Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN INSTALASI GAWAT DARURAT

BULAN JANUARI 2016

I. PENDAHULUAN

Gawat darurat adalah suatu keadaan yang mana penderita memerlukan pemeriksaan
medis segera, apabila tidak dilakukan akan berakibat fatal bagi penderita. Instalasi Gawat
Darurat (IGD) adalah salah satu unit di rumah sakit yang harus dapat memberikan playanan
darurat kepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan mengalami kecelakaan, sesuai
dengan standar.

IGD adalah suatu unit integral dalam satu rumah sakit dimana semua pengalaman pasien
yang pernah datang ke IGD tersebut akan dapat menjadi pengaruh yang besar bagi masyarakat
tentang bagaimana gambaran Rumah Sakit itu sebenarnya. Fungsinya adalah untuk menerima,
menstabilkan dan mengatur pasien yang menunjukkan gejala yang bervariasi dan gawat serta
juga kondisi-kondisi yang sifatnya tidak gawat.

Sudah tidak disangsikan bahwa Instalasi Gawat Darurat (IGD) di sebuah rumah sakit
merupakan pintu gerbang pelayanan sekaligus etalase kualitas pelayanan rumah sakit, yang
akan dinilai oleh masyarakat pengguna rumah sakit. Oleh karenanya IGD di rumah sakit
haruslah benar benar dapat mewakili pencitraan setiap rumah sakit, dimana semua aspek
pelayanan yang dilaksanakan di IGD tersebut merupakan gambaran pelayanan kesehatan secara
keseluruhan dari rumah sakit.

IGD yang merupakan unit kerja fungsional di rumah sakit menghimpun dan
menggambarkan hampir semua bentuk sumber daya yang ada di rumah sakit, baik bangunan
fisik, peralatan dan SDM kesehatan yang diarahkan untuk memberikan pelayanan pada
masyarakat pengguna dalam keadaan siap pakai 24 jam.

Peningkatan fungsi dan pelayanan rumah sakit merupakan fenomena yang selalu
dihadapi oleh para pengelola rumah sakit. Menurut Haryadi dan Slamet (1996) perencanaan
pengembangan dalam rangka peningkatan fungsi dan pelayanan rumah sakit selalu berdasarkan
keadaan sebenarnya saat ini untuk mencapai kondisi yang lebih baik di saat mendatang. Untuk
mengetahui keadaan sebenarnya dari prasarana dan sarana fisik saat ini perlu dilakukan evaluasi
berkesinambungan (surveilans). Oleh karena itu, upaya untuk terus mempertahankan mutu di
bagian Instalasi Gawat Darurat dilakukan dengan pelaporan, monitoring, dan evaluasi yang
bermanfaat sebagai pertimbangan untuk penyusunan dan pengambilan keputusan untuk
pengembangan pelayanan di Instalasi Gawat Darurat.

1
II. TUJUAN

Untuk mengevaluasi kinerja dan pelayanan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Puri Asih

III.PEMBAHASAN

1. Pelayanan

Jumlah pasien pada bulan Januari 2015 adalah 686 orang dengan rata-rata jumlah pasien
bulan Januari 2016 adalah 22 orang per hari. Jumlah total pasien emerjensi bulan Januari
446, Non emerjensi (False Emergency) 234, tidak ada pasien meninggal saat stabilisasi
penanganan IGD, sedangkan pasien dengan DOA tercatat sebanyak 2 orang. Pasien
Emerjensi Kecelakaan bulan Januari 64 orang, dengan rincian pasien Kecelakaan lalu lintas
53 orang, kecelakaan non lalu-lintas 7 orang dan Kecelakaan Kerja 4 pasien.

2. Sarana dan Prasarana

Alat-alat emergency sebagian besar sudah tersedia.

3. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia di Instalasi Gawat Darurat hingga bulan Desember tidak
mengalami susunan perubahan penambahan/ pengurangan. Jumlah tenaga medis dokter
terdiri dari 7 orang dokter umum fungsional. Sedangkan dari bagian keperawatan total
masih sama terdiri dari 9 orang perawat IGD dan tanpa perawat magang dari instansi
pendidikan keperawatan.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Pelayanan

Pelayanan Instalasi Gawat Darurat bulan Januari 2016 berjumlah 686 orang pasien,
naika 94 pasien (15%) bila dibandingkan dengan bulan Desember 2015, mengalami
kenaikan 25 pasien (4%) bila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2015, turun 121
pasien (15,0%) dibandingkan tahun 2014 dan turun 37 pasien (5,0%) dibanding tahun 2013.

Pada bulan Januari 2016, pasien emerjensi IGD sebanyak 446 pasien (65.0%) dan non
emerjensi sebanyak 174 pasien (34,0%), sisanya 6 pasien (1,0%) merupakan pasien DOA
(Dead on Arrival). Pasien kecelakaan tercatat sebanyak 64 orang, terdiri dari pasien
kecelakaan lalu lintas 53 orang (82.0%), non kecelakaan lalu lintas 7 orang (10%), dan
kecelakaan kerja 4 orang (2,0%). Jumlah pasien kecelakaan turun 13 pasien (18,0%)
dibandingkan bulan sebelumnya dan turun 37 pasien (37,0%) bila dibandingkan dengan
bulan yang sama tahun 2015. Dari keseluruhan pasien kecelakaan yang ada, tercatat hanya 1
pasien saja yang diantar oleh pihak berwajib (polisi) selebihnya diantar angkot dan

2
keluarga/ penolong pasien.

Respon time IGD untuk penanganan pasien emergency adalah 0%, sesuai standar karena
tidak ada pasien emergency yang ditangani lebih dari 5 menit di IGD.

Proses evaluasi lebih jauh masih sedang dalam proses, pengumpulan data melalui form
kritik-saran tetap dilakukan, evaluasi akan dilakukan setelah data terkumpul per seratus
orang (form isian).

2. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana untuk Instalasi Gawat Darurat masih diperlukan beberapa alat
medis dan non medis untuk menunjang pelayanan.

3. Sumber Daya Manusia

Jumlah Sumber Daya Manusia untuk Instalasi Gawat Darurat dirasa belum mencukupi ,
terlebih untuk dokter jaga. Sesuai ketentuan sebagai Rumah Sakit maka minimal dokter jaga
tetap berjumlah 9 orang,.kebutuhan dokter jaga untuk saat ini masih diperlukan setidaknya 1
dokter jaga. Rumah Sakit dengan sumber daya terbatas harus segera ditutup untuk menjaga
pelayanan Rumah Sakit agar tetap berjalan maksimal. Sementara itu peningkatan
kemampuan dan keterampilan medis harus tetap berjalan dengan mengikutsertakan dokter
maupun perawat jaga melalui pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
yang sudah dimiliki.

Pembentukan program kerja serta evaluasinya mulai diberlakukan sebagai upaya


peningkatan serta kontrol mutu di tiap Unit dalam hal Ini UGD sebagai pelayanan terdepan
di Rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai