BAB I
PENDAHULUAN
abortus (10%), infeksi (9 %), toxemia (7 %), akibat meningkatnya angka kematian ibu (AKI)
ini disebabkan juga karena ib mengalami komplikasi tidak mampu mendapatkan pertolongan.
Setelah itu, dikarenakan oleh keempat keterlembatan mengenai tanda bahaya, keterlambatan
dalam mencapai sarana pelayanan yang tepat disarana pelayanan memadai dan keterlambatan
Masa nifas adalah dimulai setelah melahirkan plasenta berakhir ketika alat-alat
kandungan berakhir seperti keadaan sebelum hamil. Asuhan masa nifas diperlukan
dalamperiode ini karena merupakan massa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan
bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul ASUHAN
KEBIDANAN IBU NIFAS PADA Ny.S UMUR 29 TAHUN P 2A0 DENGAN NIFAS
Dapat melakuakn asuhan kebidanan pada ibu dengan nifas normal menggunakan 7
komperhensif.
a. Dapat melakukan pengkajian data baik data subyektif maupun obyektif pada Ny. S umur 29
b. Dapat membuat interpretasi data dengan tepat pada pada Ny. S umur 29 tahun dengan Nifas
c. Dapat menentukan diagnosa/masalah potensial dan antisipasi pada Ny. S umur 29 tahun
d. Dapat menentukan tindakan segera yang tepat untuk pada Ny. S umur 29 tahun dengan Nifas
e. Dapat membuat perencanaan tindakan yang tepat untuk pada Ny. S umur 29 tahun dengan
f. Dapat melaksanakan rencana tindakan yang telah dibuat dengan baik pada Ny. S umur 29
g. Dapat melakuakn evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan dari awal sampai akhir pada
Ny. S umur 29 tahun dengan Nifas Normal di BPS Ny. Ari Gemolong Sragen.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Nifas
Masa nifas (Puerperium) adalah masa pulihnya kembali muali dari partus selesai
sampai kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 8 minggu
(Mochtar, 1998 : 115).
B. Tahap Masa Nifas
Nifas dibagi menjadi 3 periode :
a. Puerperium dini
Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan
b. Puerperium inter medial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu
c. Remot puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, waktu untuk sehat sempurna bisa
berminggu minggu, berbulan bulan dan bertahun tahun.
C. Fisiologi Nifas
Menurut Mochtar (1998) pada ibu nifas akan mengalami sebagai berikut:
1. Involusio
Adalah pulihnya kembali alat-alat genetalia dan jalan lahir setelah plasenta lahir sampai
mencapai keadaan seperti prahamil
a. Involusio rahim
Pengertian rahim, karena :
- Isi darah dalam rahim telah keluar
- Otot otot dinding rahim mengecil oleh proses autolysis (penghancuran jaringan otot)
dimana zat protein dinding rahim dipecah, diabsorbsi dan kemudian dibuang dengan air
kencing
a. Lochea Rubra
Berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, vernix kaseosa, lanugo dan
mekoneum selama 2 hari post partum
b. Lochea Sanguilenta
Berwarna merah kecoklatan berisi darah dan lendir hari ke 3-7 post partum
c. Lochea Serosa
Berwarna kuning, cair dan berdarah pada hari ke 7-14 post partum
d. Lochea Alba
Cairan putih setelah 2 minggu
e. Lochea Purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk
f. Locheastatis
Lochea yang tidak lancar keluarnya
(Mochtar, 1998 : 116)
3. Laktasi
Masing masing buah dada terdiri dari 15-24 labus yang terletak radiar dan terpisah satu
sama lain oleh jaringan lemak. Tiap labus terdiri dari lobula yang terdiri pula dari acini. Acini
ini menghasilkan air susu, tiap lobulus mempunyai cairan halus untuk menghasilkan dan
mengalirkan air susu. Tiap lobulus mempunyai saluran halus untuk mengalurkan air susu,
pembentukan ASI dipengaruhi oleh hormon prolaktin yang berasal dari bagian depan kelenjar
umbi. Selama terbentuk zat ini hormons esterogen oleh uri pembentukan prolaktin terlambat.
