PENYAKIT KANKER
AKIBAT AGEN PAJANAN KIMIA MELALUI MEDIA TANAH
Kelompok 3
Barbara Rutshinta 1606953713
Egidius Ulukyanan 1606953833
Ella Silvia Dewi 1606953846
Indriana Cahyo Pangestuti 1606953991
Reni Nirmasari 1606954331
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah tugas
mata kuliah Dasar Kesehatan Lingkungan yang berjudul Penyakit KankerAkibat Agen Pajanan
Kimia Melalui Media Tanah .
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan
makalah ini kedepannya. Terima kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................. iii
BAB I........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN........................................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang....................................................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah.................................................................................................. 1
I.3 Tujuan.................................................................................................................. 1
BAB II......................................................................................................................... 2
ISI............................................................................................................................... 2
II.1 Definisi dan Karakteristik Agen Pajanan....................................................................2
II.2 Mekanisme Perjalanan Agen....................................................................................2
II.3 Cara Pengukuran Secara In Situ dan Laboratorium....................................................3
II.4 Baku Mutu Internasional dan Nasional......................................................................3
II.5 Definisi dan Karakteristik Penyakit Akibat Agen Pajanan Kimia Melalui Media Tanah......3
II.6 Mekanisme Terjadinya Penyakit Dalam Tubuh...........................................................5
II.7 Diagnosa Penyakit dan Cara Pemeriksaan..................................................................6
II.8 Pengobatan dan Rehabilitasinya............................................................................... 7
II.9 Pemikiran Tentang Upaya Pencegahan Agen Pajanan ke Penyakit..................................7
II.10 Pengendalian Terhadap Agen Pajanan dan Proteksi Pada Masyarakat...........................8
BAB III........................................................................................................................ 9
PENUTUP.................................................................................................................... 9
III.1 Kesimpulan......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 10
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pestisida adalah zat untuk membunuh atau mengendalikan hama.Beberapa jenis hama
yang sering ditemukan adalah sejenis serangga. Hama merupakan salah satu penyebab gagal
panen atau dapat merudak tanaman dan hasil panen. Oleh karena itu, banyak para petani yang
menggunakan pestisida untuk menjaga agar tanaman mereka tidak rusak dan tidak gagal
panen.
Pestisida saat ini telah dikembangkan pula untuk mengendalikan dan membasmi
hama lain seperti jamur (fungisida) dan hewan pengerat (rodentisida). Tingginya angka
keberhasilan pestisida dalam menangani hama ini membuat para penggunanya kurang
memperhatikan keamanan penggunaan zat kimia ini yang melampaui batas normal.
Akibatnya, pajanan yang sangat lama dan berkelanjutan dengan pestisida dapat menyebabkan
suatu penyakit karsinogenik, kanker.
I.2Rumusan Masalah
Berikut adalah rumusan masalah yang penulis angkat berdasarkan latar belakang diatas :
1. Apa definisi agen kimia beserta karakteristiknya?
2. Bagaimana mekanisme perjalanan agen dari lingkungan hingga masuk kedalam tubuh
manusia?
3. Bagaimana pengukuran secara in situ dan laboratorium?
4. Berapa baku mutu internasional dan nasional agen?
5. Apa definidi dan karakteristik penyakit yang diakibatkan oleh agen?
6. Bagaimana mekanisme perjalanan penyakit tersebut dalam tubuh manusia?
7. Bagaimana cara mendiagnosa penyakit dan cara pemeriksaannya?
8. Apa saja upaya pengobatan dan rehabilitasi terhadap penyakit tersebut?
9. Bagaimana upaya pencegahan agen pajanan kimia ke penyakit?
1
10. Bagaimana cara pengendalian terhadap agen pajanan kimia dan proteksi kepada
masyarakat?
I.3Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui definisi dan karakteristik agen pajanan kimia
2. Untuk mengetahui mekanisme perjalanan agen dari lingkungan hingga sampai ke tubuh
manusia
3. Untuk mengetahui cara pengukuran secara in situ dan laboratorium
4. Untuk mengetahui baku mutu internasional dan nasional agen
5. Untuk mengetahui definisi dan karakteristik penyakit yang diakibatkan oleh agen
6. Untuk mengetahui mekanisme penyakit di akibatkan oleh agen dalam tubuh manusia
7. Untuk mengetahui cara mendiagnosa penyakit dan cara pemeriksaannya
8. Untuk mengetahui cara pengobatan dan rehabilitasi penyakit tersebut
9. Untuk mengetahui upaya pencegahan agen pajanan kimia ke penyakit
10. Untuk mengetahui cara pengendalian terhadap agen pajanan kimia dan proteksi kepada
masyarakat.
2
BAB II
ISI
3
limbah pertambangan, residu pupuk dan pestisida hingga bekas instalasi senjata kimiayang
mengganggu keseimbangan fisik, kimia, dan biologi tanah(Squires, 2001).
Berikut merupakan mekanisme perjalanan agen kimia melalui media tanah sebelum
kkontak dengan manusia:
1. Fase pre-patogenesis : adanya gangguan keseimbangan host, agen, dan lingkungan.
Lingkungan menguntungkan agen dan merugikan manusia. Dalam fase initerdapat
interaksi antara agen kimia dan manusia serta adanya interaksi antara host dan
lingkungan. Pestisida dapat masuk dari lingkungan ke dalam tubuh manusia melalui
kulit (dermal), pernafasan (inhalasi), atau mulut (oral).
2. Fase patogenesis : gangguan keseimbangan dalam waktu lama. Dapat bersifat
endogenenous seperti asidosis, uremia, dan eksogenus. Dalam fase ini terdapat
interaksi antara host dan agen kimia, keadaan dimana agen penyakit menetap,
berkembang biak dan dapat merangsang manusia untuk menimbulkan respon berupa
gejala penyakit.
4
LD50 Untuk Tikus (mg/kg)
Klasifikasi Oral Dermal
Padat Cair Padat Cair
1. a. Sangat <5 <20 <10 <40
5-50 20-200 10-100 40-400
berbahaya sekali
b. Sangat
berbahaya
2. Berbahaya 50-500 200-2000 100-1000 400-4000
3. Cukup berbahaya >500 >2000 >1000 >4000
II.5 Definisi dan Karakteristik PenyakitAkibat Agen Pajanan Kimia Melalui Media Tanah
II.5.a Definisi Penyakit
Menurut Gold Medical Dictionary, penyakit adalah kegagalan mekanisme adaptasi
suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga
timbul gangguan pada fungsi atau struktur dari bagian, organ, sistem organ dari tubuh.
Penyakit akibat agen kimia adalah penyakit yang ditimbulkan oleh interaksi agen
kimia yang masuk kedalam tubuh. Agen kimia dapat masuk ke dalam tubuh melalui banyak
mediasalah satunya melalui tanah. Salah satu aktivitas yang bisa menyebabkan penyakit
akibat agen kimia malalui tanah adalah pada pemakaian pestisida oleh petani untuk
meningkatkan kualitas tanaman yang ditanam. Pemakaian yang berlebihan dapat
menyebabkan pestisida menyebar di tanah sekitar tanaman, sehingga memungkinkan
terkontaminasi dengan tanaman ataupun sayuran. Pada beberapa studi menunjukkan bahwa
anak-anak lebih sensitif terhadap bahan karsinogen seperti sianida daripada orang dewasa.
Kebanyakan anak-anak yang perkerjaan orangtuanya berhubungan dengan sianida (petani)
rentan terpapar melalui tanah, kebun, dan rumput (Grossman, 1995).
5
atau kanker juga bersifat seperti parasit dan bersaing dengan sel serta jaringan normal untuk
memenuhi kebutuhan metaboliknya.
Tumor dapat dibedakan karakteristiknya berdasarkan diferensiasi dan anasplasia,
kecepatan pertumbuhan dan, invasi lokal dan metastasis.
2. Laju Pertumbuhan
Sebagian besar tumor jinak tumbuh secara perlahan sedangkan laju pertumbuhan
tumor ganas secara umum berkaitan dengan tingkat deferensiasi.
3. Invasi Lokal
Tumor jinak akan tetap berada di tempatnya berasal. Tumor ini tidak memiliki
kemampuan untuk menginviltrasi, menginvasi atau menyebar ke tempat jauh.
Sebagian besar tumor ini membentuk kapsul fibrosa yang memisahkannya dari
jaringan pejamu. Tumor ganas tumbuh secara infiltrasi, invasi, destruksi dan penetrasi
6
progresif ke jaringan. Selain metastasis, invasi lokal merupakan gambaran paling
andal yang membedakan tumor jinak dan tumor ganas.
4. Metastasis
Penyebaran hematogen: pembuluh arteri lebih sulit ditembus oleh sel neoplasma
daripada vena. Hati dan paru merupakan tempat sekunder yang paling sering
terkena pada penyebaran hematoma.
7
perlu paparan berkali-kali, keadaan dapat reversible, dapat mengubah ekspresi gen
seperti: hiperplasia, induksi enzim, induksi diferensiasi.
3. Progresi
Pada progresi ini terjadi aktivasi, mutasi atau hilangnya gen. Pada progresi ini timbul
perubahan benigna menjadi pre-maligna dan maligna. Bila ada kerusakan gen, tubuh
berusaha mereparasi atau memperbaiki transkripsi gen yang rusak (DNA repair). Tetapi
bila tidak dapat diperbaiki dengan sempurna akan terbentuk sel baru yang defektif.
Walaupun sel itu defektif masih tetap ada usaha mereparasi kerusakan transkripsi. Bila
berhasil akan terbentuk sel yang normal dan bila gagal akan terbentuk sel yang abnormal,
yaitu sel yang mengalami mutasi, atau transformasi, yang pada akhirnya dapat menjadi
sel kanker.
II.7 Diagnosa Penyakit dan Cara Pemeriksaan
Diagnosa penyakit kanker dapat ditegakkan berdasarkan hasil pada serangkaian
pemeriksaan yang dilakukan secara teliti dan rinci oleh dokter. Cara-cara pemeriksan tersebut
meliputi :
1. Anamnesis. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik kepada pasien, dokter melakukan
anamnesis yang meliputi: keluhan pasien, riwayat medis umum yang lalu dan sekarang,
gaya hidup dan kebiasaan, riwayat keluarga, status sosioekonomi dan pekerjaan (Bolden,
1982).
2. Pemeriksaan fisik. Pemeriksan fisik harus lengkap dan saksama. Pemeriksaan dilakukan
sesuai skema dan mencakup inspeksi (mengamati), perkusi (mengetuk), auskultasi
(mendengarkan dengan stetoskop), dan palpasi (meraba).
3. Pemeriksaan laboratorium. Pada pemeriksaan laboratorium, terutama diperiksa adalah
tinja, urin, dan darah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui adanya serta jumlah enzim,
hormon, produk buangan dari pertukaran zat dan mineral.
4. Pencitraan (melalui foto rontgen).
5. Echografi (USG).
6. CT-sken.
7. Pemeriksaan MRI.
8. Pemeriksaan histologi. Dilakukan melalui operasi kecil, atau yang dikenal dengan biopsi.
Dilakukan untuk menentukan sifat dan ciri khas tumor.
9. Pemeriksaan sitologi. Dilakukan dengan menyedot menggunakan jarum halus yang
disebut biopsi pungsi atau biopsi jarum halus.
8
II.8 Pengobatan dan Rehabilitasinya
Pengobatan penyakit kanker dapat dilakukan dengan pembedahan, radioterapi,
kemoterapi, terapi farmakologi (pemberian obat-obatan berdasarkan jenis kanker yang diderita),
terapi hormon, serta dapat juga dilakukan melalui pengobatan holistik seperti akupuntur, terapi
musik, yoga, hipnoterapi, serta melakukan diet sehat.
Rehabilitasi pada pasien kanker bertujuan untuk mencegah nyeri. Macam terapi
rehabilitasi medik yang sering dilakukan pada pasien kanker adalah modalitas (TENS, panas,
dingin, dan hidroterapi), fisioterapi, terapi okupasi, ortesis, protesis, alat bantu jalan, dan
biofeedback.
6. Taati masa tunggu (holding period, preharvest interval, PHI), yaitu waktu sebelum panen
saat penggunaan pestisida harus dihentikan. Preharvest interval sangat tergantung pada
masing-masing pestisida dan jenis tanamannya. Pestisida yang bisa memiliki PHI yang
berbeda jika digunakan pada tanaman yang berbeda. Umumnya, penggunaan pestisida
harus dihentikan antara satu minggu hingga 15 hari sebelum panen. Perlakuan ini mudah
untuk tanaman yang dipanen sekaligus, tetapi sulit untuk tanaman yang dipanen secara
bertahap.
(Djojosumarto, 2008)
9
II.10 Pengendalian Terhadap Agen Pajanan dan Proteksi Pada Masyarakat
Pengendalian terhadap agen pajanan kimia dan proteksinya pada masyarakat dapat
dilakukan dengan beberapa langkah berikut antara lain:
1. Menghindari kontak langsung terhadap agen pajanan (pestisida). Gunakan masker
ataupun sarung tangan pada saat dilakukan penyemprotan pestisida terhadap tanaman.
2. Menjauhkan atau melarang anak-anak untuk bermain di kebun sesudah dilakukan
penyemprotan pestisida.
3. Faktor lingkungan dalam hal ini tanah merupakan faktor penting yang mempengaruhi
agen atau seseorang terpapar pajanan agen , oleh karena itu pestisida yang akan
digunakan agen untuk memberantas hama tidak disimpan secara sembarangan agar tidak
tumpah ke tanah.
4. Mengedukasi masyarakat jika merasakan perubahan tidak nyaman pada tubuh seperti
mual-mual bahkan hingga muntah, sesak nafas, dan gatal-gatal pada kulit setelah
melakukan penyemprotan pestisida di kebun agar segera memeriksankan diri di pusat
layanan kesehatan terdekat.
Penggunaan pestisida akan terus dijalankan oleh petani di Indonesia. Meskipun sudah ada
beberapa orang yang mencoba menanam tanaman pangan tanpa menggunakan bahan kimia
seperti pestisida atau yang dikenal dengan tanaman pangan organic namun jumlahnya masih
sangat kecil sekali. Hal ini dikarenakan masih kurangnya perhatian pemerintah terhadap
pengembangan tanaman organic ini. Selain itu, akibat pemanasan global, mengakibatkan cuaca
yang tidak menentu, dan hal ini berpengaruh terhadap keberhasilan panen atas hama. Para petani
akan mengambil langkah yang mudah dan cepat, yaitu menggunakan pestisida. Selain bisa
mengendalikan hama, sehingga mereka tidak akan mengalami gagal panen akibat hama.
10
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Agen kimiawi dapat berasal dari luar tubuh (eksogen:pestisida, zat racun, obat, senyawa
kimia,limbah industri,allergen,gas, debu) dan dapat berasal dari dalam tubuh (endogen: ureum,
kolesterol, hiperglikemia). Mekanisme perjalanan agen kimia melalui media tanah dalam hal ini
pestisida sebelum kontak dengan manusia melalui dua fase, yaitu pre-patogenesis dan
patogenesis.
Pestisida dapat diukur kadar residunya pada sayuran maupun buah-buahan melalui
metoda krematografi gas menggunakan mass spektrometry. Batas Minimum Residu kadar
pestisida pada sayuran dan buah-buahan berbeda-beda.Paparan terhadap pestisida secara terus
menerus dapat menyebabkan timbulnya penyakit seperti kanker, gangguan saraf, maupun
gangguan metabolisme.
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan guna meminimalkan dampak pestisida dapat
dilakukan dengan menggunakan pelindung seperti masker pada saat melakukan penyemprotan
pestisida, tidak merokok, makan dan minum ketika sedang melakukan penyemprotan maupun
pada saat pencampuran, serta tidak melakukan penyemprotan pada saat menejelang panen.
III.2 Saran
Dikarenakan banyaknya penyakit yang disebabkan oleh zat-zat kimia bersifat
karsinogenik, penulis menyarankan:
1. Segera mencuci tangan sesaat setelah melakukan kontak dengan pestisida.
2. Tidak melakukan penyemprotan pada saat angin kencang.
3. Menggunakan alat-alat penyemprotan yang kondisinya baik dan kondisinya tidak bocor.
4. Jika mau menggunakan pestisida, gunakan dengan dosis yang tepat dan tidak berlebihan.