Anda di halaman 1dari 46

RINGKASAN MATERI BAHASA INDONESIA KELAS

VI

RINGKASAN MATERI BAHASA INDONESIA


A. MEMBACA
1. Menentukan isi bacaan
Untuk mengetahui pengetahuan seseorang tehadap isi bacaan yang
dibacanya, perlu adanya pertanyaan yang berhubungan dengan topik
bacaan dan jawaban dari pembaca teks mengenai topik dari bacaan itu.
Perhatikan ketentuan berikut!
a. Dalam membuat pertanyaan dari suatu bacaan kata yang umum
digunakan adalah apa (menanyakan benda), siapa (menanyakan
orang), mengapa (menanyakan sebab), dimana (menanyakan waktu),
dan bagaimana (menanyakan cara, hal, keadaan, dan sebagainya).
b. Dalam hal menjawab, suatu pertayaan, pembaca harus menggunakan
kaliamat yang sempurna, singkat, padat, jelas, dan berhubungan
dengan isi atau hal yang ditanyakan.

2. Menentukan unsur intrinsik dongeng


Prosa (cerpen,cernak, dongeng, novel) dibangun oleh dua unsur
penting yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik
merupakan unsur dalam yang yang membangun cerita(tokoh,
penokohan, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan tema), sedang
unsur ekstrinsik merupakan unsur yang berada di luar prosa yang ikut
mempengaruhi kehadiran karya tersebut (faktor sosial ekonomi, sosial
budaya, politik, agama, tata nilai yang dianut masyarakat).
Unsur intrinsik
a. Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa di dalam
cerita. Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaaan citra
tokoh di dalam cerita. Berkaitan dengan tokoh, dikenal tokoh utama
dan tokoh bawahan. Tokoh utama adalah tokoh yang senantiasa ada
dalam setiap peristiwa, banyak berhubungan dengan tokoh lain, dan
paling banyak terlibat dengan tema cerita. Adapun tokoh bawahan
adalah tokoh yang menjadi pelengkap dalam cerita.
b. Latar
Latar adalah unsur dalam suatu cerita yang menunjukkan di mana,
bagaimana, dan kapan peristiwa-peristiwa dalam cerita itu belangsung.
Latar ada tiga macam, yaitu: latar geografis, latar waktu, dan latar
sosial. Latar geografis adalah hal-hal yang berkaitan dengan tempat
kejadian dalam cerita. Latar waktu adalah hal-hal yang berkaitan
dengan masalah-masalah historis, sedangkan latar sosial adalah latar
yang berhubungan dengan kehidupan kemasyarakatan.
c. Alur
Alur adalah unsur yang berwujud jalinan peristiwa, yang
memperlihatkan kepaduan (koherensi) tertentu yang diwujudkan oleh
hubungan sebab-akibat, tokoh, tema, atau ketiganya.
d. Sudut Pandang
Sudut pandang dapat diartikan sebagai posisi pengarang terhadap
peristiwa-peristiwa di dalam cerita. Ada empat tipe sudut pandang,
yaitu: sudut pandang orang pertama sentral, sudut pandang orang
pertama sebagai pembantu, sudut pandang orang ketiga serba tahu,
dan sudut pandang orang ketiga terbatas.
Cerita dikategorikan menggunakan sudut pandang orang
pertama sentral apabila dalam tokoh sentralnya adalah pengarang
yang secara langsung terlibat di dalam cerita. Dalam mengantarkan
tokohnya pengarang menggunakan kata ganti aku, saya (orang
pertama).
Sudut pandang orang pertama sebagai pembantu adalah sudut
pandang yang menampilkan aku hanya menjadi pembantu yang
mengantarkan tokoh lain yang lebih penting.
Sudut pandang orang ketiga serba tahu, yaitu pengarang berada
di luar cerita dan menjadi pengamat yang tahu segalanya, bahkan
berdialog langsung dengan pembacanya. Di sini seolah-olah
pengarang bisa melukiskan ciri fisik dan perasaan tokoh secara
mendalam. Pengarang menggunakan kata ganti ia, dia, menyebut
nama orang (orang ketiga).
Sudut pandang orang ketiga terbatas ialah orang ketiga menjadi
pencerita yang terbatas hak ceritanya. Ia hanya menceritakan apa yang
menjadi ciri fisik tokoh yang menjadi tumpuan cerita tanpa
melukiskan perasaannya.
e. Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah cara khas dalam mengungkapkan pikiran atau
perasaan melalui bahasa dalam bentuk lisan atau tulisan.

f. Tema
Tema adalah gagasan, ide, atau pikiran utama, yang digunakan
sebagai dasar dalam menuliskan cerita.
g. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada
pembaca melalui cerita yang dibuatnya.

3. Menentukan isi laporan


Laporan adalah segala sesuatu yang dilaporkan dari seseorang atau
suatu badan hukum sehubungan dengan tugas yang dibebankan
kepadanya. Membaca laporan berarti membaca pemberitahuan hasil
dari suatu pengamatan. Laporan dibuat setelah mengadakan observasi
atau pengamatan. Topik laporan adalah pokok yang dibicaran dalam
laporan.
a. Fungsi laporan
(1) memberitahukan atau menjelaskan dasar penyusunan, kebijakan,
keputusan atau pemecahan masalah.
(2) memberitahukan atau menjelaskan pertanggungjawaban tugas dan
kegiatan.
(3) merupakan bahan untuk pendokumentasian.
(4) merupakan sumber informasi.
b. Tujuan laporan
(1) mengetahui kemajuan dan perkembangan suatu masalah.
(2) mengadakan pengawasan dan perbaikan.
(3) mengambil suatu keputusan yang lebih efektif.
c. Syarat pembuatan laporan
(1) menggunakan bahasa yang jelas, singkat, dan benar.
(2) mengemukakan isi laporan dengan lengkap dan sistematis.
(3) Didasari oleh fakta yang benar dan meyakinkan
(4) Menarik dan enak dibaca
d. Kerangka Laporan
(1) Pendahuluan
Berisi latar belakang kegiatan yang dilaksanakan
(2) Isi laporan
Berisi rincian kegiatan yang dilakukan beserta hasilnya. Kegiatan
yang dilaporkan lengkap dengan nama, tempat, waktu, dan orang yang
terlibat dalam kegiatan
(3) Penutup laporan
Berisi kesimpulan
(4) Laporan diakhiri dengan identitas pembuat laporan

4. Menentukan isi tersurat/tersirat dari rubrik yang dibaca


Rubrik adalah kepala karangan (ruang tetap) dalam surat kabar atau
majalah. Rubrik dalam surat kabar misalnya tajuk rencana, surat
pembaca, atau dongeng anak. Selain di surat kabar, rubrik juga dimuat
di majalah. Rubrik biasanya berisi usulan, kritik, saran, pertanyaan,
kegemaran, dll.

5. Memahami unsur intrinsik puisi


Puisi dapat didefinisikan sebagai sejenis bahasa yang menyampaikan
pesannya dengan lebih padat daripada pemakaian bahasa biasa.
Bahasa biasa lazimnya dipakai untuk mengomunikasikan informasi
atau dapat dikatakan sebagai bahasa praktis, sedangkan puisi sebagai
suatu karya sastra yang dikomunikasikan bukan informasi melainkan
cipta sastra membawakan semacam rasa dan persepsi tentang
kehidupan; memperluas dan mempertajam kontak-kontak kita dengan
pengalaman. Untuk memenuhi kebutuhan batin dan agar hidup lebih
bermakna, dengan kesadaran penuh ingin mengetahui pengalaman
orang lain serta memahami lebih baik lagi pengalaman kita sendiri.
Unsur-unsur Puisi
a. Tema; makna
Tema merupakan sesuatu yang menjadi pokok permasalahan bagi
penyair. Untuk memahami tema sebuah puisi, kita hendaknya
membaca puisi tersebut berulangulang dengan memperhatikan dan
menjelajahi makna kata yang terkandung dalam puisi tersebut.
Kita tidak cukup mendapatkan makna lugas yang tersurat dalam
puisi, tetapi juga memahami makna yang tersiratnya. Kedua makna
kata itu merupakan pintu masuk memahami makna utuh sebuah puisi.
Pengungkapan dalam puisi yang acuan maknanya bersifat
inderawi disebut citraan. Citraan perlu juga dipahami dalam rangka
memaknai puisi secara menyeluruh. Ada beberapa citraan yang
digunakan para penyair berdasarkan pencerapan inderanya terhadap
objek.
Berikut ini jenis citraan dan contohnya dalam puisi.
(1) citraan perasa
betapa dinginnya air sungai
Dinginya! Dinginnya!
(2) citraan visual
Lihatlah,
Betapa indahnya alam semesta ini
(3) citraan gerak
di luar angin berputar-putar
si anak meraba punggung dan pantatnya pukulan si bapak timbulkan
sendam
(4) citraan pendengaran
Sebuah bel kecil tergantung di jendela
Di bulan Juni berkeliling sepi
b. Rasa
Rasa adalah sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang
dikandung dalam puisi. Rasa merupakan dunia emosional yang
terdapat dalam puisi. Hubungan penyair terhadap permasalahan
tercermin dalam suasana puisi. Sikap ini akan menumbuhkan kesan
tertentu antara lain haru, murung, ceria, heroik, putus asa.
c. Nada
Nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca. Bagaimana penyair
menyikapi pembaca: doktriner, menghakimi, menggurui, menghasut,
atau menyindir dipengaruhi tempat lahirnya puisi tersebut.
d. Amanat; tujuan; maksud
Amanat adalah sesuatu yang menjadi tujuan sang penyair atau efek
tertentu yang didambakan penyair.

