Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Kelompok
1. NOVFIRMAN 18494/2010
2. YOPPIE ELIMBRA O. 18487/2010
3. ULUL AZMI 18481/2010
4. JANUARMAN 18478/2010
JURUSAN GEOGRAFI
2013
i
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
5. Temperatur udara maksimal dan minimal sering berubah-ubah,
bahkan temperatur tertinggi di beberapa kola seperti Jakarta sudah
mencapai 37 derajat celcius.
6. Terjadi peningkatan konsentrasi pencemaran udara seperti CO, NO2r
S02, dan debu.
Gejala umum pencemaran lingkungan akibat limbah industri (jangka
panjang) :
Penyakit akibat pencemaran ada yang baru muncul sekian tahun kemudian
setelah cukup lama bahan pencemar terkontaminasi dalam bahan makanan
menurut daur ulang ekologik, seperti yang terjadi pada kasus penyakit minaimata
sekitar 1956 di Jepang. terdapat lebih dari 100 orang meninggal atau cacat karena
mengkonsumsi ikan yang berasal dari Teluk Minamata. Teluk ini tercemar
merkuri yang berasal dari sebuah pabrik plastik. Bila merkuri masuk ke dalam
tubuh manusia melalui saluran pencernaan, dapat menyebabkan kerusakan akut
pada ginjal sedangkan pada anak-anak dapat menyebabkan Pink Disease/
acrodynia, alergi kulit dan kawasaki disease/mucocutaneous lymph node
syndrome.
Contoh Kasus Pencemaran Lingkungan oleh Industri :
1. Di Kalimantan Selatan, Pembuangan limbah industri ke aliran Sungai
oleh PT Galuh Cempaka.
2. Kalimantan Tengah; Tiga sungai besar di Kalimantan Tengah masih
tercemar air raksa (merkurium) akibat penambangan emas di sepanjang
daerah aliran sungai (DAS) Barito, Kahayan, dan Kapuas. Pencemaran
itu melebihi baku mutu yang dipersyaratkan.
3. perusahaan tambang yang menerapkan pembuangan limbah tailingnya
ke laut (Sub Marine Tailing Disposal). Pertama, adalah Newmont
Minahasa Raya (NMR) sejak 1996 di Kabupaten Minahasa, Sulawesi
Utara, dan kemudian menyusul PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) di
Sumbawa-Nusa Tenggara Barat sejak 1999. Setiap harinya 2.000 metrik
ton tailing berbentuk pasta dibuang ke Perairan Buyat di Minahasa dan
4
120.000 metrik ton di Teluk Senunu, Sumbawa. Pada akhirnya dari
proses ini terjadi berbagai dampak yang berujung kepada turunnya
kualitas lingkungan hidup dan kualitas hidup manusia.
4. Papua; PT. Freeport beroperasi dari tahun 1967 telah menimbulkan
dampak Hancurnya Gunung Grasberg, Tercemarnya Sungai Aigwa,
Meluapnya air danau Wanagon, Tailing mengkontaminasi : 35.820
hektar daratan dan 84.158 hektar Laut Arafura
5. Di Jawa, Pembuangan limbah pabrik-pabrik di Sungai Cikijing selama
puluhan tahun (Jawa Barat), pembuangan limbah oleh beberapa pabrik
ke Kali Surabaya, dan sederetan kasus pencemaran industri yang telah
nyata-nyata menimbulkan korban.
6. Berdasarkan hasil studi empiris yang pernah dilakukan oleh Magrath
dan Arens pada tahun 1987 (Prasetiantono, di dalam Sudjana dan
Burhan (ed.), 1996: 95), diperkirakan bahwa akibat erosi tanah yang
terjadi di Jawa nilai kerugian yang ditimbulkannya telah mencapai 0,5
% dari GDP, dan lebih besar lagi jika diperhitungkan kerusakan
lingkungan di Kalimantan akibat kebakaran hutan, polusi di Jawa, dan
terkurasnya kandungan sumber daya tanah di Jawa.
Mengapa Kasus-Kasus tersebut Bisa Terjadi
1. Lemahnya pemahaman aparat penegak hukum seperti kepolisian dan
pengadilan mengenai peraturan perundangan lingkungan hidup.
2. Lemahnya penegakkan hukum di Indonesia mengenai pencemaran
lingkungan
3. tindakan tegas dari pemerintah untuk melarang pembuangan limbah tailing
ke laut Indonesia. Patut diketahui bahwa metode pembuangan limbah
tailing dengan model ini sudah dilarang dinegara-negara lain di dunia.
Bahkan Kanada, negara yang pertamakali menggunakan metode ini,
kapok dan tidak lagi menggunakan metode STD mengingat masa
recoverynya sangat lama yankni 150 tahun. Entah kenapa Indonesia malah
5
memberikan ijin bagi praktek pembuangan limbah tailing dengan metode
STD ini.
4. Negara menutup akses rakyat atas informasi yang terkait dengan industri
dan termasuk limbah industri.
5. Tidak dilibatkannya masyarakat secara maksimal dalam pengelolaan
lingkungan sehingga seolah-olah urusan lingkungan hanya menjadi urusan
pemerintah dan perusahaan tidak menjadi urusan publik sebagai pihak
yang banyak menggunakan jasa lingkungan.
Upaya-upaya yang Perlu Kita Lakukan untuk Selamatkan Lingkungan Hidup
1. Wajib bagi kita semua untuk mengetahui pengetahuan tentang hubungan
antara jenis lingkunganHal ini sangat penting agar dapat menanggulangi
permasalahan lingkungan secara terpadu dan tuntas.
2. Para aparat penegak hukum perlu diberi pengetahuan sebesar-besarnya
tentang permasalahan pencemaran lingkungan ini.
3. Membuat dan melaksanakan dengan baik peranturan UU tentang
Lingkungan Hidup.
4. Jagalah Lingkungan Mulai dari diri sendiri, Hal yang kecil, dan sekarang
juga
6
Industri kelompok ini memiliki perbandingan kehilangan berat
(weight loss) mencapai 75% atau lebih.
Memiliki ketersedian bahan mentah yang cukup besar.
Biaya pengangkutan bahan mentah lebih mahal daripada biaya
pengangkutan barang jadi.
Volume produksi lebih kecil dari bahan mentah karena adanya
penyusutan.
Industri yang cenderung ditempatkan di daerah pemasaran
Pertimbangan yang digunakan untuk menempatkan industri yang berorientasi
pada daerah pemasaran, di antaranya adalah:
1) Jika dalam pembuatan barang industri, perbandingan kehilangan
(susut) berat mencapai nol persen, biaya angkut untuk barang jadi lebih
mahal dari pada biaya angkut untuk barang mentah. Misalnya: industri
roti karena setelah diolah beratnya tidak berbeda dengan bahan
mentahnya.
2) Jika bahan mentah/baku mudah diperoleh. Misalnya: industri air
mineral, karena air bersih dianggap mudah diperoleh.
3) Jika barang yang dihasilkan memerlukan ongkos tinggi karena
ukurannya relatif lebih besar. Misalnya: industri peti dan industri
mebel.
4) Jika barang yang dihasilkan selalu mengalami perubahan yang cepat
karena kaitannya dengan model dan mode yang sedang berkembang.
Misalnya industri konveksi.
5) Jika biaya angkut barang jadi lebih mahal dari pada biaya angkut
bahan mentah/baku.
6) Jika produksi yang dihasilkan mudah rusak dan tidak tahan lama.
7) Jika barang yang dihasilkan memerlukan pemasaran yang luas.
8) Jika bahan baku yang digunakan tahan lama.
7
Industri yang cenderung ditempatkan di pusat-pusat konsentrasi penduduk
Industri yang cenderung ditempatkan di pusat-pusat konsentrasi penduduk, yaitu
industri yang memerlukan tenaga kerja yang banyak. Industri ini bersifat padat
karya, misalnya: industri elektronika dan garmen. Industri ini biasanya berlokasi
di tempat pemusatan tenaga kerja, terutama tenaga kerja yang murah dan terampil.
Adapun industri yang memerlukan tenaga kerja dengan keahlian yang khusus
dalam jumlah yang banyak di antaranya industri kain batik dan industri kain
bordir.
Industri yang cenderung ditempatkan di lokasi sumber tenaga/energi
Industri yang cenderung ditempatkan di lokasi sumber tenaga/energi adalah
industri yang banyak memerlukan sumber tenaga (listrik, minyak bumi, batubara,
gas, dan air). Misalnya: industri peleburan baja/besi, industri pembangkit listrik
tenaga air (PLTA), dan industri pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Industri yang cenderung ditempatkan dengan orientasi pada biaya
pengangkutan adalah industri yang memerlukan sarana atau jaringan transportasi
yang mudah dan baik, sehingga tidak mengganggu jalur pemasaran. Industri ini
biasanya industri yang memerlukan bahan mentah, pengolahan, dan pemasaran
pada satu tempat yang sama. Misalnya: industri air kemasan atau air karbonasi.
Industri yang berorientasi pada modal adalah industri yang biasanya
memiliki produksi yang besar dan sangat vital secara ekonomis, dan memiliki
pasar yang luas serta strategis untuk menarik modal asing. Misalnya: industri
farmasi dan alat-alat kesehatan.
Industri yang berorientasi pada teknologi adalah industri yang
membutuhkan tenaga kerja dengan keahlian khusus dan terdidik, serta telah
menerapkan teknologi adaptif. Misalnya: industri pertanian, industri perikanan,
industri pariwisata, dan industri perhotelan.
Industri yang berorientasi pada peraturan dan perundang-undangan adalah
industri yang memerlukan kemudahan dalam perizinan dan sistem perpajakan.
Industri yang berorientasi pada lingkungan adalah industri yang tidak
merusak lingkungan, dengan cara menggunakan teknologi atau proses industri
8
yang ramah lingkungan. Cirinya hemat bahan baku dan sumber energi, serta tidak
mencemari lingkungan, tetapi memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
10
Saat ini adalah masa-masa sulit bagi bangsa kita untuk melepaskan dari
keterpurukan ekonomi. Globalisasi semakin membuka kebebasan negara asing
dalam memperluas jangkauan ekonominya di Indonesia, sehingga bila bangsa kita
tidak tanggap dan merespon positif, maka justru akan memperparah situasi
ekonomi dan industri dalam negeri.
Sejauh ini pengembangan sektor industri makin marak, itu sebenarnya
tuntutan globalisasi itu sendiri. Di Indonesia, kota-kota industri mulai berkembang
dan menghasilkan barang-barang produksi yang bermutu. Namun, ada banyak
industri pula di Indonesia yang sebagian sahamnya adalah ahasil investasi asing,
bahkan ada juga perusahaan dan industri yang secara mutlak berdiri dan
beroperasi di Indonesia. Mereka (investor), hanya akan menuai keuntungan dari
modal yang ditanamkan. Sehingga, disini dijelaskan bahwa yang menjalankan dan
pengelolaan industri itu ditangani pihak pribumi, mengapa bisa demikian? Karena
bila melihat dari sudut pandang terhadap keuangan negara atau swasta dalam
negeri lemah, yaitu dalam arti kekurangan biaya pengembangan untuk industri
(defisit).
Sebagai contoh saja, industri otomotif sepertai Astra, Indomobil, New
Armada. Pada dasarnya perusahaan-perusahaan itu hanya merakit dan kemudian
menjualnya ke masyarakat. Berarti hal itu dapat dikatakan bukan hasil karya anak
negeri, melainkan modal asing yang ada di Indonesia.
Untuk itulah, seharusnya bangsa ini lebih dalam untuk meningkatkan
sumber daya manusianya. Dengan demikian dapat disimpulkan ilmu pengetahuan
dan teknologi ialah sarana dalam mengembangkan SDM termasuk
menumbuhkembangkan industrialisasi dan menjalankan perekonomian bangsa
dengan baik.
Pemerintah Indonesia mentargetkan pertumbuhan industri Indonesia di
tahun 2012 sebesar 7.1 % dengan menggunakan asumsi pertumbuhan industri
Indonesia di tahun 2011 sebesar 6.5 % dan menurut Badan Pusat Statistik bahwa
pertumbuhan ini sejalan dengan peningkatan impor, terutama impor produk bahan
11
baku dan barang penolong karena industri Indonesia sebagian besar masih
menggunakan bahan baku dan penolong impor.
Dan juga harus di sadari bahwa pertumbuhan industri Indonesia juga adanya
campur tangan atau penanaman modal asing yang mau menginvestasikan modal
nya dalam negara ini. Penopang pertumbuhan investasi di dalam negeri
diantaranya dari sektor Industri logam, mesin dan elektronik naik sebesar 761.8
%.
Dukungan dan moral bangsa Indonesia sangat mendukung atas
perkembangan industri - industri Indonesia agar di tahun 2013 target dari
pemerintahan tercapai dengan dukungan investasi dari penanam modal asing yang
percaya terhadap sektor Industri Indonesia
12
sebagai penghematan akibat adanya lokasi yang berdekatan (economies of
proximity) yang diasosiasikan dengan pengelompokan perusahaan, tenaga kerja,
dan konsumen secara spasial untuk meminimisasi biaya-biaya seperti biaya
transportasi, informasi dan komunikasi. Sementara markusen menyatakan bahwa
aglomerasi merupakan suatu lokasi yang tidah mudah berubah akibat adanya
penghematan eksternal (pengurangan biaya yang terjadi akibat aktivitas di luar
lingkup perusahaan/ pabrik yaitu dengan beraglomerasi secara spasial) yang
terbuka bagi semua perusahaan yang letaknya berdekatan dengan perusahaan lain
dan penyedia jasa-jasa; dan bukan akibat kalkulasi perusahaan atau para pekerja
secara individual. Dengan beraglomerasi secara spasial maka penghematan biaya
terjadi berkat adanya perusahaan-perusahaan dalam industri yang sama bersaing
satu sama lain dalam memperoleh pasar atau konsumen. Penghematan juga terjadi
karena adanya tenaga terampil dan perusahaan.
Suatu aglomerasi tidak lebih dari sekumpulan kluster. Aglomerasi berbeda
dengan kluster, terutama dilihat dari sisi skala, keanekaragaman, dan spesialisasi.
Aglomerasi dapat dilihat melalui teori klasik, pada teori ini aglomerasi dianggap
sebagai proses yang menghasilkan kota . kendati demikian, setiap aglomerasi
tidak selalu memunculkan suatu kota. Perbedaan antara aglomerasi dan kota
terletak terutama pada perbedaan antara kesederhanaan (simplicity) dan
kompleksitas. Teori klasik mengenai aglomerasi berargumen bahwa aglomerasi
muncul karena pelaku ekonomi berupaya mendapatkan penghematan aglomerasi
(agglomeration economies), baik karena penghematan lokasi maupun
penghematan urbanisasi dengan mengambil lokasi yang saling berdekatan.
Penghematan lokasi terjadi apabila biaya produksi perusahaan pada suatu industri
menurun ketika produksi total dari industri tersebut meningkat. Atau dengan
berlokasi di dekat perusahaan lain dalam industri yang sama, suatu perusahaan
dapat menikmati beberapa manfaat. Sedangkan penghematan urbanisasi
(urbanization economies) terjadi bila biaya produksi suatu perusahaan menurun
ketika produksi seluruh perusahaan dalam wilayah perkotaan yang sama
meningkat.
13
2.3. Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Indonesia
1 Makanan dan Minuman 732,945 636,625 784,129 748,155 721,457 714,824 715,648
2 Tembakau 258,678 272,343 316,991 334,194 346,042 331,590 327,865
3 Tekstil 545,507 567,042 572,710 558,766 484,732 498,005 525,470
4 Pakaian jadi 444,904 451,975 583,634 523,118 495,518 464,777 481,470
5 Kulit dan barang dari kulit 222,932 208,723 237,626 210,854 219,792 219,071 225,481
Kayu, barang dari kayu,
6 347,962 312,193 299,278 279,622 241,226
dan anyaman 214,991 219,641
Kertas dan barang dari
7 117,871 119,469 126,430 134,305 126,883
kertas 120,001 126,379
Penerbitan, percetakan, dan
8 50,735 49,371 65,561 58,519 59,065
reproduksi 60,980 44,915
Batu bara, minyak dan gas
9 bumi, dan bahan bakar dari 4,162 5,203 5,853 9,018 6,727
nuklir 6,711 6,964
Kimia dan barang-barang
10 204,234 208,621 208,406 213,095 199,990
dari bahan kimia 211,667 216,433
Karet dan barang-barang
11 339,546 334,345 348,405 343,155 360,181
dari plastik 339,297 363,490
12 Barang galian selain logam 165,352 165,056 190,630 177,304 176,459 175,127 171,313
13 Logam dasar 59,044 56,411 65,069 64,233 64,099 60,632 64,643
Barang-barang dari logam
14 126,523 123,349 111,388 129,577 147,330
dan peralatannya 126,921 142,885
Mesin dan
15 77,268 78,847 106,321 83,714 87,192
perlengkapannya 71,276 74,751
Peralatan kantor, akuntansi,
16 2,619 3,698 1,477 3,427 3,009
dan pengolahan data 2,892 2,908
Mesin listrik lainnya dan
17 77,233 81,251 79,996 82,764 77,094
perlengkapannya 80,529 80,611
Radio, televisi, dan
18 133,082 139,715 141,672 147,283 117,274
peralatan komunikasi 130,173 134,414
Peralatan kedokteran, alat
19 ukur, navigasi, optik, dan 13,784 17,521 20,275 23,412 25,071
jam 19,938 20,805
20 Kendaraan bermotor 72,585 72,382 86,066 79,216 86,928 85,362 92,999
21 Alat angkutan lainnya 61,969 58,923 72,474 85,925 91,136 81,761 97,376
Furniture dan industri
22 263,008 260,766 325,362 326,785 313,656
pengolahan lainnya 322,741 362,437
23 Daur ulang 3,036 2,743 5,950 8,496 7,071 5,908 2,247
Jumlah 4,324,979 4,226,572 4,755,703 4,624,937 4,457,932 4,345,174 4,501,145
Sumber : BPS Online
Berdasarkan tabel diatas jumlah tenaga kej indonesia terus berkembang dari
tahun ketahun
14
Indonesia sebagai Negara yang besar tentunya memiliki angkatan kerja yang
sangat besar. Lalu,struktur pasar tenaga kerja di Indonesia pun berubah relatif
cepat. Mari kita bahas bersama mengenai keadaan pasar kerja Indonesia dan
karakteristik pekerja Indonesia. Secara umum pasar kerja Indonesia ditandai oleh
lapangan kerja yang dualistik yaitu lapangan kerja formal dan informal; tingkat
pengangguran yang tinggi dan kualitas tenaga kerja yang rendah.
Dalam table 1, Anda bisa melihat karakteristik dasar tenaga kerja Indonesia sejak
tahun 1997 hingga 2010.
15
disebabkan oleh pertumbuhan penduduk. Sedang pertumbuhan penduduk yang
bekerja selama periode tersebut mencapai sekitar 23,2% dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 1,78% /tahunnya.
Tingkat partisipasi kerja tahun 1996, setahun sebelum krisis ekonomi
mencapai 94,9%, sedang tingkat pengangguran mencapai 5,1%. Saat krisis
ekonomi berlangsung, tingkat partisipasi kerja terus mengalami penurunan hingga
mencapai 88,8%, sebaliknya tingkat penggangguran terbuka meningkat mencapai
11,2% tahun 2005. Untuk lebih jelasnya, kita bisa melihat table dibawah ini.
16
BAB III
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sejarah kata Industri berawal dari masa - masa terdahulu. Pada jaman
terdahulu mata pencaharian manusia masih berpindah - pindah hidupnya mulai
dari berburu, nelayan, dan memetik hasil - hasil bumi. Pada akhirnya manusia
mulai hidup menetap ( tidak lagi berpindah - pindah ) dengan melakukan berbagai
macam aktifitas seperti membangun rumah, berkebun, beternak, bertani. Tahun -
demi tahun bahwa manusia menyadari arti pentingnya suatu alat penunjang untuk
membantu meringankan perkerjaan mereka dalam hal bertani, membangun rumah
dan lain - lain. Mulai abad ke 18 M dan 19 M mulailah berkembang pertumbuhan
indsutri -industri.
Pemerintah Indonesia mentargetkan pertumbuhan industri Indonesia di
tahun 2012 sebesar 7.1 % dengan menggunakan asumsi pertumbuhan industri
Indonesia di tahun 2011 sebesar 6.5 % dan menurut Badan Pusat Statistik bahwa
pertumbuhan ini sejalan dengan peningkatan impor, terutama impor produk bahan
baku dan barang penolong karena industri Indonesia sebagian besar masih
menggunakan bahan baku dan penolong impor.
Dan juga harus di sadari bahwa pertumbuhan industri Indonesia juga adanya
campur tangan atau penanaman modal asing yang mau menginvestasikan modal
nya dalam negara ini. Penopang pertumbuhan investasi di dalam negeri
diantaranya dari sektor Industri logam, mesin dan elektronik naik sebesar 761.8
%.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://sundriesofworld.blogspot.com/2012/01/perkembangan-industri-di-
indonesia.html
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=09¬ab
=11
http://slametteguh.blogspot.com/2009/02/aglomerasi.html
http://www.gajimu.com/main/tips-karir/kiat-pekerja/karakteristik-tenaga-kerja-
indonesia
google.com
wikipedia
bps online
kementerian perindustrian.com
18
LAMPIRAN
19
1