Dengan terhentinya pengaruh esterogen selama persalinan, maka produksi prolaktin
meningkat keadaan ini menyebabkan kelenjar mammae membentuk ASI. Pembentuk ASI
dimulai 3-4 jam post partum. Hormon oksitosin memegang peranan penting dalam
mekanisme pengeluaran ASI dari seluruh kelenjar
(Sarwono, 2002 : 238)
Adalah tindakan membimbing pasien keluar dari tempat tidur dan membimbing selekas
mungkin berjalan.
Keuntungan:
2. Diet
Makanan harus bergizi cakupan kalori, protein, banyak sayuran, dan buah untuk memulihkan
4. Perawatan Payudara
c. Apabila putting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar pada sekitar putting susu
d. Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selam 24 jam, ASI dapat diminumkan dengan
sendok.
a. Pemeriksaan umum
b. Keadaan umun
c. Payudara
d. Dinding perut
6. Senam nifas
Tujuan
c. Memperbaiki perdarahan
e. Mempercepat involusio
f. Menghindari kelainan
a. Follow up
b. Susukan bayi anda sesegera mungkin
1. secara fisik aman melalui hubungan hubungan suai istri begitu darah merah berhenti, dan
ibu dapat memasukkan satu atau dua jari ke dalam vagina tanpa rasa sakit. Begitu darah
merah berhenti dan ibu tidak merasa nyeri maka aman untuk melakukan hubungan suami istri
2. banyak budaya yang memiliki tradisi menunda masa hubungan suami istri sampai masa
waktu tertentu. Misalnya 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan tergantung
1. Alasan Datang
Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya pada tangal 12 Desember 2011 jam 12.10 WIB
dan saat ini ibu mengatakan badannya lemas dan perutnya mules.
a. Para : 2, A : 0, Hidup : 2
Kala II = 15 menit
Kala III = 10 menit
Kala IV = 2 jam
g. Perdarahan : Kala I : - cc
Kala II : 100 cc
Kala III : 150 cc
Kala IV : 75 cc
Jumlah : 325 cc
i. Penolong : Bidan
BB : 3,2 Kg
PB : 50 cm
3. Rawat Gabung : ya
Alasan : untuk memudahkan bayi mendapatkan ASI dan mendekatkan ibu dengan
bayinya.
4. Riwayat Menstruasi
a) Menarche : 14 tahun
b) Lama : 7 hari
c) Warna : Merah Segar
d) Siklus : 28 hari
e) Banyaknya : 3 - 4x ganti pembalut/hari
f) Keluhan : tidak ada
g) Amenorea : tidak ada
5. Riwayat Perkawinan
a. Umur waktu menikah : 21 tahun
b. Kawin berapa kali : Ibu mengatakan 1 kali menikah
c. Lama perkawinan : Ibu mengatakan 8 tahun menikah
d. Jumlah anak : Ibu mengatakan mempunyai 2 anak
6. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang : ibu mengatakan badannya lemas dan perutnya mules setelah
persalinan
b. Riwayat kesehatan yang lalu : Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menurun ( ashma,
DM ), menular ( TBC ), menahun ( jantung ) seperti seperti dada berdebar debar
(jantung),sering makan,minum, dan kencing (DM), sesak nafas (Asma),tekanan darah
>140/90 mmHg (Hipertensi). Sakit Kuning (Hepatitis), Kejang sampai keluar busa (Epilepsi)
dan keputihan Gatal Gatal (PMS).
c. Riwayat kesehatan keluarga : Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak menderita penyakit
menurun ( ashma, DM ), menular ( TBC ), menahun ( jantung ) seperti seperti dada berdebar
debar (jantung),sering makan,minum, dan kencing (DM), sesak nafas (Asma),tekanan darah
>140/90 mmHg (Hipertensi). Sakit Kuning (Hepatitis), Kejang sampai keluar busa (Epilepsi)
dan keputihan Gatal Gatal (PMS).
