section merupakan tempat terjadinya konversi energi
kinetik menjadi energi mekanik yang digunakan sebagai penggerak
compresor aksial dan perlengkapan lainnya. Dari daya total yang dihasilkan
kira-kira 60 % digunakan untuk memutar kompresornya sendiri, dan sisanya
digunakan untuk kerja yang dibutuhkan.Komponen-komponen pada turbin
section adalah sebagai berikut :
Turbin Rotor Case
First Stage Nozzle, yang berfungsi untuk mengarahkan gas panas ke
8

first stage turbine wheel.


First Stage Turbine Wheel, berfungsi untuk mengkonversikan energi
kinetik dari aliran udara yang berkecepatan tinggi menjadi energi
mekanik berupa putaran rotor.
Second Stage Nozzle dan Diafragma, berfungsi untuk mengatur
aliran gas panas ke second stage turbine wheel, sedangkan
diafragma berfungsi untuk memisahkan kedua turbin wheel.
Second Stage Turbine, berfungsi untuk memanfaatkan energi kinetik
yang masih cukup besar dari first stage turbine untuk menghasilkan
kecepatan putar rotor yang lebih besar
5. Exhaust Section. Exhaust section adalah bagian akhir turbin gas yang
berfungsi sebagai saluran pembuangan gas panas sisa yang keluar dari turbin
gas. Exhaust section terdiri dari beberapa bagian yaitu : (1) Exhaust Frame
Assembly, dan (2)Exhaust gas keluar dari turbin gas melalui exhaust diffuser
pada exhaust frame assembly, lalu mengalir ke exhaust plenum dan kemudian
didifusikan dan dibuang ke atmosfir melalui exhaust stack, sebelum dibuang
ke atmosfir gas panas sisa tersebut diukur dengan exhaust thermocouple
dimana hasil pengukuran ini digunakan juga untuk data pengontrolan
temperatur dan proteksi temperatur trip. Pada exhaust area terdapat 18 buah
termokopel yaitu, 12 buah untuk temperatur kontrol dan 6 buah untuk
temperatur trip.
2.3 Diesel Generator
Untuk menjaga suplai listrik agar sistem penambangan gas tetap terus
beroperasi maka di JOINT OPERATING BODY PT. PERTAMINA
TALISMAN JAMBI MERANG area Sungai Kenawang menggunakan
generator diesel atau lebih dikenal generator set (genset) sebagai cadangan
generator apabila sewaktu waktu generator turbin gas sebagai penyedia
listrik utama mengalami gangguan.
Diesel generator cocok digunakan sebagai salah satu pembangkit di
sebuah industri karna mengingat pemeliharaan dan perwatannya lebih mudah
dibandingkan dengan pembangkit jenis lain. Mesin Diesel termasuk mesin
dengan pembakaran dalam atau disebut motor bakar ditinjau dari cara
memperoleh energi thermalnya. Untuk membangkitkan listrik dari diesel
9

generator, maka generator dikopel porosnya dengan prime mover atau mesin
penggerak yaitu turbin berbahan bakar diesel.
Keuntungan pemakaian mesin diesel sebagai prime mover:
1 a) Design dan instalasi sederhana
2 b) Auxilary equipment sederhana
3 c) Waktu pembebanan relatif singkat
4 d) Konsumsi bahan bakar relatif murah dan hemat

Kerugian pemakaian mesin diesel sebagai prime mover:


1 a) Bobot mesin sangat berat karena harus dapat menahan getaran serta
kompresi yang tinggi.
2 b) Starting awal berat, karena kompresinya tinggi yaitu sekitar 200 bar.
3 c) Semakin besar daya maka mesin diesel tersebut dimensinya makin besar
pula, hal tersebut menyebabkan kesulitan jika daya mesinnya sangat besar.
2.3.1 Cara Keja Diesel Generator
Prime mover merupakan peralatan yang mempunyai fungsi
menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor
generator. Pada mesin diesel terjadi penyalaan sendiri, karena proses kerjanya
berdasarkan udara murni yang dimampatkan di dalam silinder pada tekanan
yang tinggi ( 30 atm), sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada
saat itu bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang bertemperatur dan
bertekanan tinggi melebihi titik nyala bahan bakar sehingga akan menyala
secara otomatis. Pada mesin diesel penambahan panas atau energi senantiasa
dilakukan pada tekanan yang konstan. Pada mesin diesel, piston melakukan 2
langkah pendek menuju kepala silinder pada setiap langkah daya.
(http://dunia-listrik.blogspot.com)
Adapun cara kerja mesin diesel adalah sebagai berikut:
1 1) Langkah ke atas yang pertama merupakan langkah pemasukan dan
penghisapan, disini udara dan bahan bakar masuk sedangkan poros engkol
berputar ke bawah.
10

2 2) Langkah kedua merupakan langkah kompresi, poros engkol terus berputar


menyebabkan torak naik dan menekan bahan bakar sehingga terjadi
pembakaran. Kedua proses ini (1 dan 2) termasuk proses pembakaran.
3 3) Langkah ketiga merupakan langkah ekspansi dan kerja, disini kedua katup
yaitu katup isap dan katup buang tertutup, sedangkan poros engkol terus
berputar dan menarik kembali torak ke bawah.
4 4) Langkah ke empat merupakan langkah pembuangan, disini katup buang
terbuka dan menyebabkan gas akibat sisa pembakaran terbuang keluar. Gas
dapat keluar karena pada proses keempat ini torak kembali bergerak naik ke
atas dan menyebabkan gas dapat keluar. Kedua proses terakhir ini (3 dan 4)
termasuk proses pembuangan.
5 5) Setelah keempat proses tersebut, maka proses berikutnya akan mengulang
kembali proses yang pertama, dimana udara dan bahan bakar masuk kembali.

7
8 Sumber: (http://dunia-listrik.blogspot.com)
9 Gambar 2.1 Cara Kerja Mesin Diesel
Berdasarkan proses di atas, maka mesin diesel dapat digolongkan
menjadi 3 bagian:
1 1) Diesel kecepatan rendah (n<400 rpm)
11

2 2) Diesel kecepatan menengah (400<n<1000 rpm)


3 3) Diesel kecepatan tinggi (n>1000 rpm)

Sistem starting adalah proses untuk menghidupkan/menjalankan mesin


diesel. Ada 3 macam sistem starting yaitu:
1) Sistem Start manual
Sistem start ini dipakai untuk mesin diesel dengan daya yang relatif
kecil yaitu < 30 PK. Cara untuk menghidupkan mesin diesel pada sistem ini
adalah dengan menggunakan penggerak engkol atau poros hubung yang akan
digerakan oleh tenaga manusia. Jadi sistem start ini sangat bergantung pada
faktor manusia sebagai operatornya.

2) Sistem Start Elektrik


Sistem ini dipakai oleh mesin diesel yang memiliki daya sedang yaitu <
500 PK. Sistem ini menggunakan motor DC dengan suplai listrik dari
baterai/accu 12 atau 24 Volt untuk menstart diesel. Saat start, motor DC
mendapat suplai listrik dari baterai atau accu dan menghasilkan torsi yang
dipakai untuk menggerakan diesel sampai mencapai putaran tertentu. Baterai
atau accu yang dipakai harus dapat dipakai untuk menstart sebanyak 6 kali
tanpa diisi kembali, karena arus start yang dibutuhkan motor DC cukup besar,
maka dipakai dinamo yang berfungsi sebagai generator DC. Pengisian ulang
baterai atau accu digunakan alat bantu berupa battery charger dan pengaman
tegangan. Pada saat diesel tidak bekerja, maka battery charger mendapat
suplai listrik dari PLN, sedangkan pada saat diesel bekerja maka suplai dari
battery charger didapat dari generator. Fungsi dari pengaman tegangan
adalah untuk memonitor tegangan baterai atau accu. Sehingga apabila
tegangan dari baterai atau accu sudah mencapai 12 atau 24 Volt, yang
merupakan tegangan standarnya, maka hubungan antara battery charger
dengan baterai atau accu akan diputus oleh pengaman tegangan.

3) Sistem Start Kompresi


12

Sistem start ini dipakai oleh diesel yang memiliki daya besar yaitu >
500 PK. Sistem ini memakai motor dengan udara bertekanan tinggi untuk
start dari mesin diesel. Cara kerjanya yaitu dengan menyimpan udara
kedalam suatu botol udara. Kemudian udara tersebut dikompresi sehingga
menjadi udara panas dan bahan bakar solar dimasukkan ke dalam Fuel
Injection Pump serta disemprotkan lewat nozzle dengan tekanan tinggi.
Akibatnya akan terjadi pengkabutan dan pembakaran diruang bakar. Pada saat
tekanan di dalam tabung turun sampai batas minimum yang ditentukan, maka
kompressor akan secara otomatis menaikkan tekanan udara di dalam tabung
hingga tekanan dalam tabung mencukupi dan siap dipakai untuk melakukan
starting mesin diesel.

2.3.2 Komponen Diesel Generator

Bagian-bagian utama Diesel Generator adalah Kepala silinder (cylinder


head), blok mesin (engine block), karter (carter/oil pan), dan generator.
Mesin diesel berfungsi menghasilkan tenaga mekanis yang dipergunakan
untuk memutar rotor generator.
Sedangkan Komponen-komponen penting Diesel Generator adalah :
1 Mesin
Merupakan komponen dasar dari mesin yang memperkuat daya. Mesin
tersebut dirangkai dikopel dengan generator melalui gear box.
13

(sumber: http://pembangkitanlistrik.wordpress.com)
Gambar 2.2 Mesin Diesel

2 Sistem Bahan Bakar (Fuel System)


Termasuk tangki bahan bakar, pompa pemindah bahan bakar, saringan
alat pemanas dan sambungan pipa kerja. Pompa pemindah bahn bakar
membutuhkan pemindahan bahan bakar dari ujung perantara ke tangki
penyimpan dan dari tangki penyimpan ke mesin. Saringan membutuhkan
jaminan kebersihan bahan bakar. Alat pemanas untuk minyak diperlukan
untuk lokasi yang mempunyai temperature yang dingin yang menganggu
aliran fluida.

(sumber: http://pembangkitanlistrik.wordpress.com)
Gambar 2.3 Sistem Pembakaran Pada Diesel Generator
Keterangan :
1. Pompa penyemperot bahan bakar
2. Pompa bahan bakar
3. Pompa tangan untuk bahan bakar
4. Saringan bahar/bakar penyarinnan pendahuluan
5. Saringan bahan bakar/penyaringan akhir
6. Penutup bahan bakar otomatis
7. Injektor
8. Tanki
14

9. Pipa pengembalian bahan bakar


10. Pipa bahan bakar tekanan tinggi
11. Pipa peluap
3 Sistem Udara Masuk
Termasuk saringan udara, saluran pompa kompresor (bagian integral
dari mesin). Kegunaan saringan udara adalah untuk membersihkan debu dari
udara yang disuplai ke mesin, juga semua ini dapat menimbulkan kenaikan
daya keluaran.

4 Sistem Pembuangan Gas


Termasuk peredam dan penyambungan saluran. Temperatur
pembuangan gas panasnya cukup tinggi, gas ini merupakan pemanas minyak
atau persediaan udara pada mesin. Peredam mengurangi kegaduhan suara.

(sumber: http://pembangkitanlistrik.wordpress.com)
Gambar 2.4 Sistem Pembuangan Gas Pada Diesel Generator
Keterangan:
1. Pompa air untuk pendingin mesin
2. Pompa air untuk pendinginan intercooler
3. Inter cooler (Alat pendingin udara yang telah dipanaskan)
4. Radiator
5. Thermostat
6. Bypass (jalan potong)
15

7. Saluran pengembalian lewat radiator


8. Kipas.

5 Sistem Pendinginan (Cooler System)


Termasuk pompa-pompa pendingin, menara pendingin, perawatan air
atau mesin penyaring dan sambungan pipa kerja. Kegunaan system
pendinginan adalah untuk meningkatkan panas dari mesin silinder yang
menyimpan temperature sislinder dalam tempat yang aman. Pompa
mengedarkan air melewati silinder dan kepala selubung mengangkut panas.
Sistem pendinginan membutuhkan sumber air, sebuah pompa dan tempat
untuk pembuangan air panas, penyebaran air oleh mesin pendingin ini seperti
dalam alat radiator, pendingin uap, menara pendingin, penyemprot dan
sebagainya.

6 Sistem Pelumasan (lube oil system)


Termasuk pompa minyak pelumas, tangki minyak, penyaring,
pendingin, alat pembersih dan sambungan pipa kerja. Fungsi sistem
pelumasan yaitu untuk mengurangi pergeseran dari bagian yang bergerak dan
mengurangi pemakaian dan sobekan bagian-bagian mesin.

(sumber: http://pembangkitanlistrik.wordpress.com)
Gambar 2.6 Sistem Pelumasan Pada Diesel Generator
16

Keterangan:
1. Bak minyak
2. Pompa pelumas
3. Pompa minyak pendingin
4. Pipa hisap
5. Pendingin minyak pelumas
6. Bypass-untuk pendingin
7. Saringan minyak pelumas
8. Katup by-pass untuk saringan
9. Pipa pembagi
10. Bearing poros engkol (lager duduk)
11. Bearing ujung besar (lager putar)
12. Bearing poros-bubungan
13. Sprayer atau nozzle penyemprot untuk pendinginan piston
14. Piston
15. Pengetuk tangkai
16. Tangkai penolak
17. Ayunan
18. Pemadat udara (sistem Turbine gas)
19. Pipa ke pipa penyemprot
20. Saluran pengembalian
7 Sistem Penggerak Mula
Termasuk aki, tangki hampa udara, starter sendiri dan sebagainya.
Fungsi sistem penggerak mula adalah menjalankan mesin. Sistem ini
memungkinkan mesin pada awalnya berputar dan berjalan sampai terjadi
pembakaran dan unit meninggalkannya untuk memperoleh daya (sumber :
http://pembangkitanlistrik.wordpress.com).

2.4 AMF dan ATS

Bila Anda memiliki backup power atau memiliki catu daya lebih dari
satu semisal anda menggunakan sumber dari PLN dan di Back-up oleh
17

Genset (generator-set) tentu sering sekali harus secara bergantian untuk


menggunakannya, pada kebiasaannya banyak menggunakan Handle Cam
Switch atau sering dinamakan COS (Change Over Switch) untuk memindah
kontak sumber daya tersebut, pada pabrik pabrik zaman dulu juga seringnya
menggunakan saklar cam untuk memindahkan daya.
Hal tersebut berarti di anggap secara manual dan membutuhkan
operator dalam mengoprasikan pemindah daya tersebut, dalam perkembangan
tekhnologi dunia elektrikal akhirnya merekayasa hal tersebut kemudian di
jalankan secara Automatic yang di singkat ATS ( Auto Transfer Swith ) yang
di fungsikan secara Automatic untuk memindahkan daya sesuai dengan
kebutuhan tanpa menggunakan tenaga manusia untuk mengoprasikannya,
pada kebiasaanya ATS akan di sertakan pula AMF (Automatic Main Failure)
atau sering di jelaskan sebagai kontrol kendali terhadap generator back-up
atau perintah kendali hidup mati mesin Generator, dalam beberapa jenis ATS
di bedakan menurut kapasitas daya yang di butuhkan atau berdasar Phasa dan
Ampere yang melalui panel tersebut, namun untuk perinsip kerjanya sama.
Jadi, AMF merupakan alat yang berfungsi menurunkan downtime dan
meningkatkan keandalan sistem catu daya listrik.
AMF dapat mengendalikan transfer Circuit Breaker (CB) atau alat
sejenis, dari catu daya utama (PLN) ke catu daya cadangan (genset) dan
sebaliknya, ATS merupakan pelengkap dari AMF dan bekerja secara bersama-
sama.
ATS atau Automatic Transfer Switch, yaitu proses pemindahan sumber
listrik yang satu ke sumber listrik yang lain secara bergantian sesuai perintah
pemrograman, ATS adalah pengembangan dari COS atau yang biasa disebut
secara jelas sebagai Change Over Switch, beda keduanya adalah terletak pada
sistim kerjanya, untuk ATS kendali kerja dilakukan secara otomatis,
sedangkan COS dikendalikan atau dioperasikan secara manual. Cara Kerja
AMF dan ATS: -Automatic Main Failure (AMF) dapat mengendalikan
transfer suatu alat dari suplai utama ke suplai cadangan atau dari suplai
18

cadangan ke suplai utama. AMF akan beroperasi saat catu daya utama (PLN)
padam dengan mengatur catu daya cadangan (genset).
AMF dapat mengatur genset beroperasi jika suplai utama dari PLN mati
dan memutuskan genset jika suplai utama dari PLN hidup lagi. Sistim kerja
panel ATS dan AMF yang sering kita temukan adalah kombinasi untuk
pertukaran sumber baik dari genset ke pln maupun sebaliknya, bilamana suatu
saat sumber listrik dari PLN tiba-tiba padam, maka AMF bertugas untuk
menjalankan diesel genset sekaligus memberikan proteksi terhadap sistim
genset, baik proteksi terhadap unit mesin/engine yang berupa pengamanan
terhadap gangguan rendahnya tekanan minyak pelumas (Low Oil Pressure)
maupun kondisi temperatur mesin serta media pendinginannya, dan juga
memberikan perlindungan terhadap unit Generatornya, baik berupa
pengamanan terhadap beban pemakaian yang berlebih maupun perlindungan
terhadap karakter listrik lain seperti tegangan maupun frequensi genset,
apabila parameter yang diamankan melebihi batasan normal/setting maka
tugas ATS adalah melepas hubungan arus listrik ke beban sedangkan AMF
bertugas untuk memberhentikan kerja mesin.
Apabila generator yang dijalankan beroperasi dengan baik, berikutnya
ATS bertugas memindahkan sambungan dari sebelumnya yang tersambung
dengan PLN dipindahkan secara otomatis ke sisi generator sehingga aliran
listrik bisa tersambung ke sisi pengguna.

2.5 UPS (Uninterruptible Power Supply)

Uninterruptible Power Supply (UPS) merupakan sistem penyedia daya


listrik yang sangat penting dan diperlukan sekaligus dijadikan sebagai
benteng dari kegagalan daya serta kerusakan sistem dan hardware. UPS akan
menjadi sistem yang sangat penting dan sangat diperlukan pada banyak
perusahaan penyedia jasa telekomunikasi, jasa informasi, penyedia jasa
internet dan banyak lagi. Dapat dibayangkan berapa besar kerugian yang
timbul akibat kegagalan daya listrik jika sistem tersebut tidak dilindugi
dengan UPS.
19

