VI
f. Tema
Tema adalah gagasan, ide, atau pikiran utama, yang digunakan
sebagai dasar dalam menuliskan cerita.
g. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada
pembaca melalui cerita yang dibuatnya.
B. MENULIS
1. Menulis dialog
Dialog atau percakapan adalah kegiatan berbahasa lisan antara dua
orang atau lebih. Dialog berisi tanya jawab yang terarah antara dua
orang atau lebih. Pertanyaan dan jawaban diajukan secara bergiliran.
Masalah dalam percakapan umumnya berupa persoalan-persoalan
ringan yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Langkah-langkah menyusun dialog atau percakapan antara lain:
a. Menentukan masalah atau tema pembicaraan
b. Menentukan orang-orang yang terlibat dalam percakapan
c. Menentukan susunan kalimatnya
d. Menggunakan pilihan kata yang tepat
2. Mengisi formulir
Formulir adalah lembar isian tentang informasi tertentu. Pengisian
formulir dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada pihak
yang membutuhkan.
Bagian-bagian formulir adalah sebagai berikut:
a. Bagian kepala
Berisi nama lembaga, alamat, nomor telepon
b. Bagian tubuh
Berisi keterangan yang harus diisi seperti:
1) Nama lengkap
2) Jenis kelamin
3) Tempat dan tanggal lahir
4) Agama
5) Pendidikan
6) Alamat
7) Keterangan lain
c. Bagian ekor
Berisi tempat dan tanggal pengisian, tanda tangan, dan nama jelas
pengisi.
Pengisian formulir harus benar, jelas, dan lengkap. Gunakan huruf
yang jelas, misalnya menggunakan huruf cetak. Hindarilah coret-
coretan, karena akan menimbulkan keraguan.
9. Ejaan
a. Menggunakan huruf kapital
1) Huruf Kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata
pada awal kalimat. Misalnya:
Dia mengantuk.
Apa maksudnya?
2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:
Adik bertanya, Kapan kita pulang?
Bapak menasihatkan, Berhati-hati, Nak!
3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan
nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya: Allah, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Qur'an, Weda, Islam,
Kristen.
Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya.
4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
keturunan, dan
keagamaan yang diikuti dengan nama orang.
Misalnya:
Mahaputra Yamin, Sultan Hasanudin, Haji Agus Salim, Imam Syafii,
Nabi Ibrahim.
5) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama
orang.
Misalnya:
Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
Tahun ini dia pergi naik haji.
6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau dipakai sebagai pengganti nama
orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru, Profesor
Supomo, Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara, Sekretaris
Jendral Departemen Pertanian, Gubernur Kalimantan Selatan
7) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan
pangkat yang tidak diikuti nama orang, instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?
Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.
8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya:
Amir Hamzah, Dewi Sartika, Wage Rudolf Supratman, Halim
Pernakusumah, Ampere.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
mesin diesel, 10 volt, 5 ampere
9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris
10) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku,
dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:
mengindonesiakan kata asing
keinggris-inggrisan
11) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
hari raya, dan
peristiwa bersejarah.
Misalnya:
tahun Hijriah, tarikh Masehi, bulan Agustus, bulan Maulid, hari Jumat,
hari Galungan,
hari Lebaran, hari Natal, Perang Candu, Prolamasi Kemerdekaan
Indonesia.
12) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf depan pertama peristiwa
bersejarah yang tidak dipakai sebagai nama.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
13) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gografi.
Misalnya:
Asia Tenggara, Banyuwangi, Bukit Barisan, Cirebon, Danau Toba,
Dataran Tinggi
Dieng, Gunung Semeru, Jalan Diponegoro, Jazirah Arab, Kali
Brantas, Lembah Baliem,
Ngarai Sianok, Pegunungan Jayawijaya, Selat Lombok, Tanjung
Harapan, Teluk
Benggala, Terusan Suez.
14) Huruf Kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi
yang tidak menjadi
unsur nama diri.
Misalnya:
berlayar ke teluk, mandi di kali, menyebrangi selat, pergi ke arah
tenggara.
15) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi
yang digunakan sebagai nama jenis.
Misalnya:
garam inggris, gula jawa, kacang bogor, pisang ambon
16) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama
negara, lembaga
pemerintahdan ketatanegaraan , serta nama dokumen resmi kecuali
kata seperti dan.
Misalnya:
Republik Indonesia; Majelis Permusyawaratan Rakyat; Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan; Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak;
Keputusan Rresiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972.
17) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan
nama resmi negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan,
serta nama dokumen resmi.
Misalnya:
menjadi sebuah republik, beberapa badan hukum, kerja sama antara
pemerintah dan rakyat, menurut undang-undang yang berlaku.
18) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk
ulang sempurna yang
terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,
serta dokumen resmi.
Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang-
Undang Dasar
Republik Indonesia, Rancangan Undang-Undang Kepegawaian.
19) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk
semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah,
surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan,
yang, untuk yang tidak terletak di posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.
20) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama
gelar, pangkat, dan
sapaan.
Misalnya:
Dr. Doktor
S.E. Sarjana Ekonomi
Sdr. Saudara
21) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kaka, adik, dan paman yang
dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya:
Kapan Bapak berangkat? tanya Harto.
Adik bertanya, Itu apa, Bu?
Surat Saudara sudah saya terima.
Silakan duduk, Dik! kata Ucok.
Besok Paman akan datang.
Mereka pergi ke rumah Pak Camat.
Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.
22) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacauan atau
penyapaan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
23) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya:
Sudahkah Anda mengerti apa yang saya sampaikan ?
Buku Anda telah saya kembalikan.
2) Tanda Koma ( , )
a) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
Misalnya :
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
Satu, dua, tiga !
b) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi,
melainkan.
Misalnya :
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.
c) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Misalnya :
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
d) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat apabia anak kalimat mengiringi induk kalimat.
Misalnya :
Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
Dia berpendapat bahwa soal itu tidak penting.
e) Tanda koma dipakai dibelakang kata atau ugkapan penghubung
antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya
oleh karena itu, jadi, meskipun, lagi pula, begitu, akan tetapi.
Misalnya :
Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
Jadi, soalnya tidaklah semudah itu.
f) Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh,
kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
Misalnya :
O, begitu ?
Wah, bukan main !
g) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain dalam kalimat.
Misalnya :
Kata ibu, Saya gembira sekali.
Saya gembira sekali, kata ibu, Karena kamu lulus.
h) Tanda koma dipakai diantara (i)nama alamat, (iii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama temapat dan wilayah
atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya :
Sdr. Hasan, Jalan Pisang Batu 1, Bogor.
Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Indonesia, Jalan Raya Salemaba 6, Jakarta.
Surabaya, 10 Mei 1960
i) Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya :
Alisjahbana, Sultan Takdir. 1945. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan
2. Djakarta : PT Pustaka Rakyat.
j) Tanda koma dipakai diantara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakanya dari singkatan nama keluarga dan
marga.
Misalnya:
Ratu Langi, S.E.
Ny. Khadijah, M.A.
k) Tanda koma di pakai di muka angka persepuluhan dan di antara
rupiah dan sen dalam bilangan.
Misalnya:
12,54 m
Rp12,50 (lambang Rp tidak pakai titik)
l) Tanda koma di pakai untuk mengapit keterangan tambahan dan
keterangan aposisi.
Misalnya:
Guru saya, pak Ahmad, pandai sekali.
Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang laki-laki makan sirih.
Seorang mahasiswa, selaku wakil kelompoknya, maju cepat-cepat.
m) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain dalam kalimat apabila petikan lansung tersebut berakhiran
dengan tanda tanya atau tanda seru dan mendahului bagian lain dalam
kalimat itu.
Misalnya:
Di mana Saudara tinggal? tanya Karim.
Berdiri lurus-lurus! perintahnya.
Misalnya:
Suku kata terdiri dari huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat
satu huruf saja pada ujung baris atau pangkal baris.
b) Kata hubung menyambung awalan dengan bagian kata di
belakangnya, atau akhiran dengan bagian di depanya pada pergantian
baris.
Misalnya:
Cara baru
meng-
ukur panas.
Cara baru
me-
ngukur kelapa.
