Definisi
Neuroblastoma adalah tumor neuroblastik dari sel neural crest primordial yang terdapat
disepanjang sistem saraf simpatis. Neuroblastoma adalah malignancy solid ekstrakranial yang
paling umum pada kanak kanak dan tumor malignant yang paling umum pada pasien usia lebih
muda dari umur 1 tahun. Selain itu, neuroblastoma mewakili 7% sampai 10% dari semua
keganasan didiagnosis pada pasien anak-anak lebih muda dari 15 tahun dan bertanggung jawab
untuk sekitar 15% dari semua kematian kanker pediatrik. Namun, neuroblastoma adalah penyakit
heterogen. Tumor dapat regresi spontan atau matur, atau dapat sangat agresif, malignant fenotip.
Presentasi neuroblastoma tergantung dari lokasi anatomis di sistem saraf simpatis dimana tumor
primer berkembang dan status metastase. Neuroblastoma ini merupakan tumor yang paling
sering pada dekade awal kehidupan, sekitar 80% pada anak-anak dibawah usia 4 tahun1.
Penyakit lokal berkaitan dengan sistem saraf simpatis, mencapai dasar tengkorak sampai
pelvis. Presentasi yang paling umum adalah massa abdomen, dengan 35% kasus yang timbul dari
sel adrenergik pada medulla adrenal, 35% pada ganglia paraspinal, 20% pada mediastinum
posterior, dan 5% pada pelvis dan 5% dileher2.
Epidemiologi
Ini pada umumnya merupakan tumor solid pada anak kurang dari 4 tahun. Insidensinya
neuroblastoma 10,5/juta anak dibawah umur 15 tahun. Usia rata-rata yang ditunjukkan adalah 23
bulan, dengan puncaknya 0-4 tahun. Umumnya terjadi pada laki-laki daripada perempuan
(1,2:1), tidak ada predileksi ras atau geografi. Merupakan penyakit familial2.
Embriologi
Glandula adrenal berkembang dari dua sel yang asalnya berbeda. Kortek adrenal dibentuk dari
sel yang berasal dari mesoderm sedangkan medula adrenal berkembang dari sel neural crest.
Sel neural crest dibentuk dari migrasi ventrolateral dari sel neuro-ectodermal yang berasal dari
tabung saraf sekitar minggu ke 3 perkembangan. Sel neural crest ini dibagi menjadi 2
kelompok sel yang menimbulkan ganglia sensoris dari kranial dan saraf tulang belakang serta
migrasi ke berbagai posisi lain dalam tubuh untuk menimbulkan melanosit dan ganglia simpatik.
Kortek adrenal dibentuk pertama, biasanya selama minggu ke 6 perkembangan. Minggu ke 7 sel
neural crest dari ganglia simpatik bermigrasi membentuk massa pada sisi medial dari
perkembangan kortek. Selama beberapa bulan berikutnya sampai kelahiran janin, korteks akan
tumbuh dan berdiferensiasi mengelilingi sekitar massa sel puncak saraf. Ketika mereka
dikelilingi, sel-sel diferensiasi ke dalam sel-sel sekretori dari medula adrenal. Pada sekitar usia 1
tahun akhir dari pembentukan glandula adrenal menunjukkan 3 lapisan korteks adrenal
mengelilingi sel matur dari medulla adrenal
Klasifikasi
Pada tahun 1984, Shimada dan rekan pertama kali mengembangkan klasifikasi age-linked
sistem dari tumor neuroblastik berdasarkan morfologi tumor yang dibagi kelompok menurut
prognosis yaitu histologi baik dan histologi tidak baik. Sistem Klasifikasi Shimada berdasarkan
1. Mitosis karyorexis indeks (MKI)
2. Umur anak
3. Derajat diferensiasi
4. Stroma rich atau stroma poor
Prognosis baik meliputi infant, low MKI, stroma rich tumor, tumor diferensiasi baik atau tumor
dengan diferensiasi derajat campuran5.
MKI didefinisikan jumlah sel tumor yang mitosis atau karyorrhexis per 5000 sel
neuroblastik (low MKI < 100 sel, intermediate 100-200 sel, high>200 sel)
Biologi Molekuler
Isi DNA
Sel manusia normal berisi 2 copy masing-masing 23 kromosom. Sel diploid normal
mempunyai 46 kromosom. Mayoritas (55%) dari neuroblastoma primer adalah triploid atau
near triploid/hyperdiploid dan berisi antara 58 dan 80 kromosom. Sisanya (45%) adalah near
diploid (35-57 kromosom) atau near-tetraploid (81-103 kromosom). DNA index dari tumor
adalah rasio dari jumlah kromosom yaitu diploid kromosom (46), dengan DNA index 1, sel near
triploid mempunyai DNA index 1,26-1,76.4
Amplifikasi MYCN
MYCN onkogen menghasilkan onkoprotein, yang merupakan faktor transkripsi yang
mungkin menyebabkan pertumbuhan tidak teratur saat ekspresi berlebihan. Amplifikasi MYCN
(>10 copi/sel) dihubungkan dengan metastasis penyakit, perkembangan penyakit yang cepat dan
hasil yang buruk dan sebagai penanda prognostik melebihi semua tanda sitogenetik lainnya.
Amplifikasi berasal dari lengan distal dari kromosom 2 (2p24) dan diisi MYCN proto-onkogen.
MYCN berhubungan dengan nukleus protein dalam perkembangan sistem saraf dan jaringan
lain. Target ekspresi MYCN adalah perkembangan neuroblastoma.
Secara keseluruhan, 25% neuroblastoma pada anak mempunyai amplifikasi MYCN, 40%
dengan penyakit advance tetapi hanya 5-10% dengan penyakit low stage. Pasien dengan
amplifikasi MYCN diterapi secara intensif dengan strategi multimodalitas apapun luasnya
penyakit dan terlepas dari usia.4
Perubahan kromosom
Perilaku tumor yang agresif dapat dikaitkan dengan penghapusan kromosom 1p36.3 atau
11q23.
Gejala klinis
Pasien dengan neuroblastoma biasanya menunjukkan gejala dan tanda menurut lokasi
primer dan perluasan dari penyakit, meskipun sering asimptomatik. Karena 75% dari
neuroblastoma terjadi pada kavum abdomen (50% pada glandula adrenal, 25% di
retroperitoneum), massa abdomen dideteksi saat pemeriksaan fisik, dengan keluhan nyeri perut.
Lokasi primer yang lain termasuk mediatinum posterior (20%), regio cervical (1%), dan pelvis
(4%). Distress respirasi atau disfagia mungkin refleksi dari tumor regio toraks. Perubahan
defekasi dan buang air kecil disebabkan kompresi dari spinal cord dari tumor paraspinal. Tumor
pada leher atau toraks bagian atas dapat menyebabkan Horner sindrom (ptosis,miosis dan
anhidrosis), enophtalmus, dan heterochromia iris. Ataksia cerebral akut diobservasi, ditandai
sindrom dancing eye, opsoklonus, myoclonus dan chaotic nistagmus. Dua sampai tiga kasus
terjadi pada bayi dengan tumor primer di mediastinum. Tanda dan gejala lain akibat dari sekresi
katekolamin dan vasoactive intestinal polypeptide meliputi diare, penurunan berat badan, dan
hipertensi.2,4
Penyebaran neuroblastoma menurut umur dan stadium tampak pada tabel 3. Lebih dari
40% pasien dengan penyakit metastase. Pada pasien yang lebih tua, neuroblastoma mempunyai
pola metastasis penyakit ke bone marrow, limfonodi, dan tulang. Manifestasi metastase ke tulang
(nyeri tulang) atau anemia (infiltrasi bone marrow). Otak, spinal cord, jantung, paru-paru
merupakan lokasi yang jarang untuk metastasis. Metastasis juga dihubungkan dengan racoon
eyes, hasil dari penyebaran plexux vena retro-orbital
Diagnosis
Laboratorium
Lactate Dehydrogenase
Walaupun tidak spesifik,serum lactate dehydrogenase (LDH) dapat menentukan signifikansi
prognostik. Nilai serum LDH yang tinggi menandai aktivitas proliferasi atau luasnya tumor. Nilai
LDH > 1500 IU/L dihubungkan dengan prognosis yang buruk. LDH dapat digunakan untuk
monitor aktivitas penyakit atau respon terapi.4
Ferritin
Nilai yang tinggi dari serum ferritin (>150 ng/mL) juga merupakan gambaran besarnya tumor
atau cepatnya pembesaran tumor. Peningkatan serum feritin sering pada stadium advance dan
mengindikasikan prognosis yang buruk. Nilai ini sering kembali normal selama remisi klinis.4
Neuron Spesific Enolase
Neuron spesific Enolase (NSE) adalah suatu isoenzim enolase glikolitik dan terdapat didalam
neuron pada jaringan saraf pusat dan perifer. Pada neuroblastoma, NSE berasal dari jaringan
tumor dan nilai level serum biasanya berhubungan erat dengan kondisi klinis pasien. Sayangnya
nilai yang tinggi pada NSE, tidak selalu spesifik untuk neuroblastoma, dan bisa juga terdapat
pada pasien dengan tumor wilms, limfoma, hepatoma. Batas nilai teratas untuk serum NSE
berkisar 14.6 ng/mL. Kadar NSE paling tinggi terdapat pada neuroblastoma yang meluas dan
sudah metastasis, dibandingkan pada yang terlokalisir. Nilai serum yang lebih tinggi dari
100ng/mL, biasanya berhubungan dengan stadium lanjut yang memiliki prognostik buruk.4
Katekolamin dan Metabolitnya
Ketika sel-sel neuroblast yang berasal dari neural crest ini berubah bentuk menjadi neoplastik,
mereka ditandai dengan tidak sempurnanya sintesis dari katekolamin dan prekursornya, seperti
epinefrin (E), norepinefrin (NE), 3,4 dihydroxyphenilalanine (DOPA) dan dopamin (DA), dan
juga metabolitnya seperti vanillymaandellic acid (VMA), homovanillic acid (HVA),
methoxydopamine (MDA), dan methanephrine (MN), normethanephrine (NME) dan 3
methoxytyramine (3MT). Neuroblastoma kekurangan enzim phenylethanolamine N-
methyltranferase, yang mengubah noreepinefrin menjadi epinefrin. Sel-sel neuroblastoma tidak
memiliki kantong-kantong penyimpanan katekolamin, seperti layaknya sel-sel normal, sehingga
katekolamin ini dilepaskan kedalam sirkulasi yang secara cepat mengalami degradasi menjadi
VMA dan HVA. VMA dan HVA dapat dinilai dari urin, dan keduanya sangat berguna untuk
diagnosis dan memonitor aktivitas penyakit.1
Hasil metabolit katekolamin urin meningkat 90-95% pada pasien neuroblastoma.
Biasanya nilai urin tampung 24 jam dinilai, tetapi saat ini, urin sewaktu dengan menggunakan
sensitivitas assay dapat juga digunakan dan memiliki sensitivitas yang sejajar. Nilai normal
untuk VMA dalam urin 0.35 mmol/24 jam, sedangkan nilai normal untuk HVA dalam urin adalah
0,40 mmol/24 jam.
Sayangnya, katekolamin dan metabolitnya ini, sangat tidak mungkin mendeteksi adanya
kekambuhan selama perawatan pasien neuroblastoma yang sedang diterapi. Pada beberapa kasus
dengan diagnosis kekambuhan, metabolit-metabolit ini hanya meningkat 55%, jika dibandingkan
saat awal presentasi, lebih dari 90% sensitifitasnya. Oleh karena itu, adanya relaps penyakit ini
atau perkembangannya, tidak dapat dideteksi secara reliable hanya dengan petanda tumor saja. 1
Pemeriksaan Radiologi
Radiography
Rontgen dada dapat digunakan untuk memperlihatkan massa mediastinum posterior, biasanya
neuroblastoma di toraks pada anak.
Ultrasonography
Walaupun ultrasonography merupakan modalitas yang lebih sering digunakan pada penilaian
awal dari suspek massa abdomen, sensitivitas dan akurasinya kurang dibandingkan computed
tomography (CT) atau magnetic resonance imaging (MRI) untuk diagnosis neuroblastoma.
Modalitas lain biasanya digunakan setelah screening dengan USG untuk menyingkirkan
diagnosis banding. Gambaran USG neuroblastoma lesi solid, heterogen.4
Computed Tomography (CT)
CT umumnya digunakan digunakan sebagai modalitas untuk evaluasi neuroblastoma. Itu dapat
menunjukkan kalsifikasi pada 85% kasus neuroblastoma. Perluasan intraspinal dari tumor dapat
dilihat pada CT dengan kontras. Secara keseluruhan, CT dengan kontras dilaporkan akurasinya
sebesar 82% dalam mendefinisikan luasnya neuroblastoma. Dengan akurasi mendekati 97%
ketika dilakukan dengan bone scan.CT Scan adalah metode yang menggambarkan massa
abdomen yang dapat dilakukan tanpa pembiusan, yang juga menunjukkan bukti daerah invasi,
bungkus vaskuler, limfadenopati, dan kalsifikasi, yang sangat sugestif dari diagnosis, khususnya
berkaitan dengan membedakan antara neuroblastoma dan tumor wilms.4
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
MRI adalah modalitas imaging yang lebih sensitif untuk diagnosis dan staging dari
neuroblastoma. MRI lebih akurat daripada CT untuk mendeteksi penyakit stadium 4. Sensitivitas
MRI adalah 83%, sedangkan CT 43%. Spesifitas MRI 97% sedangkan CT 88%. MRI adalah
modalitas pilihan untuk menentukan keterlibatan sumsum tulang belakang.4
Scintigraphy
Metaiodobenzylguanidine (MIBG) merupakan imaging pilihan untuk mengevaluasi penyebaran
ke tulang dan bone marrow oleh neuroblastoma. Isotop 123 dari I-metaiodobenzylguanidine ( 123I-
MIBG) selektif diambil sel tumor mensekresi katekolamin (ditunjukkan lebih dari 90%).4
Induksi kemoterapi multiagen untuk remisi tumor, dan meningkatkan kemungkinan reseksi. Jika
respon buruk, kemoterapi lini kedua digunakan.
Pengobatan
Kelompok Risiko rendah
Semua Pasien INSS Stadium 1:
1. Pembedahan tumor primer dengan observasi kekambuhan penyakit. Event free survival (EFS) 3
tahun sebanyak 94%, overall survival (OS) 99%.
Semua pasien dengan INSS stadium 2A, stadium 2B tanpa amplifikasi MYCN:
1. Pembedahan tumor primer tanpa kerusakan organ vital. Observasi setelah pembedahan hanya
didapatkan pasien dengan > 50% reseksi tumor primer.
2. Untuk pasien < 50%: kemoterapi 4 siklus dengan dosis sedang menggunakan carboplantin,
etoposide, cyclophosphamide, dan doxorubicin. Agen dan dosis kemoterapi terdapat pada tabel
dibawah. Protokol COG ANBL0531 menurunkan kemoterapi sampai 2 siklus. Selama 3 tahun
yang bergejala 85%, keseluruhan survival 99%
Pasien dengan INSS penyakit stadium 4S:
Mayoritas pasien dengan INSS stadium 4S masuk kelompok risiko rendah dengan EFS 86% dan
OS 92%
1. Mayoritas tumor 4S akan regresi spontan, meskipun pasien kurang dari 2 bulan mempunyai
insidensi tinggi gagal nafas dan disfungsi hati oleh karena infiltrasi diffuse tumor ke hati.
2. Tidak ada komplikasi yang mengancam jiwa, tidak ada indikasi pengobatan.
3. Reseksi bedah dari tumor primer biasanya tidak diperlukan, meskipun biopsi lokasi primer atau
lokasi metastasis dibutuhkan untuk kepastian karakteristik biologik
4. Kemoterapi dimanfaatkan pada pasien dengan komplikasi yang mengancam kehidupan seperti
gangguan pernafasan dan disfungsi hati berat. Penelitian menunjukkan bahwa secara singkat
ciclophosphamide oral dosis rendah (5mg/kg/hari selama 5 hari setiap 2-3 minggu) atau sampai 4
siklus untik kemoterapi risiko sedang (siklus 1-4, tabel 22-10) sering menginduksi remisi.
Kemoterapi harus dihentikan jika didapatkan hasil remisi sebelum mencapai 4 siklus kemoterapi.
Radioterapi dosis rendah dapat juga dimanfaatkan (150 cGy dua sampai tiga kali di 2/3 anterior
hati melalui por oblik lateral.
5. Pasien stadium 4 S dengan biologik tidak baik jarang menjadi calon untuk perawatan yang lebih
intensif.
Pengobatan
Pembedahan diindikasikan seperti yang dijelaskan dibawah modalitas pengobatan umum
sebelumnya. Tabel dibawah menjelaskan induksi kemoterapi berbagai tingkat respon dari
Pediatric Oncologi Group (POG), the Childrens Cancer Group (COG), dan the European
Neuroblastoma Study Group (ENSG). Baru-baru ini COG, berdasarkan tahap klinis INSS, umur,
dan biologis meliputi MYCN, Shimada histopatologi, dan ploidi, telah mengembangkan rejimen
kemoterapi yang dirancang untuk memelihara atau meningkatkan kelangsungan hidup untuk
meminimalkan morbiditas akut dan jangka panjang. Rejimen ini menggunakan empat agen yang
paling aktif dalam neuroblastoma (carboplatin, etoposid, siklofosfamid, dan doxorubicin).
Pasien dengan neuroblastoma berisiko sedang dan biologi yang menguntungkan mendapatkan
satu saja dari empat siklus kemoterapi, dan pasien dengan biologi tidak menguntungkan
mendapatkan dua program (delapan siklus). Masing-masing siklus diberikan setiap 3 minggu.
Untuk detail kemoterapi, sesuai dengan skema ini:
Tabel. Induksi regimen kemoterapi dan respon dari Pediatric Oncology Group, Childrens Cancer
Group, dan European Neuroblastoma Study Group
Pengobatan
Pembedahan diindikasikan dilakukan dibawah modalitas pengobatan,dengan probabilitas
ketahanan hidup jangka panjang kelompok pasien kurang dari 15%. Secara keseluruh angaka
ketahanan hidup ditingkatkan menjadi 43-50% dengan penatalaksanaan yang komprehensif:
1. Induksi kemoterapi
2. Terapi konsolidasi dosis tinggi dengan stem sel autolog
3. Terapi untuk penyakit residual minimal:
a. Radiasi untuk lokasi tumor
b. Agen nonsitotoksik
Tabel. Regimen konsolidasi dan 3 tahun ketahanan hidup dari Recent Pediatric Oncology Group,
Childrens cancer group. And European Neuroblastoma Study group
Daftar Pustaka
1. Sandoval JA, Malkas LH, Hickey RJ. Clinical significance of serum biomarkers in pediatric
solid mediastinal and abdominal tumors. Int J Mol Sci 2012; 13:1126-53
2. Traunecker H, Hallet A, A review and update on neuroblastoma, Elsivier, 2011, 103-8
3. Rutigliano D.N, Quanglia, Neuroblastoma and other adrenal tumor, In: Carachi R, Grosfeld J.L,
Azmy A.F, editors. The surgery of childhood tumors, 2008,11:202-19
4. Ricafort R. Tumor markers in infancy and childhood. Pediatric in Review 2011, 306-8
5. Square R, Haider N, Neuroblastoma, Handbook of pediatric surgery, 2010,391-8
6. Lanzkowsky P, manual of pediatric hematology and oncology, 2005, 540-46
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
0 comments:
Poskan Komentar
Social Profiles
Popular
Tags
Blog Archives
Pengunjung Kami
Untuk Hentikan musik ada dibawah
Bedahanak Ugm
NEUROBLASTOMA
Tentang Kami
Modul Ranula
MODUL RANULA Kode Modul : MBA 0 01 A. Definisi Ranula adalah kista retensi
yang berasal dari kelenjar liur sublingual akibat ad...
Limfadenopati Colli
Limfadenopati Colli
MODUL GASTROSCHISIS
Jumlah Pengunjung
28238
Nguri Uri
Neuroblastoma adalah suatu gejala jenis kanker saraf yang dapat menunjukkan
banyak gejala, tergantung pada lokasinya. Neuroblastoma dapat terjadi di daerah
leher atau rongga dada dan mata. Bila terdapat di daerah mata dapat
menyebabkan bola mata menonjol, kelopak mata turun dan pupil melebar.
Bila terdapat di tulang belakang dapat menekan saraf tulang belakang dan
mengakibatkan kelumpuhan yang cepat. Tumor di daerah perut akan teraba bisa
sudah besar. Penyebaran pada tulang dapat menyebabkan patah tulang tanpa
sebab, tanpa nyeri sehingga penderitanya pincang mendadak.