2.5.1 Fungsi Utama UPS


Secara umum, fungsi utama dari UPS antara lain adalah:
a) Dapat memberikan energi listrik sementara ketika terjadi kegagalan
daya pada listrik utama.
b) Memberikan kesempatan waktu yang cukup untuk segera
menghidupkan genset (sistem daya darurat) sebagai pengganti listrik utama.
c) Memberikan kesempatan waktu yang cukup untuk segera melakukan
backup data dan mengamankan sistem operasi (OS) dengan melakukan
shutdown sesuai prosedur ketika listrik utama padam.
d) Mengamankan sistem komputer dari gangguan-gangguan listrik yang
dapat mengganggu sistem komputer baik berupa kerusakan software, data
maupun kerusakan hardware.
e) UPS secara otomatis dapat melakukan stabilisasi tegangan ketika
terjadi perubahan tegangan pada input sehingga tegangan output yang
digunakan oleh sistem komputer berupa tegangan yang stabil.
f) UPS dapat melakukan diagnosa dan manajemen terhadap dirinya
sendiri sehingga memudahkan pengguna untuk mengantisipasi jika akan
terjadi gangguan terhadap sistem.
g) User friendly dan mudah dalam installasi.
h) User dapat melakukan kontrol UPS melalui jaringan LAN (Local
Area Network) dengan menambahkan beberapa accessories yang diperlukan.
i) Dapat diintegrasikan dengan jaringan internet.
j) Notifikasi jika terjadi kegagalan dengan melakukan setting software
UPS manajemen.
2.5.2 Jenis Jenis UPS Berdasarkan Cara Kerjanya
a) Line-interactive UPS

Pada UPS jenis ini diberi tambahan alat AVR (automatic voltage
regulator) yang berfungsi mengatur tegangan dari suplai daya ke peralatan.

b) On-line UPS
20

Pada UPS jenis ini terdapat 1 rectifier dan 1 inverter yang terpisah. Hal
ini lebih mahal apabila dibandingkan dengan dua jenis UPS lainnya. Dalam
keadaan gangguan, suplai daya ke rectifier akan diblok sehingga akan ada
arus DC dari baterai ke inverter yang kemudian diubah menjadi AC.

c) Off-line UPS

UPS jenis ini merupakan UPS paling murah diantara jenis UPS yang
lain. Karena rectifier dan inverter berada dalam satu unit. Dalam keadaan
gangguan, switch akan berpindah sehingga suplai daya dari suplai utama
terblok. Akibatnya akan mengalir arus DC dari baterai menuju inverter.

2.5.3 Komponen Komponen UPS


a) Baterai

Jenis baterai yang digunakan UPS umumnya berjenis lead-acid atau


jenis nikel-cadmium. Baterai ini umumnya mampu menjadi sumber tegangan
cadangan maksimal selama 30 menit.

b) Rectifier (penyearah)

Penyearah berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi arus DC dari


suplai listrik utama. Hal ini bermanfaat pada saat pengisian baterai.

c) Inverter

Kebalikan dari penyearah, inverter berfungsi untuk mengubah arus DC


dari baterai menjadi arus AC. Hal ini dilakukan pada saat baterai pada UPS
digunakan untuk memberikan tegangan ke komputer.

2.5.4 Cara Kerja UPS


UPS bekerja berdasar kepekaan tegangan. UPS akan menemukan
penyimpangan jalur voltase (linevoltage) misalnya, kenaikan tajam,
kerendahan, gelombang dan juga penyimpangan yang disebabkan oleh
pemakaian dengan alat pembangkit tenaga listrik yang murah. Karena gagal,
21

UPS akan berpindah ke operasi on-battery atau baterai hidup sebagai reaksi
kepada penyimpangan untuk melindungi bebannya (load). Jika kualitas listrik
kurang, UPS mungkin akan sering berubah ke operasi on-battery. Kalau
beban bisa berfungsi dengan baik dalam kondisi tersebut, kapasitas dan umur
baterai dapat bertahan lama melalui penurunan kepekaan UPS. Fungsi UPS
bukanlah sebagai pengganti sumber listrik, dalam pegertian anda dapat
menggunakan UPS untuk selamanya sebagai pengganti sumber listrik utama.
Waktu maksimal yang diberikan tergantung dari jenis baterai yang
dimilikinya. Umumnya waktu 15 30 menit sudah cukup baik.

Anda mungkin juga menyukai