Tanda ulang (.2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula,
dan tidak dipakai pada teks karangan.
d) Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan
bagian-bagian tanggal.
Misalnya:
p-a-n-i-t-i-a.
8-4-1973
e) Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian
yang terpisah oleh pergantian baris.
Misalnya:
ber-evolusi dengan be-revolusi
Dua puluh lima-ribuan (20X5000) dengan
dua puluh-lima-ribuan (1 x 25000)
Istri-perwira yang ramah dengan
istri perwira-yang-ramah.
f) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan berikutnya
yang dimulai dengan huruf kapital, (b) ke- dengan angka , (c) angka
dengan an- , dan (d) singkatan huruf kapital dengan imbuan atau kata.
Misalnya :
se-Indonesia
se-Jawa Bara
hadiah ke-2
tahun 50-an
ber-SMA
KTP-nya nomor 141693
Bom-H
g) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing.
Misalnya : di-charter, pen-tackle-an
6) Tanda Tanya ( ? )
a) Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya :
Kapan ia berangkat ?
Saudara tahu, bukan ?
b) Tanda tanya dipakai di antara tanda kurung untuk menyatakan bagian
kalimat yang disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya : Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
7) Tanda Seru ( ! )
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa
seruan atau perintah, atau yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
Misalnya :
Alangkah seramnya peristiwa itu !
Bersihkan kamar ini sekarang juga !
8) Tanda Petik ()
a) Tanda Petik mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. Kedua pasang tanda
petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.
Misalnya :
Sudah siap? tanya Awal.
Saya belum siap, seru Mira, Tunggu sebentar!
b) Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang masih kurang dikenal atau
kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya :
Karangan Andi Hakim Nasution yang berjudul Rapor dan Nilai
Prestasi di SMA diterbitkan dalam Tempo
Sajak Berdiri Aku terdapat pada halaman 5 buku itu.
Pekerjaannya itu dilaksanakannya dengan cara coba dan ralat saja.
Ia bercelana panjang yang dikalangan remaja dikenal dengan nama
cutbrai.
c) Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan
langsung.
Misalnya : Kata Tono, Saya juga minta satu.
d) Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan
dibelakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang
dipakai dengan arti khusus.
Misalnya :
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan si Hitam.
Bang Komar sering disebut pahlawan, ia sendiri tidak tahu
sebabnya.
Contoh :
Sampiran
Sampiran
contoh :
para hadirin (hadirin sudah jamak, tidak perlu para)
para bapak-bapak (bapak-bapak sudah jamak)
banyak siswa-siswa (banyak siswa)
saling pukul-memukul (pukul-memukul sudah bermakna saling)
agar supaya (agar bersinonim dengan supaya)
disebabkan karena (sebab bersinonim dengan karena)
3) Tidak memiliki subjek
contoh:
Buah mangga mengandung vitamin. (SPO) (benar)
Di dalam buah mangga terkandung vitamin. (KPS) (benar) ??
Di dalam buah mangga mengandung vitamin. (KPO) (salah)
4) Adanya kata depan yang tidak perlu
Perkembangan daripada teknologi informasi sangat pesat.
Kepada siswa kelas I berkumpul di aula.
Selain daripada bekerja, ia juga kuliah.
5) Salah nalar
waktu dan tempat dipersilahkan. (Siapa yang dipersilahkan)
Mobil Pak Dapit mau dijual. (Apakah bisa menolak?)
Silakan maju ke depan. (maju selalu ke depan)
Adik mengajak temannya naik ke atas. (naik selalu ke atas)
Pak, saya minta izin ke belakang. (toilet tidak selalu berada di
belakang)
Saya absen dulu anak-anak. (absen: tidak masuk, seharusnya
presensi)
Bola gagal masuk gawang. (Ia gagal meraih prestasi) (kata gagal
lebih untuk subjek bernyawa)
6) Kesalahan pembentukan kata
mengenyampingkan seharusnya mengesampingkan
menyetop seharusnya menstop
mensoal seharusnya menyoal
ilmiawan seharusnya ilmuwan
sejarawan seharusnya ahli sejarah
7) Pengaruh bahasa asing
Rumah di mana ia tinggal (the house where he lives )
(seharusnya tempat)
Sebab-sebab daripada perselisihan (cause of the quarrel) (kata
daripada dihilangkan)
Saya telah katakan (I have told) (Ingat: pasif persona) (seharusnya
telah saya katakan)
8) Pengaruh bahasa daerah
sudah pada hadir. (Jawa: wis padha teka) (seharusnya sudah hadir)
.. oleh saya. (Sunda: ku abdi) (seharusnya diganti dengan kalimat
pasif persona)
Jangan-jangan (Jawa: ojo-ojo) (seharusnya mungkin)
b. Kalimat utama
Paragraf merupakan gabungan kalimat yang dikendalikan oleh
kalimat topik atau kalimat utama. Kalimat utama sebaiknya sudah
merupakan pernyataan khusus, supaya pengembangan paragraf mudah
dikerjakan.
Kalimat utama dalam paragraf biasanya merupakan kalimat
topik, sedangkan kalimat-kalimat yang lain menjelaskan kalimat
utama atau disebut kalimat penjelas. Kalimat utama bersifat umum.
Kalimat utama dalam suatu paragraf biasanya terdapat di awal
paragraf (deduktif), di akhir (induktif), atau di awal dan di akhir
paragraf (deduktif-induktif/campuran). Dalam paragraf berjenis narasi
kalimat utama dapat tersebar di seluruh paragraf.
MEMBACA
A. Menentukan Isi Bacaan
1. Bacaan
Di dalam sebuah bacaan terdiri atas beberapa paragraf.
Paragraf-paragraf tersebut saling mendukung dalam
menjelaskan satu tema. Tema adalah sesuatu yang menjiwai
cerita atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita.
Paragraf adalah rangkaian kalimat yang disusun secara
sistematik dan logis sehingga membentuk aturan kesatuan
pokok bahasan. Setiap bacaan memuat pokok masalah yang
ingin disampaikan kepada pembaca. Isi bacaan terdapat dalam
paragraph pertama, kedua, ketiga atau paragraph yang lain. Isi
bacaan adalah inti masalah yang dibahas dalam bacaan. Cara
menentukan isi bacaan memerlukan ketelitian. Isi bacaan
meliputi beberapa hal sebagai berikut.
a. apa yang dibicarakan (apa),
b. berkaitan dengan orang yang ada dalam pembicaraan(siapa),
c. berkaitan dengan waktu(kapan),
d. berkaitan dengan tempat(di mana),
e. berkaitan dengan alas an(mengapa), dan
f. berkaitan dengan uraian peristiwa(bagaimana).
2. Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang disampaikan dengan
maksud mendapat jawaban berupa informasi, penjelasan, atau
pernyataan. Kalimat tanya ada beberapa macam, yaitu sebagai
berikut.
a. Kalimat Tanya Biasa
Salah satu ciri kalimat tanya adalah menggunakan kata tanya.
Kata tanya biasanya digunakan untuk pertanyaan yang
bertujuan meminta penjelasan atau menggali informasi.
b. Kalimat Tanya Retorik
Kalimat tanya retorik adalah kalimat tanya yang tidak
memerlukan jawaban atau tidak mengharuskan adanya
jawaban. Kalimat tanya retorik cenderung bersifat pernyataan
hanya untuk mencari perhatian atau bermaksud memberi
semangat, gugahan, atau kritik. Kalimat tanya retorik sering
digunakan dalam pidato-pidato atau orasi. Ciri-ciri kalimat
retorik.
(1) berbentuk pertanyaan dan penegasan,
(2) terkadang menggunakan kata tanya,
(3) tidak memerlukan jawaban,
(4) orang yang bertanya dan yang ditanya sama-sama mengetahui
jawabannya.
2. Kerangka Laporan
Kerangka laporan meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Pendahuluan
Berisi latar belakang sebuah kegiatan dilaksanakan.
b. Isi laporan
Berisi rincian kegiatan yang dilakukan beserta hasilnya.
Kegiatan yang dilaporkan lengkap dengan nama, tempat, waktu, dan
orang yang terlibat dalam kegiatan.
c. Penutup
Berisi kesimpulan dari laporan. Laporan diakhiri dengan identitas
pembuat laporan.