Penanggung Jawab
Prof. Ir. Zulkifli Nasution, M.Sc., Ph.D
Mitra Bestari
Prof.Dr.Ir. Sumono, M.S. (USU)
Prof.Dr.Ir.Zulkifli Lubis, M.App.Sc. (USU)
Prof.Dr.Ir.Darwin Sitompul, M.Sc. (USU)
Prof.Dr.Ir. Budi Indra Setiawan, M.Agr. (IPB)
Dr.Ir. Kudang Boro Seminar, M.Sc. (IPB)
Dr.Ir. Armansyah Tambunan, M.Agr. (IPB)
Dr.Ir. Lilik Sutiarso, M.Sc. (UGM)
Redaksi Pelaksana
Ir. Darun, M.Si.
Ir. Soekirman
Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si.
Taufik Rizaldi, STP, MP.
Achwil Putra Munir, STP, M.Si.
Ainun Rohanah, STP, M.Si.
Ir. Syammaun Usman
Alamat Redaksi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Jl. Prof. Sofyan No. 3, Kampus USU, Medan, 20155
Tel : 061-8222451, Fax : 821924
E-mail: tep-usu@usu.ac.id
Buletin Agricultural Engineering BEARING diterbitkan oleh Program Studi Teknik Pertanian
Universitas Sumatera Utara Medan
Merupakan publikasi ilmiah untuk menyebarluaskan hasil penelitian di bidang keteknikan dan
industri pertanian.
Belum pernah dipublikasikan di manapun atau telah memiliki ijin (copy right)
Harga eceran jurnal adalah Rp. 15.000,- (lima belas ribu rupiah) per edisi
Setelah naskah yang dinyatakan dapat dimuat, penulis dikenai biaya cetak sebesar Rp. 100.000,-
(seratus ribu rupiah) per artikel, dengan mentransfer ke nomor rekening 006.2371213 Bank BNI
Cabang USU a.n. Ainun Rohanah atau diserahkan langsung ke Redaksi BEARING
1
PENGANTAR REDAKSI
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena Buletin Agricultural
Engineering BEARING dapat diterbitkan pada edisi perdana yaitu Volume 1, Nomor 1 bulan
Juni 2005 dengan nomor ISSN 1858-2362, hal ini adalah berkat ketekunan dan ketabahan kita
bersama.
Dengan diterbitkannya Buletin Agricultural Engineering BEARING ini diharapkan
menjadi media publikasi bagi staf pengajar/peneliti untuk menyebarluaskan hasil penelitiannya
di bidang Keteknikan Pertanian.
Demikian yang dapat kami sampaikan kepada pembaca, semoga buletin ini akan lebih
bermutu di masa-masa yang akan datang.
ii
SAMBUTAN DEKAN
Dekan,
Fakultas Pertanian USU
iii
DAFTAR ISI
BEARING
ISSN: 1585-2362
Volume 1, Nomor 1
Juni 2005
Sistem Informasi Pengolahan PKO pada Pabrik Pengolahan Inti Sawit PT. Perkebunan
Nusantara IV Pabatu
(The Production Information System on Palm Kernel Processing Plant of PT. Perkebunan
Nusantara IV Pabatu)
Saipul Bahri Daulay, Lukman A. Harahap .........................................................8-14
Sistem Informasi Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) (Studi Kasus pada Pabrik Kelapa
Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Pabatu)
Information System of CPO (Crude Palm Oil) Processing (Case Study at PT. Perkebunan
Nusantara IV Pabatu)
Taufik Rizaldi, Saipul Bahri Daulay, Ahmad Ilmuwan ........................................15-21
Analisis Sistem Irigasi Para pada Budidaya Tanaman Selada (Lactuca sativa var. crispa L.)
Analysis of Para Irrigation Systemon Selada Cultivation (Lactuca sativa var. crispa L.)
Edi Susanto, Taufik Rizaldi, M. Abdillah Nasution.............................................22-29
iv
Sistem Pakar Fuzzy untuk Isyarat Dini
Penyakit Septicaemia Epizootica
Abstract
The main objective of this research is to develop an early warning expert system to monitor the
critical level of treatment of Septicaemia epizootica in certain areas in Indonesia. The method used to
approach the problem domain was limited to vaccination approach method where the early warning
information was obtained according to final value of vaccination efectivity score. The system had been
designed to utilize multimedia and web technology. The heart of the system is the reasoning engine that
implements fuzzy logic to deal with uncertainty in decision making mechanism. The result of this
research indicates that the expert system could simply and consistently process the determination of final
value of vaccination efectivity score. Even more, by exploiting web and multimedia as user interface
technology, the expertise resource could be distributed, learned, and implemented without time and place
constraint.
Keywords: fuzzy logic, expert system, early warning system, septicaemia epizootica
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan sebuah sistem pakar isyarat
dini untuk memonitor dugaan status tingkat ancaman yang disebabkan oleh penyakit
Septicaemia epizootica pada daerah-daerah tertular di Indonesia. Metoda yang digunakan
untuk mendekati problema adalah dibatasi pada metoda pendekatan vaksinasi dimana
informasi isyarat dini yang diperoleh adalah bergantung pada nilai akhir skor efektifitas
vaksinasi. Sistem ini didisain dengan cara mendayagunakan teknologi web dan multimedia.
Ciri spesifik sistem ini adalah penerapan logika fuzzy pada mesin inferensi untuk berhubungan
dengan persoalan ketidakpastian dalam mekanisme pengambilan keputusan. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa sistem pakar dapat memproses penentuan nilai akhir skor
efektifitas vaksinasi dengan sederhana dan konsisten. Lebih dari itu, dengan menggunakan
web dan multimedia sebagai teknologi antarmuka pengguna, sumberdaya kepakaran dapat
didistribusikan, dipahami, dan diimplementasikan tanpa terkendala oleh waktu dan tempat.
Kata kunci: logika fuzzy, sistem pakar, sistem isyarat dini, Septicaemia epizootica
1
Achwil Putra Munir, Kudang Boro Seminar, Widiyanto Dwi Surya: Sistem Pakar Fuzzy untuk Isyarat Dini
Penyakit Septicaemia Epizootica
sebuah sistem pakar isyarat dini yang vaksinasi. Adapun mekanisme penentuan
berbasis pada teknologi web dan multimedia nilai skor efektifitas vaksinasi dimulai dari
untuk memonitor dugaan tingkat ancaman masukan data kedua nilai parameter tersebut
SE. Sistem ini mengunakan logika fuzzy terhadap sistem inferensi fuzzy.
(fuzzy logic) sebagai metode penalaran dalam
mendekati situasi ketidakpastian pada Pemodelan Sistem Inferensi Fuzzy
proses penarikan kesimpulan.
Berdasar pada analisis domain
Metodologi Penelitian problema, terdapat 3 buah variabel yang
akan didekomposisi menjadi himpunan
Alat dan Bahan fuzzy, yaitu liputan vaksinasi (LV) dan post
vaksinasi (PV) sebagai variabel anteseden,
Peralatan yang dipergunakan dalam dan tingkat ancaman (TA) sebagai variabel
pengembangan sistem pakar ini terdiri dari konsekuen.
perangkat lunak dan perangkat keras seperti Variabel LV terdiri atas himpunan
yang dapat dilihat pada Tabel 1. Bahan yang fuzzy sangat rendah (SR), rendah (R), sedang
dipergunakan sebagai sumber pengetahuan (S), tinggi (T), dan sangat tinggi (ST).
kepakaran adalah satu buah dokumentasi Variabel PV terdiri atas fase negatip (FN),
kepakaran sistem isyarat dini konvensional fase positip (FP), fase optimum (FO), fase
yang telah dikembangkan oleh Makka dan turun (FT), dan fase akhir (FA). Sedangkan
Sudana (1997). variabel TA terdiri atas himpunan fuzzy
waspada (W), hati-hati (H), baik (B), dan
Metode Pengembangan Sistem akhir (A).
Pada sistem ini, nilai LV dan PV di-
Pada penelitian ini, metode input terhadap fungsi-fungsi fuzzy
pengembangan yang digunakan adalah (fuzifikasi) yang selanjutnya dievaluasi pada
SDLC (System Development Life Cycle). SDLC sekumpulan kaidah kepakaran fuzzy dengan
meliputi beberapa tahapan kegiatan seperti menggunakan metode penalaran Min-Max
investigasi sistem, analisa sistem, disain (Mamdani). Luaran proses penalaran
sistem, konstruksi dan uji coba, selanjutnya di-defuzifikasi dengan
implementasi, dan evaluasi, yang menggunakan metode Centroid untuk
dimodifikasi dari Turban (1993). menghasilkan nilai skor akhir efektifitas
vaksinasi (TA).
Analisis Domain Problema
Basis Pengetahuan
Sistem isyarat dini yang
Basis Kaidah Basis data
dikembangkan pada penelitian ini
menggunakan metode vaksinasi sebagai
dasar pendekatan problema. Pada metode Penalaran
ini, status tingkat ancaman yang dinyatakan Fuzzy
2
Buletin Agricultural Engineering BEARING Vol. 1 No. 1 Juni 2005
3
Achwil Putra Munir, Kudang Boro Seminar, Widiyanto Dwi Surya: Sistem Pakar Fuzzy untuk Isyarat Dini
Penyakit Septicaemia Epizootica
4
Buletin Agricultural Engineering BEARING Vol. 1 No. 1 Juni 2005
Monitoring. Pada penelitian ini, agar user dapat memahami dengan baik
subsistem monitoring adalah komponen alasan ditetapkannya suatu daerah dengan
terpenting sistem pakar. Mekanisme status tingkat ancaman tertentu.
penarikan kesimpulan subsistem monitoring
dikembangkan dalam suatu rangkaian
kegiatan yang dimulai dari usaha
menemukan kembali (query) data-data yang
relevan untuk membangkitkan variabel
liputan vaksinasi dan post vaksinasi, lalu
variabel-variabel tersebut menjadi masukan
terhadap sistem penarikan kesimpulan fuzzy
yang telah dipersiapkan, dan kemudian
sistem menghasilkan suatu luaran informasi
yaitu nilai skor efektifitas vaksinasi yang
selanjutnya menjadi dasar dalam penentuan
status dugaan tingkat ancaman (forward data
driven inference procedure). Adapun informasi Gambar 4. Informasi isyarat dini
yang dibangkitkan oleh sistem pakar adalah
berdasar pada pilihan target kecamatan, jenis Lebih daripada itu, melalui fasilitas
penyakit (SE), dan jenis ternak terancam. tombol yang telah disediakan pada user
Hasil uji coba implementasi interface, informasi status tingkat ancaman
menunjukkan bahwa sistem pakar mampu juga dapat ditampilkan dalam bentuk peta
memonitor status dugaan tingkat ancaman grafis (multimedia) wilayah administratif
SE pada daerah-daerah yang dikendalikan. daerah yang dikendalikan. Perbedaan
Permintaan pilihan target pemonitoran yang warna pada peta tersebut adalah
dilakukan oleh user, direspon oleh sistem menunjukkan status tingkat ancaman
pakar pada sisi server dengan tertentu.
mengembalikan sekumpulan informasi
penting yang terdiri atas: nama daerah (desa
atau kelurahan), nilai LV, nilai PV, nilai skor
efektifitas vaksinasi, dan status tingkat
ancaman yang dinyatakan dalam variabel
linguistik (aman, baik, hati-hati, dan
waspada).
Pada penelitian ini, informasi yang
dibangkitkan oleh sistem dibatasi hanya
pada lingkup program vaksinasi yang
dilaksanakan paling lama 1 tahun sebelum
saat dilakukannya proses monitoring.
Pembatasan ini sesuai dengan knowledge
Gambar 5. Peta grafis daerah pengendalian
vaksinasi SE itu sendiri, bahwa efektifitas
perlindungan yang terjadi akibat vaksinasi
adalah dalam kurun waktu 1 tahun. Dari hasil implementasi subsistem
monitoring menunjukkan bahwa sekalipun
Pada antarmuka ini, user juga dapat
informasi yang dibutuhkan sedemikian
menelusuri lebih lanjut informasi mengenai
beragamnya, namun informasi isyarat dini
histori program vaksinasi yang telah
yang dibutuhkan tersebut dapat
dilaksanakan pada daerah-daerah tersebut
dibangkitkan oleh sistem pakar secara
dengan cara melakukan hyperlink pada nama
dinamis hanya berdasar pada permintaan
daerah yang ditampilkan. Hal ini adalah
5
Achwil Putra Munir, Kudang Boro Seminar, Widiyanto Dwi Surya: Sistem Pakar Fuzzy untuk Isyarat Dini
Penyakit Septicaemia Epizootica
spesifik oleh user. Hal ini adalah hasil dari simulasi para pakar yang adalah representasi
upaya mengembangkan suatu mekanisme dari keahlian mereka dapat segera diserap
penarikan kesimpulan sistem pakar yang oleh sistem sehingga pada saat yang sama
mampu bekerja berdasarkan data-data yang juga meningkatkan kemampuan sistem
ditemukan kembali (query) pada sistem basis dalam menyelesaikan problema.
data. Kinerja ini semakin penting terutama
mengingat bahwa sistem akan dioperasikan Kesimpulan
di dalam suatu jaringan sistem
terkomputerisasi (internet ataupun intranet)
Sistem pakar fuzzy dapat digunakan
dengan tingkat partisipasi penggunaan yang
sebagai alat bantu isyarat dini dalam
relatif besar (multiuser) dan dalam intensitas
memonitor dugaan tingkat ancaman
interaksi yang tinggi.
penyakit Septicaemia epizootica pada
sekumpulan populasi ternak di daerah
Simulasi. Subsistem simulasi yang pengendalian tertentu. Penentuan status
dikembangkan pada penelitian ini ditujukan dugaan tingkat ancaman yang selama ini
kepada user dari kelompok pakar, pemerhati sepenuhnya bergantung pada pakar dapat
sistem pakar, dan pengelola sistem pakar. dilakukan lebih cepat, sederhana, dan
Subsistem ini menyediakan 2 bentuk layanan konsisten sekalipun terhadap jumlah data
yang dianggap sebagai nilai tambah yang yang besar.
dapat diberikan sistem kepada pihak Pada penelitian ini, sinergi yang
pengguna. Pertama, pihak pengguna dikembangkan terhadap sistem basis data
diperkenankan melakukan simulasi menghasilkan kedinamisan dalam
penentuan nilai status tingkat ancaman. membangkitkan informasi spesifik sesuai
Kedua, pihak pengguna juga diperkenankan kebutuhan pihak pengguna (user). Lebih
melakukan perubahan (edit) terhadap daripada itu, dengan menempatkan data-
parameter fungsi keanggotaan himpunan data parameter fungsi keanggotaan
fuzzy yang digunakan pada sistem inferensi himpunan fuzzy secara khusus di dalam
fuzzy. sebuah tabel pada sistem basis data, maka
Pada subsistem simulasi, selain kinerja mesin inferensi dapat ditingkatkan
memberi kesempatan agar user dapat dengan mudah dari waktu ke waktu. Hal ini
mengetahui sendiri bagaimana nilai-nilai menunjukkan bahwa sistem basis data juga
masukan liputan vaksinasi dan post memainkan peran penting terhadap kinerja
vaksinasi dioperasikan pada mekanisme dan siklus hidup (life cycle) sistem pakar.
inferensi fuzzy hingga sampai pada suatu Melalui pengembangan sistem pakar
kesimpulan nilai skor efektifitas vaksinasi yang berbasis pada teknologi web dan
yang menjadi dasar penentuan status tingkat multimedia maka sumberdaya kepakaran
ancaman; kesempatan melakukan perubahan yang selama ini sangat terbatas dapat
terhadap nilai parameter fungsi fuzzy yang didistribusikan, diimplementasikan, dan
tersimpan pada database juga tidak lain agar dipahami lebih baik oleh user tanpa
kinerja mesin inferensi sistem pakar dapat terkendala oleh waktu dan tempat. Hal ini
ditingkatkan dari waktu ke waktu. semakin bermanfaat jika dikaitkan dengan
Terutama jika proses tersebut dilakukan oleh kenyataan bahwa hampir seluruh wilayah
pakar ataupun banyak pakar yang memang Indonesia telah dinyatakan tertular SE.
memiliki kompetensi pada domain
problema.
Melalui subsistem simulasi, sistem
pakar dapat lebih luwes dan adaptif
terhadap tuntutan kebutuhan peningkatan
kinerja penarikan kesimpulan. Hasil
6
Buletin Agricultural Engineering BEARING Vol. 1 No. 1 Juni 2005
Iskandar MA. 1994. Penggunaan Teori Turban E. 1993. Decision Support and
Fuzzy dalam Menyelesaikan Expert Systems: Management
Masalah Keteknikan. Di dalam: Support System. Macmillan
Presentasi Ilmiah Peneliti BPPT; Publishing Company. New York.
Jakarta, 28 September 1994. Jakarta: USA.
BPPT. Zadeh LA. 1988. Fuzzy Logic. Computer.
Makka D, Sudana IG. 1997. Sistem IEEE:83-93. Cetak ulang dalam
Peringatan Dini Penyakit Hewan. Expert System: A Software
Bahan Seminar pada Fakultas Methodology for Modern
Kedokteran Hewan IPB. Applications. IEEE Computer
Society Press. California; 1990. hlm
Seminar KB. 2002. Pengembangan Sistem 407-417.
Pakar untuk Aplikasi Diagnosa Alsin
dan Komoditi Pertanian Berbasis Zahedi F. 1993. Intelligence System for
Web dan Multimedia. Usulan Hibah Business: Expert System with Neural
Penelitian Projek DUE-LIKE. IPB. Networks. Wadsworth Publishing
Company. Belmont, California.
USA.
7
Sistem Informasi Pengolahan PKO pada Pabrik Pengolahan Inti
Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Pabatu
Abstract
The information system in a palm kernel crushing factory related closely to controlling and
reporting the production process of palm kernel oil (PKO). The use of good information system will
accelerate the reporting of production to the manager; tighten the controlling and the evaluation of the
production process.
The information system in Pabrik Pengolahan Inti Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Pabatu
still using paper documents, so that the reporting, controling and evaluation of production run slowly.
This research was done to develop the information system such as reporting, maintaining of data
and evaluation based on Microsoft Visual Basic 6.0.
The information system could economize the maintainance of data, accelerated the process of
reporting and making the evaluation of production accurate, so that controlling of production process
could be done better.
Keywords: information system, economize, accelerate
Abstrak
Sistem informasi di pabrik pengolahan inti sawit erat kaitannya dengan pengawasan
serta pelaporan proses produksi palm kernel oil (PKO). Penggunaan sistem informasi yang baik
tentunya akan mempercepat pelaporan produksi kepada pimpinan, memperketat pengawasan
dan evaluasi proses produksi.
Sistem informasi di pabrik pengolahan inti sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Pabatu
masih menggunakan sistem berkas sehingga pelaporan, pengawasan serta evaluasi produksi
berjalan lambat.
Penelitian dilakukan untuk mengembangkan sistem informasi berupa pelaporan,
penyimpanan data, serta evaluasi produksi berbasis komputer dengan menggunakan bahasa
pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0.
Sistem informasi ini dapat menghemat penyimpanan data, mempercepat proses
pelaporan dan membuat evaluasi produksi secara akurat sehingga pengawasan proses
produksi dapat dilakukan secara lebih baik.
Kata kunci: sistem informasi, menghemat, mempercepat
8
Buletin Agricultural Engineering BEARING Vol. 1 No. 1 Juni 2005
perkebunan, dan perkebunan adalah suatu Data yang digunakan diperoleh dengan
bentuk usaha yang padat modal dan padat cara pengamatan langsung, wawancara,
karya, artinya, selain butuh modal banyak, studi pustaka, dan pencatatan.
juga menyerap tenaga kerja yang banyak Berdasarkan kepada tahapan yang
diutarakan Waljiyanto (2003). Dalam
pula. (Bank Bumi Daya, 1988)
pelaksanaan penelitian ini dilakukan
Perkebunan kelapa sawit selain
beberapa tahap kegiatan, tahap pertama
menghasilkan minyak sawit mentah
adalah analisis sistem, yang terdiri dari:
(CPO; crude palm oil) dan minyak inti sawit
1. Mengidentifikasi sistem, dengan cara
(PKO; palm kernel oil) juga menghasilkan
mempelajari dan mengumpulkan data
produk turunan yang dapat dikembangkan
dari setiap bagian yang terlibat dalam
menjadi produk setengah jadi ( fatty acids,
bentuk pengolahan data yang telah ada.
fatty alkohol dan glycerine) dan produk jadi
2. Memahami kerja dari sistem yang ada,
seperti sabun dan kosmetika. (Basyar, 1999)
dengan cara mempelajari aliran
Pabrik pengolahan inti sawit (PPIS)
informasi dari setiap bagian yang terlibat
Pabatu menghasilkan begitu banyak catatan-
dalam penggunaan dan pengolahan
catatan timbangan tiap harinya. Oleh karena
PKO di PPIS PTPN IV Pabatu, dan juga
itu, penggunaan suatu sistem informasi
mempelajari format masukan dan
dengan memakai komputer untuk
keluaran informasi pada setiap
menyimpan dan menyajikan data-data input
bagiannya. Selain itu mengetahui pihak-
harian di PPIS Pabatu akan dapat membantu
pihak yang akan menggunakan
Manajer Pabrik Pabatu untuk menganalisa
informasi tersebut.
keadaan pabrik lebih mudah dan dengan
3. Menganalisis sistem, berdasar- kan data
waktu yang relatif lebih singkat.
yang sudah didapatkan ditariklah suatu
kesimpulan mengenai aliran data yang
Tujuan Penelitian
terwakili dengan dibuatnya suatu
diagram aliran data (DAD). (Kadir, 1999)
Tujuan penelitian ini adalah untuk
Tahap kedua dari kegiatan penelitian
Mendesain program berbasis komputer
adalah perancangan sistem, yang mana
untuk pengelolaan data di PPIS Pabatu.
terdiri dari :
1. Merancang masukan, keluaran, dan
Metodologi Penelitian
merancang program secara keseluruhan,
berdasarkan masukan dan keluaran
Penelitian dilakukan di PPIS PTPN IV
yang digunakan di PPIS PTPN IV
Pabatu mulai bulan Mei sampai bulan Juni
Pabatu.
2004.
2. Merancang form beserta object-objectnya
Data yang dibutuhkan antara lain adalah
dan menulis kode program (routine)
data inventaris alat dan mesin pengolahan,
yang dibutuhkan berdasarkan rancangan
data Penerimaan Inti Sawit Harian yang
masukan dan keluaran yang telah
diperoleh dari stasiun timbangan inti sawit,
ditentukan sebelumnya.
data produksi PKO yang diperoleh dari
3. Melakukan uji jalan (Run), diperiksa
buku jurnal pabrik, data analisis produksi
apakah ada terjadi error/kesalahan pada
laboratorium tentang kadar air, kadar kotor,
tiap-tiap object yang terdapat pada form.
dan Asam Lemak Bebas (ALB), dormat
4. Mendiagnosa kesalahan yang terjadi
masukan dan keluaran laporan antara lain
kemudian diperbaiki dan diuji jalankan
penerimaan inti sawit per kebun, data
lagi sampai tidak terdapat error lagi.
penerimaan, produksi, pengiriman, dan
5. Bila program sudah benar maka segera
persedian serta laporan harian pengolahan
melakukan pengujian dengan
PPIS.
menggunakan data.
9
Saipul Bahri Daulay, Lukman Adlin Harahap: Sistem Informasi Pengolahan PKO pada Pabrik
Pengolahan Inti Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Pabatu
Sistem informasi yang ada di PPIS PTPN Perancangan program aplikasi sistem
IV Pabatu masih setengah manual, informasi meliputi perancangan input
maksudnya, maskipun sudah melibatkan (masukan), perancangan output (luaran), dan
komputer dalam pelaporan data-data perancangan basis data. Dan kesemuanya
hariannya, ternyata keseluruhan data yang memerlukan waktu yang banyak dan
ada dihitung manual oleh seorang karyawan kecermatan dalam perancangannya,
pelaksana. Jadi, pada dasarnya sistem kesalahan dalam proses perancangan ini
informasi yang ada masih menggunakan dapat mengakibatkan bug (keabnormalan
metode manual pinsil dan kertas. operasi dalam suatu program aplikasi) yang
Pada beberapa stasiun memang sudah cukup mengganggu. (Fathansyah, 2001)
menggunakan komputer dalam pencatatan Acuan rancangan yang akan dibuat
datanya, pada akhirnya data-data ini juga adalah laporan harian di PPIS PTPN IV
tetap dimasukkan dalam buku besar yang Pabatu. Hal ini dilakukan agar program
isinya data-data mentah dan hasil hitungan aplikasi sesuai dengan sistem informasi yang
yang dihitung dengan cara manual sudah ada, mengingat dalam hal ini yang
(menggunakan kalkulator). Misalnya pada diubah hanya metode pengarsipan dan
stasiun penerimaan inti sawit, laporan inti pengolahan datanya saja, bukan sistem
masuk sudah dicetak dengan menggunakan informasinya.
printer, meskipun demikian pada akhirnya
slip hasil cetakan printer itu diserahkan Masukan Sistem
kepada petugas pencatat, dan dimasukkan
ke buku besar. Masukan dirancang berdasarkan item-
Data inti masuk, produksi PKO dan item yang ada dalam laporan harian dan
PKM, status pabrik (jam olah netto, jam jalan data-data yang tersedia. Data-data yang
kempa cake, dan seterusnya), dan hasil tersedia antara lain:
10
Buletin Agricultural Engineering BEARING Vol. 1 No. 1 Juni 2005
1. Data penerimaan inti sawit per kebun, field, nama barang, jumlah barang,
meliputi: tanggal operasional dan tanggal ganti.
a. tanggal terima inti sawit b. Data produksi inti sawit (PK)
b. asal kebun Merupakan data-data mengenai
c. jumlah ton inti sawit yang diterima jumlah inti sawit yang diterima PPIS
2. Data penerimaan, produksi, pengiriman PTPN IV Pabatu, terdiri dari field-field,
dan persediaan, meliputi: tanggal masuk (plus saldo awal), asal
a. nama kebun kebun, jumlah inti sawit yang diterima
b. saldo awal inti sawit, PKO dan PKM dan jumlah inti sawit yang diolah.
c. inti sawit diolah dan diterima c. Data produksi PKO
d. produksi dan pengiriman PKO Merupakan data-data mengenai
e. produksi dan pengiriman PKM jumlah PKO yang dihasilkan oleh PPIS
f. stock akhir inti sawit, PKO dan PKM PTPN IV Pabatu, terdiri dari field-field,
3. Data laporan harian pengolahan PPIS, tanggal produksi, jumlah produksi dan
meliputi: jumlah dikirim.
a. PK masuk dari kebun-kebun d. Data produksi PKM
b. produksi Merupakan data-data mengenai
c. mutu dan losis jumlah PKM yang dihasilkan PPIS PTPN
d. lain-lain IV Pabatu, terdiri dari field-field, tanggal
4. Data daftar inventaris pabrik, meliputi: produksi, jumlah produksi, dan jumlah
a. nama alat pengiriman.
b. jumlah alat e. Data mutu dan losis PK
Merupakan data-data mengenai
Berdasarkan keempat data tersebut hasil pengujian inti sawit di
dirancang dua item untuk program aplikasi laboratorium PPIS PTPN IV Pabatu,
yang akan dibuat, pertama adalah masukan terdiri dari field-field, tanggal pengujian,
data dan ubah data (editor). Untuk masukan kadar asam lemak bebas, kadar air,
data, form-form-nya dirancang sedemikian kadar kotoran dan kadar minyak.
rupa sehingga fungsinya dibatasi hanya f. Data mutu dan losis Palm Kernel Cake
untuk memasukkan data sedang untuk ubah (PKC)
data, form-nya dirancang sedemikian rupa Merupakan data-data mengenai
sehingga form memiliki fungsi untuk hasil pengujian PKC di laboratorium
mengubah, menambah dan menghapus data PPIS PTPN IV Pabatu, terdiri dari field-
yang ada. field, tanggal pengujian, kadar air dan
kadar minyak.
Keluaran Sistem g. Data mutu dan losis PKM
Merupakan data-data mengenai hasil
Seperti yang diutarakan mula-mula, pengujian PKM di laboratorium PPIS
program aplikasi dirancang berdasarkan PTPN IV Pabatu, terdiri dari field-field,
sistem informasi yang sudah ada. Dengan tanggal pengujian, kadar air dan kadar
demikian, keluaran yang dihasilkan minyak.
diharapkan mampu mewakili sistem h. Data mutu dan losis PKO
informasi yang ada. Rancangan hasil Merupakan data-data mengenai
keluaran dari program aplikasi sistem hasil pengujian PKO di laboratorium
informasi yang akan dibuat adalah sebagai PPIS PTPN IV Pabatu, terdiri dari field-
berikut: field, tanggal pengujian, kadar asam
a. Data Inventaris lemak bebas, kadar air dan kadar
Merupakan daftar part/bagian dalam kotoran.
PPIS PTPN IV Pabatu, terdiri dari field- i. Data lain-lain
11
Saipul Bahri Daulay, Lukman Adlin Harahap: Sistem Informasi Pengolahan PKO pada Pabrik
Pengolahan Inti Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Pabatu
12
Buletin Agricultural Engineering BEARING Vol. 1 No. 1 Juni 2005
menggunakan pull down menu, form-form lain lain adalah Palm Kernel, Palm Kernel Oil,
bisa dibuka. Pada permulaan program akan Palm Kernel Meal, dan Mutu dan Losis.
muncul dialog box untuk memasukkan Dengan adanya menu ini, pengguna
password. Bila pengguna ingin mengubah dapat menghemat waktu pemrosesan data-
data yang ada (sebagai database data mentah. Jika tadinya karyawan
administrator), maka pengguna harus pelaksana atau sebutlah pengguna, harus
memasukkan password dengan benar dan menggunakan kalkulator untuk menghitung
mendapatkan akses ke semua menu dalam data-data mentah tadi, dengan
pull down menu. Bila pengguna tidak menggunakan menu ini, pengguna hanya
mengetahui password yang dibutuhkan, perlu mengetikkan data-data mentah itu dan
pengguna tetap bisa melihat data yang ada dengan sekali tekan tombol, data-data tadi
dengan meng-klik tombol Lanjutkan, tapi sudah diproses dan dimasukkan ke dalam
akses untuk mengubah data akan dibatasi. basis data pada sistem.
Menu Data Inventaris terdiri dari Daftar Menu Lain-Lain berisi data-data
Inventaris dan Keluar. Keluar berguna untuk mengenai status pabrik mulai dari jumlah
menutup program aplikasi, sedang Daftar jam jalan kempa inti sampai jumlah jam olah
Inventaris berfungsi untuk menampilkan netto. Pengguna dapat memilih Entri Data
dan mengubah data inventaris yang sudah untuk memasukkan data saja atau memilih
dimasukkan dalam sistem. Sesuai nama Ubah Data untuk melihat dan melakukan
submenu-nya, Lihat Data berfungsi untuk perubahan terhadap data yang ada.
melihat saja data yang ada dan Ubah Data Melalui menu ini, pengguna dapat
berfungsi untuk melakukan perubahan melihat data status pabrik dengan cepat
terhadap data yang sudah ada. Pengguna dalam bentuk tabel. Pengguna tidak perlu
dapat mengambil informasi mengenai alat- lagi membongkar arsip-arsip lama hanya
alat apa saja yang ada berserta tanggal untuk melihat data status pabrik pada
operasional dan tanggal gantinya. Dengan tanggal tertentu. Pencarian data sangat
adanya menu ini, petugas administrasi dapat mudah karena data yang ada sudah
dengan mudah memeriksa apakah suatu alat diurutkan berdasarkan tanggal.
memang sudah tiba tanggal penggantiannya
atau belum, hanya membutuhkan beberapa Menu Laporan dan Evaluasi
klik pada mouse tanpa harus membongkar
arsip-arsip yang bertumpuk. Menu Laporan dan Evaluasi berisi
Laporan dan Evaluasi. Laporan berguna
Menu Data Produksi untuk menampilkan rangkuman data pada
suatu tanggal tertentu. Evaluasi berguna
Menu Data Produksi terdiri dari dua untuk menampilkan grafik produksi palm
submenu utama, yaitu Data Entri dan Ubah kernel, PKM dan PKO. Pengguna dapat
Data. Fungsi Data Entri adalah untuk menentukan grafik apa yang ingin dilihat
memasukkan data saja pada Data Entri, dengan memilih salah satu dari submenu
pengguna dapat memilih antara Palm yang ada.
Kernel, Palm Kernel Oil, Palm Kernel Meal Dengan menggunakan Lapo ran,
dan Palm Kernel Cake. Ubah Data berfungsi pengguna dapat melihat rangkuman data-
untuk melihat sekaligus melakukan data pada tanggal tertentu dengan cepat.
perubahan pada data. Pada Ubah Data Mulai dari kiriman inti sawit dari berbagai
Pengguna dapat memilih item apa yang ingin kebun sampai mutu dan losisnya, sekali lagi,
dilihat atau dimodifikasi, pilihannya antara pengguna dimudahkan karena dapat
13
Saipul Bahri Daulay, Lukman Adlin Harahap: Sistem Informasi Pengolahan PKO pada Pabrik
Pengolahan Inti Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Pabatu
melakukannya tanpa harus membongkar masih banyak memerlukan lebih banyak lagi
dan mencari-cari lagi di tumpukan arsip sumber daya untuk menyempurnakannya.
lama, hemat waktu dan tenaga. Laporan ini
dapat dicetak ke atas kertas dengan menekan Saran
tombol cetak. Laporan yang dicetak hanya
berukuran setengah kertas kuarto. Hal yang disarankan adalah mengenai
Setelah memilih item yang ingin dilihat pembaruan data, dalam pengembangan yang
grafiknya pada Evaluasi, pengguna dapat lebih lanjut ada baiknya jika pembaharuan
melihat grafik yang diinginkan. Dari ketiga (update) dimungkinkan melalui jaringan.
pilihan yang ada, grafik untuk palm kernel
adalah yang paling unik, karena memiliki Daftar Pustaka
dua mode penampilan grafik. Pengguna
dapat melihat grafik rata-rata pengiriman Bank Bumi Daya (BBD), 1988. Minyak
inti sawit dari kebun-kebun pada rentang Kelapa Sawit Palm Oil, Suatu
tanggal tertentu, pengguna dapat Tinjauan Produksi, Pemasaran dan
melakukannya dengan mengisi tanggal saja Prospek, Penerbit Bank Bumi Daya,
tanpa mengisi nama kebunnya. Jakarta.
Mode yang lainnya adalah grafik jumlah
kiriman kebun tertentu pada rentang tanggal Basyar, A.H., 1999. Perkebunan Besar Kelapa
tertentu. Pengguna dapat mendapatkannya Sawit (Blunder ketiga kebijakan
dengan melakukan cara yang sama seperti sektor kehutanan), Penerbit E-Law
mode pertama, hanya saja, kali ini pengguna dan CePAS, Jakarta.
juga harus mengisikan nama kebunnya.
Berbeda dengan tampilan grafik Fathansyah, 2001. Basis Data. Penerbit
produksi palm kernel, tampilan grafik Informatika, Bandung
produksi untuk PKM dan PKO memiliki
tampilan yang hampir sama, yang berbeda Kadir, A., 2002, Penuntun Praktis Belajar
hanya item yang ditampilkan saja. SQL, Penerbit ANDI Yogyakarta,
Yogyakarta
Kesimpulan dan Saran
Kadir, A., 1999, Konsep dan Tuntunan
Kesimpulan Praktis Basis Data, Penerbit Andi
Yogyakarta, Yogyakarta.
Dari studi yang telah dilakukan maka
disimpulkan bahwa dari kesemua tahapan Mangkulo, H.A., 2004, Aplikasi Database
yang dilalui, tahap perancangan adalah Manggunakan ADO VB 6.0 dan SQL
tahap yang paling banyak memakan waktu. Server 2000, PT Elex Media
Selain itu disimpulkan juga bahwa sistem Komputindo, Jakarta.
informasi yang dihasilkan mampu
menyediakan alternatif penyimpanan data Nugroho, A., 2004, Konsep Pengembangan
(pengarsipan) dengan media penyimpanan Sistem Basis Data, Penerbit
digital (database). Dengan menggunakan Informatika Bandung, Bandung.
program aplikasi yang dihasilkan, waktu
yang diperlukan untuk memperoleh Waljiyanto, 2003, Sistem Basis Data : Analisis
informasi spesifik mengenai segala sesuatu dan Pemodelan Data, Penerbit Graha
tentang produksi PPIS dapat dihemat. Ilmu, Yogyakarta.
Meskipun demikian program aplikasi yang
dihasilkan masih jauh dari sempurna dan
14
Sistem Informasi Pengolahan CPO (Crude Palm Oil)
(Studi Kasus pada Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Pabatu)
Abstract
The aim of using of Information System in Palm Oil Factory is to provide information and to
support production process of CPO (Crude Palm Oil), and also to furnish the function of analysis and
observation of factory performance. Especially the usage of information system in Palm Oil Factory of PT.
Perkebunan Nusantara IV Pabatu will being the available archivesystem to completion.
The information system was developed by using Visual Basic Program to create computerized
reporting system, evaluation and analysis of palm oil factory performance.
This information system can improve efficiency and effectivity of factory performance in the case
of reporting and observation of production process so that factory performance will be better.
Keywords: information system, Crude Palm Oil, archive of data, reporting system, product evaluation
Abstrak
Penggunaan Sistem Informasi di pabrik kelapa sawit ditujukan untuk menyediakan data
dan informasi yang mendukung proses produksi CPO (Crude Palm Oil) serta melengkapi fungsi
analisa dan pengawasan kinerja pabrik. Secara khusus penggunaan sistem informasi di Pabrik
Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Pabatu akan melengkapi sistem berkas yang
selama ini digunakan.
Sistem informasi berbasis komputer ini dikembangkan dengan menggunakan program
Visual Basic untuk menciptakan sistem pelaporan, analisa dan evaluasi kinerja pabrik kelapa
sawit yang terkomputerisasi.
Sistem informasi ini dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja pabrik dalam hal
pelaporan dan pengawasan proses produksi sehingga kinerja pabrik akan berlangsung dengan
baik.
Kata kunci: sistem informasi, Crude Palm Oil, penyimpanan data, pelaporan, evaluasi produksi
15
Taufik Rizaldi, Saipul Bahri Daulay, Ahmad Ilmuwan: Sistem Informasi Pengolahan CPO (Crude Palm Oil)
(Studi Kasus pada Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Pabatu)
perbandingan perkebunan rakyat (33%), mencapai 2.945.000 ton CPO (Oil Word,
perkebunan swasta (16%), dan perkebunan 2000).
milik negara (51%), atau meningkat sebesar Manajemen produksi CPO perlu
beberapa kali lipat dibandingkan luas areal diperhatikan khususnya pada perkebunan
pada tahun 1968. Sedangkan pada tahun milik negara perlu ditingkatkan seiring
2004 diperkirakan luas areal perkebunan dengan perkembangan teknologi informasi
sawit di Indonesia mencapai 4.409.306 ha sekarang ini. Sistem pelaporan dan
atau meningkat sebesar 1,4% dari luas tahun pengawasan yang selama ini dikerjakan
2000 (Ditjen Bina Produksi Perkebunan, secara manual (menggunakan kertas, pinsil)
1999). dan dikerjakan secara terpisah-pisah
Seiring peningkatan luas areal menyulitkan proses pelaporan dan
perkebunan kelapa sawit di Indonesia pengawasan sistem produksi CPO. Untuk itu
produksi CPO juga mengalami peningkatan diperlukannya suatu sistem informasi
dari 181.000 ton CPO pada tahun 1968 pengolahan dan penyajian data dalam
menjadi 6.217.000 ton CPO pada tahun 2000. bentuk informasi dengan cara yang lebih
Sedangkan pada tahun 2004 diprediksi cepat dan tepat dengan memanfaatkan
produksi CPO Indonesia mencapai 8.709.064 teknologi komputer.
ton CPO, atau 56% dari total produksi CPO
Indonesia. Dengan demikian Indonesia Tujuan
mengkonsumsi 16% dari konsumsi CPO
dunia sebesar 17,3 juta ton (BIRO, 1999). 1. Mengevaluasi manajemen sistem
Secara historis pertumbuhan produksi informasi pengolahan CPO yang
minyak sawit dunia selama dua dasawarsa diproduksi di PT. Perkebunan
terakhir mencapai 7,3% per tahun. Nusantara IV Pabatu.
Perkembangan minyak sawit dunia ini 2. Melakukan perbaikan terhadap sistem
sangat dipengaruhi oleh produksi minyak informasi pengolahan CPO.
sawit Malaysia dan Indonesia yang
memberikan kontribusi sebesar 80% dari Metodologi Penelitian
produksi dunia. Berdasarkan data oil world
diperkirakan produksi CPO lima tahun ke Tempat dan Waktu Penelitian
depan akan meningkat tetapi tetap lebih
kecil dibandingkan dengan konsumsi Penelitian dilakukan di Pabrik Kelapa
masyarakat dunia. Sehingga membawa Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Pabatu
kondisi investasi yang baik (Oil Word, 2000). mulai bulan April sampai bulan Juli 2004.
Namum jika dilihat total produksi
produksi CPO dunia yang mencapai 16,7 juta Pengumpulan Data
ton CPO, Indonesia hanya menempati posisi
kedua (30%) di bawah Malaysia (50%), 1. Pengamatan Langsung
sedang sisanya adalah negara-negara lain Data diperoleh dengan meninjau langsung
seperti Nigeria. Dari total produksi CPO itu bagian-bagian yang berkaitan dengan
Indonesia mempunyai tingkat konsumsi penelitian.
yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan 2. Wawancara
konsumsi CPO negara Malaysia. Pada tahun Pengumpulan data dilakukan dengan cara
1998 konsumsi CPO Indonesia mencapai menghubungi petugas-petugas yang
2.784.000 ton atau 16% dari konsumsi CPO berwenang untuk memberikan informasi-
dunia sedangkan Malaysia hanya informasi yang dibutuhkan dalam
mengkonsumsi 6% dari total konsumsi CPO penelitian
dunia. Pada tahun 2000 konsumsi Indonesia 3. Studi Pustaka
16
Buletin Agricultural Engineering BEARING Vol. 1 No. 1 Juni 2005
Data diperoleh dengan membaca buku- mempelajari format masukan dan keluaran
buku yang berkaitan dengan penelitian. informasi pada setiap bagiannya.
4. Pencatatan 3. Menganalisis sistem.
Data-data pengamatan langsung dan hasil Yaitu menganalisis kelemahan sistem dan
wawancara yang diperoleh dicatat. kebutuhan informasi bagi pemakai.
4. Perbaikan sistem.
Data-Data yang Dibutuhkan Setelah mempelajari berbagai kelemahan
yang ada pada sistem informasi yang lama,
Dalam penelitian ini dibutuhkan data-data langkah selanjutnya melakukan perbaikan.
sebagai berikut:
1. Data inventaris alat dan mesin Perancangan Sistem
pengolahan CPO di Pabrik Kelapa
Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Langkah-langkah dalam melakukan
Pabatu 2003. perancangan sistem informasi pengolahan
2. Data tandan buah masuk yang CPO di Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan
diperoleh dari ihtisar timbangan Nusantara IV Pabatu sebagai berikut:
buah tahun 2003 1. Merancang masukan, keluaran, dan
3. Data produksi CPO yang diperoleh merancang program secara keseluruhan,
dari buku jurnal pabrik. berdasarkan masukan dan keluaran
4. Data analisis produksi laboratorium yang digunakan di Pabrik Kelapa Sawit
tentang kadar air, kadar kotor, dan PT. Perkebunan Nusantara IV Pabatu.
ALB 2. Menulis kode program (bahasa
5. Format masukan dan keluaran pemograman), dalam hal ini menulis
laporan, seperti laporan harian kode program dengan mengguakan
tandan buah masuk,laporan hasil Visual Basic 6.0
pengolahan, laporan mutu produksi, 3. Mendiagnosa kesalahan dalam penulisan
dan neraca produksi. kode program.
4. Melakukan perbaikan bila terdapat
Analisis dan Perancangan Sistem kesalahan dalam penulisan kode
program. Bila tidak terdapat kesalahan
Analisis Sistem dilanjutkan dengan menyusun kode
program menjadi program.
Langkah-langkah yang digunakan 5. Mendiagnosa kesalahan program apabila
untuk menganalisis sistem informasi terdapat kesalahan.
pengolahan CPO di Pabrik Kelapa Sawit PT. 6. Bila program sudah benar maka segera
Perkebunan Nusantara IV Pabatu adalah melakukan pengetesan dengan
sebagai berikut: menggunakan data.
1. Mengidentifikasi masalah 7. Mendiagnosa kesalahan program dan
Yaitu dengan cara mempelajari dan melakukan perbaikan bila masih
mengumpulkan data dari setiap bagian terdapat kesalahan
yang terlibat dalam bentuk pengolahan 8. Dokumentasi program.
data yang telah ada.
2. Memahami kerja dari sistem yang ada Hasil dan Pembahasan
Yaitu dengan cara mempelajari aliran
informasi dari setiap bagian yang terlibat Dalam uraian diatas terlihat bahwa
dalam penggunaan dan pengolahan CPO sistem informasi pengolahan CPO di Pabrik
di Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV
Nusantara IV Pabatu, dan juga Pabatu masih mempunyai beberapa
kelemahan dan oleh karena itu perlu
17
Taufik Rizaldi, Saipul Bahri Daulay, Ahmad Ilmuwan: Sistem Informasi Pengolahan CPO (Crude Palm Oil)
(Studi Kasus pada Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Pabatu)
18
Buletin Agricultural Engineering BEARING Vol. 1 No. 1 Juni 2005
DBMS yang tersedia. Akses kedua pengguna sub menu yaitu Laporan TBS, Laporan Hasil
ini dibedakan dengan password yang Pengolahan dan Laporan Mutu Produksi.
digunakan. Laporan TBS masuk yang mencantumkan
Menu utama yang terdapat pada laporan TBS masuk harian pada tanggal
program SIPENG_MUAN adalah Inventori, yang dipilih. Laporan Hasil Pengolahan
Transaksi, Laporan, Evaluasi, dan Bantuan. adalah laporan yang mencantumkan jumlah
Pada masing-masing menu terdapat sub TBS yang diolah, produksi minyak sawit dan
menu yang berbeda. Pada Inventori terdapat inti sawit serta rendemennya pada tanggal
inventaris alat dan elektromotor yang yang dipilih.
datanya berubah dalam jangka waktu yang Evaluasi menyediakan evaluasi
cukup lama sedang pada menu transaksi produksi CPO dan TBS masuk yang
terdapat masukan data harian yang memungkinkan pengguna untuk
perubahan datanya berlangsung setiap hari. membandingkan produksi harian dengan
Laporan mencantumkan fasilitas cetak standar mutu yang telah ditetapkan oleh
transaksi harian sedangkan Evaluasi pengguna dan perbandingan ini ditampilkan
memberikan fasilitas evaluasi produksi dan dalam bentuk grafik. Tujuan penggunaan
TBS masuk. Bantuan memberikan informasi grafik adalah untuk memudahkan para
kepada pengguna tentang program pengguna untuk membandingkan hanya
SIPENG_MUAN. dengan melihat gambar atau grafik. Menu
Bagi Admin disediakan fasilitas DBMS yaitu evaluasi juga juga dirancang untuk
tambah, edit dan hapus untuk menambah menampilkan tabel TBS yang masuk pada
data, mengedit data ataupun untuk rentang tanggal yang diinginkan, sehingga
menghapus data untuk menambah data memudahkan pengguna untuk mengetahui
digunakan button tambah yang tersedia pada jumlah TBS masuk dengan melihat daftar
form dan kemudian pada form tambah yang ada.
pengguna dapat memasukkan data Menu terakhir adalah menu Bantuan
inventaris yang akan disimpan ke dalam yang menyediakan sub menu Tentang
daftar inventaris mesin. Begitu pula dengan Program dan sub menu Bantuan. Sub menu
fasilitas edit digunakan button edit untuk Tentang Program menggambarkan sekilas
merubah data yang telah ada. Fasilitas hapus tentang program dan perancangnya dalam
juga disediakan apabila data yang tersedia tulisan berjalan secara vertikal bawah ke
dalam tabel inventaris ingin dihapus karena atas. Sedangkan sub menu Bantuan
alat yang dimaksud sudah tidak digunakan menjelaskan tentang isi program tersebut.
lagi. Sedangkan bagi pengunjung fasilitas
DBMS ditiadakan sehingga pengunjung
hanya dapat melihat tabel Mesin tanpa dapat
mengubah data yang ada pada tabel baik
menambah, mengedit ataupun menghapus
data dalam tabel.
Menu kedua adalah Transaksi. Data
yang terdapat pada menu transaksi adalah
data yang mengalami perubahan dalam
jangka waktu yang cepat (harian) sehingga
diperlukan pemasukan data setiap hari
dalam proses pengolahan CPO. Pada
Transaksi terdapat tiga sub menu yaitu TBS,
Tangki, Minyak Sawit. Gambar 1. Tampilan SI_CPO Beserta
Laporan merupakan menu ketiga dari Menunya
menu utama. Dalam laporan terdapat tiga
19
Taufik Rizaldi, Saipul Bahri Daulay, Ahmad Ilmuwan: Sistem Informasi Pengolahan CPO (Crude Palm Oil)
(Studi Kasus pada Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Pabatu)
Saran
20
Buletin Agricultural Engineering BEARING Vol. 1 No. 1 Juni 2005
Lucas, H.C.Jr.,1993. Analisis, Desain Dan Satyawibawa, I dan Y.E. Widyastuti., 2000.
Implementasi Sistem Informasi. Tj. Kelapa sawit Usaha Budidaya
Abdul Basith, Erlangga, Jakarta. Pemanfaatan Hasil Dan Aspek
Pemasaran, Penebar Swadaya,
Laudon, K.C., Laudon, J.P., 2002. Jakarta.
Management Information System,
Prentice-Hall International Inc, New Sianturi., 1996. Kelapa Sawit, Fakultas
Jersey. Pertanian Universitas Sumatera Utara
Medan.
Mahyudin, Drs., 1995. Sistem Pengelolaan
Basis Data, USU Press. Medan. Sigit, P. W., 1999. Analisis Dan Perancangan
Sistem, LP3I, Jakarta.
Obrien, J.A., 1996. Managemenr Information
System. Irwin Chicago. Turban,E., Ephraim Mclean, James Wetherbe,
2001. Information Technology For
Oil Word. 1999. Konsumsi CPO dan PKO Management, John Wiley & Son Inc.
Indonesia Tahun 19962000. Jakarta. New York.
21
Analisis Sistem Irigasi Para pada Budidaya Tanaman Selada
(Lactuca sativa var. crispa L.)
Abstract
Abstrak
Sistem irigasi Para adalah suatu teknologi aplikasi air irigasi dengan memanfaatkan
konstruksi Para. Penetapan irigasi Para pada penelitian ini adalah untuk dapat mempelajari
keseragaman konduktivitas listrik (EC) dan pH larutan nutrisi serta efektivitas aplikasi
pemberian air. Penelitian dilakukan dengan menanam tanaman pada gelas nutrisi yang
diletakkan pada konstruksi Para, kemudian melakukan pengumpulan data sesuai parameter
yang ada selama pertumbuhan tanaman.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode aplikasi air I (air diberikan melalui gelas
nutrisi) memberikan hasil produk dan keseragaman EC yang lebih baik dibandingkan dengan
metode aplikasi II (air diberikan melalui gelas media tanam). Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa metode aplikasi air I lebih efektif dan lebih tepat untuk diaplikasikan
pada teknologi aplikasi irigasi Para.
Kata kunci: para, irigasi para, keseragaman larutan nutrisi, aplikasi air
Tujuan Penelitian
Pendahuluan
Penelitian ini bertujuan untuk
Latar Belakang menganalisis aplikasi sistem irigasi Para
pada budidaya tanaman selada, di antaranya
Sistem irigasi Para adalah suatu yaitu:
teknologi aplikasi air irigasi dengan 1. Menghitung kebutuhan air
memanfaatkan konstruksi Para (Prastowo, tanaman selada secara teoritis dan
2001). Penetapan sistem irigasi Para pada aktual.
penelitian ini adalah untuk mempelajari 2. Menghitung keseragaman larutan
keseragaman EC dan pH larutan nutrisi serta nutrisi yang mencakup eseragaman
efektifitas aplikasi pemberian air. EC dan pH larutan nutrisi.
22
Buletin Agricultural Engineering BEARING Vol. 1 No. 1 Juni 2005
23
Edi Susanto, Taufik Rizaldi, M. Abdillah Nasution: Analisis Sistem Irigasi Para pada Budidaya
Tanaman Selada (Lactuca sativa var. crispa L.)
Tabel 1. Nilai Evapotranspirasi Tanaman Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai
(ETc) pada Setiap Periode keseragaman EC larutan nutrisi semakin
Pertumbuhan menurun dengan semakin bertambahnya
jumlah baris tanaman. Nilai keseragaman
Periode Kc Evapotranspirasi konduktivitas listrik larutan nutrisi untuk
Pertumbuhan Tanaman kedua metode aplikasi pemberian air
( mm/hari ) mempunyai nilai lebih besar dari 80%. Sesuai
Awal 0,300 2,193 dengan Sapei ( 2003 ), hal ini menunjukkan
Tengah 0,625 4,567 bahwa jaringan irigasi Para mampu
Akhir 0,950 6,729 mendistribusikan larutan nutrisi secara
efektif untuk setiap gelas nutrisi yang ada.
Nilai evapotranspirasi tanaman terus
meningkat selama periode pertumbuhan Tabel 4. Nilai Keseragaman pH Larutan
tanaman. Hal ini menunjukkan bahwa Nutrisi
tingkat kebutuhan air tanaman terus
meningkat seiring dengan pertumbuhan Jumlah Keseragaman pH Larutan Nutrisi
tanaman. Baris (%)
Kebutuhan air tanaman aktual Metode I Metode II
cenderung meningkat pada setiap periode 4 98,852 98,773
pertumbuhan tanaman, baik pada aplikasi 5 98,825 98,623
pemberian air metode I ataupun metode II. 6 93,040 98,414
7 93,935 98,277
Tabel 2. Kebutuhan Air Tanaman Aktual 8 94,604 98,168
Pada Setiap Periode Pertumbuhan
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai
Periode Kebutuhan Air Tanaman keseragaman pH larutan nutrisi menurun
Pertumbuhan ( ml/hari ) dengan bertambahnya jumlah baris tanaman.
Metode I Metode II Untuk kedua metode aplikasi pemberian air,
Awal 26,09 20,22 nilai keseragaman pH larutan nutrisi yang
Tengah 62,08 43,52 lebih besar dari 80%, menunjukkan bahwa
Akhir 96,95 86,68 daya larut unsur hara dalam larutan nutrisi
relatif baik.
Keseragaman EC dan pH larutan Hasil dari pendugaan persamaan
adalah keseragaman dari variasi nilai EC dan karakteristik konduktivitas listrik dan pH
pH larutan nutrisi pada setiap tanaman larutan nutrisi untuk 8, 7, 6, 5 dan 4 baris
untuk masing-masing aplikasi pemberian tanaman, yaitu:
air.
Metode I
Tabel 3. Nilai Keseragaman Konduktivitas Y8 = 1,390 + 0,118x1 + 0,194x2 + 0,304x3
Listrik Larutan Nutrisi 0,0256x4 0,338x5 + 0,132x6 0,0324x7
Y7 = 0,760 0,603x1 0,0639x2 0,0238x3 +
Jumlah Keseragaman Konduktivitas Listrik 0,778x4 + 0,187x5 + 0,369x6
Baris Larutan Nutrisi ( % ) Y6 = 0,465 + 0,03810x1 0,0288x2 + 0,407x3 +
Metode I Metode II 0,327x4 + 0,04914x5
4 97,835 96,854 Y5 = 1,2670 0,0383x1 + 0,231x2 0,0731x3 +
5 97,882 96,557 0,273x4
6 97,748 96,166 Y4 = 0,853 0,109x1 + 0,281x2 + 0,419x3
7 97,571 95,714
8 97,521 95,273
24
Buletin Agricultural Engineering BEARING Vol. 1 No. 1 Juni 2005
2.3
2.2
EC ( mS ) 2.1
2
1.9
1.8
24.1 25 26.1 28.4 30.7 33.6 37.3 39 38 36.2 35.9 33.5 32.7
outlet5 baris1 2.01 2.04 2.07 2.09 2.12 2.15 2.18 2.21 2.2 2.19 2.16 2.05 2.04
outlet2 baris3 2.01 2.04 2.14 2.16 2.17 2.2 2.21 2.26 2.23 2.16 2.16 2.18 2.01
Suhu Lingkungan ( oC )
25
Edi Susanto, Taufik Rizaldi, M. Abdillah Nasution: Analisis Sistem Irigasi Para pada Budidaya
Tanaman Selada (Lactuca sativa var. crispa L.)
Suhu Larutan ( o C )
36 34
Suhu Larutan ( oC )
34 32
32 30
30 28
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
Suhu Larutan ( oC )
31
30
1 2 3 4 5 6 7 8
30
out le t 5 32.3 32.4 32.9 33 33 33 33.8 33.2
29
out le t 6 32.1 32 32.2 32.5 32.9 32.9 33.2 33.1
28
Baris T anaman
27
1 2 3 4 5 6 7 8
Gambar 3. Grafik Suhu Larutan Nutrisi Hari outlet 2 28.1 29.4 29 29.5 29.1 29.5 30 29.5
31
34
Suhu Larutan (o C )
30
32 29
30 28
27
28 1 2 3 4 5 6 7 8
1 2 3 4 5 6 7 8
o ut let 3 30 30 30 29 30 30 29 29
o utlet 1 32 32 32 32 33 33 33 33
o ut let 4 29 29 29 29 29 30 30 30
o utlet 2 30 30 32 33 32 33 33 33
Baris T anaman
Baris T anaman
31
Suhu Larutan ( oC )
Suhu Larutan ( o C )
34
30
32
29
30
28 28
1 2 3 4 5 6 7 8
1 2 3 4 5 6 7 8
outlet 5 29.1 28.9 29 29.2 29.8 29.6 29.5 29.1
o ut let 3 31 31 32 32 33 33 33 33
outlet 6 29 29.1 29.4 29.3 29.7 30.1 29.7 29.6
o ut let 4 30 30 31 32 32 33 33 33
26
Buletin Agricultural Engineering BEARING Vol. 1 No. 1 Juni 2005
27
Edi Susanto, Taufik Rizaldi, M. Abdillah Nasution: Analisis Sistem Irigasi Para pada Budidaya
Tanaman Selada (Lactuca sativa var. crispa L.)
28
Buletin Agricultural Engineering BEARING Vol. 1 No. 1 Juni 2005
29
Uji Alat Pengering Tipe Cabinet Dryer untuk Pengeringan Kunyit
Abstract
The aim of the research was to determine the effect of space between trays hole and drying
temperatures of cabinet dryer on quality of dry turmeric. A factorial fully randomised design with three
replication were used two factors, i.e. space between trays hole (L1 = 3 x 3 cm, L2 = 5 x 5 cm, L3 = 7 x 7
cm), and temperatures (T1 = 50 oC, T2 = 60 oC, and T3 = 70 oC) were applied.
The drying of turmeric with electric dryer is a technique in drying turmeric which have the
shape of rack (tray dryer). The research was done by drying the turmeric in the tray dryer, and data were
in accordance with the available parameter.
The results of this research indicated that the 3 x 3 cm space tray and the 70oC drying
temperature gave the best result on moisture content, yield, rehidration and drying efficiency.
Keywords: drying, space between the trays hole, temperature, quality of dry turmeric.
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh jarak antar lubang rak dan
variasi suhu terhadap mutu kunyit kering dengan mengunakan alat pengering kabinet Dryer
dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktorial dengan tiga ulangan dan dua
perlakuan yaitu jarak antar lubang rak (L1 = 3 x 3 cm, L2 = 5 x 5 cm, L3 = 7 x 7 cm) dan variasi
suhu (T1 = 50 oC, T2 = 60 oC, T3 = 70 oC).
Pengeringan kunyit dengan pengering pemanas listrik merupakan suatu teknik
mengeringkan kunyit pada alat pengering berbentuk rak (tray dryer) dengan sumber panas
berupa pemanas listrik. Penelitian dilakukan dengan mengeringkan kunyit pada rak-rak alat
pengering, kemudian pengumpulan data sesuai parameter yang ada.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jarak antar lubang rak 3 x 3 cm dan
suhu pengering 70oC memberi hasil kadar air, rendemen, rehidrasi, dengan efisiensi
pengeringan yang terbaik
Kata kunci: pengeringan, jarak antar lubang rak, suhu, mutu kunyit kering.
30
Buletin Agricultural Engineering BEARING Vol. 1 No. 1 Juni 2005
banyak jumlah lubang semakin besar jumlah Untuk mencari jarak antar lubang
panas dan semakin cepat panas melewati yang terbaik, dibuat perlakuan jarak antar
tumpukan bahan. Panas yang melewati lubang pada rak (L) sebagai berikut : L1 3 x 3
tumpukan bahan menyebabkan air keluar cm, L2 5 x 5 cm dan L3 7 x 7 cm. Untuk
dari bahan. Semakin besar jumlah panas, mencari syhu pengeringan yang terbaik
jumlah air yang diuapkan juga semakin dibuat perlakuan variasi suhu pengeringan
besar, sehingga kadar air bahan akan (T) sebagai berikut : T1 50oC, T2 60oC dan T3
berkurang (Soehardjo, 1999). 70oC.
Rancangan percobaan yang
Tujuan Penelitian dilakukan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan faktor 3 x 3 dilakukan dengan
Tujuan penelitian ini adalah untuk 3 (tiga) ulangan. Data dianalisa dengan
menguji pengaruh jarak antar lubang rak analisa sidik ragam dan nilai rata-rata diuji
dan variasi suhu pengeringan terhadap dengan Least Significant Range (LSR).
mutu kunyit kering pada pengering cabinet Pengujian alat pengering dilakukan
dryer. dengan cara sebagai berikut :
1. Kunyit yang sudah matang secara
Metodologi Penelitian fisiologis dan masih segar disortasi
berdasarkan mutu rimpang, kemudian
Penelitian dilakukan pada bulan dibersihkan.
Oktober-Desember 2004 di Laboratorium 2. Rimpang kunyit yang telah disortasi
Teknik Pertanian Departemen Teknologi diiris secara melintang dengan ketebalan
Pertanian FP USU Medan. 3 mm.
Bahan yang digunakan adalah 3. Ditimbang berat kunyit yang akan
serbuk kayu, kaca broti, triplek, paku, siku dikeringkan sebanyak 4.5 kg
aluminium,aluminium, kunyit dan air. 4. Kunyit yang telah diiris dikukus hingga
Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah : kunyit mengeluarkan aroma khas kunyit,
alat pengering tipe Cabinet Dryer, dengan tujuan untuk memperoleh warna
thermometer bola basah dan bola kering, jingga yang diinginkan dan rimpang
thermostat, desikator, pisau pemotong / alat menjadi lunak. Kemudian ditiriskan
perajang, dandang, alat peniris, timbangan, hingga airnya tidak menetes lagi
air flow meter, blower tipe sentrifugal (20 5. Diukur kadar air bahan sebagai kadar air
Watt,220 Volt), kompor, filamen pemanas. awal untuk pengeringan .
Alat pengering dibuat di 6. Dihidupkan blower dan heater hingga
Laboratorium Teknik Pertanian Fakultas suhu pengeringan tercapai untuk setiap
Pertanian USU Medan . Alat pengering ini perlakuan.
bertipe cabinet dryer. Alat pengering ini 7. Setelah itu bahan dimasukkan ke dalam
dibuat dari triplek yang dilapisi aluminium ruang pengering. Suhu diukur dengan
dan di dalamnya diberi serbuk kayu sebagai menggunakan termometer bola basah
isolator panas yang dialirkan oleh blower dan termometer bola kering, diletakkan
(kipas). di dalam ruangan pengering.
Komponen I. Ruang Pengering dengan 8. Setelah 8 jam pengeringan dihentikan,
panjang, lebar, tinggi masing-masing 70 dan diambil sampel dari beberapa
cm, 50 cm, 60 cm tempat untuk pengukuran parameter
Komponen II. Kotak Elemen Pemanas penelitian.
dengan panjang dan diameter masing- 9. Pekerjaan 1-9 dilakukan sebanyak 9
masing adalah 48 cm dan 10 cm perlakuan dengan perubahan jarak
Komponen III Blower Merk Satake, tipe lubang rak menjadi 5x5 cm dan 7x7 cm
A.B ( sentrifugal), voltage 220 volt, Rpm dan suhu 50oC, 60oC dan 70oC.
2100 rpm, power 20 watt, made in Japan.
31
Ainun Rohanah , Saipul Bahri Daulay, Goodman Manurung: Uji Alat Pengering Tipe Cabinet Dryer
untuk Pengeringan Kunyit
10.98
12.00 9.82
K a d a r a ir (% )
10.00 7.41
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
Gambar 2. Pengaruh variasi suhu
L1 (3 x 3) L2 (5 x 5) L3 (7 x 7) pengeringan (oC) terhadap
Jarak antar lubang rak (cm) kadar air (%)
32
Buletin Agricultural Engineering BEARING Vol. 1 No. 1 Juni 2005
33
Ainun Rohanah , Saipul Bahri Daulay, Goodman Manurung: Uji Alat Pengering Tipe Cabinet Dryer
untuk Pengeringan Kunyit
L1 (3 x 3) L2 (5 x 5) L3 (7 x 7)
Jarak antar lubang rak (cm)
Gambar 6. Pengaruh jarak antar-lubang rak
terhadap rehidrasi
L1 (3 x 3) L2 (5 x 5) L3 (7 x 7) Daftar Pustaka
Jarak antar lubang rak (cm) Adnan, M. 1982. Aktivitas Air dan
Gambar 8. Pengaruh jarak antar-lubang rak Kerusakan Bahan Makanan.
terhadap efisiensi pengeringan Agretech, Yogyakarta.
34
Buletin Agricultural Engineering BEARING Vol. 1 No. 1 Juni 2005
Aoac, 1985. Association of Official Analical Soehardjo, 1999. Bidang Pengolahan Kakao
Chemist Inc. Arlington, Virginia. PTPN-IV. Lembaga Pendidikan
Perkebunan Kampus Medan.
Matondang, S., 1989. Pengeringan Biji-Bijian
Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian Taib, G.,G. Said, dan S. Wiraatmadja, 1988.
Universitas Sumatera Utara, Medan. Operasi Pengeringan Pada
Pengolahan Hasil Pertanian, PT
Ranganna, S., 1977. Manual of Analysis of
Mediatama sarana Perkasa, Jakarta.
Fruit and Vegetable Products. Tata
Mc Graw- Hill Publishing Company
Winarno, F.G., S. Fardiaz, dan D. Fardiaz,
Limited, New Delhi.
1980. Pengantar Teknologi Pangan.
PT Sarana Perkasa, Jakarta.
Sudarmadji, S.B. Haryono dan Suhardi, 1989.
Prosedur Analisa untuk Bahan
Makanan dan Pertanian. Liberty,
Yogyakarta.
35
PEDOMAN SINGKAT PENULISAN
BULETIN AGRICULTURAL ENGINEERING BEARING
Persyaratan Umum
Artikel harus tulisan asli yang merupakan hasil penelitian dan peninjauan/ulasan
(review) yang belum pernah dimuat di dalam jurnal ilmiah mana pun, baik di lingkup nasional
maupun internasional. Tulisan harus mencakup salah satu disiplin ilmu dalam bidang
pertanian atau erat kaitannya dengan pertanian.
Semua artikel akan ditelaah oleh Mitra Bestari (Reviewer) sebelum dimuat. Redaksi
berhak mengubah kalimat, ejaan, tata letak, dan perwajahan tanpa mengubah isi sebenarnya.
Mitra Bestari dan Dewan Redaksi berhak menolak tulisan yang dianggap tidak relevan. Artikel
yang tidak dimuat dapat dikembalikan jika disertai perangko balasan.
Penyerahan naskah kepada Dewan Redaksi sebanyak 2 rangkap, sedangkan disket (3,5
format IBM) berisi file naskah dikirimkan setelah dinyatakan diterima untuk dipublikasi.
Naskah ditulis dengan pengolah kata MS Words Windows.
Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia yang berpedoman pada Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia dan Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Penyerapan kata asing dan
pemakaian kata asing harus dibatasi se-sedikit mungkin, dan kalau terpaksa, pemakaiannya
juga harus berpedoman pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Naskah diketik rapi berjarak 2 spasi pada kertas putih HVS A4. Tidak ada catatan kaki
di dalam teks. Panjang naskah maksimum 10 halaman termasuk tabel dan gambar. Subjudul
ditulis di tengah. Besar Huruf font 12 (Times New Roman).
Artikel meliputi urutan sebagai berikut: Judul (dalam bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris), nama dan alamat penulis, Abstract (bahasa Inggris) dengan keywords, Abstrak
(bahasa Indonesia) dengan kata kunci, Pendahuluan, Bahan dan Metode, Hasil dan
Pembahasan, Kesimpulan, Ucapan Terima Kasih (bila perlu), dan Daftar Pustaka.
Judul. Ditulis singkat, informatif, dan deskriptif (max. 28 kata). Penulisan huruf kapital hanya
pada awal kata. Ditulis dalam bahasa Indonesia dan dibawahnya dalam bahasa Inggris.
Abstract atau Abstrak. Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris dan dibawahnya dalam bahasa
Indonesia. Merupakan sari tulisan, meliputi tujuan, hasil dan kesimpulan dalam kalimat-
kalimat yang ringkas dan padat, sebaiknya tidak lebih dari 150 kata (dalam bahasa Indonesia),
dan 100 kata (dalam bahasa Inggris). Abstrak dalam bahasa Inggris ditulis dalam bentuk past
tense, kecuali bagian justifikasi masalah.
Keywords atau kata kunci. Keywords/kata kunci ditulis langsung sesudah abstract/abstrak
pada baris baru dimulai dari tepi kiri. Kata kunci paling banyak 5 kata, urutannya
menunjukkan hirarki dari yang paling utama sampai yang paling spesifik.
Pendahuluan. Pendahuluan merupakan justifikasi tentang subyek yang dipilih didukung
dengan pustaka yang relevan. Memuat latar belakang penelitian dan harus diakhiri dengan
tujuan penelitian. Tidak terlalu luas tapi juga tidak terlalu singkat, idealnya 400-500 kata.
Bahan dan Metode atau Metodologi. Penggunaan sub judul metodologi jika sama sekali tidak
menggunakan bahan, misalnya survey. Memuat bahan dan metode penelitian, mencakup
tempat, waktu, metode pengambilan sampel, pelaksanaan rancangan percobaan, metode
analisa, dan lain-lain yang berkaitan. Harus detil dan jelas sehingga orang yang berkompeten
dapat melakukan penelitian yang sama (repeatable and reproducible).
Hasil dan Pembahasan. Hasil melaporkan apa yang diperoleh dalam percobaan. Hasil
dirangkum dalam bentuk tabel dan grafik yang langsung diberi notasi statistika berdasarkan uji
beda rataan yang umum. Tabel dan grafik dilengkapi dengan nomor dan judul. Judul ditulis
dengan huruf awal dengan huruf besar. Untuk tabel, judul ditulis di bagian atas, sedangkan
36
untuk grafik ditulis di bagian bawah. Kalau tabel dan grafik dikutip, sumbernya disebutkan
sesuai dengan Daftar Pustaka. Tidak mengulang data yang disajikan dalam tabel atau grafik
satu per satu dalam bentuk kata-kata kecuali hal-hal yang sangat menonjol. Pembahasan
membandingkan hasil yang kita peroleh dengan data pengetahuan (hasil penelitian orang lain)
yang sudah dipublikasikan dan disertai dengan sitasi pustaka dan menjelaskan implikasi data
yang diperoleh bagi ilmu pengetahuan atau pemanfaatannya.
Kesimpulan. Kesimpulan disajikan dalam bentuk paragraf dan bukan dalam bentuk
penomoran. Jika ada saran, maka disajikan secara singkat dan relevan.
Ucapan Terima Kasih. Ucapan terima kasih dibuat sebagai ungkapan terima kasih kepada
pihak yang membantu penelitian, penelaah naskah, atau penyedia dana penelitian.
Daftar Pustaka. Daftar Pustaka harus memuat semua pustaka yang (hanya) digunakan di
dalam naskah. Daftar Pustaka disusun berdasarkan abjad, semua nama pengarang ditulis,
tanpa penomoran.
Di dalam teks, pustaka harus ditulis sebagai berikut:
Dua penulis: Baker and Cook (1974) atau (Baker and Cook, 1974)
Tiga penulis atau lebih: Suwanto, et.al (1992) atau (Suwanto, et.al., 1992)
Bila terdapat lebih dari tiga pengarang, boleh menggunakan et.al atau dkk walaupun
pustaka berbahasa asing, yang penting seragam dalam naskah tersebut.
Artikel jurnal: judul artikel ditulis huruf kapital hanya pada huruf awalnya saja.
Penyingkatan nama jurnal mengikuti anjuran dari jurnal yang disitasi.
Brockwell, J. and P.J. Bottomley. 1995. Recent advances in innoculant technology and
prospects for the future. Soil Biology and Biochemistry 27: 683-697.
37