6. Menentukan unsur intrinsik drama anak-anak


Drama adalah suatu karya sastra yang bertujuan menggambarkan
kehidupan dengan menampilkan tikaian/konflik dan emosi lewat
lakuan dan dialog. Lazimnya dirancang untuk pementasan di
panggung. Drama dapat juga diartikan sebagai ragam sastra dalam
bentuk dialog yang dibuat untuk dipertunjukkan di atas pentas.
Jenis Drama
Berdasarkan bentuk dramatisnya, ada drama tragedi dan komedi.
Berdasarkan bentuk sastra cakupannya, ada drama prosa dan drama
puisi. Ditinjau dari kuantitas kata cakapannya, dikenal drama mini
kata, pantomim, dan drama kata.
Berdasarkan penonjolan unsur seninya, ada drama tablo, sendratari,
dan opera, sedangkan berdasarkan media pementasannya, terdapat
drama televisi, radio, drama pentas, drama baca.
Unsur-unsur dalam drama
Unsur dalam drama terdiri atas tokoh, alur, latar, dan tema.
a. Tokoh
Tokoh dalam drama digolongkan dalam beberapa jenis.
Berdasarkan peranannya, terdapat tokoh utama dan tokoh tambahan.
Berdasarkan fungsi tampilannya, dikenal tokoh protagonis, antagonis,
dan tritagonis. Berdasarkan pengungkapan wataknya, ada tokoh bulat
dan tokoh datar.
b. Alur
Alur drama adalah rangkaian peristiwa dalam sastra drama yang
mempunyai penekanan pada adanya hubungan sebab-akibat, yang
berupa jalinan peristiwa. Drama sebagai karya sastra lengkap,
umumnya mengandung delapan tahapan alur. Kedelapan tahapan alur
itu yaitu: eksposisi atau pemaparan, rangsangan, konflik, rumitan,
klimaks, kritis, leraian, dan penyelesaian. Untuk memahami drama,
kita harus melihatnya secara keseluruhan, tidak bisa hanya membaca
sinopsisnya saja.
c. Latar
Latar adalah segala sesuatu yang mengacu kepada keterangan
mengenai waktu, ruang, serta suasana peristiwanya. Latar pada drama
dalam pementasan biasanya dibuat panggung yang dihiasi dengan
dekorasi, seni lukis, tata panggung, seni patung, tata cahaya, dan tata
suara.

7. Menentukan makna denah


Denah adalah gambar yang menunjukkan letak kota, jalan, rumah,
bangunan-bangunan dan lain-lain. Denah sangat diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya denah pameran, lokasi sebuah alamat,
dan sebagainya. Denah juga diperlukan ketika seorang akan
membangun rumah. Dengan denah itu, tata letak dan ukuran ruangan-
ruangan rumah akan lebih terencana.

B. MENULIS
1. Menulis dialog
Dialog atau percakapan adalah kegiatan berbahasa lisan antara dua
orang atau lebih. Dialog berisi tanya jawab yang terarah antara dua
orang atau lebih. Pertanyaan dan jawaban diajukan secara bergiliran.
Masalah dalam percakapan umumnya berupa persoalan-persoalan
ringan yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Langkah-langkah menyusun dialog atau percakapan antara lain:
a. Menentukan masalah atau tema pembicaraan
b. Menentukan orang-orang yang terlibat dalam percakapan
c. Menentukan susunan kalimatnya
d. Menggunakan pilihan kata yang tepat

2. Mengisi formulir
Formulir adalah lembar isian tentang informasi tertentu. Pengisian
formulir dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada pihak
yang membutuhkan.
Bagian-bagian formulir adalah sebagai berikut:
a. Bagian kepala
Berisi nama lembaga, alamat, nomor telepon
b. Bagian tubuh
Berisi keterangan yang harus diisi seperti:
1) Nama lengkap
2) Jenis kelamin
3) Tempat dan tanggal lahir
4) Agama
5) Pendidikan
6) Alamat
7) Keterangan lain
c. Bagian ekor
Berisi tempat dan tanggal pengisian, tanda tangan, dan nama jelas
pengisi.
Pengisian formulir harus benar, jelas, dan lengkap. Gunakan huruf
yang jelas, misalnya menggunakan huruf cetak. Hindarilah coret-
coretan, karena akan menimbulkan keraguan.

3. Menggunakan kata depan


Kata depan merupakan kata yang bertugas merangkaikan kata atau
bagian kalimat. Kata depan biasanya terletak di depan kata benda.
Kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di
dalam
gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti
kepada dan daripada.
Berikut ini contoh kata depan dan fungsinya:
Kata Depan Fungsi
dari menandai hubungan asal, arah dari
dengan menandai hubungan kesertaan atau
di menandai hubungan tempat berada
ke menandai hubungan arah menuju s
oleh menandai hubungan pelaku atau ya
pada menandai hubungan tempat atau wa
sejak menandai hubungan waktu dari s
yang lain
bagi, untuk, buat, dan guna menandai hubungan peruntukan

karena, sebab menandai hubungan sebab (penyeb

4. Menyusun kalimat majemuk


Kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung
dua pola kalimat atau lebih. Kalilmat majemuk terbagi menjadi dua
jenis, yaitu kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
a. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang unsur-unsurnya
memiliki hubungan setara atau sederajat. Kalimat majemuk setara
tidak memiliki anak kalimat. Kalimat majemuk setara ditandai dengan
konjungsi atau kata hubung lalu, dan, kemudian, atau, tetapi,
sedangkan.
Contoh :
Penggabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal sehingga kalimat
yang baru mengandung dua atau lebih pola kalimat.
Kakak menyapu lantai (kalimat tunggal I)
Ibu memasak di dapur (kalimat tunggal II)
Kakak menyapu lantai dan ibu memasak di dapur.
b. Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang unsur-
unsurnya tidak sederajat. Sebuah kalimat tunggal yang bagian-
bagiannya diperluas sedemikian rupa sehingga perluasan itu
membentuk satu atau lebih pola kalimat baru, di samping pola yang
sudah ada. Salah satu unsurnya berfungsi sebagai induk kalimat, dan
unsur yang lain sebagai anak kalimat. Kalimat majemuk bertingkat
ditandai oleh konjungsi antara lain sejak, ketika, agar, karena, atau
seandainya.
Misalnya:
Adik bermain boneka. (kalimat tunggal)
Gadis kecil berpita merah itu sedang bermain bola. (subjek pada
kalimat pertama diperluas)
Ayah berangkat ke Surabaya ketika aku

5. Menulis petunjuk pemakaian


Petunjuk adalah sesuatu tanda untuk menunjukkan atau memberi tahu.
Pemakaian adalah proses, cara, atau penggunaan. Petunjuk pemakaian
adalah suatu tanda untuk menunjukkan dalam penggunaan. Kamu
harus mengetahui petunjuk pemakaian sebelum menggunakan agar
kamu dapat menggunakan secara baik dan benar.
Agar benar-benar dapat memudahkan, petunjuk tersebut harus
memenuhi syarat- syarat sebagai berikut.
a. Jelas
Yang dimaksud jelas adalah tidak membingungkan dan mudah diikuti.
Hal ini menyangkut masalah pilihan kata atau bahasa yang digunakan
serta keruntutan uraiannya. Penggunaan nomor untuk membedakan
langkah yang satu dan langkah berikutnya juga dapat lebih
memperjelas petunjuk. Selain itu, kejelasan juga dapat dicapai dengan
menggunakan istilah-istilah yang lazim.
b. Logis
Syarat logis ini terutama berkaitan dengan urutan penjelasan. Urutan
yang sistematis dapat menghindarkan dari kesalahan atau
ketumpangtindihan dalam melakukan sesuatu.
c. Singkat
Singkat berarti hanya mencantumkan hal-hal yang penting saja, tidak
ada yang berulang, dan sudah mencukupi keseluruhan proses yang
dibutuhkan.
d. Menggunakan kalimat perintah

Coba kamu perhatikan petunjuk pemakaian obat berikut ini!

1) Obat diminum 3 kali sehari


2) Obat diminum setelah makan
3) Minum obat dengan duduk tenang
4) Harus dengan resep dokter
Setelah minum obat, barulah dapat beristirahat. Tidak boleh terlalu
capek karena dapat menghalangi kerja obat.
6. Menggunakan sinonim dan antonim
a. Sinonim
Sinonim ialah dua kata atau lebih yang memiliki makna yang sama
atau hampir sama.
Contoh:
yang sama maknanya
sudah - telah
sebab - karena
amat - sangat
yang hampir sama maknanya
untuk bagi buat guna
cinta kasih sayang
melihat mengerling menatap menengok
b. Antonim
Antonim ialah kata-kata yang berlawanan maknanya/ oposisi.
Contoh:
besar >< kecil
ibu >< bapak
bertanya >< menjawab

7. Menggunakan imbuhan (afik)


a. Prefiks (Awalan) : be-, pe-, me(N)-, di-, te-, se-, pe(N)-, ke-
b. Infiks (Sisipan) : -el-, -em-, -er-, -in-(?)
c. Sufiks (Akhiran) : -kan, -i, -an
d. Konfiks (Gabungan imbuhan) : ber-kan, ber-an, peran, pe an, per-i,
me-kan, Me-i, memper-, memperkan, memper-i, ter-kan, ter-i,

Rumus Pembentukan Kata


a. Ketahui/pastikan bentuk dasarnya
b. Ketahui/pastikan bentuk terikat yang mengimbuhinya
kontrakkan : kontrak + -kan
kontrakan : kontra + -kan

Untuk menentukan makna imbuhan dengan mudah, dapat dilakukan


dengan cara berikut:
a. Gantilah imbuhan yang ditanyakan dengan tanda titik-titik.
b. Isilah titik-titik tersebut dengan kata yang sesuai dengan makna
kalimat asal.
c. Dalam pengisian, bentuk dasar kadang-kadang perlu ditambah
imbuhan.
Contoh:
Apa makna imbuhan me-kan pada Upaya meninggikan tanggul sudah
dikerjakan?
Langkah 1:
Upaya tinggi tanggul sudah dikerjakan.
Langkah 2:
Upaya membuat tanggul jadi tinggi sudah dikerjakan.
Jadi makna me-kan pada kalimat di atas: membuat jadi
8. Menyusun paragraf
Paragraf merupakan susunan beberapa kalimat yang terjalin secara
utuh dan padu yang di dalamnya memuat satu gagasan utama. Yang
tidak boleh dilupakan dalam pengembangan paragraf adalah koherensi
antarkalimat maupun ide dengan panduan kohesi yang tepat. Kalau hal
itu diperhatikan, tidak ada paragraf yang memiliki kalimat dengan ide
lain. Kalimat seperti itu hendaknya dibuang karena dapat
mengacaukan kepaduan ide. Kalimat seperti itu biasa disebut kalimat
sumbang atau tidak padu.
Syarat pembentukan paragraf yang baik :
a. Prinsip kesatuan (unity) : maksudnya setiap paragraf sebaiknya
mengandung satu gagasan pokok.
b. Prinsip kepaduan/koherensi : setiap paragraf haruslah merupakan
kumpulan kalimat yang saling berhubungan secara padu, tidak berdiri
sendiri atau terlepas satu sama lain.
c. Kelengkapan : Dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat
penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik.
Dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya
diperluas dengan pengulangan-pengulangan

Berdasarkan letak kalimat utama paragraf dapat dibedakan


sebagai berikut:
a. Paragraf deduktif
1) Letak kalimat utama di awal paragraf
2) Dimulai dengan pernyataan umum disusun dengan uraian atau
penjelasan khusus.
b. Paragraf induktif
1) Letak kalimat utama di akhir paragraf.
2) Diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan
pernyataan umum.
c. Paragraf campuran
1) Letak kalimat utama di awal dan di akhir paragraf
2) Kalimat utama yang terletak di akhir bersifat penegasan kembali,
dengan susunan kalimat yang agak berbeda.

9. Ejaan
a. Menggunakan huruf kapital
1) Huruf Kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata
pada awal kalimat. Misalnya:
Dia mengantuk.
Apa maksudnya?
2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:
Adik bertanya, Kapan kita pulang?
Bapak menasihatkan, Berhati-hati, Nak!
3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan
nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya: Allah, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Qur'an, Weda, Islam,
Kristen.
Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya.
4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
keturunan, dan
keagamaan yang diikuti dengan nama orang.
Misalnya:
Mahaputra Yamin, Sultan Hasanudin, Haji Agus Salim, Imam Syafii,
Nabi Ibrahim.
5) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama
orang.
Misalnya:
Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
Tahun ini dia pergi naik haji.
6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau dipakai sebagai pengganti nama
orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru, Profesor
Supomo, Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara, Sekretaris
Jendral Departemen Pertanian, Gubernur Kalimantan Selatan
7) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan
pangkat yang tidak diikuti nama orang, instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?
Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.
8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya:
Amir Hamzah, Dewi Sartika, Wage Rudolf Supratman, Halim
Pernakusumah, Ampere.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
mesin diesel, 10 volt, 5 ampere
9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris
10) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku,
dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:
mengindonesiakan kata asing
keinggris-inggrisan
11) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
hari raya, dan
peristiwa bersejarah.
Misalnya:
tahun Hijriah, tarikh Masehi, bulan Agustus, bulan Maulid, hari Jumat,
hari Galungan,
hari Lebaran, hari Natal, Perang Candu, Prolamasi Kemerdekaan
Indonesia.
12) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf depan pertama peristiwa
bersejarah yang tidak dipakai sebagai nama.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
13) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gografi.
Misalnya:
Asia Tenggara, Banyuwangi, Bukit Barisan, Cirebon, Danau Toba,
Dataran Tinggi
Dieng, Gunung Semeru, Jalan Diponegoro, Jazirah Arab, Kali
Brantas, Lembah Baliem,
Ngarai Sianok, Pegunungan Jayawijaya, Selat Lombok, Tanjung
Harapan, Teluk
Benggala, Terusan Suez.
14) Huruf Kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi
yang tidak menjadi
unsur nama diri.
Misalnya:
berlayar ke teluk, mandi di kali, menyebrangi selat, pergi ke arah
tenggara.
15) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi
yang digunakan sebagai nama jenis.
Misalnya:
garam inggris, gula jawa, kacang bogor, pisang ambon
16) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama
negara, lembaga
pemerintahdan ketatanegaraan , serta nama dokumen resmi kecuali
kata seperti dan.
Misalnya:
Republik Indonesia; Majelis Permusyawaratan Rakyat; Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan; Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak;
Keputusan Rresiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972.
17) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan
nama resmi negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan,
serta nama dokumen resmi.
Misalnya:
menjadi sebuah republik, beberapa badan hukum, kerja sama antara
pemerintah dan rakyat, menurut undang-undang yang berlaku.
18) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk
ulang sempurna yang
terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,
serta dokumen resmi.
Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang-
Undang Dasar
Republik Indonesia, Rancangan Undang-Undang Kepegawaian.
19) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk
semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah,
surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan,
yang, untuk yang tidak terletak di posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.
20) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama
gelar, pangkat, dan
sapaan.
Misalnya:
Dr. Doktor
S.E. Sarjana Ekonomi
Sdr. Saudara
21) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kaka, adik, dan paman yang
dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya:
Kapan Bapak berangkat? tanya Harto.
Adik bertanya, Itu apa, Bu?
Surat Saudara sudah saya terima.
Silakan duduk, Dik! kata Ucok.
Besok Paman akan datang.
Mereka pergi ke rumah Pak Camat.
Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.
22) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacauan atau
penyapaan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
23) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya:
Sudahkah Anda mengerti apa yang saya sampaikan ?
Buku Anda telah saya kembalikan.

b. Penulisan tanda baca


1) Tanda Titik
a) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan.
Misalnya :
Ayah tinggal di Solo.
Biarlah mereka duduk disana.
b) Tanda titik dipakai untuk singkatan nama orang.
Misalnya :
A.S. Kramawijaya
Muh. Feedayen
c) Tanda titik dipakai pada akhir singkatan atau gelar, jabatan, pangkat,
dan sapaan. Misalnya :
Dr. Doktor
Kol. Kolonel
Prof. Profesor
S.E Sarjana Ekonomi
d) Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sangat
umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya
dipakai satu tanda titik. Misalnya :
a.n. atas nama
Yth. Yang terhormat
e) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
yang menunjukan waktu.
Misalnya :
pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
f) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik
yang menunjukan jangka waktu.
Misalnya : 1.35.20 jam (1 jam, 35 lewat, 20 detik)
g) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angak ribuan, jutaan, dan
seterusnya yang tidak menunjukan jumlah.
Misalnya :
Ia lahir pada tahun 1950 di Bandung.
Nomor gironya 045678. (Tanda titik di sini mengakhiri kalimat).
h) Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf
awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, atau yang terdapat
dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Misalnya :
UUD Undang Undang Dasar
sekjen sekretaris janderal
i) Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan
ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
Misalnya:
TNT Trinitrotoluen
Cm Sentimeter
L Liter
Kg Kilogram
j) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan atau kepala ilutrasi, tabel dan sebagainya.\
Misalnya :
Acara Kunjugan Adam Malik
Bentuk dan Kedaulatan ( Bab I UUD 45)
Salah Asuhan
k) Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal
surat atau nama dan penerima surat.
Misalnya :
1 April 1973
Yth. Sdr. Moh. Hanafi
Jalan Pemuda 43 Yogyakarta
Kantor Penempatan Tenaga Kerja
Jalan Cikini 71 Jakarta

2) Tanda Koma ( , )
a) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
Misalnya :
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
Satu, dua, tiga !
b) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi,
melainkan.
Misalnya :
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.
c) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Misalnya :
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
d) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat apabia anak kalimat mengiringi induk kalimat.
Misalnya :
Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
Dia berpendapat bahwa soal itu tidak penting.
e) Tanda koma dipakai dibelakang kata atau ugkapan penghubung
antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya
oleh karena itu, jadi, meskipun, lagi pula, begitu, akan tetapi.
Misalnya :
Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
Jadi, soalnya tidaklah semudah itu.
f) Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh,
kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
Misalnya :
O, begitu ?
Wah, bukan main !
g) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain dalam kalimat.
Misalnya :
Kata ibu, Saya gembira sekali.
Saya gembira sekali, kata ibu, Karena kamu lulus.
h) Tanda koma dipakai diantara (i)nama alamat, (iii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama temapat dan wilayah
atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya :
Sdr. Hasan, Jalan Pisang Batu 1, Bogor.
Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Indonesia, Jalan Raya Salemaba 6, Jakarta.
Surabaya, 10 Mei 1960
i) Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya :
Alisjahbana, Sultan Takdir. 1945. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan
2. Djakarta : PT Pustaka Rakyat.
j) Tanda koma dipakai diantara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakanya dari singkatan nama keluarga dan
marga.
Misalnya:
Ratu Langi, S.E.
Ny. Khadijah, M.A.
k) Tanda koma di pakai di muka angka persepuluhan dan di antara
rupiah dan sen dalam bilangan.
Misalnya:
12,54 m
Rp12,50 (lambang Rp tidak pakai titik)
l) Tanda koma di pakai untuk mengapit keterangan tambahan dan
keterangan aposisi.
Misalnya:
Guru saya, pak Ahmad, pandai sekali.
Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang laki-laki makan sirih.
Seorang mahasiswa, selaku wakil kelompoknya, maju cepat-cepat.
m) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain dalam kalimat apabila petikan lansung tersebut berakhiran
dengan tanda tanya atau tanda seru dan mendahului bagian lain dalam
kalimat itu.
Misalnya:
Di mana Saudara tinggal? tanya Karim.
Berdiri lurus-lurus! perintahnya.

3) Tanda Titik Koma ( ; )


a) Tanda titik koma dapat di pakai untuk memisahkan bagian-bagian
kalimat yang sejenis dan setara.
Misalnya:
Malam makin larut, kami belum selesai juga.
b) Tanda titik koma dapat di pakai untuk memisahkan kalimat yang
setara dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata
penghubung.
Misalnya:
Ayah mengurus tanaman di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik
menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik
mendengarkan siaran pilihan pendengar

4) Tanda Titik Dua ( : )


a) Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti
rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
Yang kita perlukan sekarang adalah barang-barang seperti berikut: kursi,
meja, dan almari.
b) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
Misalnya:
tempat sidang : Ruang 104
pengantar acara : Bambang S.
hari : Senin
c) Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Ibu : Bawa kopor ini, Mir!
Amir : Baik, Bu
Ibu : Jangan lupa. Letakkan baik baik!
d) Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu
merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya:
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.

5) Tanda Hubung (-)


a) Kata penghubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah
oleh pergantian baris.
Ada kata ba-
ru juga

Misalnya:

Suku kata terdiri dari huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat
satu huruf saja pada ujung baris atau pangkal baris.
b) Kata hubung menyambung awalan dengan bagian kata di
belakangnya, atau akhiran dengan bagian di depanya pada pergantian
baris.
Misalnya:
Cara baru
meng-
ukur panas.
Cara baru
me-
ngukur kelapa.

Akhiran i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja


pada pangkal baris.
c) Tanda hubung
Menghubungkan unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
anak-anak
berulang-ulang
dibolak-balik
kemerah-merahan

Tanda ulang (.2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula,
dan tidak dipakai pada teks karangan.
d) Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan
bagian-bagian tanggal.
Misalnya:
p-a-n-i-t-i-a.
8-4-1973
e) Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian
yang terpisah oleh pergantian baris.
Misalnya:
ber-evolusi dengan be-revolusi
Dua puluh lima-ribuan (20X5000) dengan
dua puluh-lima-ribuan (1 x 25000)
Istri-perwira yang ramah dengan
istri perwira-yang-ramah.
f) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan berikutnya
yang dimulai dengan huruf kapital, (b) ke- dengan angka , (c) angka
dengan an- , dan (d) singkatan huruf kapital dengan imbuan atau kata.
Misalnya :
se-Indonesia
se-Jawa Bara
hadiah ke-2
tahun 50-an
ber-SMA
KTP-nya nomor 141693
Bom-H
g) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing.
Misalnya : di-charter, pen-tackle-an
6) Tanda Tanya ( ? )
a) Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya :
Kapan ia berangkat ?
Saudara tahu, bukan ?
b) Tanda tanya dipakai di antara tanda kurung untuk menyatakan bagian
kalimat yang disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya : Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).

7) Tanda Seru ( ! )
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa
seruan atau perintah, atau yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
Misalnya :
Alangkah seramnya peristiwa itu !
Bersihkan kamar ini sekarang juga !

8) Tanda Petik ()
a) Tanda Petik mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. Kedua pasang tanda
petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.
Misalnya :
Sudah siap? tanya Awal.
Saya belum siap, seru Mira, Tunggu sebentar!
b) Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang masih kurang dikenal atau
kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya :
Karangan Andi Hakim Nasution yang berjudul Rapor dan Nilai
Prestasi di SMA diterbitkan dalam Tempo
Sajak Berdiri Aku terdapat pada halaman 5 buku itu.
Pekerjaannya itu dilaksanakannya dengan cara coba dan ralat saja.
Ia bercelana panjang yang dikalangan remaja dikenal dengan nama
cutbrai.
c) Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan
langsung.
Misalnya : Kata Tono, Saya juga minta satu.
d) Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan
dibelakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang
dipakai dengan arti khusus.
Misalnya :
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan si Hitam.
Bang Komar sering disebut pahlawan, ia sendiri tidak tahu
sebabnya.

9) Tanda Garis Miring ( / )


a) Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat
Misalnya : No. 7/PK/1973
b) Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per, atau
nomor alamat.
Misalnya :
mahasiswa/mahasiswi
harganya Rp 15,00/lembar
jalan daksinapati IV/3

10. Menulis/melengkapi pantun


Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris,
tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2
baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri
dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki danjenaka.

Contoh :
Sampiran

(1) Ramai orang bersorak-sorak

(2) Menepuk gendang dengan rebana


Isi

(3) Alangkah besarnya hati awak

(4) Mendapat baju dengan celana

Sampiran

(1) Kemumu di tengah pekan

(2) Dihembus angin jatuh ke bawah


Isi
(3) Ilmu yang tidak diamalkan

(4) Bagai pohon tidak berbuah

11. Menyusun kalimat


a. Kalimat efektif dan kalimat tidak efektif
1) Kalimat efektif
Kalimat efektif adalah kalimat berisikan gagasan pembicara atau
penulis secara singkat, jelas, dan tepat.
Jelas : berarti mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Singkat : hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata.
Tepat : sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.
2) Kalimat tidak efektif
Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau
mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada kalimat efektif.
Sebab-sebab ketidakefektifan kalimat
1) kontaminasi= merancukan 2 struktur benar 1 struktur salah
contoh:
diperlebar, dilebarkan
diperlebarkan (salah)
memperkuat, menguatka
memperkuatkan (salah)
sangat baik, baik sekali
sangat baik sekali (salah)
saling memukul, pukul-memukul
saling pukul-memukul (salah)
Di sekolah diadakan pentas seni.
Sekolah mengadakan pentas seni. (salah)

2) Pleonasme= berlebihan, tumpang tindih

contoh :
para hadirin (hadirin sudah jamak, tidak perlu para)
para bapak-bapak (bapak-bapak sudah jamak)
banyak siswa-siswa (banyak siswa)
saling pukul-memukul (pukul-memukul sudah bermakna saling)
agar supaya (agar bersinonim dengan supaya)
disebabkan karena (sebab bersinonim dengan karena)
3) Tidak memiliki subjek
contoh:
Buah mangga mengandung vitamin. (SPO) (benar)
Di dalam buah mangga terkandung vitamin. (KPS) (benar) ??
Di dalam buah mangga mengandung vitamin. (KPO) (salah)
4) Adanya kata depan yang tidak perlu
Perkembangan daripada teknologi informasi sangat pesat.
Kepada siswa kelas I berkumpul di aula.
Selain daripada bekerja, ia juga kuliah.
5) Salah nalar
waktu dan tempat dipersilahkan. (Siapa yang dipersilahkan)
Mobil Pak Dapit mau dijual. (Apakah bisa menolak?)
Silakan maju ke depan. (maju selalu ke depan)
Adik mengajak temannya naik ke atas. (naik selalu ke atas)
Pak, saya minta izin ke belakang. (toilet tidak selalu berada di
belakang)
Saya absen dulu anak-anak. (absen: tidak masuk, seharusnya
presensi)
Bola gagal masuk gawang. (Ia gagal meraih prestasi) (kata gagal
lebih untuk subjek bernyawa)
6) Kesalahan pembentukan kata
mengenyampingkan seharusnya mengesampingkan
menyetop seharusnya menstop
mensoal seharusnya menyoal
ilmiawan seharusnya ilmuwan
sejarawan seharusnya ahli sejarah
7) Pengaruh bahasa asing
Rumah di mana ia tinggal (the house where he lives )
(seharusnya tempat)
Sebab-sebab daripada perselisihan (cause of the quarrel) (kata
daripada dihilangkan)
Saya telah katakan (I have told) (Ingat: pasif persona) (seharusnya
telah saya katakan)
8) Pengaruh bahasa daerah
sudah pada hadir. (Jawa: wis padha teka) (seharusnya sudah hadir)
.. oleh saya. (Sunda: ku abdi) (seharusnya diganti dengan kalimat
pasif persona)
Jangan-jangan (Jawa: ojo-ojo) (seharusnya mungkin)

b. Kalimat utama
Paragraf merupakan gabungan kalimat yang dikendalikan oleh
kalimat topik atau kalimat utama. Kalimat utama sebaiknya sudah
merupakan pernyataan khusus, supaya pengembangan paragraf mudah
dikerjakan.
Kalimat utama dalam paragraf biasanya merupakan kalimat
topik, sedangkan kalimat-kalimat yang lain menjelaskan kalimat
utama atau disebut kalimat penjelas. Kalimat utama bersifat umum.
Kalimat utama dalam suatu paragraf biasanya terdapat di awal
paragraf (deduktif), di akhir (induktif), atau di awal dan di akhir
paragraf (deduktif-induktif/campuran). Dalam paragraf berjenis narasi
kalimat utama dapat tersebar di seluruh paragraf.

12. Menulis pengumuman


Pengumuman adalah pesan atau informasi yang disampaikan
kepada umum/publik. Tujuan pengumuman adalah menyampaikan
sesuatu agar diketahui masyarakat (publik). Pengumuman berbeda
dengan iklan. Pengumuman hanya menyampaikan pesan atau
informasi agar diketahui masyarakat. Selain itu, pengumuman berguna
untuk kepentingan umum. Iklan tidak hanya bertujuan memberi tahu
sesuatu kepada masyarakat. Akan tetapi, iklan juga berupaya agar
orang tertarik, kemudian membeli apa yang disampaikan dalam iklan.
Pengumuman terdiri atas dua macam, yaitu pengumuman resmi dan
pengumuman tidak resmi.
Pengumuman yang baik mengunakan baghasa yang singkat,
padat, mudah dipahami isinya. Bahasa yang singkat berarti bahsa itu
ringkas, tidak berbelit-belit. Bahasa pengumuman harus padat,
maksudnya ada kepaduan bentuk paragraf, terdapat hubungan erat
antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah
paragraf.

Pengumuman harus memuat


a. Kepada siapa pengumuman itu ditujukan atau sasaran pengumuman
b. Isi pengumuman
c. Tempat dan tanggal pengumuman dibuat
d. Pembuat pengumuman
13. Menulis iklan
Iklan adalah pemberitahuan kepada khalayak umum yang bertujuan
untuk menawarkan, membujuk, dan memakai produk yang
ditawarkan. Produk yang ditawarkan biasanya berupa barang dan jasa.
Iklan umumnya disampaikan di media massa berupa televisi, radio,
koran, majalah, reklame, dan sebagainya. Iklan memiliki ciri yaitu :
mudah dipahami, menarik, membut penasaran, singkat, jelas, padat,
dan jujur.
Contoh kalimat iklan yang sesuai dengan ilustrasi gambar:
Kelezatan ANEKA OLAHAN GURAMEH yang tiada duanya hanya
di Rumah Makan Ngangeni, Jalan Kaliurang KM. 2 Yogyakarta.

14. Menulis teks pidato


a. Menyusun kerangka
Sebagaimana karangan biasa, penyusunan naskah pidato hendaknya
didahului dengan pembuatan kerangka.
Adapun kerangka umum pidato adalah sebagai berikut:
1) Pendahuluan
Bagian ini antara lain berisi salam dan ucapan syukur. Pada bagian ini
disampaikan pula pengantar ke arah isi pokok, misalnya dengan
pernyataan Pada kesempatan ini izinkan saya untuk menyampaikan
tentang pentingnya makna peringatan Hari Aids Sedunia.
2) Isi pokok
Bagian ini berisi uraian atas isi pokok. Uraian hendaknya disusun
dengan pola induktif (simpulan diperoleh berdasarkan analisis atas
data-data atau bukti).
3) Penutup
Bagian ini berisi penegasan kembali simpulan, harapan atau ajakan
untuk melakukan sesuatu, permohonan maaf, dan salam.

b. Menguraikan kerangka menjadi naskah lengkap


Dalam bagian ini, penulis harus cermat dalam memilih data,
menggunakan kosa kata, dan menggunakan sapaan serta salam yang
tepat. Untuk memisahkan antarbagian, penulis pidato dapat
menyisipkan sapaan (misalnya, Para peserta upacara yang saya
hormati, Hadirin yang saya muliakan). Sapaan ini sangat berguna
untuk mengurangi kepenatan pendengar dalam menyimak pidato.

15. Menulis surat


Surat adalah suatu sarana komunikasi yang digunakan untuk
menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain.
Informasi yang disampaikan itu dapat berupa pemberitahuan,
pernyataan, perintah, permintaan, atau laporan. Hubungan yang terjadi
antara pihak-pihak itu disebut surat-menyurat atau korespondensi.
Dengan kata lain, surat-menyurat itu merupakan salah satu kegiatan
berbahasa yang dilakukan dalam komunikasi tertulis.
Isi Surat
Secara garis besar isi surat terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian
pertama merupakan paragraf pembuka, bagian kedua merupakan
paragraf isi dan bagian ketiga merupakan paragraf penutup.
a. Paragraf pembuka mengantarkan isi surat yang akan diberitahukan.
Paragraf pembuka berisikan pemberitahuan, pertanyaan, pernyataan,
atau permintaan.

Contoh paragraf pembuka :


Kami ingin memberitahukan kepada Saudara bahwa .
Salah satu kegiatan Proyek Penelitian adalah meneliti sastra lisan
Sunda. Sehubungan dengan itu, .
Pada tanggal 1418 Juli 1990 kami akan mengadakan Penataran
Kebahasaan I. Tujuan penataran itu adalah sebagai berikut.
Himpunan Pembina Bahasa Indonesia akan menyelenggarakan
Seminar Pengajaran Bahasa Indonesia, pata tanggal 56 November
1978, di Wisma Samudra, Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun,
Jakarta.
Dalam salah sebuah media massa terbitan Jakarta, kami telah
membaca bahwa rumput laut telah dibudidayakan. Sehubungan
dengan itu, kami ingin mendapatkan informasi tentang perbudidayaan
rumput laut itu.
Di samping itu, paragraf pembuka berisi balasan (jawaban) seperti
dalam contoh berikut:
Pertanyaan Saudara yang tertera pada surat Saudara tanggal 10
Januari 1986, No. 05/Diklat/1/I/ 1986 akan kami jawab sebagai
berikut.
Surat Anda telah kami terima. Sehubungan dengan itu, kami ingin
memberitahukan hal berikut.
b. Dalam paragraf isi dikemukakan hal yang perlu disampaikan
kepada penerima surat. Namun, isi surat harus singkat, lugas, dan
jelas.
c. Paragraf penutup merupakan simpulan dan kunci isi surat. Di
samping itu, paragraf penutup dapat mengandung harapan penulis
surat atau berisi ucapan terima kasih kepada penerima surat.
Contoh paragraf penutup:
Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara yang baik selama ini, kami
ucapkan Sesuai dengan permintaan Saudara dalam surat tanggal 4
Januari 1989, No. 29/H/PU/1989, bersama ini kami kirimkan seberkas
surat perjanjian kerja. terima kasih.
Besar harapan kami, Saudara dapat memanfaatkan sumbangan kami.
Mudah-mudahan jawaban kami dapat memuaskan Saudara.

16. Mendeskripsikan gambar dengan kalimat yang tepat


Mendeskripsikan gambar atau benda sama dengan menyebutkan ciri-
ciri benda atau gambar tersebut.
Kalimat deskripsi:
Aku seekor binatang. Buluku indah berwarna-warni. Aku suka
hinggap di atas bunga yang sedang mekar. Anak-anak suka sekali
mengejarku dan aku akan terbang tinggi.

17. Menulis ringkasan


Ringkasan adalah cara menyajikan karangan asli dalam bentuk
singkat. Walaupun singkat, ringkasan harus tetap mempertahankan
urutan isi serta sudut pandang pengarang asli. Ringkasan yang baik
berbentuk karangan. Karangan tersebut terdiri atas beberapa kalimat
yang utuh. Jadi, ringkasan merupakan rangkaian kalimat yang utuh.
Ringkasan dibiat dengan tujuan mempermudah dalam
mengetahui isi sebuah tulisan. Cara membuat ringkasan sebagai
berikut.
a. Memahami dengan baik isi bacaan yang diringkas
b. Mencatat gagasan utama
c. Merangkai gagasan utama dengan kalimat sendiri
18. Mengurutkan gambar seri
Gambar seri adalah rangkain gambar yang menceritakan suatu
peristiwa. Dalam gambar seri, setiap gambar menceritakan satu
peristiwa dari ringkasan suatu cerita.
Urutan gambar supaya menjadi cerita yang padu adalah 4 2 3 1
Urutan cerita sebagai berikut.
(4) Malin Kundang pulang ke kampung halamannya menaiki sebuah
kapal yang besar,
(2) Ibu Malin Kundang mengetahui kabar kedatangan anaknya dan
menunggu kedatangan anak lelakinya yang telah lama merantau,
(3) Mengetahui ibunya datang dengan pakaian compang-camping, Malin
Kundang malu untuk mengakui dia sebagai ibunya, ia pun mengusir
sang ibu,
(1) Sang ibu sangat sedih dan kecewa, sehingga ia mengutuk Malin
Kundang menjadi batu.

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) 1


Membaca
1. Membaca berbagai teks yang nonsastra berupa teks sederhana,
laporan dan rubrik khusus, serta berbagai karya Sastra berupa puisi
anak, dongeng, cerita anak-anak, dan drama anak-anak.

Kemampuan yang Diuji:


1.1 Menentukan isi bacaan.
1.2 Menentukan unsur instrinsik dongeng.
1.3 Menentukan isi laporan.
1.4 Menentukan isi tersurat/ tersirat dari rubrik yang dibaca.
1.5 Memahami unsur instrinsik puisi.
1.6 Menentukan unsur instrinsik drama anak-anak
1.7 Menentukan unsur instrinsik dan makna kalimat cerita anak-anak
1.8 Menentukan makna denah.
Indikator
1.1.1 Disajikan teks nonsastra 3 4 paragraf, siswa dapat:
a. menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa,
b. menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya bagaimana,
c. menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya di mana,
d. menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya mengapa,
e. menyimpulkan isi bacaan.
1.1.2 Disajikan cuplikan cerita rakyat, siswa dapat menentukan:
a. latar cerita,
b. watak salah satu tokoh dalam cerita,
c. amanat dalam cerita
Disajikan cuplikan dongeng, siswa dapat menentukan perbedaan
watak dua tokoh dalam dongeng.
1.1.3 Disajikan laporan, siswa dapat menentukan topiknya.
1.1.4 Disajikan cuplikan rubric khusus dari media cetak, siswa dapat
menentukan isi/pesannya.
1.1.5 Disajikan puisi anak-anak, siswa dapat menentukan:
a. amanatnya,
b. makna salah satu kata dalam puisi.
1.1.6 Disajikan cuplikan teks drama anak-anak, siswa dapat menentukan
amanatnya.
1.1.7 Disajikan cerita anak satu paragraph, siswa dapat:
a. menentukan temanya,
b. menentukan maksud salah satu kailmat dalam cerita
1.1.8 Menentukan makna denah.
Disajikan denah lokasi tertentu, siswa dapat menunjukkan tempat
tertentudengan arah perjalanan yang tepat.

MEMBACA
A. Menentukan Isi Bacaan
1. Bacaan
Di dalam sebuah bacaan terdiri atas beberapa paragraf.
Paragraf-paragraf tersebut saling mendukung dalam
menjelaskan satu tema. Tema adalah sesuatu yang menjiwai
cerita atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita.
Paragraf adalah rangkaian kalimat yang disusun secara
sistematik dan logis sehingga membentuk aturan kesatuan
pokok bahasan. Setiap bacaan memuat pokok masalah yang
ingin disampaikan kepada pembaca. Isi bacaan terdapat dalam
paragraph pertama, kedua, ketiga atau paragraph yang lain. Isi
bacaan adalah inti masalah yang dibahas dalam bacaan. Cara
menentukan isi bacaan memerlukan ketelitian. Isi bacaan
meliputi beberapa hal sebagai berikut.
a. apa yang dibicarakan (apa),
b. berkaitan dengan orang yang ada dalam pembicaraan(siapa),
c. berkaitan dengan waktu(kapan),
d. berkaitan dengan tempat(di mana),
e. berkaitan dengan alas an(mengapa), dan
f. berkaitan dengan uraian peristiwa(bagaimana).

2. Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang disampaikan dengan
maksud mendapat jawaban berupa informasi, penjelasan, atau
pernyataan. Kalimat tanya ada beberapa macam, yaitu sebagai
berikut.
a. Kalimat Tanya Biasa
Salah satu ciri kalimat tanya adalah menggunakan kata tanya.
Kata tanya biasanya digunakan untuk pertanyaan yang
bertujuan meminta penjelasan atau menggali informasi.
b. Kalimat Tanya Retorik
Kalimat tanya retorik adalah kalimat tanya yang tidak
memerlukan jawaban atau tidak mengharuskan adanya
jawaban. Kalimat tanya retorik cenderung bersifat pernyataan
hanya untuk mencari perhatian atau bermaksud memberi
semangat, gugahan, atau kritik. Kalimat tanya retorik sering
digunakan dalam pidato-pidato atau orasi. Ciri-ciri kalimat
retorik.
(1) berbentuk pertanyaan dan penegasan,
(2) terkadang menggunakan kata tanya,
(3) tidak memerlukan jawaban,
(4) orang yang bertanya dan yang ditanya sama-sama mengetahui
jawabannya.

c. Kalimat Tanya untuk Konfirmasi dan Klarifikasi


Untuk melakukan klarifikasi (penjernihan) maupun konfirmasi
pembenaran/penegasan), kita perlu mengajukan pertanyaan
yang jawabannya cukup perkataan ya atau tidak, atau ya atau
bukan.
d. Kalimat Tanya Tersamar
Kalimat tanya tersamar adalah kalimat yang berisi pertanyaan
yang diajukan secara tidak langsung bukan untuk menggali
informasi, klarifikasi, dan konfirmasi melainkan mengandung
maksud-maksud lain.
Kata-kata tanya yang biasa digunakan dalam sebuah
kalimat tanya, dapat digolongkan berdasarkan sifat dan maksud
pertanyaan, yaitu sebagai berikut.
a. Kalimat tanya apa
Kalimat tanya dengan kata Tanya apa menanyakan benda, keadaan,
atau perbuatan. Jawaban dari kata Tanya apa berupa benda atau
pengertian.
b. Kalimat tanya bagaimana
Kalimat tanya dengan kata tanya bagaimana menanyakan penjelasan
tentang suatu hal. Jawaban dari kata tanya bagaimana berupa
penjelasan atau uraian tentang hal yang ditanyakan.
c. Kalimat tanya di mana
Kalimat tanya dengan kata tanya di mana menanyakan tentang
tempat sesuatu benda berada. Jawaban dari kata tanya di mana
berupa keterangan tempat atau nama sebuah tempat.
d. Kalimat tanya mengapa
Kalimat tanya dengan kata tanya mengapa menanyakan alasan atau
sebab timbulnya suatu masalah atau peristiwa dalam bacaan. Alasan
yang dikemukakan dalam kalimat jawaban ditandai dengan adanya
kata karena atau sebab.
e. Kalimat tanya simpulan isi bacaan.
Simpulan isi bacaan merupakan inti sari atau masalah pokok yang
dibahas dalam bacaan dapat diperoleh berdasarkan gagasan pokok
yang terdapat pada setiap paragraf. Simpulan isi bacaan merupakan
pernyataan yang dapat mewakili isi bacaan.

B. Menentukan Unsur Instrinsik Dongeng


1. Pengertian Dongeng
Jenis-jenis karya sastra meliputi dongeng, cerita rakyat, puisi,
novel, komik, cerpen, cerbung, fabel, mite, dan legenda. Dongeng
atau cerita rakyat adalah cerita jaman dahulu yang disebarkan secara
lisan. Dongeng termasuk salah satu bentuk sastra lama. Dongeng
biasanya disebarkan secara lisan dan tidak diketahui siapa
pengarangnya (anonim). Dongeng merupakan cerita yang tidak
benar-benar terjadi, terutama tentang kejadian zaman dahulu yang
aneh-aneh atau khayalan.
2. Unsur-unsur Instrinsik Dongeng
Dongeng mengandung unsur-unsur intrinsik. Unsur intrinsik
adalah unsure yang membangun dari dalam dongeng tersebut. Unsur
intrinsik dongeng meliputi tokoh, latar, tema, amanat, dan alur.
a. Tokoh
Tokoh merupakan pelaku atau pemain dalam cerita. Tokoh di dalam
dongen dapat berupa manusia atau binatang. Tokoh di dalam dongen
memiliki sifat yang berbeda-beda, baik, jahat, rajin, malas, dan
sebagainya. Sifat-sifat tokoh tersebut dinamakan watak, sedangkan
penggambaran watak tertentu dari setiap tokohnya dinamakan
dengan penokohan. Dalam dongeng ada tokoh utama dan tokoh
pembantu.
1) Tokoh utama adalah tokoh yang menjadi pokok cerita.
2) Tokoh pembantu adalah tokoh yang membantu tokoh utama untuk
membengun cerita.
Cerita rakyat merupakan cerita yang hidup dalam suatu masyarakat.
Cerita ini diwariskan secara turun temurun secara lisan. Cerita ini
tetap hidup di dalam masyarakat karena mempunyai nilai moral yang
bermanfaat bagi kehidupan masyarakat itu sendiri. Cerita rakyat
dapat diringkas dengan cara menentukan ide pokok setiap paragraf
dan merangkaikan ide-ide pokok tersebut.
b. Latar
Latar adalah keterangan mengenai ruang atau tempat, waktu dan
suasana yang terdapat di dalam dongeng. Latar di dalam dongeng
atau cerita terdiri dari 3 macam, yaitu sebagai berikut.
1) Latar Tempat
Latar tempat adalah segala sesuatu yang menjelaskan tempat
terjadinya peristiwa di dalam cerita. Latar tempat yang terdapat dalam
cerita misalnya di istana, di medan perang, di jalan, di sungai, dan
sebagainya.
2) Latar Waktu
Latar waktu adalah waktu yang terjadinya peristiwa di dalam
dongeng, latar waktu dalam cerita misalnya pagi hari, siang hari, sore
hari, malam hari, tengah malam, dan sebagainya.
3) Latar Suasana
Latar suasana adalah penjelasan mengenai suasana pada saat
peristiwa terjadi. Suasana dalam dongeng misalnya suasana
menyenangkan, menyedihkan, mengharukan, dan sebagainya.
c. Amanat
Amanat merupakan pesan dalam cerita yang ingin disampaikan
pengarang kepada pembaca. Pesan biasanya berisi contoh nasihat
atau perbuatan-perbuatan bijak.
d. Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa dan konflik yang menggerakkan jalan
cerita. Alur drama pada umunya tersusun atas konflik awal,
perkembangan konflik, dan penyelesaian.

3. Langkah-langkah untuk Memahami Sebuah Dongeng


Langkah-langkah untuk memahami sebuah dongeng adalah
sebagai berikut.
a. Menentukan tema dongeng
Tema adalah pokok pikiran atau hal dasar yang dibicarakan dalam
sebuah cerita. Dongeng dapat bertema agama, sosial, ekonomi,
moral, pendidikan, dan percintaan.
b. Mengemukakan hal-hal menarik dari dongeng
Cerita dalam dongeng bersifat khayalan. Isi cerita yang bersifat
khayalan ini yang membuat cerita dongeng menarik. Selain isi cerita,
pesan yang terkandung di dalam cerita dan gaya bahasa yang
digunakan juga merupakan hal yang menarik dari sebuah dongeng.

C. Menentukan Isi Laporan


1. Pengertian Laporan
Laporan disebut juga report. Laporan adalah karangan yang
berisikan paparan peristiwa/kegiatan yang telah dilakukan. Laporan
dapat berupa laporan perjalanan, laporan kegiatan atau laporan
pengamatan.
a. Laporan perjalanan memuat isi laporan. Isi laporan merupakan
keseluruhan yang dibahas dalam laporan. Isi laporan dapat berupa
topik laporan, kerangka laporan, atau informasi yang ingin dilaporkan.
b. Laporan kegiatan adalah uraian yang menjelaskan kegiatan-kegiatan
yang telah kita lakukan. Kegiatan tersebut dapat berupa kegiatan
perjalanan atau pengamatan. Laporan kegiatan disusun berdasarkan
kegiatan yang telah dilakukan. Sehingga, pada laporan tidak boleh
ada bagian yang ditambah-tambah maupun dikurangi. Isinya harus
apa adanya dan sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
c. Laporan pengamatan adalah uraian yang menjelaskan hasil
penglihatan, pendengaran, perabaan, ataupun hasil dari
penginderaan lainnya. Hal yang diamati dapat berupa alam, kejadian,
benda, atau penampilan seseorang. Laporan pengamatan hendaknya
mengemukanan hal-hal penting dan menarik. Apabila yang
dilaporkan itu tentang keadaan alam, maka yang dikemukaka hal-hal
yang menarik dari alam tersebut. Apabila melaporkan suatu benda,
yang perlu dikemukakan, yaitu hal-hal yang unik dan penting
diketahui pembaca.

2. Kerangka Laporan
Kerangka laporan meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Pendahuluan
Berisi latar belakang sebuah kegiatan dilaksanakan.
b. Isi laporan
Berisi rincian kegiatan yang dilakukan beserta hasilnya.
Kegiatan yang dilaporkan lengkap dengan nama, tempat, waktu, dan
orang yang terlibat dalam kegiatan.
c. Penutup
Berisi kesimpulan dari laporan. Laporan diakhiri dengan identitas
pembuat laporan.

D. Menentukan Isi Tersurat/ Tersirat dari Rubrik yang Dibaca


Rubrik adalah kepala karangan atau ruang tetao dalam media
cetak baik surat kabar maupun majalah. Rubrik dalam surat kabar
misalnya tajuk rencana, surat pembaca, atau dongeng anak. Selain
dalam surat kabar, rubrik juga dimuat dalam majalah, misalnya rubrik
majalah kawanku, apa kabar, pegetahuan, dan sebagainya. Rubrik
memuat isi dan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis kepada
pembaca. Isi rubrik merupakan hal pokok yang dibahas dalam rubrik.

E. Memahami Unsur Instrinsik Puisi


1. Pengertian Puisi
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang
menggunakan kata-kata indah dan kaya makna. Karya sastra yang
singkat, padat, dan menggunakan bahasa yang indah.Singkat karena
diungkapkan tidak panjang lebar seperti prosa. Padat, maksudnya
puisi digarap dengan pilihan kata yang mengandung kekuatan rasa
dan makna. Yaitu dengan memilih kata yang mempunyai majas,
lambang, rima, sajak dan ungkapan yang menarik. Jadi, puisi
berbeda dengan bahasa keseharian.
Seperti halnya karya sastra yang lain, dalam puisi juga tertuang
ungkapan perasaan, ide, gagasan, atau apa pun yang dikemukakan
pengarang melalui puisi. Hanya saja ungkapan yang dituangkan
sebagai puisi hendaknya sesuai dengan kaidah atau aturan yang
berlaku. Dengan demikian, apa yang kita tulis dapat disebut puisi.
Dalam menulis puisi ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu
bahasa, irama, dan pilihan kata.
Bahasa yang digunakan dalam puisi terikat irama, rima, dan larik.
Ada empat langkah yang harus diperhatikan dalam menulis.
a. Pilihlah objek yang akan kamu jadikan inspirasi puisimu! Pahami dan
imajinasikan objek tersebut!
b. Ungkapkan perasaanmu dengan kata-kata yang kamu suka!
c. Susunlah kata-kata tersebut menjadi baik!
d. Baca dan rasakan kata-kata yang kamu susun!

2. Unsure Intrinsik Puisi


Karya sastra bentuk puisi juga memiliki unsur intrinsik. Unsure
intrinsik puisi meliputi tema, rasa, nada, amanat, makna kata, nilai,
dan isi puisi.
a. Isi dan Tema
Ketika menulis puisi ada hal yang perlu diketahui, yakni isi atau tema.
Tema, yaitu pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh penyair.
Tema ini tersirat dalam keseluruhan isi puisi. Hal yang termasuk tema
adalah perasaan, pikiran, sikap, dan maksud penulis. Tema puisi
harus ditentukan karena inilah yang dijadikan sebagai acuan untuk
mengemukakan isi hatinya.
b. Rasa
Rasa, yaitu sikap penyair terhadap pokok persoalan yang terkandung
di dalam puisi.
c. Nada
Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembacaannya. Nada berkaitan
erat dengan tema dan rasa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya sikap
merayu, mengadu, mengkritik, dan sebagainya.
d. Amanat dalam Puisi
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penyair dalam puisi
itu. Pesan adalah anjuran/nasihat penyair kepada pembaca puisi.
Anjuran / nasihat tersebut berupa perbuatan-perbuatan
baik/berhubungan dengan nilai moral. Pesan/amanat penyair
disampaikan lewat kata demi kata dalam puisi. Contohnya, amanat
dari puisi di atas adalah ajakan agar kita bekerja dengan sunguh-
sungguh.
e. Makna Puisi dalam Puisi
Makna atau maksud sebuah puisi dapat diketahui setelah membaca
puisi tersebut. Ketika ingin mengetahui makna puisi, harus
mengartikan maksud setiap kata. Kemudian memahami maksud
hubungan antarkata-kata dalam puisi. Memahami makna kata yang
digunakan penyair kadang-kadang memang sulit. Hal tersebut
disebabkan kata-kata yang digunakan oleh penyair biasanya berupa
kata kiasan. Kata kiasan memiliki arti yang bukan sebenarnya. Kata
kiasan tersebut digunakan penyair untuk menambah keindahan puisi.
Selain itu, kata kiasan digunakan untuk menekankan maksud penyair
agar lebih jelas.

F. Menentukan Unsur Instrinsik Drama Anak-anak


1. Pengertian Drama
Drama adalah karangan yang menggambarkan kehidupan dan
watak manusia melalui tingkah laku yang dipentaskan. Drama juga
disebut seni pertunjukan atau teater. Drama dapat ditonton dalam
bentuk pementasan dan dapat pula dibaca dalam bentuk naskah
drama.
2. Unsur-unsur Intrinsik Drama
Drama mengandung unsure intrinsic sebagaimana dongeng, cerita
anak, atau puisi. Unsure intrinsic drama merupakan unsur yang
terdapat dalam drama. Naskah drama mempunyai unsur-unsur tokoh,
watak, latar, tema, alur, dan amanat. Dengan memahami unsur-unsur
dalam naskah drama, kamu akan memahami drama secara utuh.
Hasil pemahaman terhadap isi naskah drama dapat kamu sampaikan
kepada orang lain. Ketika menyampaikannya, kamu harus tetap
mempertahankan alur dalam drama. Unsur intrinsik drama meliputi
alur, tokoh, latar, dan amanat. Unsur-unsur intrinsik dalam drama
sebagai berikut.
a. Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa dan konflik yang menggerakkan jalan
cerita. Alur drama pada umunya tersusun atas konflik awal,
perkembangan konflik, dan penyelesaian. Dalam drama alur itu
terbagi atas babak dan adegan.
b. Penokohan
Penokohan adalah penggambaran watak tertentu dari setiap
tokohnya. Penokohan dalam suatu drama ada tiga macam, yaitu
sebagai berikut.
1) Protagonis adalah tokoh yang menampilkan kebaikan
2) Antagonis adalah tokoh jahat atau tokoh penentang kebaikan.
3) Tritagonis adalah tokoh pndukung protagonis untuk memperjuangkan
nilai kebaikan.
c. Latar
Latar adalah keterangan mengenai ruang dan waktu. Penjelasan
dlam drama dinyatakan dalam petunjuk pementasan atas yang
disebut dengan kramagung. Latajuga dapat dinyatakan melalui
percakapan para tokohnya. Dalam pementasannya, latar dapat
dinyatakan dalam tata panggung ataupun tata cahaya.
d. Amanat
Amanat dalam drama sama halnya dengan amanat dalam
cerita fiksi. Amanat drama adalah pesan yang ingin
dismapaikan pengarang kepada penonton. Amanat dapat
disampaikan lewat pemeranan tokoh dalam drama baik melalui
ucapan maupun perbuatan tokoh.

G. Menentukan Unsur Instrinsik dan Makna Kalimat Cerita


Anak-anak
1. Pengertian Cerita Anak-anak
Cerita anak termasuk cerita fiksi baru. Karakteristik cerita
anak tidak berbeda dengan karya sastra lainnya. Cerita anak
dibentuk oleh unsur intrinsic seperti tokoh, latar, tema, amanat,
dan alur.
Perbedaan m cerita anak dengan cerita fiksi, yaitu letak
fokus perhatiannya. Fokus perhatian cerita anak pada anak-
anak. Tokoh dalam cerita anak oleh siapa saja, tetapi tetap
harus tokoh anak-anak dan tokoh tersebut menjadi tokoh utama
dalam cerita. Tokoh cerita anak dapat juga berupa benda mati,
tanaman, aneka satwa yang seolah-olah bertingkah laku seperti
perilaku manusia.
Cerita anak yang baik, yaitu cerita yang mengantarkan
dan berangkat dari dunia anak-anak. Ketika membaca cerita,
anak-anak tidak kesulitan memahami ceritanya. Jadi, cerita
anak yang baik, yaitu cerita yang sederhana, tidak bebrbelit-
belit, dan mudah dimengerti jalan ceritanya. Cerita anak
memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Bahasanya mudah dipahami, kata-katanya sederhana, yaitu
kata-kata yang biasa dipergunakan oleh anak-anak, dan
kalimatnya pendek-pendek.
b. Temanya tentang dunia anak-anak.
c. Banyak menggunakan khayalan.
Bacalah cerita anak berikut!
Bila mendengar adiknya menangis, Si Kakak terus
menghiburnya dengan ucapan penuh kasih sayang. Berbulan-bulan
peti itu hanyut. Dengan susah payah dan setia Si Kakak terus
mengikutinya. Pada suatu hari, peti itu terbawa arus sungai hingga ke
tepian. Si Kakak dengan wajah gembira berusaha meraihnya.
Akhirnya, peti itu dapat diraihnya. Ketika peti dibuka
melompatlah seorang laki-laki yang gagah dan tampan, tidak terlihat
tanduk di kepalanya. Di belakangnya seekor ayam jantan yang bagus
sekali menemaninya. Betapa gembira Si Kakak perempuan melihat
kenyataan itu. Ia bersyukur kepada Tuhan yang telah menyelamatkan
adik yang sangat dikasihinya.

2. Unsur-unsur Intrinsik Cerita anak


Cerita anak dibentuk oleh unsur-unsur intrinsik sebagai berikut.
a. Tema
Tema adalah inti atau ide pokok sebuah cerita. Tema merupakan
pangkal tolak pengarang dalam menyampaikan ceritanya. Tema
cerita anak menyangkut kehidupan anak, seperti: persahabatan,
permainan, persekolahan, petualangan, dan hubungan anak dengan
orangtua.
b. Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa yang membentuk sebuah
cerita.secara umum rangkaian cerita terbentuk atas rangkaian-
rangkaian sebagai berikut.
1) Pengenalan situasi cerita
Pada bagian ini, pengarang memperkenalkan para tokoh, menata
adegan dan hubungan antartokoh.
2) Pengungkapan peristiwa
Pada bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai
masalah, pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para
tokohnya.
3) Menuju pada adanya konflik
Pada bagian ini terjadi peningkatan kegembiraan, kehebohan,
ataupun keterlibatan berbagai situasi yang menyebabkan
bertambahnya kesukaran tokoh.
4) Puncak konflik
Pada bagian ini disebut pula sebagai klimaks. Inilah bagian cerita
yang paling besar dan mendebarkan. Pada bagian ini juga ditentukan
perubahan nasib beberapa tokohnya. Misalnya, apakah dia berhasil
menyelesaikan masalahnya atau tidak.
5) Penyelesaian
Pada bagian ini merupakan bagian akhir dari cerita. Pada bagian ini
berisi penjelasan tentang nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah
mengalami peristiwa puncak tersebut. Namun ada pula novel yang
penyelesaian akhir ceritanya, diserahkan kepada imajinasi oleh
pembaca. Jadi, akhir ceritanya dibiarkan menggantung dan tanpa
ada penyelesaiannya.
c. Latar
Latar adalah tempat dan waktu terjadinya peristiwa dalam sebuah
cerita. Dalam cerita anak, latar (tempat) pada umumnya terjadi di
sekolah, arena permainan, atau di rumah. Mungkin juga latarnya
terdapat di dunia khayangan, apabila temanya tentang dunia peri
atau khayalan.
d. Penokohan
Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan
mengembangkan watak tokoh dalam sebuah cerita. Tokoh-tokoh
dalam cerita anak ada yang bersifat baik dan ada yang bersifat buruk.
Watak-watak tokoh tersebut digambarkan sebagai berikut.
1) penggambaran langsung oleh pengarang
2) penggambaran fisikdan perilaku tokoh
3) penggambaran melalui cara berbicara tokoh
4) penggambaran oleh tokoh lain
e. Amanat
Amanat adalah sebuah pesan yang ingin disampaikan oleh
pengarang kepada para pembacanya. Amanat dalam cerita anak
disembunyikan pengarangnya dalam keseluruhan isi ceritanya. Oleh
karena itu, untuk menemukannya tidak cukup dengan membaca dua
atau tiga paragraph, akan tetapi harus menghabiskannya sampai
tuntas.
3. Menyimpulkan isi cerita anak
Kesimpulan adalah kata-kata akhir dalam senuah cerita.
Kesimpulan dapat kita buat setelah membaca cerita itu dengan baik.

H. Menentukan Makna Denah


1. Pengertian Denah
Denah adalah gambar yang menunjukkan letak kota, jalan, atau
suatu tempat. Denah dapat pula diartikan sebagai rancangan rumah
dan bangunan lainnya.
2. Manfaat Denah
Manfaat denah adalah sebagai berikut.
a. Pedoman atau petunjuk jalan untuk menuju suatu tempat.
Contohnya denah lokasi gedung, denah lokasi pesta perkawinan,
denah pameran, denah perkemahan, dan sebagainya.

b. Pedoman bagi pelaksanaan suatu pekerjaan.


Contohnya denah rumah, denah sekolah, denah kelurahan, denah
kampus dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai