Anda di halaman 1dari 10

LABORATORIUM PENGENDALIAN PROSES

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2016 / 2017

MODUL : Konfigurasi Pengendalian Aliran


PEMBIMBING : Ayu Ratna Permatasari, S.T., M.T.

Tanggal Praktikum : 1 Maret 2017

Tanggal Pengumupulan : 8 Maret 2017

Kelompok :5
Kelas : 2C
Nama : M. Agis Sofyan S 151411082
Novi Widyawati 151411086

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengendalian proses merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam ilmu teknik kimia.
Dalam industri kimia pengendalian proses diperlukan untuk menjaga agar proses berangsung
sesuai dengan setting yang dikehendaki. Unit-unit yang dibahas secara teori dan unit yang
terpasang pada peralatan biasanya memiliki kerumitan yang berbeda. Pengetahuan tentang
unit-unit yang ada pada pengendalian proses, baik secara teoritis, maupun pada alat
(equipment dan instrumen) diperlukan. Pengetahuan ini menyangkut identifikasi, fungsinya
serta variabel-variabel atau sinyal-sinyal yang terkait dengan masing-masing unit.

Pengendalian aliran dan tekanan merupakan salah satu sistem pengendalian yang banyak
ditemui di Industri Kimia. Untuk dapat mempelajari mekanisme pengendaliannya maka perlu
diketahui jenis variabel, unit-unit instrumentasi, dan jenis pengendali yang digunakan.

1.2 Tujuan
a. Melakukan identifikasi unit-unit/elemen-elemen pengendalian proses.
b. Menjelaskan jenis alat beserta fungsinya pada setiap unit/elemen pengendalian
proses.
c. Melakukan identifikasi variabel-variabel/sinyal-sinyal pengendalian proses dan media
transmisinya.

BAB II
HASIL PENGAMATAN

2.1 Skema Peralatan

Supply enconditioning
Electric mini
regulator Unit
CRF PC
UNIT PENGENDALIUNIT PENGENDALIUNIT PENGENDALI

Control quantity
Sinyal kendali
signal
Transmitter Fin (MV)
UNIT PENGUBAH
Sumber SINYAL
tekanan I/P Tangki
Sinyal elektrik
Transducer UNIT PROSES
Sinyal pneumatik
UNIT PENGUKURAN

Valve
Senso
r Fout
UNIT KENDALI
AKHIR

Centrifugal pump Ganggua


n

Water drainage (UNIT PENDUKUNG)


2.2 Tabulasi

Tabel 2.2. Unit dalam Sistem Pengendalian dan Fungsinya

Masukan Keluaran
No Unit Nama Alat Nama Jenis/ Nama Jenis/
Variabel Besaran Variabel Besaran
Volume air Volume air
1 Unit Proses Pipa Laju alir air Laju alir air
per waktu per waktu
Unit Volume air Sinyal
2 Turbinmeter Laju alir air Volt
Pengukuran per waktu tegangan
Controller Sinyal
3 Unit Kendali Volt Sinyal arus Ampere
(Komputer) tegangan
Unit Sinyal
4 I/P Converter Sinyal arus Ampere Bar
Pengubah pneumatik
Unit Kendali Sinyal
5 Control valve Bar Laju alir
Akhir pneumatik

2.3 Diagram Blok Pengendalian Proses


Gangguan (level, P, T, C)
(CRF, PC) MV
Control valve PV
(Flow in)
Set point (Flow)
Sinyal kendali
(sinyal elektrik Unit kendali
Unit kendali Unit Proses
+ akhir
-
(Tranducer, Transmiiter)
Sinyal pengukuran (sinyal elektrik)

Unit pengukuran

Fluida berupa air dari bak penampung dipompa sehingga air masuk ke dalam pipa
yang merupakan unit proses dari pengendalian aliran ini. Unit proses disini lebih tepatnya
terletak pada pipa diantara control valve dan turbinmeter. Laju alir air yang masuk merupakan
variabel yang dimanipulasi atau manipulated variable (MV). Kemudian air tersebut melalui
turbinmeter yang merupakan unit pengukuran pada pengendalian ini. Di dalam turbinmeter,
laju air fluida menggerakkan turbin sehingga terjadi putaran di dalam turbin. Pada
turbinmeter ini lah terjadi perubahan energi mekanik menjadi energi listrik yaitu kecepatan
putar pada turbin yang diubah menjadi sinyal listrik. Turbinmeter tersebut tersambung ke
rotameter yang fungsinya sebagai indikator laju alir dari laju alir fluida yang masuk ke dalam
turbinmeter.

Aliran fluida kemudian melewati valve 1 dan valve 2 yang terhubung ke noise
(gangguan). Noise pada pengendalian aliran adalah laju alir fluida yang keluar yang
kemudian diubah menjadi sinyal listrik. Dengan begitu, aliran fluida masuk kembali ke dalam
bak penampungan (reverse acting).
Sinyal listrik dari turbinmeter dan noise tadi kemudian diterima oleh unit pengendali
yang (controller) yang berupa komputer. Pada unit pengendali, variabel-variabel yang terukur
dibandingkan dengan setpoint yang dibandingkan menggunakan pengendalian tipe PID.
Setelah dibandingkan, controller mengirimkan sinyal listrik ke transmitter untuk diubah
menjadi sinyal pneumatik. Sinyal penumatik tersebut akan diterima oleh control valve
sebagai unit kendali akhir yang akan melakukan aksi berupa menggerakkan bukaan katup
pada control valve.

BAB III

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

3.1 Pembahasan

M. Agis Sofyan S

Praktikum yang berjudul Konfigurasi Pengendalian Aliran dan Pengendalian Tekanan ini
bertujuan untuk melakukan identifikasi unit-unit/elemen-elemen pengendalian proses,
menjelaskan jenis alat beserta fungsinya pada setiap unit/elemen pengendalian proses., serta
melakukan identifikasi variabel-variabel/sinyal-sinyal pengendalian proses dan media
transmisinya.

Alat pengendalian aliran yang ada di laboratorium adalah Flow Regulation Control
(CRF). Hal yang praktikan lakukan adalah mengamati bagian-bagian yang terdapat pada alat
pengendalian aliran dan tekanan tersebut.
Pada pengendalian aliran, terdapat beberapa unit yang digunakan dalam proses
pengendalian tersebut. Unit-unit tersebut meliputi unit proses,unit pengukuran, unit kendali,
unit pengubah, dan unit kendali akhir.

Pada unit proses, variabel yang akan dikendalikan dalam unit tersebut adalah variabel
proses berupa laju alir untuk pengendalian aliran dan tekanan untuk pengendalian tekanan.
Sedangkan variabel yang masuk ke dalam unit ini adalah variabel pengendali atau
Manipulated Variable (MV) dengan besaran flow umpan masuk pada saat konfigurasi
pengendalian aliran.

Selanjutnya adalah unit pengukuran yang berfungsi untuk mengukur nilai variabel proses.
Untuk pengendalian aliran, unit pengukurannya adalah turbinmeter yang bekerja dengan
sensor laju alir untuk mengukur laju alir fluida yang masuk ke dalam unit proses.

Lalu ada unit pengubah yang merupakan lanjutan setelah melewati unit pengukuran.
Pada pengendalian aliran, PV yang terukur diubah oleh unit pengubah berupa transduser
menjadi variabel sinyal pengukuran yang berupa sinyal standar listrik.

Kemudian semua sinyal yang telah diubah, baik pada pengendalian aliran maupun
tekanan akan dikirimkan ke unit kendali (controller). Unit ini merupakan center dari sistem
pengendalian proses. Fungsinya untuk membandingkan hasil pengukuran atau pengamatan
variabel proses (nilai terukur) dibandingkan dengan nilai set point atau nilai variabel proses
yang diinginkan serta mengevaluasinya. Pada spengendalian aliran, unit kendalinya yaitu
Flow Regulation Control (CFR). Sinyal yang masuk yaitu sinyal pengukuran. Selisih antara
set point dan nilai variabel proses terkendali (PV) disebut error (e). Unit pengendali (Flow
Regulation control) mengevaluasi atau memutuskan dan mengirim variabel sinyal kendali
berupa sinyal elektrik (arus listrik) untuk mengoreksi berdasarkan besar, lama, dan kecepatan
nilai error. Lalu sinyal kendali ini akan diteruskan kepada I/P converter yang merupakan unit
pengubah sinyal. I/P converter mengubah sinyal elektrik (4-20 mA) menjadi sinyal
pneumatik (20-100 kPa). Sinyal pneumatik juga merupakan sinyal kendali, kemudian sinyal
pneumatik disalurkan kepada Unit Kendali Akhir (Final Control Valve).

Dan yang terakhir adalah unit kendali akhir. Unit ini merupakan unit yang akan
melakukan aksi akhir sesuai dengan keputusan dan perintah dari unit kendali. Yang bertindak
sebagai unit kendali akhir yaitu control valve yang berfungsi untuk memperbesar atau
memperkecil bukaan valve sesuai dengan error yang merupakan hasil dari selisih antara PV
dengan set point. Sinyal masukan berasal dari controller berupa sinyal kendali (sinyal
pneumatik) dan menghasilkan sinyal keluaran manipulated variabel (MV) yang berupa laju
alir tekanan saat konfigurasi pengendalian aliran.

Novi Widyawati

Praktikum pengendalian proses kali ini bertujuan untuk memahami beberapa variabel
dan unit/elemen pengendalian pada suatu sistem proses, jenis alat serta fungsi pada setiap
unit/elemen, serta dapat melakukan identifikasi variabel-variabel/sinyal-sinyal pada
pengendalian proses.

Dari pengamatan yang diperoleh pada pengendalian aliran, didapat suatu unit proses
berupa pipa-pipa yang merupakan unit/elemen tempat proses laju alir (flow) tersebut
berlangsung yang akan dikendalikan. Variabel yang akan dikendalikan dalam unit ini disebut
dengan variabel proses terkendali (Process Variable atau disingkat dengan PV) dengan
besaran flow (Liter/jam). Sedangkan variabel yang masuk ke dalam unit ini adalah adalah
variabel pengendali atau Manipulated Variable (MV) dengan besaran flow umpan masuk
yang digunakan untuk mengendalikan atau mempertahankan keadaan proses.

Sementara itu, unit pengukuran yang digunakan berupa Flow sensor transmiter yang
berfungsi untuk mengukur variabel proses (PV) dalam besaran flow yang diubah menjadi
variabel sinyal pengukuran yang berupa sinyal elektri (arus listrik). Dalam unit pengukuran
ini terdapat alat pengukuran, yaitu flowmeter. Nilai dari flowmeter akan diterjemahkan oleh
flow sensor transmiter menjadi sinyal listrik arus standar (4 20 mA).

Variabel pengukuran dari unit proses yang berupa sinyal listrik (variabel sinyal
pengukuran) tersebut diberikan kepada supply enconditioning unit (unit kendali) yang berupa
Flow Regulation Control (CRF) untuk dibandingkan dan dievaluasi. Unit ini merupakan otak
dari sistem pengendalian proses. Pembandingan disini artinya membandingkan anatara
pengamatan variabel proses (nilai terukur) dengan nilai set point atau nilai variabel proses
yang diinginkan (nilai acuan). Selisih antara set point dan nilai variabel proses terkendali
(PV) disebut error (e). Kemudian unit pengendali atau supply enconditing akan
mengevaluasi besar, lama, dan kecepatan nilai error dan mengirim variabel sinyal kendali
berupa sinyal elektrik untuk mengoreksi atau melakukan tindakan.

Sinyal ini akan diteruskan kepada I/P tranducer yang merupakan unit pengubah dan
berfungsi sebagai pengubah sinyal dari sinyal elekrik (variabel sinyal kendali) menjadi sinyal
pneumatic (variabel kendali).

Sinyal pneumatik tersebut kemudian disalurkan kepada Unit Kendali Akhir (Final
Control Valve) yang akan melakukan tindakan akhir sesuai dengan keputusan dan perintah
dari unit kendali. Unit ini berupa katup kendali (control valve). Sinyal pneumatik tersebut
memerintahkan control valve untuk memperbesar atau memperkecil bukaan valve.

Semua hal rangkaian proses pengendalian flow tersebut bertujuan untuk mendapatkan
nilai variabel proses, yaitu aliran yang diinginkan dengan membandingkannya dengan nilai
yang diinginkan (set point) atau dengan kata lain mempertahankan nilai variabel proses agar
sama dengan nilai acuan atau setidaknya nilai varibel proses tersebut berada di sekitar nilai
acuan dalam batas-batas toleransi, agar berada pada kondisi yang diinginkan.

3.3 Simpulan
1. Pengendalian suatu sistem proses adalah untuk mempertahankan nilai varibel proses
sama dengan nilai acuan, sesuai dengan yang diinginkan.
2. Unit/elemen proses pada proses pengendalian aliran adalah pipa.
3. Unit/elemen pengukuran pada proses pengendalian aliran adalah Flow Sensor
Transmiter.
4. Unit/elemen kendali pada proses pengendalian aliran adalah Flow Regulation Control.
5. Unit/elemen pengubah pada proses pengendalian aliran adalah I/P transduser.
6. Unit/elemen kendali akhir pada proses pengendalian aliran adalah Control Valve.
DAFTAR PUSTAKA

Harriott, Peter. Process Control, McGraw-Hill. New York, 1964.


Heriyanto. 2017. Jobsheet praktikum Pengendalian Proses modul Konfigurasi
Pengendalian. Teknik Kimia Polban; Bandung.
Pakpahan, S. 1988. Kontrol Otomatik Teori dan Penerapannya. Erlangga; Jakarta

Anda mungkin juga menyukai