Ibu mengatakan sangat senang dengan kelahiran bayinya dan dapat lahir dengan selamat dan
keadaan bayinya sehat.
Suami memberi dukungan mental pada ibu dan menyediakan kebutuhan ibu dan bayinya dan
membantu urusan rumah tangga nanti.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Baik Kesadaran : CM
b. Vital Sign : TD : 120/70 mmHg N : 82 x/ menit
0
S : 37 C R : 22x/ menit
c. BB sebelum hamil : 46 kg
BB sekarang : 59 kg
d. TB : 158 cm
e. LILA : 27 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala dan Leher
ambut : warna hitam, bersih, pertumbuhan baik, kulit kepala tidak ada lesi
Wajah : tidak ada oedem, simetris
ata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada sekret
idung : bersih, tidak ada polip, simetris, tidak ada secret
ulut : bersih, warna kemerahan, siemtris
igi : gigi tidak ada caries, tidak ada karang gigi
usi : warna kemerahan, tidak ada oedem
ibir : warna merah, ada kelembapan, simetris, tidak ada lesi
nga : bersih,tidak ada serumen
2. Leher : Kelenjar thyroid : tidak ada pembengkakan
Kelenjar Parotis : tidak ada pembengkakan
Bentuk : simetris
Massa : tidak ada massa
Kekakuan : tidak ada
3. Dada
Auskultasi jantung : normal
Auskultasi paru : normal
Bentuk : simetris
4. Payudara
Pembesaran : Ada
Bentuk dan ukuran : Simetris
Warna : Normal
Keadaan putting : Menonjol
Pengeluaran : Ada
Jenis : Kolostrum
Hyeprpigmentasi : Areola
Benjolan : Tidak ada benjolan / massa
Nyeri : Tidak nyeri
KGB Axila : tidak ada pembesaran
5. Abdomen :
TFU : 2 jari di bawah pusat
Kontraksi : Baik
Konsistensi : Teratur
6. Genetalia :
Oedem : tidak ada oedem
Varices : tidak ada varices
PPV :
Warna Loche : Merah
Jenis : Rubra
Banyaknya : 1-2 kali ganti pembalut/hari, penuhnya 75 cc
Bau : Khas Darah
Infeksi : Tidak ada
Kelenjar Bartholini : tidak ada oedem, massa maupun cairan abnormal.
7. Perineum dan Anus :
Luka jahitan : tidak ada
Keadaan luka : tidak infeksi
Tanda radang : tidak ada radang
Keadaan vulva : normal
Anus : tidak haemorroid
Kelainan : tidak ada
8. Ekstremitas :
Atas : Baik
Bawah : Baik
Oedem : tidak ada
Varices : tidak ada
Kuku jari : kemerahan
Reflek patella : +/+
9. Obat obatan yang dipakai :
Etamox 3 x 500 mg/ hari
Asam Mefenamat 3 x 500 mg/ hari
10. Pemeriksaan Penunjang : tidak dilakukan pemeriksaan
II. INTERPRETASI DATA
Tanggal / jam : 12 Desember 2011/ 14.15 WIB
1. Diagnosa Kebidanan
Ny. S P2A0 umur 29 tahun 2 jam post partum dengan nifas normal.
ar Subyektif : ibu mengatakan telah melahirkan bayinyaa 2 jam yang lalu dan sekarang badannya masih
lemas serta perutnya terasa mules.
ar Obyektif : KU : Baik Kesadaran : composmentis
VS : T : 120/70 mmHg R : 22 x/menit
N : 82 x/menit S : 370C
TFU : 2 jari dibawah px
Kontraksi uterus : keras, konsistensi uterus: teratur
PPV : Lochea Rubra, Warna Merah, Banyaknya 75 cc.
Pemeriksaan Payudara :
Pembesaran : Ada
Bentuk dan ukuran : Simetris
Warna : Normal
Keadaan putting : Menonjol
Pengeluaran : Ada
Jenis : Kolostrum
Hyeprpigmentasi : Areola
Benjolan : Tidak ada benjolan / massa
Nyeri : Tidak nyeri
2. Masalah
Tidak ada
III. DIAGNOSA POTENSIAL dan ANTISIPASI
Tidak ada
IV. TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V. PERENCANAAN
Tanggal/Jam : 12 Desember 2011/ 14.20 WIB
1. Observasi KU ,VS, PPV. TFU, dan kontraksi uterus.
2. Beritahu ibu tentang penyebab mules
3. Anjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini.
4. Beritahu ibu tentang cara menjaga personal hygine.
5. Beritahu ibu cara menyusui yang benar
6. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesuai kebutuhan.
7. Anjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi seimbang.
8. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
9. Berikan terapi.
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal/Jam : 12 Desember 2011/ 14.20 WIB
1) Mengobservasi KU ,VS, PPV. TFU, dan kontraksi uterus.
2) Memberitahu ibu tentang penyebab mules : disebabkan oleh adanya kontraksi dari uterus
untuk kembali ke keadaan semula sebelum hamil.
3) Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini seperti mulai miring, duduk dan
benjalan jalan.
4) Memberitahu ibu tentang cara menjaga personal hygine :
Kebersihan mandi 2 x sehari.
Saat setelah BAK / BAB mencuci vulva hingga bersih dari depan ke belakang.
Mengganti pembalut bila penuh atau 2 3 x sehari.
5) Memberitahu ibu cara menyusui yang benar :
Bayi diletakkan di lengkung tangan ibu, telapak tangan ibu memegang bokong dan kepala
bayi menghadap ke payudara ibu, perut bayi menempel perut ibu.
Kepala, telinga dan bahu sejajr satu garis lurus.
Oleskan sedikit air susu ibu ke putting susu ibu dan areola.
Sangga payudara ibu dengan tangan, kemudian rngsang mulut bayi agar membuka dengan
menggunakan putting susu ibu.
Masukkanputting susu ibu dan sebagian areola segera setelah bayi membuka mulut.
Perhatikan bayi selama menyusui agar tidak tersedak.
Bila bayi sudah puas keluaran putting susu secara perlahan dengan menarik perlahan dagu
bayi atau dengan memasukkan jari kelingking dari sisi mulut bayi.
Oleskan sedikit air susu ibu ke putting dan areola dan biarkan sampai kering.
6) Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesuai kebutuhan.
7) Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi seimbang.
8) Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
9) Memberikan terapi :
Etamox 3 x 500 mg/ hari
Asam Mefnamat 3 x 500 mg/ hari
VII. EVALUASI
Tanggal/Jam : 12 Desember 2011/ 14.20 WIB
1. KU : Baik Kesadaran : composmentis
VS : T : 120/70 mmHg R : 22 x/menit
N : 82 x/menit S : 370C
TFU : 2 jari dibawah px
Kontraksi uterus : keras, konsistensi uterus: teratur
PPV : Lochea Rubra, Warna Merah, Banyaknya 75 cc.
2. Ibu sudah paham jika perutnya itu mules disebabkan karena adanya kontraksi rahim untuk
kembali ke bentuk semula.
3. Ibu sudah bisa miring, dudu dan berjalan jalan.
4. Ibu bersedia untuk menjaga personal hygiene.
5. Ibu sudah mengetahui cara menyusui yang benar.
6. Ibu bersedia untuk menyusui bayinya sesuai keinginan dan kebutuhan bayinya.
7. Ibu bersedia dan akan makan makanan yang bergizi seimbang.
8. Ibu bersedia untuk beristirahat yang cukup.
9. Terapi telah diberikan pada ibu.
DATA PERKEMBANGAN
I. Subyektif :
Ibu mengatakan rasa mules di perutnya sudah berkurang
Ibu mengatakan badannya sudah tidak lemas lagi.
Ibu mengatakan sudah menyusui bayinya dan ASI yang keluar lancar
Ibu mengatakan sudah mulai berjalan.
II. Obyektif :
KU : Baik Kesadaran : Composmentis
VS : T : 120 / 70 mmHg S : 36,5 0C
N : 84 x / menit R : 24 x / menit
TFU : 2 jari bawah pusat
Payudara : pengeluaran ASI lancar, jenis kolostrum
Kontraksi uterus : keras, konsistensi teratur
PPV : lochea rubra, warna merah, banyak 4- 6 x ganti pembalut, penuhnya
100 cc
III. Assesment :
Ny. S P2A0 umur 29 tahun 2 jam post partum hari kedua dengan nifas normal.
IV. Penatalaksanaaan :
Tanggal / jam : 13 Desember 2011/ 07.30 WIB
a. Observasi KU , VS, PPV, TFU, dan kontraksi uterus.
Mengobservasi KU, VS, PPV, TFU dan kontraksi uterus.
U : Baik Kesadaran : Composmentis
S : T : 120 / 70 mmHg S : 36,5 0C
N : 84 x / menit R : 24 x / menit
FU : 2 jari bawah pusat
yudara : pengeluaran ASI lancar, jenis kolostrum
ontraksi uterus : keras, konsistensi teratur
PV : lochea rubra, warna merah, banyak 4- 6 x ganti pembalut, penuhnya 100 cc
b. Anjurkan ibu untuk terus menyusui bayinya secara on demand.
Menganjurkan ibu untuk terus menyusui bayinya secara on demand
Ibu bersedia untuk menyusui bayinya secara on demand
c. Anjurkan ibu untuk cukup istirahat, makan makanan yang bergizi dan minum yang cukup.
Menganjurkan ibu untuk cukup istirahat, makan makanan yang bergizi dan minum yang
cukup
Ibu bersedia ibu untuk cukup istirahat, makan makanan yang bergizi dan minum
yang cukup
d. Jelaskan pada ibu tentang tanda tanda bahaya pada masa nifas.
Menjelaskan pada ibu tentang tanda tanda bahaya pada masa nifas
Tanda tanda bahaya pada masa nifas :
1. Perdarahan dan pengeluaran abnormal.
2. Sakit daerah perut atau punggung.
3. Bengkak pada ekstremitas.
4. Demam / muntah / sakit pada saat BAK.
5. Sakit kepala terus menerus / penglihatan kabur / nyeri ulu hati.
6. Perubahan pada payudara : payudara berubah enjadi merah, panas dan terasa sakit.
7. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama.
8. Rasa sakit / nyeri, kemerahan, panas disertai dengan area pada betis keras.
9. Depresi ostpartum ; perasaan sedih / tidak mampu mengasuh bayinya sendiri, perasaan
letih, nafas terengah rengah.
Ibu sudah mengetahui tanda tanda bahaya pada masa nifas.
e. Jelaskan pada ibu tentang pendidikan kesehatan ASI Eksklusif.
Menjelaskan pada ibu tentang pendidikan kesehatan ASI Eksklusif
1. Pengertian ASI Eksklusif : pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa
tambahan cairan ataupun makanan lain.
2. Manfaat ASI eksklusif :
Pada ibu : lebih hemat, melindungi dan mencegah kanker payudara, membentu
menurunkan berat badan dan mengembalikan bentuk ideal tubuh ibu seperti sebelu hamil.
Pada bayi : mudah dalam memberikan dan lebih higienis, relatif aman dan
kemungkinan terjadi alergi.
3. Cara Penerapan ASI Eksklusif :
IMD selama 1 jam setelah kelahiran bayinya.
ASI Eksklusif diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan atau minuman.
ASI diberikan secara on demand, setiap hari setiap malam.
ASI diberikan tidak menggunakan botol, cangkir, maupun dot.
4. Cara penyimpanan ASI:
ASI dapat disimpan dalam botol gelas/ plastik, termasuk plastik klip 80 100 cc.
ASI yang disimpan dalam frezer dan sudah dikeluarkan sebaiknya tidak digunakan lagi
setelah 2 hari.
ASI beku perlu dicairkan dahulu dalam lemari es 40C
ASI tidak boleh dipanaskan.
5. Jenis ASI
Kolostrum : pencahar yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usu bayo baru
lahir segera bersih dan siap menerima ASI, duhasilkan pada hari pertama sampai hari
keempat.
ASI Peralihan: ASI ini diproduksi pada hari kelimasampai hari kesepuluh, komposisi protein
semakin rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang semakin tinggi.
ASI Matur : ASI yang disekresikan pada hari kesepuluh sampai seterusnya, ASI matur
merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai
enam bulan.
f. Komposisi ASI :
1. Imunoglobulin : seperti IgA, IgM, IgD, dan IgE
2. Lisozim : terdapat dalam ASI sebanyak 6 300 ml / 1000 ml, fungsinya bakteriostatik
terhadap enterobakteria dan kuman gram (-)
3. Laktoperiodase: membantu membunuh streptococcus
4. lipase. : zat antivirus
4.1. Kesimpulan
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas normal dengan tujuh langkah
varney, penulis mengambil kesimpulan :
4.1.1. Penulis telah mendapatkan pengalaman nyata dalam melakukan Asuhan kebidanan pada ibu
nifas normal di BPS Ny. ARI Gemolong Sragen.
4.1.2. Hasil pengkajian yang penulis dapatkan yaitu Ny. S P 1A0 post partum normal telah
melahirkan dan badannya lemas, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu normal,
riwayat persalinan normal, anak hidup jenis kelamin perempuan, BB 3200 gram, PB 50 cm,
rawat gabung. Riwayat kesehatan di dalam keluarga tidak ada yang menderita apapun,
kebiasaan sehari-hari dalam batas normal, ibu dan keluarga sangat senang atas kelahiran
bayinya, ibu sedikit tahu cara perawatan payudara dan bayinya, alat kontrasepsi yang dipakai
adalah KB suntik 3 bulanan. Data obyektif dalam batas normal, masalah perut ibu terasa
mules, diagnosa potensial dan antisipasi tidak ada, tindakan segera tidak ada, intervensi
observasi KU dan VS, observasi kontraksi uterus, observasi TFU dan PPV, beri KIE tentang
penyebab mules, cara menjaga personal hygiene, cara menyusui yang benar, beri KIE tentang
tanda bahaya nifas Evaluasi KU baik, ibu sudah tahu penyebab mules, cara menjaga personal
hygiene, cara menyusui yang benar, ibu sudah tahu tanda bahaya nifas, Vital Sign T : 120/80
mmHg, N : 84 x/menit, S : 36,50C, R : 24 x/menit.
4.1.3. Dalam pelaksanaan Asuhan kebidanan pada ibu nifas normal pada Ny. S tidak ada
kesenjangan antara teori dengan praktek di lahan praktek
4.2. Saran
4.2.1 Bagi Tenaga Kesehatan
- Hendaknya selalu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan perkembangan
IPTEK
- Diharapkan dapat bekerjasama dalam mengatasi masalah yang akan timbul Bagi Rumah
Sakit
4.2.2 Bagi Rumah Sakit
Diharapkan memiliki peralatan yang cukup untuk menangani masalah gawat darurat pada
masa nifas
4.2.3 Bagi Pasien
Setelah diberikan asuhan diharapkan pasien dapat mengenali tanda bahaya pada masa nifas
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Prawirohardjo, Sarwono. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo