Anda di halaman 1dari 4

1.

Asumsi CAPM
- Semua investor memiliki cakrawala waktu satu periode yang sama.
Investor memaksimumkan kekayaannya dengan memaksimumkan
utility harapan dalam satu periode waktu yang sama.
- Semua investor melakukan pengambilan keputusan investasi
berdasarkan pertimbangan antara nilai return ekspetasian dan
diviasi standar return dari portofolionya.
- Semua investor mempunyai harapan yang seragam terhadap faktor-
faktor input yang digunakan untuk keputusan portofolio.
- Semua investor dapat meminjamkan sejumlah dananya dengan
jumlah yang tidak terbatas pada tingkat suku bunga bebas resiko.
- Penjualan pendek diijinkan.
- Semua aktiva dapat dipecah-pecah menjadi bagian yang lebih kecil
dengan tidak terbatas.
- Semua aktiva dapat dipasarkan secara likuid sempurna.
- Tidak ada biaya transaksi.
- Tidak terjadi inflasi.
- Tidak ada pajak pendapatan pribadi,
- Investor merupakan price taker
- Pasar modal dalam kondisi ekuilibrium.
2. Short selling adalah suatu cara yang digunakan dalam penjualan
saham di mana investor atau trader meminjam dana (on margin) untuk
menjual saham (yang belum dimiliki) dengan harga tinggi dengan
harapan akan membeli kembali dan mengembalikan pinjaman saham
ke pialangnya pada saat saham turun. Salah satu karakteristik dari
transaksi short sale adalah dengan menjualefek yang tidak dimiliki
oleh si penjual. Namun si penjual tetap memiliki kewajiban untuk
melakukan penyerahan atas efek yang telah dijualnya pada waktu
yang telah ditentukan. Guna memenuhi kewajiban tersebut, maka
penyelesaiannya antara lain adalah dengan melakukan peminjaman
efek
Transaksi short selling ini berbeda dengan transaksi jual-beli biasa
dalam empat hal.
1. Investor menjual dulu kemudian baru membeli.
2. Investor mendapat untung justru kalau harga turun.
3. Investor melepas sekuritas yang bukan miliknya.
4. Dibandingkan dengan transaksi biasa short selling sangat beresiko.
Margin trading merupakan suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan
efek kepada nasabahnya berupa fasilitas pinjaman dana, sehingga
nasabah hanya perlu membayar sejumlah persentase tertentu dari
harga efek yang dibeli. Nasabah diwajibkan membayar bunga kepada
perusahaan efek atas dana pinjaman tersebut.
1) transaksi pembelian efek untuk kepentingan nasabah yang dibiayai
oleh perusahaan. Transaksi marjin merupakan fasilitas yang diberikan
perusahaan efek kepada investor dengan memberikan pinjaman
berupa uang. Namun,pinjaman uang ini tidak harus dikembalikan
secara terjadwal, sebagaimana pinjaman dari bank.
2) Investor baru mengembalikan bila berhasil menjual saham yang
dibelinya dengan harga yang lebih tinggi dari harga beli sehingga
investor memperoleh keuntungan dari selisih jual beli tersebut
3) Sebagai imbalan fasilitas yang disediakan perusahaan efek, investor
harus membayar bunga pinjaman dan fee. Bunga pinjaman dan fee
tersebut telah disepakati oleh investor dan sekuritas melalui perjanjian
pembiayaan dan penyelesaian transaksi efek. Dalam margin trading
dikenal beberapa pihak yang dapat memberikan pinjaman atau
jaminan atas transaksi yang dilakukan oleh investor:
1. Pinjaman yang dilakukan oleh pihak ketiga, dalam hal ini bank
2. Pinjaman yang diberikan oleh perusahaan efek atau perusahaan
dimana investor melakukan pinjaman saham
3. Merupakan tindakan investor yang cenderung pasif dalam berinvestasi dalam
saham dan hanya mendasarkan pergerakan sahamnya pada
pergerakan indekspasar. Strategi pasif mendasarkan diri pada asumsi bahwa
(a) pasar modal tidak melakukan mispricing, dan (b) meskipun terjadi
mispricing, para pemodal berpendapat bahwa mereka tidak bisa
mengidentifikasikan dan memanfaatkannya. Tujuan dari strategi pasif ini adalah
memperoleh returnportofolio sebesar return indeks pasar dengan menekankan
seminimal mungkin risiko dan biaya investasi yang harus dikeluarkan.
Ada dua macam strategi pasif yaitu sebagai berikut.
a. Strategi beli dan simpan maksudnya adalah investor melakukan pembelian sejumlah
saham dan tetap memegangnya untuk beberapa waktu tertentu. Tujuan dilakukannya
strategi ini adalah untuk menghindari biaya transaksi dan biaya tambahan lainnya yang
biasanya terlalu tinggi.
b. Strategi mengikuti indeks merupakan strategi yang digambarkan sebagai pembelian
instrumen reksadana atau dana pensiun oleh investor. Dalam hal ini investor berharap
bahwa kinerja investasinya pada kumpulan saham dalam instrumen reksadana sudah
merupakan duplikasi dari kinerja indeks pasar. Dengan kata lain investor berharap
memperolah return yang sebanding dengan return pasar.

2. Strategi aktif
Merupakan tindakan investor secara aktif dalam melakukan pemilihan dan jual
beli saham, mencari informasi, mengikuti waktu dan pergerakan harga saham serta
berbagai mendapatkan return abnormal. Tujuan strategi aktif ini adalah mendapatkan
return portofolio saham yang melebihi return portofolio saham yang diperoleh dari
strategi pasif. Ada tiga strategi yang biasa dipakai investor dalam menjalankan strategi
aktif portofolio saham.
a. Pemilihan saham maksudnya adalah para investor secara aktif melakukan analisis
pemilihan saham-saham terbaik, yaitu saham yang memberikan hubungan tingkat
return dan risiko yang terbaik dibandingkan dengan alternative lainnya. Analisis ini
mendasarkan pada pendekatan analisis fundamental guna mengetahui prospek saham
tersebut pada masa datang.
b. Rotasi sektor, maksudnya investor dapat melakukan strategi ini dengan dua cara,
yaitu sebagai berikut.
(a) Melakukan investasi pada sahamsaham yang bergerak pada sector tertentu untuk
mengantisipasi perubahan siklis ekonomi di kemudian hari.
(b) Melakukan modifikasi atau perubahan terhadap bobot portofolio saham-saham pada
sektor industri yang berbeda-beda.
(c) Strategi momentum harga menyatakan bahwa pada waktuwaktu tertentu harga
pasar saham akan merefleksikan pergerakan earning ataupun pertumbuhan
perusahaan. Dalam hal ini investor akan mencari waktu yang tepat, pada saat
perubahan harga yang terjadi bisa memberikan tingkat keuntungan bagi investor
melalui tindakan menjual atau membeli saham. Cahyono (2002: 219) berpendapat
bahwa dalam dunia nyata tidak ada pasar yang efisien sempurna. Salah satu sebabnya
adalah karena adanya partisipasi pemodal ritel yang dalam berinvestasi sering
melibatkan emosi, terpengaruh suasana, dan lain-lain.

4.

Anda mungkin juga menyukai